Kaedyn melihat tatapan dingin Elena, kemudian dia menyingkir.Elena membuka pintu toilet.Dia tertegun sejenak.Briana dan beberapa wanita berdiri di luar pintu.Mata mereka tertuju pada Elena dan Kaedyn dengan tatapan penuh makna.Ketika seorang pria dan seorang wanita berbicara di toilet, orang lain mudah berspekulasi tentang yang bukan-bukan.Elena terdiam sejenak, kemudian dia melewati mereka dengan tenang, sementara Kaedyn juga pergi setelahnya."Briana, pria tadi adalah cucu dari Nyonya Stella, Kaedyn, 'kan? Siapa wanita itu?"Sebelum Briana menjawab, wanita lain berkata, "Aku tahu siapa wanita itu. Tadi aku baru mendengarnya dari Glenna. Dia adalah mantan istri kakaknya."Tidak ada yang perlu digosipkan dari pertemuan antara mantan suami istri.Mereka malas untuk mencari tahu lebih lanjut.Namun, wanita itu belum selesai berbicara. Dia lanjut berkata, "Sekarang dia adalah seorang simpanan."Briana tidak ingin semua orang tahu tentang hubungan antara Elena dan Nathan, hal itu aka
Janine memegang lengan Elena dengan tidak percaya. Dia menoleh ke arah Elena. "Kak El, apakah kamu baik-baik saja?"Elena tidak bisa tersenyum saat ini.Ana menghampiri Elena, lalu dia tersenyum sambil berbisik, "Nona Elena, aku sudah memperingatkanmu di rumah sakit hari itu. Semoga kamu lebih mencintai dirimu sendiri, jangan melahirkan anak haram untuk membuat semua orang nggak senang."Elena berkata dengan suara serak. "Terima kasih atas peringatanmu. Anak ini bisa mengikuti margaku setelah dilahirkan."Ana tersenyum. "Kamu sangat naif. Apakah menurutmu Keluarga Ransford akan membiarkanmu membawa keturunan mereka pergi?"Elena mendengarkan sarkasme Ana dengan ekspresi tenang.Dia tidak ingin melihat keluarga yang ada di atas panggung itu lebih lama, jadi dia mencari alasan. "Janine, aku telepon sebentar."Elena hanya ingin mencari tempat yang hening untuk menenangkan pikirannya.Saat dia berbalik, Hugo yang ada di atas panggung mengumumkan lagi. "Putraku, Nathan dan Briana, putri dar
Tepat saat pikiran Elena kosong.Sebuah tangan menahan pinggangnya."El-el, kamu membuatku takut setengah mati." Pria itu menahan Elena, memeluk pinggangnya. Dia mengerutkan kening dengan cemas lalu bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?"Untung dia tiba tepat waktu.Kalau tidak ....Sedangkan Kaedyn, yang terlambat satu langkah, berdiri di belakang mereka, memperhatikan.Aubrey dan yang lainnya tercengang saat melihat pria itu membantu Elena.Angelo tersenyum lalu maju beberapa langkah. "Tuan Nathan, terima kasih. Kalau kamu nggak membantu, wanitaku akan jatuh.""Wanitamu?" tanya pria tersebut...."Hm, wanitaku," jawab Angelo sambil mengulas senyum."Sejak kapan ibu dari anakku, wanitaku menjadi wanitamu? Kenapa aku nggak tahu?"Pria itu bertanya pada Angelo sambil tersenyum lembut, tatapannya gelap."Kamu dari mana? Dasar kodok jelek yang menginginkan putri cantik."Suasananya agak aneh sekarang.Apakah wanita ini wanita simpanan Nathan?Angelo tercengang.Bukankah Keluarga Ransford
"Bos, Nona Elena sudah pergi, orang-orang kita sudah pergi menjemputnya." Leon menekan tombol lift sembari berkata dengan hormat. "Saat ini, orang-orang kita sudah memblokir persimpangan yang bisa dilewati Adris."Pintu lift terbuka, pengawal mendorong kursi roda ke dalam lift, Leon mengikuti.Leon sebenarnya tidak setuju membiarkan Nathan datang. Tubuh bosnya itu belum pulih. Entah hal apa yang akan dia temui.Karena Adris dengan waspada memperbaiki pasukannya selama ini, mereka harus mengambil tindakan dulu.Pada saat yang sama.Adris, yang berpura-pura menjadi Nathan, menerima kabar bahwa dia dimanfaatkan.Adris, yang ekspresinya muram, hendak pergi. Namun, dia dihentikan oleh Briana. "Kak Nathan, Paman Hugo mencarimu."Saat Adris akan mendorong Briana, earphone bluetooth yang terpasang di telinga kirinya mengeluarkan suara Elena.Setelah dia selesai mendengar, dia pun mendengus dingin.Ternyata Nathan masih hidup.Bagus sekali, sekarang dia akhirnya tahu kenapa kekuasaannya dimusna
"Ayah dengan paksa memberiku seorang istri dan memberikan saham Grup Ransford kepada si kembar yang entah dari mana asalnya."Nathan tersenyum sinis.Hugo memelotot marah sambil berkata dengan serius. "Entah dari mana asalnya? Lain kali mereka adalah anakmu!"Nathan mengangkat alisnya. "Maaf, anakku hanya boleh dilahirkan oleh istri yang aku akui. Briana dan aku nggak pernah tidur bersama, jadi dia nggak bisa melahirkan anakku."Tepat ketika atmosfer antara ayah dan anak ini menegang, Leon mengetuk pintu lalu masuk. Dia melapor, "Para tamu hari ini sudah diatur untuk pergi, staf hotel juga sudah dievakuasi."Hari ini, demi perayaan seratus hari, pihak hotel tidak menerima tamu lain kecuali tamu-tamu Keluarga Ransford dan staf hotel. Hal ini memudahkan Nathan untuk bertindak."Nyonya Janine dibawa ke ruang tunggu nomor dua di lantai enam. Aku sudah mengutus orang untuk menyelamatkannya. Nona Elena juga pergi ke lantai enam. Adris menyandera Nona Briana dan Aurora, mereka naik lift ke la
Di dalam lift.Adris mengobrol dengan lembut kepada Elena. "El-el, dengan kemampuan aktingmu, sayang sekali kamu nggak masuk industri hiburan."Elena tersenyum tipis. "Kamu juga. Aktingmu lebih bagus dariku."Mereka saling memuji.Adris menoleh untuk melihat Elena dengan tatapan rumit. Hingga sekarang pun, dia tidak melihat kegugupan maupun ketakutan Elena."Apakah menurutmu Nathan bisa menyelamatkanmu dariku?" tanya Adris dengan santai.Elena melihat lift yang naik. Telapak tangannya berkeringat karena gugup. Ketenangannya hanya akting.Dia menjawab dengan santai. "Aku nggak tahu apakah Nathan bisa menyelamatkan aku, tapi mengingat nyawaku sudah ada di tanganmu, tolong beri tahu aku, anak yang kamu gendong itu anaknya Briana dengan siapa?'Meski Elena menanyakan pertanyaan tersebut, otaknya masih memikirkan cara melepaskan diri.Ketika Elena membahas anak, Adris meledak dengan kebencian yang mendalam. Dia menoleh ke arah Aurora yang tidak menangis atau ribut. "Hanya dua anak haram."K
Begitu kata-kata Adris terlontar, Nathan berdiri dari kursi roda. Leon menyerahkan kruk. Nathan tidak mungkin pulih begitu cepat setelah operasi. Lukanya bisa terbuka ketika dia berjalan."Bagaimana kalau kamu lepaskan mereka, biar aku yang menjadi sandera?" tawar Nathan dengan nada datar.Ekspresi Leon sontak berubah. "Bos!"Nathan mengangkat tangannya agar Leon diam.Adris menilai kondisi fisik Nathan saat ini. Dia juga belajar kedokteran, jadi dia bisa melihat bahwa Nathan tidak sedang berpura-pura lemah hingga membutuhkan kruk.Dibandingkan bercanda, dia lebih ingin membunuh Nathan.Adris berpikir sejenak lalu tersenyum. "Buang krukmu. Kamu nggak boleh membawa benda yang bersifat ofensif. Keluarkan sakumu, lalu kemari."Elena memandang Nathan sambil menggelengkan kepalanya.Nathan tersenyum pada Elena, membuang tongkatnya, kemudian berjalan mendekat.Adris melihat interaksi antara Nathan dan Elena, lalu dia mendengus. "Salah satu dari kalian sudah mau mati, masih bisa tersenyum."N
Di rumah sakit swasta ibu kota.Nathan duduk di kursi roda sambil menatap Calvin, asisten Hugo, dengan dingin.Calvin tersenyum canggung. Dia sebenarnya tidak ingin datang, tetapi tak ada cara lain. Grup Ransford membutuhkan orang.Dia lanjut berbicara secara logis. "Tuan Nathan, Pak Hugo benar-benar sakit. Sekarang Grup Ransford perlu diurus.""Dia sakit? Sungguh langka," cibir Nathan.Calvin berpura-pura tidak mendengar reaksi tak berbakti itu.Nathan berkata dengan nada dingin. "Aku nggak akan mengurusnya. Dia begitu menyayangi si kembar, suruh mereka yang mengurus perusahaan saja."Calvin ingin menyeka keringatnya saat mendengar kata-kata Nathan.Konyol, bagaimana bisa bayi yang berusia kurang dari satu tahun mengurus perusahaan?Leon mengantar Calvin keluar. Mereka berdua saling menggali informasi.Setelah mengantar Calvin pergi, Leon kembali ke bangsal. "Orang-orang kita belum menemukan jejak Nona Elena hari ini. Satu lagi, Brandon ingin menemuimu. Dia ada di luar."Tidak ada jej