Setelah Luna meninggalkan Kediaman Henzel, pikiran pertamanya adalah pergi ke kantor polisi untuk meminta klarifikasi Zahra.Bukankah Elena sudah setuju untuk menyelamat Grup Henzel?Kenapa keadaannya menjadi seperti ini?Memikirkan Elena, tatapan Luna menjadi penuh kebencian.Wajah Zahra menunjukkan kegembiraan ketika dia melihat putrinya datang menemuinya. "Luna, tolong bantu Ibu temui Elena untuk minta dia mencabut gugatannya."Mata Luna memerah. "Ibu, apa yang terjadi? Kenapa Elena menuntut Ibu?""Aku mengancamnya dengan foto dia di panti asuhan. Kalau tahu begini seharusnya aku nggak membawanya ke Keluarga Henzel. Dasar gadis yang nggak tahu berterima kasih. Aku seharusnya membiarkannya mati di panti asuhan."Zahra adalah orang yang menganggap penting harga diri. Dia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari dia akan dituntut oleh putrinya sendiri.Bahkan dipenjara.Dia sangat marah.Luna tertegun. "Foto apa?"Zahra mendengus dingin. "Dia disukai oleh dekan panti asuhan. Dekan tua i
Elena berbalik untuk melihat Nathan. "Oke."Nathan mengulurkan tangan untuk mengambil celemek, berdiri di belakang Elena, menurunkan pandangannya, kemudian mengenakan celemek itu pada Elena. Talinya melingkari pinggang Elena, lalu diikat.Nathan bertanya dengan suara rendah. "Apakah terlalu kencang?"Elena menunduk, memperlihatkan bagian belakang lehernya yang indah. "Nggak, pas."Nathan membungkuk untuk mengisap leher Nathan.Lalu Nathan diusir dari dapur.Pintu dapur tertutup.Janine melirik ke arah Nathan yang diusir dengan penasaran, kemudian lanjut menonton TV.Elena memasak dengan cepat.Untuk tiga orang, Elena memasak empat lauk dan satu sup.Penuh warna dan wangi.Nathan melihat hidangan di atas meja. Mengingat dulu Kaedyn menikmati semua ini, dia merasa kesal.Mulai sekarang semua ini menjadi miliknya.Nathan menatap Elena yang ada di seberangnya.Wanita itu memiliki senyuman yang indah.Elena mengangkat pandangannya, lalu melihat Nathan sedang menatapnya.Apakah Nathan bisa k
Nathan mengambil handuk yang diserahkan Leon, kemudian menyeka darah di tinjunya dengan perlahan.Sulien sudah terbaring setengah mati di lantai.Saran Sulien untuk Julius telah melewati batas toleransi Nathan.Hal ini terkait nyawa Elena-nya.Miliknya.Sulien, yang terbaring di lantai, mungkin dikira sudah mati jika tidak melihat dadanya masih naik turun.Mata Julius melebar karena ngeri. Dia menatap pria di depannya dengan gemetar.Nathan menghampiri Julius, menatapnya dengan tatapan merendahkan.Julius ingin mundur, tetapi dia ditekan oleh pengawal."Lebih baik menderita atau uang?"Nathan menyerahkan handuk kepada Leon, kemudian bertanya pada Julius dengan santai.Tentu saja dia tidak membutuhkan jawaban Julius.Dia hanya mau membuat Julius takut.Bagaimanapun, Julius masih ada gunanya.Siapa yang mencoba menyakiti Elena sebenarnya?Tatapan Nathan menjadi dingin.Dia berjalan ke meja kopi, membungkuk untuk memasukkan kotak makan yang diberikan Elena ke dalam kantong, kemudian memba
Namun, mendengar percakapan Briana dengan teman-temannya tetap membuat Elena merasa sedikit tidak nyaman.Apa maksud Briana?"Makan makananmu. Saat ini, wanita Kak Nathan-mu hanya aku."Elena melihat Janine yang tampak ingin berbicara, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Lucu sekaligus menyentuh."Aku sudah kenyang. Aku akan bertanya pada Kak Nathan."Setelah Janine selesai berbicara, dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Nathan.Elena tidak melarang.Dia juga ingin bertanya.Janine: "Kak Nathan, dengar-dengar kamu berencana menikahi Nona Briana?"Nathan yang sedang membaca dokumen mengernyit ketika dia melihat pesan itu. "Aku mau menikahi Nona Elena. Kamu dengar dari siapa?"Janine mengetik apa yang dia dengar dari Briana dan teman-temannya, lalu mengirimkannya kepada Nathan.Janine: "Bukan hanya aku yang mendengar kata-kata itu, Kak El juga mendengarnya. Kak El sangat marah."Setelah Janine mengirim pesan, dia menunjukkan layar obrolan kepada Elena.Tidak lama ke
