Menghadapi permintaan maaf Briana, Elena dengan tenang menerimanya, kemudian dengan ekspresi datar berkata, "Oh, benarkah? Kalian berdua pernah bersama sebelumnya? Apakah kamu yakin?"Briana mengernyit. "Nona Elena, kamu ... lupakan saja. Kamu nggak percaya, aku juga nggak berdaya."Ketika Elena mendengar kata-kata tersebut, dia merasa lucu. Dia terkekeh, bersandar di sofa, dengan malas menyentuh perutnya sambil berkata dengan santai. "Oh, lupakan saja kalau begitu. Aku nggak percaya juga."Briana tidak menyangka Elena sama sekali tidak merasa marah."Nona Briana, aku mendengar dari Nathan kalau anakmu adalah anaknya Atlas." Kata-kata Elena sebenarnya juga mengandung unsur penyelidikan."Sebenarnya aku dan Atlas sudah lama putus." Briana tersenyum malu-malu. "Apakah anak-anakku milik Kak Nathan atau bukan, jawabannya akan terungkap pada perayaan seratus hari. Nona Elena, kata-kataku mungkin lebih lugas, kamu mungkin nggak suka mendengarnya. Ada satu hal yang harus kamu ketahui, aku ada
Calvin berjalan di samping Hugo sambil melapor, "Pak Michael baru saja mengirim pesan, katanya Tuan Nathan sudah kembali ke Kediaman Ransford."Hugo mendengus dingin. "Dia akhirnya bersedia untuk pulang. Ada banyak masalah di perusahaan. Bukannya membantu di Grup Ransford, dia malah menjadi dokter. Aku punya anak, tapi seperti nggak punya. Undurkan jadwal malam ini."Calvin mengiakan.Malam harinya, Hugo pulang ke rumah, mandi dan berganti pakaian rumah, lalu turun untuk makan.Semua orang ada di ruang tamu.Hugo melihat Nathan dan yang lainnya sekilas. "Ayo makan dulu."Elena duduk di sebelah Nathan."Ayah, ini pacarku, Elena." Nathan berpura-pura tidak menyadari atmosfer yang tak nyaman. Dia tersenyum. "Kami akan membuat surat nikah dalam waktu dekat."Elena memanggil Hugo dengan sopan.Hugo menilai Elena, lalu membuang muka. Dia bukanlah tipe orang yang akan mempermalukan seorang perempuan di depan orang lain. "Makanlah."Saat makan, suasana sangat sunyi, tidak ada yang berbicara.N
"Briana menghubungiku melalui telepon Brandon. Aku juga menyuruh orang untuk menyelidikinya. Kamu mungkin nggak bisa menerima hal ini dalam sekejap.""Aku tahu." Nathan berdiri dengan ekspresi dingin, kemudian keluar dari ruang kerja.Lampu di taman belakang Kediaman Ransford menyala pada malam hari.Pria itu duduk di ayunan, langit hitam menyerupai pikiran gelapnya saat ini.Dia menyalakan sebatang rokok, lalu memasukkannya ke sudut bibir.Dia merogoh saku pakaiannya, mengeluarkan selembar foto kecil.Gadis dalam foto tersebut memegang sebuah buku dan sebatang pena, sedang menulis sesuatu dengan bingung.Sebenarnya cuaca pada hari dia mengambil foto ini kurang bagus, agak mendung.Dia selalu membawa foto ini bersamanya.Setelah rokok habis, dia baru menyimpan foto tersebut, lalu berdiri.Briana berdiri tidak jauh darinya.Melihat pria itu hendak pergi, dia pun segera mendekat."Kak Nathan."Dia mengenakan gaun katun sederhana, rambutnya tergerai. Dia menggendong bayi, terlihat sangat
Pria itu merasa sangat dingin. Dia merapatkan kakinya yang terbuka lebar, lalu bergumam dalam hati. Kenapa dia takut pada wanita ini?Dia mengulas senyum tipis, kemudian menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri. Elena langsung mengambil gelasnya."..."Dia menuangkan segelas air lagi lalu berkata, "Nggak ada maksud apa-apa, aku hanya memuji kepribadianmu."Setelah Elena tahu bahwa Nathan dan Briana akan menikah, dia seharusnya bisa segera menyesuaikan kondisi diri dengan kepribadiannya itu.Elena menatap pria itu selama beberapa detik sebelum lanjut menonton video lucu.Dia punya alasan untuk curiga bahwa pria ini menyembunyikan sesuatu yang penting darinya."El-el, besok setelah sarapan, kita langsung pindah ke luar."Adris khawatir jika mereka tinggal di Kediaman Ransford lebih lama, Hugo akan mengetahui bahwa dia adalah Nathan palsu.Meski Adris telah belajar meniru Nathan selama beberapa tahun, dia tetap harus berhati-hati saat menghadapi Hugo.Dia berani datang ke Kediaman Ran
