"Briana menghubungiku melalui telepon Brandon. Aku juga menyuruh orang untuk menyelidikinya. Kamu mungkin nggak bisa menerima hal ini dalam sekejap.""Aku tahu." Nathan berdiri dengan ekspresi dingin, kemudian keluar dari ruang kerja.Lampu di taman belakang Kediaman Ransford menyala pada malam hari.Pria itu duduk di ayunan, langit hitam menyerupai pikiran gelapnya saat ini.Dia menyalakan sebatang rokok, lalu memasukkannya ke sudut bibir.Dia merogoh saku pakaiannya, mengeluarkan selembar foto kecil.Gadis dalam foto tersebut memegang sebuah buku dan sebatang pena, sedang menulis sesuatu dengan bingung.Sebenarnya cuaca pada hari dia mengambil foto ini kurang bagus, agak mendung.Dia selalu membawa foto ini bersamanya.Setelah rokok habis, dia baru menyimpan foto tersebut, lalu berdiri.Briana berdiri tidak jauh darinya.Melihat pria itu hendak pergi, dia pun segera mendekat."Kak Nathan."Dia mengenakan gaun katun sederhana, rambutnya tergerai. Dia menggendong bayi, terlihat sangat
Pria itu merasa sangat dingin. Dia merapatkan kakinya yang terbuka lebar, lalu bergumam dalam hati. Kenapa dia takut pada wanita ini?Dia mengulas senyum tipis, kemudian menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri. Elena langsung mengambil gelasnya."..."Dia menuangkan segelas air lagi lalu berkata, "Nggak ada maksud apa-apa, aku hanya memuji kepribadianmu."Setelah Elena tahu bahwa Nathan dan Briana akan menikah, dia seharusnya bisa segera menyesuaikan kondisi diri dengan kepribadiannya itu.Elena menatap pria itu selama beberapa detik sebelum lanjut menonton video lucu.Dia punya alasan untuk curiga bahwa pria ini menyembunyikan sesuatu yang penting darinya."El-el, besok setelah sarapan, kita langsung pindah ke luar."Adris khawatir jika mereka tinggal di Kediaman Ransford lebih lama, Hugo akan mengetahui bahwa dia adalah Nathan palsu.Meski Adris telah belajar meniru Nathan selama beberapa tahun, dia tetap harus berhati-hati saat menghadapi Hugo.Dia berani datang ke Kediaman Ran
Pria itu memegang bagian belakang kepala Elena dengan kuat. Elena masuk ke dalam pelukan pria itu.Elena merasa tak bisa berkata-kata. Dia dengan cepat mendorong pria itu. "Kenapa kamu tiba-tiba memelukku?"Pria itu menyipitkan matanya.Dia merasa ada yang memotret mereka tadi.Mereka berdua berada di kebun binatang. Saat mereka bangun, Elena dengan aktif mengumumkan bahwa dia ingin mengunjungi kebun binatang terbesar di ibu kota.Meski merasa bosan, Nathan tetap menemaninya.Pria itu mencondongkan tubuh ke dekat telinga Elena, posisi mereka tampak intim. "Apakah kamu merasa ada yang sedang memotret kita?""Nggak," balas Elena dengan suara kecil.Elena benar-benar tidak merasa ada yang memotret mereka secara diam-diam.Pria itu melihat sekeliling lagi, mungkin hanya perasaannya."Cepat lepaskan aku. Ada banyak anak-anak di sini. Jangan peluk-peluk, nggak bagus.""Oh."Nathan masih memeluk Elena, tidak melepaskannya.Elena langsung mencubit pinggang pria itu.Pria itu baru melepaskannya
Elena tidak mungkin mengenakan gaun pengantin ke perayaan seratus hari.Nathan mengambil gaun putri duyung berlian yang telah dia persiapkan sebelumnya untuk Elena kenakan.Elena sangat tidak kooperatif kali ini. "Kalau kamu memaksaku memakai ini, aku nggak akan pergi."Elena tidak perlu menjadi pusat perhatian.Pada akhirnya, pria itu berkompromi. Untungnya, dia menyiapkan gaun cadangan berwarna hijau mint yang membuat Elena terlihat segar dan cantik.Desain bagian pinggang gaun menutupi perut hamil Elena yang tidak terlalu besar.Elena berdiri di depan cermin. Dia mengangkat tangannya untuk melepas kalung yang dikenakan pria itu padanya untuk mengambil foto pranikah."Aneh, kenapa nggak bisa dilepas?"Elena meminta penata rias untuk membantu membuka pengait kalung itu.Penata rias juga mencobanya. Dia berhati-hati karena khawatir akan merusak kalung tersebut. Dia tidak sanggup menggantinya.Penata rias bergumam, "Nona Elena, aku juga nggak bisa membuka kaitannya."Elena mengerutkan k
Briana hanya memilih untuk mengatakan kepada Glenna bahwa Bourne sudah memiliki gadis yang disukainya.Glenna mengedipkan mata, lalu bertanya dengan sedih. "Siapa gadis yang Bourne sukai?"Dia akhirnya memberanikan diri untuk mengejar Bourne. Alhasil sebelum berhasil, dia mendapat kabar bahwa Bourne sudah mempunyai gadis yang disukai.Baiklah, dia dan Bourne benar-benar tak berjodoh.Briana menggelengkan kepalanya. "Kak Bourne nggak menyebutkannya, kami nggak tahu. Nona Elena pernah menjadi sekretaris Kak Bourne, dia mungkin mengetahui sesuatu. Kamu bisa bertanya padanya."Glenna berkata dengan ekspresi sedih. "Elena nggak akan memberitahuku hal seperti ini."Glenna mengerutkan kening. Jangan-jangan Bourne menyukai Elena? Dia pernah memuji Elena sebelumnya.Briana tersenyum. "Glenna, ada banyak pemuda dengan latar belakang keluarga baik di ibu kota. Nyonya Stella sudah membantumu memilih kandidatnya. Kali ini kamu datang ke ibu kota, kamu seharusnya akan disuruh untuk bertemu dengan me
Wanita yang duduk di sebelah Glenna mengenakan jas dan celana panjang, kulitnya berwarna gandum. Dia adalah Lucy.Lucy mengangkat sebelah alisnya. "Glenna, apakah mereka benar-benar akan mengumumkan kabar baik itu hari ini?"Dia belum menyiapkan hadiah."Ya, ibuku sudah memberitahuku sebelumnya. Lihat, Tuan Nathan dan Nona Briana sudah berdiri bersama untuk menjamu tamu-tamu terhormat."Setelah Glenna mengatakan kata-kata itu, dia memandang Elena, ingin melihat reaksi Elena.Sayangnya, Elena dan Janine sedang berbicara, sama sekali tidak menggubrisnya.Glenna merasa seperti berlakon sendiri.Glenna merasa agak marah lalu berkata, "Elena, kamu hanya seorang simpanan. Apakah kamu nggak merasa malu datang ke sini?"Lucy mengerutkan kening. Dia memandang Elena dengan tatapan datar. Selalu ada orang yang suka mengambil jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma.Orang tuanya pernah bertengkar karena seorang pelakor, jadi Lucy tidak memiliki kesan baik terhadap wanita simpanan.
"Tapi dia hanya seorang simpanan. Bagaimana mungkin Keluarga Ransford mengundangnya?""Siapa yang tahu apakah undangan yang dia sebut itu benar atau bohong? Mungkin dia membujuk Angelo untuk membawanya masuk."Semua orang akhirnya menerima tebakan ini.Namun, itu hanya gosip. Identitas Elena tidak penting di mata mereka."Nona Janine, sudah lama nggak bertemu." Angelo menoleh ke arah Elena sambil tersenyum. "Putri dari keluarga mana ini?"Elena memandang Angelo dengan tenang, tatapannya menjadi dingin.Sorot mata pria ini sangat menyebalkan, ciri-ciri orang yang sembrono.Nathan, yang berdiri di samping Briana, melihat Elena dan Janine. Dia juga memperhatikan cara Angelo memandang Elena. Dia hendak mendekat dengan tatapan dinginnya.Alhasil, Hugo membawa dua orang mendekat."Apakah ini menantumu? Dia dan Nathan sangat serasi. Kapan aku bisa menghadiri pesta pernikahan kalian?"Briana tersenyum malu-malu.Hugo tersenyum sambil berkata, "Segera. Aku dulu khawatir bagaimana kalau Nathan n
Kaedyn melihat tatapan dingin Elena, kemudian dia menyingkir.Elena membuka pintu toilet.Dia tertegun sejenak.Briana dan beberapa wanita berdiri di luar pintu.Mata mereka tertuju pada Elena dan Kaedyn dengan tatapan penuh makna.Ketika seorang pria dan seorang wanita berbicara di toilet, orang lain mudah berspekulasi tentang yang bukan-bukan.Elena terdiam sejenak, kemudian dia melewati mereka dengan tenang, sementara Kaedyn juga pergi setelahnya."Briana, pria tadi adalah cucu dari Nyonya Stella, Kaedyn, 'kan? Siapa wanita itu?"Sebelum Briana menjawab, wanita lain berkata, "Aku tahu siapa wanita itu. Tadi aku baru mendengarnya dari Glenna. Dia adalah mantan istri kakaknya."Tidak ada yang perlu digosipkan dari pertemuan antara mantan suami istri.Mereka malas untuk mencari tahu lebih lanjut.Namun, wanita itu belum selesai berbicara. Dia lanjut berkata, "Sekarang dia adalah seorang simpanan."Briana tidak ingin semua orang tahu tentang hubungan antara Elena dan Nathan, hal itu aka
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat