Jika Nelly dan anak mereka masih ada, Adris seharusnya akan membacakan buku seperti ini setiap hari.Pria itu tersenyum dingin, lalu pergi.Elena ingin tidur setiap kali dia mendengar pria itu membaca buku kedokteran yang sulit dipahami.Janine menelepon tepat ketika Elena hendak tertidur.Elena mengangkat dagu, memberi isyarat kepada Nathan untuk pergi dulu. Setelah pria itu pergi, dia tersenyum sambil melakukan panggilan video dengan Janine.Janine memandang Elena dengan teliti lalu berkata, "Kak El, wajahmu tampak lebih bulat."Elena membalas, "Belakangan ini, aku makan terlalu bergizi dan nggak berolahraga."Jika makan tidur tetapi tidak gemuk, itu baru heran."Aku beri tahu ya, Keluarga Ransford sudah menyebar undangan perayaan seratus harinya si kembar kepada berbagai lapisan masyarakat. Sangat meriah."Janine mengerutkan bibirnya sambil berkata dengan marah. "Kenapa Kak Nathan nggak melarangnya?"Elena juga bingung dengan pertanyaan ini. "Aku akan bertanya padanya nanti.""Kamu
"Undangannya sudah dikirim ke Elena. Apakah menurutmu dia hadir?" tanya Ana pada putrinya sambil melakukan perawatan pada wajahnya.Briana sedang memberi susu kepada putrinya. Dia berkata sambil tersenyum. "Ibu jangan khawatir. Kalau dia nggak datang, aku akan memikirkan cara untuk membuatnya datang.""Aurora sangat pintar, dia sama sekali nggak rewel." Ana memuji cucunya terlebih dahulu, lalu dia mengangguk. "Kami tenang kalau kamu yang bertindak. Apakah gaun pestamu sudah siap?""Nyonya Stella sudah menyiapkannya untukku," kata Briana sambil tersenyum.Stella memiliki cara yang sangat baik dalam berurusan dengan orang lain. Ini adalah hal yang Briana rasakan dalam Keluarga Ransford. Tidak heran Hugo sangat baik terhadap Stella."Ibu, latar belakang keluarga Glenna lumayan bagus. Selain sedikit naif, dia nggak punya hobi yang buruk. Apakah menurut Ibu dia cocok dengan Kak Bourne?"Ana bingung sejenak. "Kamu ingin menjadi mak comblang untuk mereka? Emily mencari menantu yang berpendidi
Salah satu orang membela Elena. "Bagaimana mungkin dia menjadi simpanan orang lain? Nggak mungkin. Dia menerima banyak uang dari Tuan Kaedyn, sama sekali nggak perlu menjadi simpanan."Ana memandang orang yang membela Elena. Mereka berasal dari lingkaran sosial yang sama sehingga saling mengenal."Nyonya Ariel, jangan meremehkannya. Bagaimana mungkin sekretaris biasa seperti dia bisa masuk ke dalam Keluarga Burchan? Pasti dengan meniduri bosnya. Sekarang dia ingin menyakiti putriku dengan menjadi simpanan."Ariel kaget saat mendengar hal ini. Putrinya Ana adalah Briana.Jadi Elena berpacaran dengan Nathan?Keluarga Ransford memang mengakui Briana kepada dunia luar. Apakah Elena benar-benar menjadi simpanan Nathan? Dia sedang hamil pula.Ariel pun terdiam.Dia memiliki hubungan yang cukup baik dengan Marcella. Matanya tertuju pada perut Elena, ekspresinya tak terlukiskan.Elena tidak ingin menjadi bahan tontonan orang lain.Dia berdiri, mengerutkan kening. "Aku akan mengatakannya sekali
Kata-kata Ana terlalu kasar.Namun, wanita tua itu setuju. "Perempuan harus mencintai diri sendiri, jangan selalu berpikir untuk mengandalkan jalan pintas."Elena melirik wanita tua itu lalu tersenyum tipis. "Kamu adalah orang yang baik."Setelah itu, dia memandang Ana. "Nyonya Ana, tolong sampaikan kata-kata itu kepada putrimu. Suruh dia lebih mencintai diri sendiri."Ana memelototi Elena. "Kamu ...."Kaedyn juga memasang ekspresi dingin. "Nyonya Ana, tolong lebih menjaga kata-katamu.""Tuan Kaedyn, kamu adalah pria yang sangat sopan. Bisa-bisanya kamu masih membela mantan istri."Ana tersenyum. "Baiklah, Nona Elena, aku dengan baik hati menasihatimu, tapi kalau kamu nggak mau mendengarkan, lupakan saja." Dia menoleh ke arah asistennya. "Ayo kita pergi. Sore masih ada janji."Begitu Ana pergi ....Pria itu berjalan menuju Elena sambil tersenyum. "El-el, tagihannya sudah lunas. Ayo kita pergi."Ana, yang sudah pergi, berbalik. Begitu melihat Nathan, ekspresinya langsung berubah.Dia ta
Elena tiba-tiba tertarik belajar melipat origami dari video pendek yang dia tonton.Tidak ada kertas yang dia inginkan di rumah.Dia berjalan ke balkon.Sang pria sedang menjemur pakaian di balkon.Dia memegang pakaian dalam, lalu menggantungkannya di gantungan dengan ekspresi datar.Elena datang ketika dia sedang menggantung pakaian dalam.Dia menoleh ke arah Elena, kemudian mengangkat sebelah alisnya.Elena tidak mengatakan apa-apa. Dia menunggu pria itu selesai mengeringkan pakaian, lalu mereka berjalan ke ruang tamu.Nathan pergi menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri. Dia tidak mengambil inisiatif untuk bertanya kepada Elena.Lagi pula, dilihat dari gerak-gerik Elena, pasti ada yang dia inginkan.Beberapa saat kemudian, setelah dia menghabiskan setengah gelas air, wanita itu akhirnya berkata, "Tuan Nathan, pergilah ke toko alat tulis, belikan origami untukku. Ukurannya kira-kira seperti ini."Elena menunjukkan layar ponselnya. "Beli yang ukurannya seperti dalam video ini."N
Bourne terdiam sesaat. Dia mengusap keningnya. "Maaf."Briana tinggal di Kediaman Ransford, berarti peluangnya untuk bersama Janine sangat kecil.Elena mengerutkan kening, lalu menutup telepon.Nathan melihat ekspresi Elena. Suasana hati ibu hamil buruk akan memengaruhi perkembangan janin. Dia mengusulkan, "Mau keluar?"Kini kondisi tubuh Elena sudah pulih, kondisi janin juga normal. Tidak masalah keluar untuk menghirup udara segar.Asalkan bukan berolahraga atau berjalan kaki terus-menerus.Elena mengangkat pandangannya, melihat jam. Sekarang pukul tiga. "Ke mana?"Nathan menyimpan kartu, lalu menyimpannya di laci. "Pergi ganti bajumu. Kamu akan tahu begitu kita sampai."Nathan juga tidak tahu harus pergi ke mana. Dia hanya berbasa-basi tadi. Nanti dia akan mencari di internet."Oke, aku akan ganti baju."Elena mengganti pakaian dengan sangat cepat sekarang. Dia mengganti gaun longgar, mengoleskan pelembab di wajahnya, mengikat rambut, kemudian mengambil jaket tipis, keluar.Pria itu
Kediaman Utama Edkins.Ana dan Emily sedang mendiskusikan perjalanan mereka ke ibu kota. Keluarga Edkins tidak boleh mempermalukan Briana. Mereka tentu harus memberikan hadiah yang bagus untuk si kembar.Setelah selesai berdiskusi, Ana menyesap tehnya beberapa kali, kemudian dia bertanya, "Kak Emily, apakah kandidat istri Bourne sudah ditentukan?"Emily menghela napas, dia juga merasa pusing. Tak satu pun dari kedua putranya ingin menikah. "Belum. Wanita yang menurutku baik, anak itu nggak suka.""Sebenarnya aku punya seorang kandidat." Ana meletakkan cangkir tehnya. Dia ragu sejenak sebelum berkata, "Menurutku Glenna baik."Emily seketika tak bisa berkata-kata. "Dia nggak bisa."Ana tersenyum sambil berkata, "Aku tahu kamu akan menolak. Ada alasan kenapa aku menyarankan Glenna. Kak Emily dengarkan saja."Emily mengangguk, membiarkan Ana lanjut berbicara."Latar belakang Keluarga Burchan setara dengan Keluarga Edkins, kita tahu hal itu. Aku bisa melihat kalau dia sangat menyukai Bourne
Bangau kertas dengan berbagai warna terlihat cukup bagus.Elena terkejut. "Tuan Nathan, aku tidak menyangka kamu bisa melipat ini. Sungguh mengejutkan."Dia juga tidak menyangka bahwa dia memiliki keterampilan seperti ini. "Aku akan membuatkanmu bunga."Pria itu tiba-tiba menghentikan gerakannya ketika bunga lipatannya sudah setengah jadi.Tunggu.Kenapa dia harus melipat benda konyol ini?Elena mendesaknya. "Cepat lipat, nanti aku akan melihat bunga lipatanmu."Setelah itu, Elena berjalan menuju meja rias, mengambil sebotol pelembab untuk dipakaikan pada wajahnya.Lampu besar di kamar tidur menyala, cahayanya sangat terang. Pria itu menoleh ke arah meja rias. Dia melemparkan bunga yang setengah jadi ke atas meja. "Aku akan mandi. "Dia tidak mau melipat lagi.Pria itu mengintrospeksi perilakunya. Dia tidak perlu bertindak sejauh ini demi menyenangkan orang lain.Suara gemericik air segera terdengar dari kamar mandi.Elena dengan pelan menutup botol pelembap. Dia berjalan ke sofa, kemu
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat