Namun, mendengar percakapan Briana dengan teman-temannya tetap membuat Elena merasa sedikit tidak nyaman.Apa maksud Briana?"Makan makananmu. Saat ini, wanita Kak Nathan-mu hanya aku."Elena melihat Janine yang tampak ingin berbicara, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Lucu sekaligus menyentuh."Aku sudah kenyang. Aku akan bertanya pada Kak Nathan."Setelah Janine selesai berbicara, dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Nathan.Elena tidak melarang.Dia juga ingin bertanya.Janine: "Kak Nathan, dengar-dengar kamu berencana menikahi Nona Briana?"Nathan yang sedang membaca dokumen mengernyit ketika dia melihat pesan itu. "Aku mau menikahi Nona Elena. Kamu dengar dari siapa?"Janine mengetik apa yang dia dengar dari Briana dan teman-temannya, lalu mengirimkannya kepada Nathan.Janine: "Bukan hanya aku yang mendengar kata-kata itu, Kak El juga mendengarnya. Kak El sangat marah."Setelah Janine mengirim pesan, dia menunjukkan layar obrolan kepada Elena.Tidak lama ke
Nathan mengajak Mario dan Mateo makan malam di Hotel Quaker.Pada waktu yang ditentukan, Nathan dan Leon pergi ke ruang privat."Maaf, aku terlambat," kata Nathan sambil tersenyum."Kami yang datang lebih awal."Mario tersenyum. Dia dan Mateo berdiri, setelah Nathan duduk, mereka baru duduk.Nathan bukanlah orang yang tidak masuk akal.Dia mengajak mereka makan bersama tanpa memasang ekspresi dingin.Pelayan menghidangkan makanan."Hotel Quaker memiliki koki baru yang berspesialisasi dalam masakan oriental. Makanannya cukup enak. Ayo dicoba."Begitu Nathan selesai berbicara.Leon berdiri, menuangkan anggur untuk Mario dan Mateo, lalu dia duduk kembali di samping Nathan.Mario dan Mateo melihat Nathan bersikap begitu sopan malam ini.Mereka merasa lega.Mungkin benar untuk membahas pernikahan.Mario mengambil sepotong ayam, lalu mencicipinya. "Ayam birnya enak."Nathan tersenyum. "Ya."Daging ayam birnya segar dan empuk, aroma anggur dan daging berpadu sempurna, cita rasanya tak terlupa
Brandon menyuruh wanita cantik di sebelahnya untuk keluar dulu."Pacar apa?" Brandon teringat akan pencarian populer yang dia lihat di Instragam sebelumnya. "Maksudnya Elena?"Sebenarnya pemikiran Brandon hampir sama dengan pemikiran Bourne.Mereka melihat bahwa Briana tidak keberatan, jadi aneh jika mereka ikut campur."Siapa Elena?" tanya Mario, nama itu terdengar familiar."Mantan istrinya Kaedyn."Ketika Brandon mengatakan itu, Mario mengingatnya.Dia agak terkejut. "Kenapa Tuan Nathan menyukai seorang janda?"Brandon tidak bisa menjawabnya. Mungkin itu selera Nathan.Mario menutup telepon, lalu meminta Mateo segera menelepon Briana.Masalahnya harus diluruskan. Kalau tidak, Keluarga Edkins akan malu.Mateo mengangguk, kemudian menelepon Briana.Dia memberi tahu Briana tentang Nathan mengundang mereka makan malam, serta Leon memberi tahu mereka bahwa El-el adalah pacar Nathan.Briana meletakkan cangkir susu. lalu tanpa sadar menggosoknya dengan jari-jarinya. "Ayah, dia memang punya
Setelah Nathan selesai berbicara tentang Briana, Elena mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa waktu sudah sangat larut.Dia memasukkan tangannya ke dalam saku. "Selamat malam. Besok harus kerja."Elena pergi.Nathan ditinggalkan sendirian di kursi.Bukankah malam ini seharusnya Elena mengundangnya naik ke atas?Tidur satu ranjang?Pelukan, ciuman dan sebagainya?Nathan melihat punggung Elena yang pergi, merenungkan sikap Elena.Dia cemburu....Pagi hari, cuacanya bagus.Elena akan berangkat kerja naik motor listrik pagi ini.Dia mengetuk pintu kamar Janine sebelum berangkat.Janine yang rambutnya acak-acakan membuka pintu. "Hari ini Capricorn akan mendapat rezeki dan keberuntungan di tempat kerja. Akan ada peluang untuk promosi dan kenaikan gaji.""Oke, jangan lupa bangun dan makan jam sepuluh. Aku akan berangkat kerja."Janine mengangguk, menutup pintu, kemudian lanjut tidur.Elena mengganti sepatunya, lalu membawa helmnya keluar.Motor listrik merah melintasi sebuah mobil.Kaedyn