Pria itu memegang bagian belakang kepala Elena dengan kuat. Elena masuk ke dalam pelukan pria itu.Elena merasa tak bisa berkata-kata. Dia dengan cepat mendorong pria itu. "Kenapa kamu tiba-tiba memelukku?"Pria itu menyipitkan matanya.Dia merasa ada yang memotret mereka tadi.Mereka berdua berada di kebun binatang. Saat mereka bangun, Elena dengan aktif mengumumkan bahwa dia ingin mengunjungi kebun binatang terbesar di ibu kota.Meski merasa bosan, Nathan tetap menemaninya.Pria itu mencondongkan tubuh ke dekat telinga Elena, posisi mereka tampak intim. "Apakah kamu merasa ada yang sedang memotret kita?""Nggak," balas Elena dengan suara kecil.Elena benar-benar tidak merasa ada yang memotret mereka secara diam-diam.Pria itu melihat sekeliling lagi, mungkin hanya perasaannya."Cepat lepaskan aku. Ada banyak anak-anak di sini. Jangan peluk-peluk, nggak bagus.""Oh."Nathan masih memeluk Elena, tidak melepaskannya.Elena langsung mencubit pinggang pria itu.Pria itu baru melepaskannya
Elena tidak mungkin mengenakan gaun pengantin ke perayaan seratus hari.Nathan mengambil gaun putri duyung berlian yang telah dia persiapkan sebelumnya untuk Elena kenakan.Elena sangat tidak kooperatif kali ini. "Kalau kamu memaksaku memakai ini, aku nggak akan pergi."Elena tidak perlu menjadi pusat perhatian.Pada akhirnya, pria itu berkompromi. Untungnya, dia menyiapkan gaun cadangan berwarna hijau mint yang membuat Elena terlihat segar dan cantik.Desain bagian pinggang gaun menutupi perut hamil Elena yang tidak terlalu besar.Elena berdiri di depan cermin. Dia mengangkat tangannya untuk melepas kalung yang dikenakan pria itu padanya untuk mengambil foto pranikah."Aneh, kenapa nggak bisa dilepas?"Elena meminta penata rias untuk membantu membuka pengait kalung itu.Penata rias juga mencobanya. Dia berhati-hati karena khawatir akan merusak kalung tersebut. Dia tidak sanggup menggantinya.Penata rias bergumam, "Nona Elena, aku juga nggak bisa membuka kaitannya."Elena mengerutkan k
Briana hanya memilih untuk mengatakan kepada Glenna bahwa Bourne sudah memiliki gadis yang disukainya.Glenna mengedipkan mata, lalu bertanya dengan sedih. "Siapa gadis yang Bourne sukai?"Dia akhirnya memberanikan diri untuk mengejar Bourne. Alhasil sebelum berhasil, dia mendapat kabar bahwa Bourne sudah mempunyai gadis yang disukai.Baiklah, dia dan Bourne benar-benar tak berjodoh.Briana menggelengkan kepalanya. "Kak Bourne nggak menyebutkannya, kami nggak tahu. Nona Elena pernah menjadi sekretaris Kak Bourne, dia mungkin mengetahui sesuatu. Kamu bisa bertanya padanya."Glenna berkata dengan ekspresi sedih. "Elena nggak akan memberitahuku hal seperti ini."Glenna mengerutkan kening. Jangan-jangan Bourne menyukai Elena? Dia pernah memuji Elena sebelumnya.Briana tersenyum. "Glenna, ada banyak pemuda dengan latar belakang keluarga baik di ibu kota. Nyonya Stella sudah membantumu memilih kandidatnya. Kali ini kamu datang ke ibu kota, kamu seharusnya akan disuruh untuk bertemu dengan me
Wanita yang duduk di sebelah Glenna mengenakan jas dan celana panjang, kulitnya berwarna gandum. Dia adalah Lucy.Lucy mengangkat sebelah alisnya. "Glenna, apakah mereka benar-benar akan mengumumkan kabar baik itu hari ini?"Dia belum menyiapkan hadiah."Ya, ibuku sudah memberitahuku sebelumnya. Lihat, Tuan Nathan dan Nona Briana sudah berdiri bersama untuk menjamu tamu-tamu terhormat."Setelah Glenna mengatakan kata-kata itu, dia memandang Elena, ingin melihat reaksi Elena.Sayangnya, Elena dan Janine sedang berbicara, sama sekali tidak menggubrisnya.Glenna merasa seperti berlakon sendiri.Glenna merasa agak marah lalu berkata, "Elena, kamu hanya seorang simpanan. Apakah kamu nggak merasa malu datang ke sini?"Lucy mengerutkan kening. Dia memandang Elena dengan tatapan datar. Selalu ada orang yang suka mengambil jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma.Orang tuanya pernah bertengkar karena seorang pelakor, jadi Lucy tidak memiliki kesan baik terhadap wanita simpanan.