Share

Bab 212 Sama-Sama Belum Menikah

Author: Syakia
Di tengah tatapan penuh ejekan dan penasaran dari banyak orang, Sunny akhirnya mengangkat kepalanya perlahan. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi.

"Itu bukan Milla ya?"

"Itu Sunny!"

Kerumunan berseru kaget.

"Tuh, 'kan? Dari tadi aku udah curiga. Milla itu sosialita nomor satu di Kota Huari. Madam Besar saja sangat menghargainya. Tadi aku udah merasa nggak mungkin dia terlibat. Kalau Sunny ... dia jelas masuk daftar tersangka sejak awal!"

"Memangnya kapan Sunny balik ke Kota Huari? Apa netizen Kota Huari menerima kepulangannya?"

Begitu melihat wajah Sunny, Chris langsung paham kenapa tadi Milla mengundangnya menonton pertunjukan. Wajah Sunny penuh dengan ekspresi tertekan, penyesalan, dan tidak percaya.

Dia juga paham kenapa Sunny mengenakan gaun yang mirip dengan gaun Milla. Sepertinya, semua ini memang sudah dirancang oleh Milla.

"Kamu sampai bisa dijebak sama perempuan kayak gini?" Chris menoleh ke arah Yoan, memarahi dengan galak.

Yoan menunduk, kelihatan sangat tertekan.

Chris me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 213 Lebih Bodoh dari yang Dibayangkan

    Wilson melambaikan tangan. Orang di belakangnya segera maju dan menyerahkan rekaman CCTV kepada staf untuk disambungkan ke proyektor.Meskipun yang direkam adalah momen saat listrik padam, dalam cahaya biru yang redup masih bisa terlihat bayangan orang-orang.Di dalam ruangan itu, Yoan dari awal sampai akhir hanya duduk di belakang sofa, sementara Sunny terus berada di dekat pintu dan berteriak-teriak. Sampai listrik kembali menyala dan ada yang mengetuk pintu, Sunny baru sadar Yoan berada di dalam ruangan itu.Setelah melihat rekaman, semua orang di tempat itu pun mendengus dengan jijik."Ya ampun! Tadi Sunny mengungkit tentang harga diri, 'kan? Kalau dia berani bohong soal hal begini, berarti dia nggak punya harga diri!""Perempuan kayak dia seram banget! Yoan bahkan nggak ladeni dia sama sekali, tapi dia bisa bilang dirinya dilecehkan? Terus ajak ibunya buat pura-pura jadi korban dan minta Keluarga Mahendra tanggung jawab? Gila!""Ajak ibunya saja sudah kelihatan niatnya dari awal!

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 214 Silas

    "Levis menyelidikiku?" Milla terlihat bingung.Grup Jauhari dan Grup Bakhtiar sudah bersaing selama bertahun-tahun. Levis sangat memahami Grup Jauhari, jadi apa alasannya menyelidiki dirinya? Atau apa nilai yang dimilikinya sampai Levis perlu repot-repot menggerakkan orang secara diam-diam?"Aku akan suruh orang untuk terus awasi. Pokoknya kamu hati-hati," kata Joy.Milla belum menemukan jawabannya sekarang, jadi dia memilih menyingkirkan urusan ini dulu dari pikirannya. "Besok pagi aku harus ke kantor pusat Bazaar buat finalisasi konsep pemotretan. Kamu ikut aku ya.""Oke, siap," sahut Joy.Pemotretan sampul Bazaar kali ini memang melibatkan agensi humas Joy. Konsepnya sendiri sudah direvisi dua kali dan sekarang sudah hampir final.Tema pemotretan ini adalah Hutan Parfum dan edisi barunya diperkirakan akan berdampak besar terhadap promosi parfum Grup Jauhari. Ditambah lagi, ada kejutan yang luar biasa.Preston secara khusus mengundang fotografer legendaris internasional, Silas, untuk

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 215 Pria yang Sembunyi di Kamar

    Milla dan Joy telah mengonfirmasi versi akhir dari konsep pemotretan bersama tim Bazaar. Semua berjalan dengan lancar. Pemotretan resmi dijadwalkan esok hari.Fotografer genius yang terkenal, Silas, juga sudah tiba di Kota Huari. Dia menyukai ketenangan. Hotel tempatnya menginap sangat menjaga privasi.Malam itu, Silas duduk di pojok area makan sambil menikmati santapan buffet. Suara dari meja sebelah terus mengusik ketenangannya. Dua perempuan muda sedang mengobrol dan obrolan mereka sesekali terdengar olehnya."Katanya Pak Silas bakal kerja bareng Bazaar kali ini. Duh, nggak sabar banget lihat hasilnya!""Tapi, katanya modelnya Milla. Ih, langsung bikin ilfeel!""Ya juga sih. Milla itu nggak punya kemampuan apa-apa, munafik lagi. Cuma modal duit dari keluarga, tapi gayanya sok banget. Dengar-dengar dia jahat sekali sama pembantu.""Dia bisa sampai di titik ini cuma karena numpang nama Madam Besar. Setiap hari berdrama di kalangan sosialita, buat suasana kacau saja.""Tapi, dia ada ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 216 Aku Punya Prinsip

    Di saat itu juga, Milla merasa sepatu hak tingginya seperti menginjak sesuatu yang empuk. Dia terkejut, langsung melompat mundur selangkah. Setelah menenangkan diri, dia berteriak, "Siapa? Keluar!""Tenang, aku bukan orang jahat." Suara pria terdengar dari bawah meja.Beberapa detik kemudian, taplak meja tersingkap. Dari bawahnya merangkak keluar seorang pria bertubuh kurus dan tinggi serta berkulit pucat. Sorot matanya dalam dan rambut panjangnya ikal berwarna cokelat. Dari penampilannya, dia terlihat masih muda. Di tangannya terdapat sekaleng minuman beralkohol yang tutupnya sudah terbuka.Milla secara refleks mengejapkan mata. Bukankah ini Silas?Fotografer genius yang tersohor itu. Sejak umur 12 tahun, karyanya sudah menyapu penghargaan internasional. Tak peduli manusia atau benda, semuanya seperti bisa memancarkan aura magis asalkan berada di depan kameranya.Silas meletakkan kaleng di tangannya, berjalan ke pintu, dan menutup pintu ruang properti itu. Dia berkata, "Aku bukan oran

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 217 Aku Mau Dia

    Mata Milla langsung menajam. Dia bertanya, "Kalian mau apa lagi?""Tadi kamu lihat fotografer berambut panjang ikal, pakai kacamata, laki-laki?" tanya para wartawan. "Kami jelas-jelas dapat info kalau dia sembunyi di ruang properti ini."Milla diam-diam menghela napas lega. Sepertinya para wartawan ini belum menyadari apa-apa. Dia tetap bersikap tegas. "Tadi 'kan sudah kubilang, aku lagi istirahat di sini. Mana mungkin aku lihat siapa-siapa?"Beberapa wartawan mengangguk kecewa, bersiap pergi. Namun, Milla tiba-tiba mendapat ide dan segera memanggil mereka, "Tunggu dulu!""Kalian bilang, laki-laki dengan rambut panjang ikal?" tanya Milla seperti sedang mengingat-ingat."Betul!" Salah satu wartawan menambahkan, "Rambut cokelat ikal."Milla masih berpura-pura berpikir. "Sebelum aku masuk ke ruangan ini, kayaknya aku sempat lihat seseorang seperti itu lewat ....""Di mana kamu lihat dia?" Para wartawan langsung bersemangat."Di sana!" Milla berjalan ke arah pintu dan menunjuk ke satu arah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 218 Situasi Berbalik

    Lift turun dari lantai 57 ke lantai satu.Milla menceritakan kejadian di ruang properti tadi kepada Joy. Joy tidak bisa menahan diri untuk berseru, "Kamu seharusnya ancam dia!""Bilang saja kalau dia nggak mau fotoin kamu, kamu bakal ungkap ke publik kalau dia punya fobia sosial dan bukan pria genius atau pria polos seperti yang diberitakan! Dia suka mabuk dan temperamennya buruk!"Sudut bibir Milla terangkat sedikit. "Memangnya apa gunanya buatku kalau menjelekkan seorang fotografer genius?"Begitu mereka sampai di lantai dasar, ponsel Milla berdering. Dia mengeluarkannya dari tas dan melihat layar. Ternyata telepon dari Preston. Mata Milla sontak berkilat, dia sudah bisa menebak sesuatu."Bu Milla, maaf banget. Itu ... kami harus merepotkanmu untuk kembali ke atas. Hari ini kita tetap melakukan pemotretan sesuai rencana awal ...." Suara Preston terdengar dari seberang telepon.Milla tersenyum tipis, sepertinya Silas memang orang yang kaya akan emosi.Joy tersenyum geli di sampingnya.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 219 Inspirasi

    "Benar sekali, model sampul utama kami hari ini adalah Milla. Itu permintaan langsung dari Pak Silas sendiri," ujar Preston dengan tegas.Silas memang tidak suka diwawancarai wartawan. Sebelum dia diundang hari ini, asistennya bahkan sudah menekankan hal itu. Namun, entah dari mana, tiba-tiba segerombolan wartawan datang dan mencegat Silas, membuatnya sampai terpisah dari asistennya karena panik. Fashion Bazaar nyaris membuat Silas marah besar.Kalau saja Silas tidak tiba-tiba tertarik pada Milla dan bahkan menyebut Milla sebagai sumber inspirasinya sampai bersikeras ingin memotretnya, mungkin Silas sudah meninggalkan lokasi sejak tadi.Jadi, ketika Preston mendengar bahwa wartawan-wartawan itu diundang oleh Grace, dia pun kesal dan memilih meluapkannya di tempat."Sejak awal Bu Milla adalah pilihan utama kami untuk sampul edisi kali ini. Mungkin rekan-rekan wartawan mendapat informasi yang salah. Sebenarnya, yang digantikan adalah Grace. Wawancara halaman dalam yang semula direncanaka

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 1 Dia Cuma Orang Pincang

    Gedung Daya, tempat parkir.Sebuah mobil Audi berwarna perak berguncang hebat.Bagasi mobil terbuka sedikit ....Milla Jauhari bersembunyi di dalamnya, mendengar napas terengah-engah pria dan wanita di dalam mobil. Hatinya terasa remuk dan sakit.Tanpa memberi tahu tunangannya terlebih dahulu, dia menyelesaikan pekerjaan lebih awal untuk pulang ke negara asal malam ini. Dia menghias bagasi mobilnya dengan balon, mendandani dirinya seperti hadiah besar, dan masuk ke bagasi sambil membawa botol tequila edisi terbatas kesukaan tunangannya, meski dengan satu kaki yang terluka.Dengan penuh harap, dia menunggu hingga suara sensor mobil berbunyi. Namun, yang didengarnya justru sebuah pengkhianatan."Ryan, hari ini ulang tahunmu. Kamu nggak takut Milla nyari kamu?""Hmph, kasus hukum yang dia hadapi itu sangat merepotkan. Dia sekarang lagi di Parlis, sibuk sama urusannya sendiri. Mana mungkin dia datang ke sini?""Kalau begitu, aku harus bikin lebih banyak masalah lagi ya?" tanya wanita itu d

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 219 Inspirasi

    "Benar sekali, model sampul utama kami hari ini adalah Milla. Itu permintaan langsung dari Pak Silas sendiri," ujar Preston dengan tegas.Silas memang tidak suka diwawancarai wartawan. Sebelum dia diundang hari ini, asistennya bahkan sudah menekankan hal itu. Namun, entah dari mana, tiba-tiba segerombolan wartawan datang dan mencegat Silas, membuatnya sampai terpisah dari asistennya karena panik. Fashion Bazaar nyaris membuat Silas marah besar.Kalau saja Silas tidak tiba-tiba tertarik pada Milla dan bahkan menyebut Milla sebagai sumber inspirasinya sampai bersikeras ingin memotretnya, mungkin Silas sudah meninggalkan lokasi sejak tadi.Jadi, ketika Preston mendengar bahwa wartawan-wartawan itu diundang oleh Grace, dia pun kesal dan memilih meluapkannya di tempat."Sejak awal Bu Milla adalah pilihan utama kami untuk sampul edisi kali ini. Mungkin rekan-rekan wartawan mendapat informasi yang salah. Sebenarnya, yang digantikan adalah Grace. Wawancara halaman dalam yang semula direncanaka

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 218 Situasi Berbalik

    Lift turun dari lantai 57 ke lantai satu.Milla menceritakan kejadian di ruang properti tadi kepada Joy. Joy tidak bisa menahan diri untuk berseru, "Kamu seharusnya ancam dia!""Bilang saja kalau dia nggak mau fotoin kamu, kamu bakal ungkap ke publik kalau dia punya fobia sosial dan bukan pria genius atau pria polos seperti yang diberitakan! Dia suka mabuk dan temperamennya buruk!"Sudut bibir Milla terangkat sedikit. "Memangnya apa gunanya buatku kalau menjelekkan seorang fotografer genius?"Begitu mereka sampai di lantai dasar, ponsel Milla berdering. Dia mengeluarkannya dari tas dan melihat layar. Ternyata telepon dari Preston. Mata Milla sontak berkilat, dia sudah bisa menebak sesuatu."Bu Milla, maaf banget. Itu ... kami harus merepotkanmu untuk kembali ke atas. Hari ini kita tetap melakukan pemotretan sesuai rencana awal ...." Suara Preston terdengar dari seberang telepon.Milla tersenyum tipis, sepertinya Silas memang orang yang kaya akan emosi.Joy tersenyum geli di sampingnya.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 217 Aku Mau Dia

    Mata Milla langsung menajam. Dia bertanya, "Kalian mau apa lagi?""Tadi kamu lihat fotografer berambut panjang ikal, pakai kacamata, laki-laki?" tanya para wartawan. "Kami jelas-jelas dapat info kalau dia sembunyi di ruang properti ini."Milla diam-diam menghela napas lega. Sepertinya para wartawan ini belum menyadari apa-apa. Dia tetap bersikap tegas. "Tadi 'kan sudah kubilang, aku lagi istirahat di sini. Mana mungkin aku lihat siapa-siapa?"Beberapa wartawan mengangguk kecewa, bersiap pergi. Namun, Milla tiba-tiba mendapat ide dan segera memanggil mereka, "Tunggu dulu!""Kalian bilang, laki-laki dengan rambut panjang ikal?" tanya Milla seperti sedang mengingat-ingat."Betul!" Salah satu wartawan menambahkan, "Rambut cokelat ikal."Milla masih berpura-pura berpikir. "Sebelum aku masuk ke ruangan ini, kayaknya aku sempat lihat seseorang seperti itu lewat ....""Di mana kamu lihat dia?" Para wartawan langsung bersemangat."Di sana!" Milla berjalan ke arah pintu dan menunjuk ke satu arah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 216 Aku Punya Prinsip

    Di saat itu juga, Milla merasa sepatu hak tingginya seperti menginjak sesuatu yang empuk. Dia terkejut, langsung melompat mundur selangkah. Setelah menenangkan diri, dia berteriak, "Siapa? Keluar!""Tenang, aku bukan orang jahat." Suara pria terdengar dari bawah meja.Beberapa detik kemudian, taplak meja tersingkap. Dari bawahnya merangkak keluar seorang pria bertubuh kurus dan tinggi serta berkulit pucat. Sorot matanya dalam dan rambut panjangnya ikal berwarna cokelat. Dari penampilannya, dia terlihat masih muda. Di tangannya terdapat sekaleng minuman beralkohol yang tutupnya sudah terbuka.Milla secara refleks mengejapkan mata. Bukankah ini Silas?Fotografer genius yang tersohor itu. Sejak umur 12 tahun, karyanya sudah menyapu penghargaan internasional. Tak peduli manusia atau benda, semuanya seperti bisa memancarkan aura magis asalkan berada di depan kameranya.Silas meletakkan kaleng di tangannya, berjalan ke pintu, dan menutup pintu ruang properti itu. Dia berkata, "Aku bukan oran

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 215 Pria yang Sembunyi di Kamar

    Milla dan Joy telah mengonfirmasi versi akhir dari konsep pemotretan bersama tim Bazaar. Semua berjalan dengan lancar. Pemotretan resmi dijadwalkan esok hari.Fotografer genius yang terkenal, Silas, juga sudah tiba di Kota Huari. Dia menyukai ketenangan. Hotel tempatnya menginap sangat menjaga privasi.Malam itu, Silas duduk di pojok area makan sambil menikmati santapan buffet. Suara dari meja sebelah terus mengusik ketenangannya. Dua perempuan muda sedang mengobrol dan obrolan mereka sesekali terdengar olehnya."Katanya Pak Silas bakal kerja bareng Bazaar kali ini. Duh, nggak sabar banget lihat hasilnya!""Tapi, katanya modelnya Milla. Ih, langsung bikin ilfeel!""Ya juga sih. Milla itu nggak punya kemampuan apa-apa, munafik lagi. Cuma modal duit dari keluarga, tapi gayanya sok banget. Dengar-dengar dia jahat sekali sama pembantu.""Dia bisa sampai di titik ini cuma karena numpang nama Madam Besar. Setiap hari berdrama di kalangan sosialita, buat suasana kacau saja.""Tapi, dia ada ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 214 Silas

    "Levis menyelidikiku?" Milla terlihat bingung.Grup Jauhari dan Grup Bakhtiar sudah bersaing selama bertahun-tahun. Levis sangat memahami Grup Jauhari, jadi apa alasannya menyelidiki dirinya? Atau apa nilai yang dimilikinya sampai Levis perlu repot-repot menggerakkan orang secara diam-diam?"Aku akan suruh orang untuk terus awasi. Pokoknya kamu hati-hati," kata Joy.Milla belum menemukan jawabannya sekarang, jadi dia memilih menyingkirkan urusan ini dulu dari pikirannya. "Besok pagi aku harus ke kantor pusat Bazaar buat finalisasi konsep pemotretan. Kamu ikut aku ya.""Oke, siap," sahut Joy.Pemotretan sampul Bazaar kali ini memang melibatkan agensi humas Joy. Konsepnya sendiri sudah direvisi dua kali dan sekarang sudah hampir final.Tema pemotretan ini adalah Hutan Parfum dan edisi barunya diperkirakan akan berdampak besar terhadap promosi parfum Grup Jauhari. Ditambah lagi, ada kejutan yang luar biasa.Preston secara khusus mengundang fotografer legendaris internasional, Silas, untuk

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 213 Lebih Bodoh dari yang Dibayangkan

    Wilson melambaikan tangan. Orang di belakangnya segera maju dan menyerahkan rekaman CCTV kepada staf untuk disambungkan ke proyektor.Meskipun yang direkam adalah momen saat listrik padam, dalam cahaya biru yang redup masih bisa terlihat bayangan orang-orang.Di dalam ruangan itu, Yoan dari awal sampai akhir hanya duduk di belakang sofa, sementara Sunny terus berada di dekat pintu dan berteriak-teriak. Sampai listrik kembali menyala dan ada yang mengetuk pintu, Sunny baru sadar Yoan berada di dalam ruangan itu.Setelah melihat rekaman, semua orang di tempat itu pun mendengus dengan jijik."Ya ampun! Tadi Sunny mengungkit tentang harga diri, 'kan? Kalau dia berani bohong soal hal begini, berarti dia nggak punya harga diri!""Perempuan kayak dia seram banget! Yoan bahkan nggak ladeni dia sama sekali, tapi dia bisa bilang dirinya dilecehkan? Terus ajak ibunya buat pura-pura jadi korban dan minta Keluarga Mahendra tanggung jawab? Gila!""Ajak ibunya saja sudah kelihatan niatnya dari awal!

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 212 Sama-Sama Belum Menikah

    Di tengah tatapan penuh ejekan dan penasaran dari banyak orang, Sunny akhirnya mengangkat kepalanya perlahan. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat pasi."Itu bukan Milla ya?""Itu Sunny!"Kerumunan berseru kaget."Tuh, 'kan? Dari tadi aku udah curiga. Milla itu sosialita nomor satu di Kota Huari. Madam Besar saja sangat menghargainya. Tadi aku udah merasa nggak mungkin dia terlibat. Kalau Sunny ... dia jelas masuk daftar tersangka sejak awal!""Memangnya kapan Sunny balik ke Kota Huari? Apa netizen Kota Huari menerima kepulangannya?"Begitu melihat wajah Sunny, Chris langsung paham kenapa tadi Milla mengundangnya menonton pertunjukan. Wajah Sunny penuh dengan ekspresi tertekan, penyesalan, dan tidak percaya.Dia juga paham kenapa Sunny mengenakan gaun yang mirip dengan gaun Milla. Sepertinya, semua ini memang sudah dirancang oleh Milla."Kamu sampai bisa dijebak sama perempuan kayak gini?" Chris menoleh ke arah Yoan, memarahi dengan galak.Yoan menunduk, kelihatan sangat tertekan.Chris me

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 211 Kepercayaan Chris

    Begitu Chris memberi perintah, para pengawal di belakangnya langsung bergerak. Dipandu oleh wanita yang tadi berteriak, mereka menuju pintu ruangan yang tertutup rapat dan mengetuk pelan."Tuan Yoan? Tuan Yoan?"Di dalam ruangan terjadi pergulatan hebat sebelum akhirnya Yoan membuka pintu. Meskipun pakaiannya rapi, ekspresinya tampak tegang. Orang-orang yang menyaksikan telah diprovokasi oleh pihak tertentu, jadi langsung menyimpulkan telah terjadi kejadian yang tak senonoh di dalam sana."Kamu ini bodoh ya?" Chris mengerutkan alisnya, membentak dengan nada tidak sabar."Om ...." Yoan tidak bisa berkata apa-apa. Masa iya dia harus bilang kalau tantenya sendiri yang mendorongnya masuk ke perangkap ini?"Siapa wanita di dalam itu? Kenapa dia nggak keluar? Apa dia malu?" tanya seseorang."Aku tadi sempat lihat, kayaknya itu ... putri sulung Keluarga Jauhari! Milla!" seru wanita yang pertama kali berteriak itu."Apa?" Kerumunan langsung heboh."Putri sulung Keluarga Jauhari? Nggak nyangka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status