Home / Romansa / Dikejar-kejar Brondong / Bab 20 Proyek Pertama Rakha

Share

Bab 20 Proyek Pertama Rakha

Author: Leneva
last update Last Updated: 2023-12-23 19:39:53
Kehadiran Rakha yang memiliki visual diatas rata-rata, membuat para wanita di staf desain berulangkali mencuri pandang ke arahnya. Tentu saja Rakha tidak memperdulikannya bahkan ia tidak mengetahuinya, berbeda dengan Sofie yang merasakan hal tersebut, tetapi memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

Hingga, lama kelamaan Sofie merasa tidak nyaman dengan hal tersebut dan mengajak Rakha untuk menemaninya ke proyek.

"Kha, ikut aku ke Mitsuno."

"Hah, Mitsuno?"

"Iya, bank Mitsuno, dia mau renovasi, jadi kita harus ke sana buat survei dan ambil data," jawab Sofie sambil merapikan mejanya.

"Minta meteran ke Diana, trus ... hmm batre HP aman, nggak?"

"Aman?" tanya Rakha yang tidak mengerti akan maksud pertanyaan Sofie.

"Masih banyak, nggak?"

"Oh, masih Mbak. Eh mbak Diana itu ...?"

"Tuh yang mejanya di depan ruangan manajer. Diana itu sekretaris dan bendahara departemen," jawab Sofie.

"Oke," sahut Rakha yang kemudian segera melakukan apa yang diminta oleh Sofie dan setelahnya, ia mengik
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 21 Sepatu Melayang

    Matahari perlahan tenggelam, membuat cahaya terangnya menyurut. Langit biru telah menjadi kemerah-merahan dan perlahan mulai kehilangan cahayanya, layaknya hati Sofie yang kelabu. Mood Sofie kembali tidak karuan setelah kunjungannya ke Bank of Todayo Matsuno. Betapa tidak, Rakha yang baru saja diterima bekerja sebagai asistennya, tampak lebih memimpin dan dihormati saat berada di BOTM. Siapakah Rakha sebenarnya? Itupun telah menjadi tanda tanya besar dalam hati Sofie. Percuma nanya langsung ke Rakha, dia nggak bakalan jawab. Kalau memang dia bekerja di Chokusen tidak menggunakan identitas aslinya, itu urusannya dia dengan perusahaan. Yang penting urusan proyek lancar tanpa kendala, batin Sofie sambil memainkan pulpennya. "Mbak, kok diam aja dari tadi?" tanya Rakha yang membuyarkan lamunan Sofie. "Hmm lagi males ngomong aja. Oiya, hasil pendataan tadi sudah kamu masukin ke komputer?" "Sudah, Mbak. Barusan aku kirim ke e-mailnya Mbak Sofie," jawab Rakha. "Makasih, nanti aku cek.

    Last Updated : 2023-12-31
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 22 Kebut-kebutan Ala Rakha

    Keesokan paginya, aktivitas para desainer Chokusen telah dimulai seperti biasa. Semua sibuk di depan layar monitor masing-masing. Tidak terkecuali, Sofie dan Rakha yang tampak serius di depan gambar desain mereka. Tetapi, ditengah-tengah kesibukannya, beberapa kali Rakha terciduk mencuri pandang ke arah Sofie oleh Felix, yang membuat kecurigaannya akan asisten baru ini. "Kha, sini sebentar," panggil Felix setengah berbisik. "Ada apa, Koh?""Udah sini dulu," jawab Felix sambil terus memanggil Rakha dengan gestur tangannya. Rakha pun mendekat dengan meluncur menggunakan kursi kerjanya. "Ada apa, Koh?""Kamu mulai kepincut Sofie?" bisik Felix yang membuat Rakha mengernyitkan dahinya. "Apaan kepincut?""Suka, kamu mulai suka Sofie?" tanya Felix lagi. "KOH! Pertanyaan macam apa itu?!" protes Rakha. Tetapi, rasa penasaran Felix membuatnya terus bertanya, "Tinggal jawab aja, sih?""Nggak lah! Mana berani!" sanggah Rakha dengan cepatnya. Tetapi telinga Sofie dan para desainer terlalu

    Last Updated : 2024-02-16
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 23 Gerakan Pertama

    Matahari mulai tenggelam, langit biru berganti dengan semburat jingga dan merah. Kepadatan lalulintas ibukota kembali bergeliat dengan kumpulan manusia yang berusaha kembali ke peraduannya.Tetapi, seperti biasa, hal tersebut tidak terjadi pada staf Chokusen yang masih sibuk di depan layar komputernya masing-masing. Begitu juga dengan Sofie yang masih berjibaku dengan rancangan proyeknya. Melihat Sofie yang sangat fokus pada pekerjaannya, membuat Rakha berinisiatif untuk membawakan kopi dan panganan kecil, yang selalu tersedia di snack area di dekat pantry."Mbak, istirahat sebentar, minum dulu.""Hmm makasih, taruh aja di meja," ucap Sofie tanpa sedikitpun melihat ke arah Rakha ataupun yang dibawakannya.Rakha pun mendengus kasar dan berucap, "Kopinya kalau dingin, nggak enak. Ini sandwich croissant juga segera dimakan, jangan dianggurin kayak aku."Dengan memutar kursinya ke arah Rakha, Sophie merespon, "Trus kamu maunya diapain? Kalau nggak mau dianggurin, apakah kamu mau diapelin?

    Last Updated : 2024-02-18
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 24 Let Me Heal Your Heart, Mbak

    "Why?" tanya Rakha dengan penuh keseriusan. Tanpa membuka matanya dan tetap dalam posisinya, Sofie menjawab, "I''m older ..." "Itu nggak pernah menjadi masalah buatku, Mbak," potong Rakha. "I'm not finished, just listen. I'm older and a widow with a son. Aku tahu, kamu tahu itu, but my life is not like what you think it is," ucap Sofie. "Aku butuh laki-laki yang bisa menjadi apa yang aku butuhkan dan kamu masih terlalu muda untuk memahaminya." "Look, trauma itu akan selalu membekas di hati. Kamu nggak tahu seberapa besar luka yang Arga torehkan, luka itu sangat besar dan menganga, aku membutuhkan banyak waktu untuk menyembuhkannya." "Mbak, let me to help you. Let me heal your heart, just give me a chance," pinta Rakha dengan lembut dan dalam. "Nggak Kha, my life sudah cukup complicated. Aku nggak mau menambah..." "Aku tidak berniat menambah kehidupan Mbak menjadi lebih rumit. Mbak, aku sudah menaruh perhatian semenjak pertemuan kita di danau itu. I think you know it," potong Ra

    Last Updated : 2024-02-20
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 25 Hati yang Bergetar

    "Why?" tanya Rakha dengan penuh keseriusan. Tanpa membuka matanya dan tetap dalam posisinya, Sofie menjawab, "I''m older ..." "Itu nggak pernah menjadi masalah buatku, Mbak," potong Rakha. "I'm not finished, just listen. I'm older and a widow with a son. Aku tahu, kamu tahu itu, but my life is not like what you think it is," ucap Sofie. "Aku butuh laki-laki yang bisa menjadi apa yang aku butuhkan dan kamu masih terlalu muda untuk memahaminya." "Look, trauma itu akan selalu membekas di hati. Kamu nggak tahu seberapa besar luka yang Arga torehkan, luka itu sangat besar dan menganga, aku membutuhkan banyak waktu untuk menyembuhkannya." "Mbak, let me to help you. Let me heal your heart, just give me a chance," pinta Rakha dengan lembut dan dalam. "Nggak Kha, my life sudah cukup complicated. Aku nggak mau menambah..." "Aku tidak berniat menambah kehidupan Mbak menjadi lebih rumit. Mbak, aku sudah menaruh perhatian semenjak pertemuan kita di danau itu. I think you know it," potong Ra

    Last Updated : 2024-02-21
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 26 Rakha The Driver

    Gimana ini?! Aku harus tidur! gumam Rakha.Ia pun mengambil salah satu buku ensiklopedia yang terletak di rak buku di samping tempat tidurnya."Semoga kamu menjadi obat tidur yang paling ampuh!" serunya dan benar saja, tidak membutuhkan waktu lama, Rakha akhirnya terlelap.Mimpi indah yang diinginkan oleh Rakha ternyata tidak berbuah manis, karena di dalam bunga tidurnya, ia harus bertarung dengan pria-pria berjas hitam dan bukan itu saja, ia harus mengalami penyekapan di dalam sebuah gudang yang gelap."Tasukete!" teriak Rakha untuk meminta tolong berulang-ulang.Tetapi, teriakannya selalu menghilang terbawa angin. Hingga muncul seorang pria yang serupa dengannya dan mulai berbicara dalam bahasa Jepang, "Sampai kapan kamu bersembunyi? Oh salah, maksudnya sampai kapan kamu akan menyembunyikan aku?"Dengan mata tajam dan intonasi yang dalam, Rakha pun menjawabnya, "Kita berdua sudah tahu, kapan saatnya kamu akan keluar. Tunggu saja, saat itu akan tiba. Kamu hanya harus bersabar.""Hmm

    Last Updated : 2024-02-25
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 27 Siapakah Rakha?

    Sepotong croissant dengan segelas capuccino panas, telah tersaji di depan Sofie, tetapi ia belum menyentuhnya sedikitpun. Sementara, Rakha tengah asyik menyeruput espreso panasnya sambil melirik ke arah Sofie, yang memandang tajam ke arahnya."Mbak, jangan ngeliatin aku begitu, nanti bisa bikin aku lama-lama jadi suka," canda Rakha."Eh bukan, kalau suka itu sih sudah dari awal, tapi takutnya jadi jatuh ...""Kalau jatuh, ya berdiri lagi," potong Sofie dengan nada dingin."Kha, jujurly, aku nggak ngerti sama kamu, eh bukan tapi kamu tuh seperti kotak misteri, yang selalu ada kejutan di setiap kotak itu terbuka," lanjut Sofie."Hmm aku nggak ...""But I don't like surprise, Kha.""Kha, tadi malam aku bermimpi dan seingatku mimpinya nggak enak.""Mimpi apa, Mbak?" tanya Rakha."Entahlah, yang jelas aku seperti sedang diinterogasi dan ini semua berhubungan dengan kamu," jawab Sofie.Rakha pun mengernyitkan dahinya dan menajamkan pandangannya, lalu bertanya, "Berhubungan dengan aku? Tenta

    Last Updated : 2024-02-27
  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 28 Mencoba Mengulik Tentang Rakha

    Matahari mulai meredup, semburat jingga di lembayung senja, menenangkan hati bagi penikmatnya. Tetapi sedikit berbeda dengan suasana di divisi desain Chokusen, yang sepertinya belum menunjukkan akan berakhirnya masa kerja mereka hari itu. Sofie masih berjibaku dengan deadline proyek Mitsuno, yang harus ia selesaikan dalam waktu kurang dari sepuluh hari untuk presentasi awal. Ia pun mengalami leher yang kaku, setelah berjam-jam menatap layar komputernya. Ia pun melemaskan otot-otot lehernya dengan menggerakkannya ke segala arah dan tiba-tiba, ia merasakan ada sebuah benda hangat di pundaknya. "Eh, apa ini?" tanya Sofie sambil menarik sebuah penghangat silikon seukuran telapak tangannya. "Pakai aja, Mbak. Sekalian istirahat sebentar, ini kopi sama sandwich," ucap Rakha yang tiba-tiba muncul. "Eh, makasih Kha. It's very nice of you," sahut Sofie dengan tersenyum. Setelah Rakha kembali ke mejanya, Sofie pun mengajaknya berbincang. "Kha, nggak sekalian makan?" "Sudah Mbak, silakan

    Last Updated : 2024-03-01

Latest chapter

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 77 Abe The Tutor

    "Kamu ... ah kamu siapa? Maaf, aku sama sekali nggak bisa mengingatmu, tapi aku merasa kalau kita berdua sangat dekat dan aku merasa kamu mengetahui rahasiaku," ucap Ryuji.Abe pun terkekeh mendengarnya, lalu ia melangkah lebih dekat, lalu menarik kursi untuk ia duduki di depan Ryuji.Lalu, dengan tersenyum, Abe menjawab, "Kamu benar, aku adalah orang yang menyimpan semua rahasiamu. Aku mengetahui sisi terbaik dan terburukmu. Aku juga mengetahui kekuatan dan kelemahanmu.""Berarti kamu adalah orang yang penting dalam kehidupanku. Nah, karena kamu adalah orang yang memegang rahasiaku, tolong ceritakan tentang aku, siapakah aku dan dimanakah aku sekarang? Karena aku merasa ini bukanlah tempat tinggalku yang sebenarnya," ucap Ryuji."Memang benar, ini bukanlah tempat tinggalmu. Apakah kamu tahu, sekarang berada di negara apa?" tanya Abe."It's easy, I'm in London. I can tell by their accent and the weather, lots of rain," jawab Ryuji."That's right, so do you know who is your parent?""H

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 76 Beban Seorang Pewaris

    Tanpa terasa, waktu bergulir dengan cepat. Sofie telah memulai pelatihan menggambar, desain dan kuliner yang dilaksanakan setiap hari Sabtu di balai desa. Pesertanya meliputi anak-anak, remaja hingga dewasa. Tentu saja, Sofie tidak sendiri dalam melatih, sang ayah yang merupakan seorang arsitek dan juga Shafa yang seorang chef turut membantu dalam pelatihan tersebut. Setelah pelatihan berjalan selama enam bulan, Sofie mengadakan evaluasi dengan cara membuat pameran hasil karya pelatihannya. Untuk menambah semangat pesertanya, Sofie mengundang media dan juga perusahaan mebel di Jakarta. Sementara, Rakha atau Ryuji telah menyelesaikan terapi paska kehilangan kesadarannya. "Jadi bagaimana perkembangan Ryuji saat ini, Dok?" tanya Ryuzaki. "Seperti yang dapat Anda rasakan, Ryuji perlahan telah kembali tanpa ada kemunculan karakter yang lain tetapi ingatannya masih kacau antara Ryuji dan Rakha. Kami akan mengadakan tes kembali sebelum Ryuji dapat kembali ke tengah masyarakat, jika has

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 75 Berusaha Bangkit

    "Mbak, ingat Rain nggak?" tanya Shafa.Sambil mengernyitkan keningnya, Sofie balik bertanya, "Rain Korea suaminya Kim Tae Hae?""Mbaaaak, sejak kapan aku kenal sama Rain yang ono? Rain, temen SMP aku itu lho, yang blasteran ...""Oh yang ganteng itu! Yang kamu suka tapi dianya jual mahal itu, kan?" goda Sofie sambil terkekeh."Idih, bener," sahut Shafa yang membuat Sofie terbahak."Keknya puas banget nih kakak satu," tambah Shafa."Sorry, sorry. Anyway, ada apa sama Rain ganteng?" goda Sofie lagi."He's a lawyer, mungkin mbak Sof butuh jasanya, maybe someday gitu?""Hmmm dia sudah nikah belum, kamu lamar gih, biar kamu segera pindah dari sini," goda Sofie lagi sambil terbahak."Sungguh menyesal aku bertanya," sungut Shafa.Shafa pun beranjak dari hadapan Sofie untuk kembali ke kamarnya, tetapi Sofie menahan pintunya sambil berucap, "Iya deh, maaf. Jangan ngambek dong, duduk lagi sini, sok cerita.""Udah nggak mood," sahut Shafa datar."Aduh, adik manis jadi ngambek. Cini-cini, mbak m

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 74 Rain dan Shafa

    Matahari pagi menjelang siang di kota Bogor telah bersinar terang, tetapi udara dinginnya masih terasa menerpa kulit. Keheningan di salah satu sudut kota, dimanfaatkan oleh Rain dan Shafa untuk menikmati hidangan ringan khas kota Bogor. Keduanya pun larut dalam perbincangan yang telah lama tidak mereka lakukan. "Jilbab kamu tambah panjang aja, Shaf and you look great," puji Rain. "Kamu tambah makmur ..." "Hei, aku cuma nambah beberapa kilo ..." "Aku nggak bilang kamu gendutan, cuma bilang tambah makmur, it's compliment," jelas Shafa. Sambil menyeruput kopi hangatnya, Rain bertanya, "Well thanks, but anyway, kamu ngapin disini?" "Belanja," jawab singkat Shafa, sambil menunjukkan tas belanjaannya. "I can see that, tapi kok disini? Sejak kapan kamu pindah ke sini?" "Pingin tenang aja, capek di Jakarta. Macet, panas, apa-apa mahal, dimana-mana belanja harus pakai kris," jawab Shafa. "Padahal kalau pakai pisau dikira mau ngerampok ..." "Shafaaa! Aku tuh serius, eh k

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 73 Rain

    Dua puluh empat jam setelah Ryuji sadar, ia telah dijadwalkan untuk menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit oleh tim dokter yang menanganinya. Pemeriksaan MRI kepala, darah lengkap dan prosedur pemeriksaan kesehatan lengkap lainnya dilakukan secara bertahap dan menyeluruh. Sementara itu, Harumi dan Ryuzaki menunggu dengan penuh harap akan hasilnya. Keduanya mendampingi Ryuji dalam setiap pemeriksaan, termasuk saat pemindaian otak menggunakan MRI yang memakan waktu sekitar empat puluh lima menit. Setelahnya, mereka masih harus menunggu sekitar setengah jam untuk mendapatkan hasilnya. Dokter radiologi harus membacanya dengan seksama, sebelum memberikan kesimpulan atas apa yang terpindai pada otak Ryuji. Jauh di bagian timur bumi, angin dingin berhembus perlahan di kaki gunung Salak, Jawa Barat. Gemericik air terdengar jelas dari aliran curug Ngumpet dengan kolam alami di bawahnya. Langit lembayung senja, tampak syahdu dengan kehadiran burung-burung yang berterbangan dan

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 72 Sadarnya Ryuji

    Hari berganti, pekan pun dilalui, Ryuzaki belum mendapatkan titik terang akan keberadaan Sofie dan keluarganya, yang seakan hilang ditelan bumi.Tetapi, hilangnya Sofie kemudian tergantikan dengan berita baik mengenai Ryuji, dimana tanda-tanda akan kesadarannya mulai tampak. Dokter pun meminta agar Ryuzaki dan Harumi untuk lebih intensif dalam mengajaknya berbicara dan memberikan semangat untuk pulih, karena pasien dalam kondisi tidak sadar, masih tetap dapat mendengar suara-suara di sekelilingnya."Ryu, bangunlah. Coba buka matamu, papa dan mama ada disini. Ayo nak, buka matamu. Kamu akan kehilangan momen turunnya salju, jika kamu tidak bangun juga," ujar Harumi.Tetapi, tetap tidak ada sedikitpun gerakan dari Ryuji. Hal ini membuat Harumi kembali terduduk pasrah. Kesedihan dan kelelahan hati tampak jelas di wajah Harumi. Wanita di usianya telah lebih dari separuh abad itu biasanya masih nampak segar dan ayu, tetapi dengan cobaan yang menimpa keluarganya, sinar wajahnya perlahan men

