"Bos, Nona Elena sudah pergi, orang-orang kita sudah pergi menjemputnya." Leon menekan tombol lift sembari berkata dengan hormat. "Saat ini, orang-orang kita sudah memblokir persimpangan yang bisa dilewati Adris."Pintu lift terbuka, pengawal mendorong kursi roda ke dalam lift, Leon mengikuti.Leon sebenarnya tidak setuju membiarkan Nathan datang. Tubuh bosnya itu belum pulih. Entah hal apa yang akan dia temui.Karena Adris dengan waspada memperbaiki pasukannya selama ini, mereka harus mengambil tindakan dulu.Pada saat yang sama.Adris, yang berpura-pura menjadi Nathan, menerima kabar bahwa dia dimanfaatkan.Adris, yang ekspresinya muram, hendak pergi. Namun, dia dihentikan oleh Briana. "Kak Nathan, Paman Hugo mencarimu."Saat Adris akan mendorong Briana, earphone bluetooth yang terpasang di telinga kirinya mengeluarkan suara Elena.Setelah dia selesai mendengar, dia pun mendengus dingin.Ternyata Nathan masih hidup.Bagus sekali, sekarang dia akhirnya tahu kenapa kekuasaannya dimusna
"Ayah dengan paksa memberiku seorang istri dan memberikan saham Grup Ransford kepada si kembar yang entah dari mana asalnya."Nathan tersenyum sinis.Hugo memelotot marah sambil berkata dengan serius. "Entah dari mana asalnya? Lain kali mereka adalah anakmu!"Nathan mengangkat alisnya. "Maaf, anakku hanya boleh dilahirkan oleh istri yang aku akui. Briana dan aku nggak pernah tidur bersama, jadi dia nggak bisa melahirkan anakku."Tepat ketika atmosfer antara ayah dan anak ini menegang, Leon mengetuk pintu lalu masuk. Dia melapor, "Para tamu hari ini sudah diatur untuk pergi, staf hotel juga sudah dievakuasi."Hari ini, demi perayaan seratus hari, pihak hotel tidak menerima tamu lain kecuali tamu-tamu Keluarga Ransford dan staf hotel. Hal ini memudahkan Nathan untuk bertindak."Nyonya Janine dibawa ke ruang tunggu nomor dua di lantai enam. Aku sudah mengutus orang untuk menyelamatkannya. Nona Elena juga pergi ke lantai enam. Adris menyandera Nona Briana dan Aurora, mereka naik lift ke la
Di dalam lift.Adris mengobrol dengan lembut kepada Elena. "El-el, dengan kemampuan aktingmu, sayang sekali kamu nggak masuk industri hiburan."Elena tersenyum tipis. "Kamu juga. Aktingmu lebih bagus dariku."Mereka saling memuji.Adris menoleh untuk melihat Elena dengan tatapan rumit. Hingga sekarang pun, dia tidak melihat kegugupan maupun ketakutan Elena."Apakah menurutmu Nathan bisa menyelamatkanmu dariku?" tanya Adris dengan santai.Elena melihat lift yang naik. Telapak tangannya berkeringat karena gugup. Ketenangannya hanya akting.Dia menjawab dengan santai. "Aku nggak tahu apakah Nathan bisa menyelamatkan aku, tapi mengingat nyawaku sudah ada di tanganmu, tolong beri tahu aku, anak yang kamu gendong itu anaknya Briana dengan siapa?'Meski Elena menanyakan pertanyaan tersebut, otaknya masih memikirkan cara melepaskan diri.Ketika Elena membahas anak, Adris meledak dengan kebencian yang mendalam. Dia menoleh ke arah Aurora yang tidak menangis atau ribut. "Hanya dua anak haram."K
Begitu kata-kata Adris terlontar, Nathan berdiri dari kursi roda. Leon menyerahkan kruk. Nathan tidak mungkin pulih begitu cepat setelah operasi. Lukanya bisa terbuka ketika dia berjalan."Bagaimana kalau kamu lepaskan mereka, biar aku yang menjadi sandera?" tawar Nathan dengan nada datar.Ekspresi Leon sontak berubah. "Bos!"Nathan mengangkat tangannya agar Leon diam.Adris menilai kondisi fisik Nathan saat ini. Dia juga belajar kedokteran, jadi dia bisa melihat bahwa Nathan tidak sedang berpura-pura lemah hingga membutuhkan kruk.Dibandingkan bercanda, dia lebih ingin membunuh Nathan.Adris berpikir sejenak lalu tersenyum. "Buang krukmu. Kamu nggak boleh membawa benda yang bersifat ofensif. Keluarkan sakumu, lalu kemari."Elena memandang Nathan sambil menggelengkan kepalanya.Nathan tersenyum pada Elena, membuang tongkatnya, kemudian berjalan mendekat.Adris melihat interaksi antara Nathan dan Elena, lalu dia mendengus. "Salah satu dari kalian sudah mau mati, masih bisa tersenyum."N
Di rumah sakit swasta ibu kota.Nathan duduk di kursi roda sambil menatap Calvin, asisten Hugo, dengan dingin.Calvin tersenyum canggung. Dia sebenarnya tidak ingin datang, tetapi tak ada cara lain. Grup Ransford membutuhkan orang.Dia lanjut berbicara secara logis. "Tuan Nathan, Pak Hugo benar-benar sakit. Sekarang Grup Ransford perlu diurus.""Dia sakit? Sungguh langka," cibir Nathan.Calvin berpura-pura tidak mendengar reaksi tak berbakti itu.Nathan berkata dengan nada dingin. "Aku nggak akan mengurusnya. Dia begitu menyayangi si kembar, suruh mereka yang mengurus perusahaan saja."Calvin ingin menyeka keringatnya saat mendengar kata-kata Nathan.Konyol, bagaimana bisa bayi yang berusia kurang dari satu tahun mengurus perusahaan?Leon mengantar Calvin keluar. Mereka berdua saling menggali informasi.Setelah mengantar Calvin pergi, Leon kembali ke bangsal. "Orang-orang kita belum menemukan jejak Nona Elena hari ini. Satu lagi, Brandon ingin menemuimu. Dia ada di luar."Tidak ada jej
...Setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya bayi Elena hadir ke dunia.Elena melahirkan Camila Wimbrow pada bulan Maret.Dia bangun, mencium bau desinfektan. Bagian bawah tubuhnya masih terasa sakit.Dia melahirkan secara alami dan berlangsung sehari semalam."Sudah bangun? Apakah kamu merasa nggak nyaman?"Adris yang menemani di luar ruang bersalin dari kemarin juga terlihat lelah.Elena tidak terharu. Dia menatap Adris, kemudian bertanya dengan suara serak. "Di mana anakku?""Kamu pasti lapar sekarang. Aku akan minta seseorang membawakanmu makanan." Adris mengusap keningnya lalu menelepon.Setelah Adris menutup panggilan telepon."Adris, apakah kamu nggak mendengar pertanyaanku? Di mana anakku? Jawab, Adris!"Elena menatap pria itu. Dia merasa sangat gelisah. Dia takut pria ini akan membahayakan putrinya."Telinga kiriku sudah tuli. Wajar kalau aku nggak bisa mendengar." Adris menuangkan air, kemudian memberikannya kepada Elena.Elena sangat haus, dia tidak akan menyiksa diri sen
"Elena, serahkan anaknya kepadaku."Elena memeluk putrinya erat-erat, seluruh tubuhnya gemetar.Menyuruhnya menyaksikan putrinya yang baru berusia satu bulan dibawa pergi, hatinya serasa diiris pisau."Nggak!""Elena, sebaiknya kamu bersikap kooperatif atau nggak, aku akan memberimu suntikan agar kamu tidur dulu."Adris mengucapkan kata-kata kejam itu dengan ekspresi datar.Bulu mata Elena bergetar, dia melihat putrinya sedang menghisap ibu jari dalam pelukannya. Matanya merah.Elena bagaikan daun yang berguguran pada musim gugur, layu.Adris mendekati Elena, menatapnya. "Aku berjanji akan merawat Camila dengan baik."Kata-kata Adris tidak menghibur Elena, juga tidak membuatnya tenang."Serahkan anak itu kepadaku."Dia melepaskan jari-jari Elena satu per satu. Elena tidak berani memeluk Camila terlalu erat.Adris menyerahkan anak itu kepada seorang wanita.Wanita itu membawa anak itu keluar.Pintu ditutup.Ketika Camila sudah tak terlihat lagi, ketenangan palsu Elena di depan Adris pun
Briana awalnya ingin menyusul untuk memastikan apakah wanita itu Elena.Namun ketika dia melihat Sherlly keluar, dia pun mengurung niatnya.Sherlly berkata sambil tersenyum. "Sudah kubilang nggak perlu datang menjemputku. Di mana Aurora dan Aaron?""Anak-anak menunggu Ibu di mobil. Ibu, aku sudah berbulan-bulan nggak melihat Ibu."Sherlly sangat menyukai Briana sehingga dia menjadikan Briana sebagai anak angkatnya dua tahun lalu."Mulutmu manis sekali, aku membelikan hadiah untuk anak-anak.""Di mana hadiahku? Kenapa hanya anak-anak yang dibelikan hadiah?" canda Briana dengan nada cemburu."Tentu saja kamu juga ada."Mereka berjalan keluar dari bandara sambil mengobrol dan tertawa.Lima tahun lalu, Keluarga Bronwyn berbicara dengan Hugo. Briana enggan melepaskan si kembar. Meskipun dia tidak bisa tinggal di Kediaman Ransford, dia masih bisa keluar masuk Kediaman Ransford untuk melihat si kembar."Nenek, Aurora sangat merindukan Nenek!" Aurora, yang mengenakan gaun, mengulurkan tangan u