Nathan mengajak Mario dan Mateo makan malam di Hotel Quaker.Pada waktu yang ditentukan, Nathan dan Leon pergi ke ruang privat."Maaf, aku terlambat," kata Nathan sambil tersenyum."Kami yang datang lebih awal."Mario tersenyum. Dia dan Mateo berdiri, setelah Nathan duduk, mereka baru duduk.Nathan bukanlah orang yang tidak masuk akal.Dia mengajak mereka makan bersama tanpa memasang ekspresi dingin.Pelayan menghidangkan makanan."Hotel Quaker memiliki koki baru yang berspesialisasi dalam masakan oriental. Makanannya cukup enak. Ayo dicoba."Begitu Nathan selesai berbicara.Leon berdiri, menuangkan anggur untuk Mario dan Mateo, lalu dia duduk kembali di samping Nathan.Mario dan Mateo melihat Nathan bersikap begitu sopan malam ini.Mereka merasa lega.Mungkin benar untuk membahas pernikahan.Mario mengambil sepotong ayam, lalu mencicipinya. "Ayam birnya enak."Nathan tersenyum. "Ya."Daging ayam birnya segar dan empuk, aroma anggur dan daging berpadu sempurna, cita rasanya tak terlupa
Brandon menyuruh wanita cantik di sebelahnya untuk keluar dulu."Pacar apa?" Brandon teringat akan pencarian populer yang dia lihat di Instragam sebelumnya. "Maksudnya Elena?"Sebenarnya pemikiran Brandon hampir sama dengan pemikiran Bourne.Mereka melihat bahwa Briana tidak keberatan, jadi aneh jika mereka ikut campur."Siapa Elena?" tanya Mario, nama itu terdengar familiar."Mantan istrinya Kaedyn."Ketika Brandon mengatakan itu, Mario mengingatnya.Dia agak terkejut. "Kenapa Tuan Nathan menyukai seorang janda?"Brandon tidak bisa menjawabnya. Mungkin itu selera Nathan.Mario menutup telepon, lalu meminta Mateo segera menelepon Briana.Masalahnya harus diluruskan. Kalau tidak, Keluarga Edkins akan malu.Mateo mengangguk, kemudian menelepon Briana.Dia memberi tahu Briana tentang Nathan mengundang mereka makan malam, serta Leon memberi tahu mereka bahwa El-el adalah pacar Nathan.Briana meletakkan cangkir susu. lalu tanpa sadar menggosoknya dengan jari-jarinya. "Ayah, dia memang punya
Setelah Nathan selesai berbicara tentang Briana, Elena mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa waktu sudah sangat larut.Dia memasukkan tangannya ke dalam saku. "Selamat malam. Besok harus kerja."Elena pergi.Nathan ditinggalkan sendirian di kursi.Bukankah malam ini seharusnya Elena mengundangnya naik ke atas?Tidur satu ranjang?Pelukan, ciuman dan sebagainya?Nathan melihat punggung Elena yang pergi, merenungkan sikap Elena.Dia cemburu....Pagi hari, cuacanya bagus.Elena akan berangkat kerja naik motor listrik pagi ini.Dia mengetuk pintu kamar Janine sebelum berangkat.Janine yang rambutnya acak-acakan membuka pintu. "Hari ini Capricorn akan mendapat rezeki dan keberuntungan di tempat kerja. Akan ada peluang untuk promosi dan kenaikan gaji.""Oke, jangan lupa bangun dan makan jam sepuluh. Aku akan berangkat kerja."Janine mengangguk, menutup pintu, kemudian lanjut tidur.Elena mengganti sepatunya, lalu membawa helmnya keluar.Motor listrik merah melintasi sebuah mobil.Kaedyn
Drama keluarga ini ternyata tentang putri yang menuntut ibunya.Foto apa yang membuat Elena bersikap begitu kejam?Briana sudah masuk beberapa saat, jadi dia lumayan memahami seluk-beluknya.Dia mengeluarkan sebungkus tisu dari tasnya, menarik selembar, kemudian berjalan mendekat. "Jangan nangis lagi, hapus air matamu. Aku akan membawamu menemui Bu Elena."Baik resepsionis maupun satpam mengenali Briana sebagai putri dari Keluarga Edkins, sepupu Bourne.Karena Briana ingin membawa Luna menemui Elena, mereka tentu saja tidak akan menghentikannya.Ketika Luna melihat resepsionis menyapa Briana dengan hormat, dia memiliki pikiran lain. "Terima kasih, Nona Briana.""Sama-sama. Hapus air matamu, ikut aku."Ketika Briana tersenyum, matanya membuat orang dengan mudah merasa bahwa Briana sangat ramah.Luna mengangguk, kemudian mengikuti Briana ke lift.Mereka yang awalnya berhenti di lobi untuk mendengarkan gosip hanya bisa bubar.Di dalam lift, ada tiga karyawan Jepson lainnya selain Briana d