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 71 Ryuzaki dan Harumi

    "Maaf Tuan, Sofie dan keluarganya melarikan diri, dia menghilang. Semua kamera cctv yang terpasang di teras rumahnya sudah tidak aktif. Kami rasa ia telah mematikannya. Maafkan kelalaian kami!" ujar Ken.Kening Ryuzaki berkerut dan tangannya mengepal kuat. Kemudian ia menarik nafas panjang sambil menutup kedua matanya, seolah ia menahan sebuah emosi yang dalam.Lalu, ia bertanya, "Bagaimana dengan alat detektor yang terpasang di mobilnya?""Itu juga tidak aktif. Maafkan kami!""Hmm ternyata benar dugaanku, dia sangat cerdas, tapi aku tahu satu hal, dia orang baik dan begitu juga dengan keluarganya. Aku percaya dia menghilang karena apa yang Ryuji dan kita semua telah perbuat kepadanya. Biarkan dia menghilang, aku yakin itu tidak akan lama. Kalaupun iya, biarkanlah. Sepanjang Ryuji tidak mencarinya, buat apa kita pusing memikirkannya," ucap Ryuzaki."Kalau begitu, kalian bisa kembali ke Tokyo. Ken, urusi semua kepindahan kalian. Sampai di Tokyo, hubungi Tanaka, dia akan memberikan peke

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 70 Hilang

    Suatu pagi di kota London, di dalam sebuah rumah mewah, di kamar yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan, terdengar suara mesin yang menunjukkan denyut jantung Ryuji per menit. Sementara pemandangan di luar, dipenuhi dengan daun-daun mulai berguguran, menunjukkan telah memasuki musim gugur, dimana suhu udara mulai perlahan menurun ke angka belasan derajat celsius. Perubahan suhu, tidak membuat perubahan dalam kondisi Ryuji, yang masih belum menampakkan perkembangannya. Kekhawatiran Harumi akan kondisi putra tunggalnya membuat dirinya murung dan tak jarang menitikkan airmata. Segala do'a ia panjatkan di sepertiga malam terakhir. Tetapi sepertinya Yang Maha Perencana masih mempunyai rencana lain Ryuji. "Ryu, bangunlah Nak. Kenapa kamu tidur terus? Bukalah matamu sebentar saja, ibu ingin kamu melihat ibu. Ibu ingin kamu melihat kamu tersenyum, bukan diam seperti patung. Ayolah Nak, bangunlah! Apa kamu nggak kangen sama Sofie? Kamu nggak kangen motormu?" Tak peduli berapa kalimat

  • Dikejar-kejar Brondong   Bab 69 Lelahnya Sofie

    Seluruh emosi pun bercampur menjadi satu, kemarahan, ketidakpahaman akan apa yang sebenarnya terjadi, membuat Sofie mencari jawaban melalui sang pengawal."Abe! Abe, cepat kesini!" panggil Sofie setengah berteriak.Mendengar namanya dipanggil, dengan berjalan tergopoh-gopoh, Abe menghampiri Sofie dan bertanya, "Ada apa, Mbak?""Kamu lihat ini! Lihat ini semua!" seru Sofie penuh emosi.Lalu, dengan suara dan tangan yang gemetar, Sofie menunjukkan foto-foto yang tersimpan di dalam laptop Ryuji sembari bertanya, "Ini apa, Be? Kenapa Ryu melakukan ini? Ini kan sama saja dengan menguntit?"Abe tidak segera menjawabnya karena ia tidak menyangka jika Sofie dapat membuka kode rahasia laptop Ryuji. "Be, cepat jawab! Kalian semua pasti tahu akan ini semua, kan? Kalian sendiri yang bilang kalau Ryuji dipantau selama dua puluh empat jam setiap hari. Jadi kalian pasti tahu ini apa?!" Rasa serba bersalah meliputi Abe dan dengan suara yang lirih ia menjawab, "Maaf Mbak, tapi ...""Oke, cukup, cu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status