Drama keluarga ini ternyata tentang putri yang menuntut ibunya.Foto apa yang membuat Elena bersikap begitu kejam?Briana sudah masuk beberapa saat, jadi dia lumayan memahami seluk-beluknya.Dia mengeluarkan sebungkus tisu dari tasnya, menarik selembar, kemudian berjalan mendekat. "Jangan nangis lagi, hapus air matamu. Aku akan membawamu menemui Bu Elena."Baik resepsionis maupun satpam mengenali Briana sebagai putri dari Keluarga Edkins, sepupu Bourne.Karena Briana ingin membawa Luna menemui Elena, mereka tentu saja tidak akan menghentikannya.Ketika Luna melihat resepsionis menyapa Briana dengan hormat, dia memiliki pikiran lain. "Terima kasih, Nona Briana.""Sama-sama. Hapus air matamu, ikut aku."Ketika Briana tersenyum, matanya membuat orang dengan mudah merasa bahwa Briana sangat ramah.Luna mengangguk, kemudian mengikuti Briana ke lift.Mereka yang awalnya berhenti di lobi untuk mendengarkan gosip hanya bisa bubar.Di dalam lift, ada tiga karyawan Jepson lainnya selain Briana d
Elena mengangguk.Briana tersenyum pada Elena, lalu dia dan Bourne masuk ke lift.Luna tahu bahwa tujuan hari ini telah tercapai. Dia tidak mau tinggal lebih lama untuk dikatai Elena.Dia mengikuti Briana dan Bourne ke dalam lift, kemudian diam-diam memandang Bourne.Elena pergi ke kafetaria untuk makan sendiri.Dalam waktu singkat jam makan.Rumor bahwa Elena mungkin telah diperkosa oleh seorang lelaki tua ketika dia masih kecil telah beredar di kalangan karyawan Jepson.Elena adalah sekretarisnya Bourne, dia juga sangat cantik dan terkenal."Aku benar-benar nggak menyangka kalau Bu Elena begitu menyedihkan ketika dia masih kecil.""Dekan tua itu benar-benar mesum.""Dengar-dengar, Bu Elena menggugat ibunya.""Kenapa?""Kurang tahu."Elena masih bisa mendengar gosip tentangnya ketika dia pergi ke toilet.Tatapan kasih mereka tidak memengaruhi Elena.Elena tidak membutuhkan belas kasihan mereka.Selama hatinya kuat, semua masa lalu itu sudah berlalu.Judul berita "Mantan Istri Pak Kaed
Nathan mendengarkan sambil membungkuk untuk masuk ke dalam mobil.Dia menunggu Hugo selesai berbicara, lalu berkata dengan santai. "Ayah punya keberanian dari mana untuk mengajukan permintaan seperti itu kepadaku?"Hugo tercekik. Putranya selalu tidak patuh."Apakah kamu nggak merasa malu? Apa yang akan dia hadapi kalau dia datang ke ibu kota ke depannya? Kamu harus tahu kalau menjadi simpanan di Kota Burgan mungkin lebih baik bagi dia."Nathan mengambil tablet yang diserahkan oleh Leon, kemudian membaca beritanya.Awalnya hanya berita hangat, tidak ada buktinya. Beberapa orang tidak akan percaya.Namun tak lama kemudian, ada foto di bawah berita tersebut. Foto bagian depan maupun belakang.Pada bagian depan adalah foto Elena saat dia berumur sepuluh tahun, mengenakan gaun tali spaghetti.Di bagian belakangnya ada sederet kata "Putrimu rasanya enak sekali".Nathan menutup panggilan telepon Hugo dengan ekspresi dingin."Hilangkan beritanya."Rahang Nathan terkatup rapat.Leon menghubung
Elena tidak menyangka Nathan akan membawanya ke pantai."Kita akan menunggu sampai besok untuk melihat matahari terbit."Nathan mendirikan tenda di pantai, lalu menggantungkan lampu di tenda.Dia juga membuat api unggun.Elena menopang dagunya memandang Nathan yang sedang sibuk dalam keadaan telanjang dada. Pria itu menjadi kurang elegan dan lebih santai.Suara ombak tak jauh terdengar sesekali.Elena menelepon Janine untuk memberi tahu Janine bahwa dia tidak akan kembali malam ini. Ketika gadis itu mendengar bahwa Elena berada di luar bersama Nathan, dia tidak bertanya lagi."Kak Elena, selamat bersenang-senang." Janine masih khawatir tentang pengaruh internet terhadap Elena."Oke."Elena menutup telepon.Nathan baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dia segera pergi ke RV untuk mandi sebelum kembali ke sisi Elena.Elena memasukkan dirinya ke dalam pelukan Nathan sambil duduk."Sayang sekali nggak ada bulan atau bintang malam ini.""Apakah kamu mengantuk?" Nathan menatap sambil menyent
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat