Setelah Marcus berangkat, Cecilia menghubungi Hana dan meminta sekretaris Marcus itu menemaninya ke mall. Itu hal yang tidak biasa. Cecilia tak pernah suka jalan-jalan kecuali jika Hana memaksanya.“Aku ingin membeli hadiah untuk suamiku.” Cecilia memberi alasan.“Tapi … bukankah seharusnya Nyonya beristirahat di rumah hari ini … setelah Nyonya begitu sibuk menjamu para tamu semalam?”“Suamiku juga lelah, namun dia tidak sempat istirahat,” kata Cecilia. “Karena itulah aku ingin membelikannya suplemen, juga aksesori kecil yang bisa dia bawa kemanapun dia pergi.”“Waaah, Nyonya dan Tuan jadi semakin mesra saja.” Hana terkekeh girang. “Baiklah, mari kita belanja hari ini.”Cecilia pergi ke sebuah toko busana pria. Dia membeli sebuah bros dasi untuk Marcus. Ketika Cecilia hendak membayar, seorang ka
‘Sungguh bodoh ….’Marcus menenggak whiskey langsung dari mulut botol itu. Pria itu duduk di ruang tengah yang kosong dan hening.Marcus terdiam merenung. Wajah Cecilia terus terbayang di benaknya.Berbagai pikiran dan perasaan menghampirinya. Tapi, yang menjadi pertanyaan besar adalah, mengapa Cecilia selalu ingin kabur dari Marcus? Mengapa Cecilia begitu membenci Marcus?Perempuan itu begitu sulit dimengerti. Dan Marcus sendiri tak mengerti kenapa dia mendambakan perempuan sesulit itu. Padahal dia bisa mendapatkan selusin perempuan lain, yang lebih cantik, dan mudah ditaklukkan.Yang Marcus tahu … memandang Cecilia dan bersama dengannya … terasa bagai candu, bagai injeksi penenang bagi Marcus.Setiap kali Marcus dengar kata cinta, saat itulah dia lihat dengan jelas setiap hal yang berhubungan dengan Cecilia. Wajah Cecilia yang pucat dan terkadang merona, sikapnya yang dingin, pelukannya yang hangat. Suaranya yang agak serak, caranya bicara, derai tawa serta tangisnya.Marcus sudah b
Cecilia dan Travis memang sudah lama tidak bertemu, bahkan sejak Cecilia menikah dengan Marcus. Tapi, suasana hati Cecilia setiap kali melihat Travis masih tidak berubah. Cemas, takut, yakin bahwa kedatangan pria itu membawa kabar buruk.“Jadi … karena alasan apa … Anda menemui saya di sini?” tanya Cecilia gugup.“Ah, Cecilia, jangan ketus begitu kepadaku! Cobalah sedikit bersikap manis! Aku kan orang yang sudah menyelamatkanmu dari Krystal!” Travis berongkang-ongkang kaki. “Aku sudah sediakan kau tempat tinggal! Lalu aku buat Krystal dan suamimu berhenti mengusikmu! Aku juga tidak pernah menuntutmu untuk lekas melunasi utangmu!”Sepertinya Travis memang sengaja mengeraskan suaranya, karena tahu Bibi Man dan Ting-Ting mengawasi percakapannya dengan Cecilia dari balik meja kasir.“Huh, sudah kuduga, perempuan itu memang punya banyak masalah!” bisik Bibi Man pada putrinya. “Ternyata dia kabur dari suaminya!”Ting-Ting tidak menyimak apa yang dikatakan ibunya. Perhatiannya tertuju penuh
Cecilia tidak berani memberi tahu Jackson bahwa dia sudah tidak bekerja di restoran Paman Man lagi.Karena itulah, setelah Jackson berangkat kerja, Cecilia pun mencari pekerjaan dengan mendatangi setiap restoran, toko, ataupun penginapan yang dilewatinya.Dengan perutnya yang begitu besar Cecilia berjalan belasan kilometer jauhnya di bawah terik matahari. Setiap pintu yang dia masuki hanya berakhir dengan penolakan.Sebenarnya tidak mengherankan jika tidak ada yang sudi menerimanya bekerja.Cecilia sedang hamil tua dan akan segera melahirkan. Dia juga tidak punya dokumen identitas seperti KTP atau ijazah, dan satu-satunya kualifikasi yang dia punya hanyalah pengalaman bekerja di restoran Paman Man selama lima bulan.Pukul 1 siang, sang ibu hamil memutuskan untuk beristirahat dan memakan bekalnya di tepi jalan.Seperti tadi malam dan tadi pagi, siang itu pun Cecilia hanya makan bubur dan ikan asin. Usai menyantap bubur dingin yang sudah begitu cair, Cecilia menunduk, memandangi perutny
“Memangnya kau sudah tahu, akan tinggal di mana kalau kita pindah ke kota?” tanya Cecilia.Jackson menggelengkan kepala. “Sejujurnya aku belum tahu. Tapi, Tuan Travis pasti bisa membantu kita. Tuan kan punya banyak uang, aku bisa meminjam uang dulu untuk menyewa rumah yang layak Kakak tempati.”“Jangan terlalu tergantung pada Tuan Travis, Jackson! Dan jangan berutang padanya! Orang itu bos rentenir, dan seorang gangster pula!”“Tapi bayi di dalam kandungan Kakak kan keponakannya. Sebagai paman, masak Tuan Travis tidak mau bantu keponakannya sendiri? Tuan juga bilang kepadaku, kalau aku jadi anak buahnya, aku bagian dari keluarganya.”Cecilia menatap Jackson dengan sangat cemas.Seharusnya Jackson takut pada Travis yang dulu pernah memukulinya sepanjang malam sampai tangannya patah, namun sekarang, Jackson malah seolah begitu mengidolakan bos gangster itu.Travis pasti telah mengiming-imingi Jackson dengan sesuatu yang sangat Jackson butuhkan, sehingga Jackson pun dengan senang hati ma
“Kakak, aku pergi dulu …. Aku akan pulang ke desa ini bulan depan ….”Air mata Jackson berkumpul di pelupuk mata tatkala dia memeluk Cecilia di pelabuhan feri. Perpisahan sungguh berat, tapi Jackson harus mencari uang di kota.“Jangan menangis!” seru Cecilia ketika Jackson melambaikan tangan dari atas feri. “Aku akan baik-baik saja!”Setelah mengantar Jackson ke pelabuhan, Cecilia pergi ke panti asuhan di mana dia mulai bekerja sebagai asisten dapur. Suster Theressa memberinya pekerjaan yang cukup mudah, seperti memotong sayur-mayur dan buah-buahan.Tidak hanya Suster Theressa, karyawan lain yang bekerja di panti asuhan itu juga benar-benar murah hati kepada Cecilia.Karyawan-karyawan itu sebagian besar wanita lanjut usia yang sangat religius. Karena itulah mereka rela bekerja tanpa diupah sebagai bentuk dedikasi mereka kepada Tuhan. Sebagaimana bibi-bibi itu mencintai anak-anak panti asuhan, mereka pun menyayangi Cecilia yang sebatang kara.“Dulu aku juga bercerai dengan suamiku keti
“Oeeek … oeeek …!”“Aduh, Olivia, ada apa denganmu? Berhentilah menangis, Ibu mohon ….”Dok - dok - dok!“Hei! Cepat diamkan bayimu! Aku tidak bisa tidur karena tangis bayimu membuatku pusing!”“Y-ya, Nyonya! Maafkan saya! Bayi saya sedang tidak enak badan!”Nyonya tetangga yang tinggal di kanan kamar Cecilia sangatlah galak.Sepertinya Nyonya galak itu membenci bayi. Dia selalu menggedor dinding Cecilia dan memarahi Cecilia dengan ucapan kasar apabila Olivia menangis.Padahal, paman-paman yang main judi sampai subuh hari di gang belakang juga lebih ribut daripada Olivia. Lagipula kebisingan semestinya jadi hal biasa di rusun kumuh ini, karena dinding di sini sangatlah tipis.“Tidurlah, Olivia, buah hati Ibu ….” Cecilia menimang bayinya sambil terus berdiri sepanjang malam. “Tidurlah yang nyenyak, supaya Ibu juga bisa beristirahat ….”Mengurus bayi seorang diri tentu saja bukan hal yang mudah.Dua minggu pertama sejak Olivia lahir, Cecilia mengalami kekurangan tidur kronis yang mengak
Kampung nelayan itu terasa seperti kampung halaman bagi Cecilia.Memang ada beberapa orang yang telah sedikit mengganggu Cecilia di kampung itu, tetapi di sana Cecilia bertemu teman-teman yang terasa seperti keluarga.Para suster dan para bibi di panti asuhan menangis ketika Cecilia berpamitan.“Cecilia, jangan lupakan kami, ya ….” kata Suster Theressa sambil terisak.“Tidak mungkin aku bisa melupakan kalian,” ucap Cecilia haru. “Kalian adalah orang-orang yang paling berjasa dalam hidupku dan hidup Olivia selama kami tinggal di sini.”“Olivia adalah cucu kami semua, kami berharap dia tumbuh sehat dan bahagia ….” Para bibi berpesan. “Dan, eh, Jackson! Tampaknya kau pemuda yang kuat! Jagalah kakakmu dan keponakanmu baik-baik!”“Tentu saja, Bibi!” sahut Jackson semringah.Jackson merangkul Cecilia yang menggendong Olivia, kemudian mempersilakan wanita itu masuk ke bangku belakang mobil bersama bayinya.Di mobil, Cecilia merasakan kesedihan yang mendalam ketika harus meninggalkan kampung
Pukul 10 malam, Marcus tiba di kamar tidurnya.Sejak Marcus memandangi wajah Cecilia yang terlelap di sofa, sebab tampaknya wanita itu tertidur kala sedang membaca buku sambil menunggu kedatangan suaminya.Dengan sangat hati-hati Marcus menggendong Cecilia, memindahkan wanita itu ke atas ranjang. Cecilia sedikit mengerang ketika Marcus meletakkannya. Dan tepat saat Marcus sedang menyelimutinya, mata wanita itu terbuka.“Sayang?” bisik Cecilia. “Kau sudah pulang?”Marcus tersenyum. “Apa aku membangunkanmu?”“Memang tadinya aku berniat untuk tidur sebentar.” Cecilia menguap. “Kau sudah makan?”“Tentu saja. Kau tampak lelah, Cecilia. Tidurlah kembali.” Marcus mengecup kening Cecilia dan mengusap pipinya.“Tapi aku belum makan,” keluh Cecilia. “Dan aku lapar.”“Oh.” Marcus tersentak kaget. “Mau kubuatkan sesuatu?”Cecilia meringis dan menganggukkan kepala.“Baiklah, ayo.” Marcus mengangkat ketiak Cecilia, menggendong sang istri di depan. Marcus berjalan ke arah pintu sambil mencumbui Ceci
Bergeming di tempatnya berdiri, Marcus tertegun menyaksikan kericuhan di ruang sidang usai tuan hakim memutuskan dirinya tak bersalah dan bebas.Setelah polisi membawa Travis, Jerry dan Krystal pergi untuk penyelidikan, Cecilia bergegas menemui suaminya.Cecilia pun berlari ke dalam pelukan Marcus. Air mata wanita itu berderai. Mereka bercumbu singkat, lalu sambil memandang wajah istrinya, Marcus tampak kebingungan.“Cecilia … kau baik-baik saja? Mengapa kau datang bersama Travis? Dan … apa yang baru saja terjadi?” Marcus bertanya gugup.“Kebakaran di rumah kita terjadi karena Travis. Dia juga menculikku dan Olivia malam itu. Namun, selama Travis menyekap kami di rumahnya, aku menggunakan kesempatan itu untuk mengumpulkan bukti-bukti kejahatannya,” terang Cecilia tegas.Marcus terpana mendengarkan ucapan istrinya.Lantas Cecilia melanjutkan, “Pada saat Jackson menemuiku semalam, aku langsung menghubungi detektif pribadiku dengan menggunakan ponsel Jackson. Aku minta Jackson menjelaska
Empat hari kemudian.Tubuh Cecilia menggigil ketika ia melihat secarik kertas yang disodorkan Travis ke arahnya. Cecilia tahu isi kertas itu. Kertas itu adalah surat permohonan cerai yang harus dia tandatangani, syarat yang harus dipenuhi, jika dia ingin melihat persidangan Marcus.Travis menunggu dengan tidak sabar.Travis menggebrak meja. “Ayolah, Cecilia, berikan tanda tanganmu! Jangan buang-buang waktu! Sidangnya dimulai satu jam lagi!”Hari ini Travis juga harus hadir di persidangan itu sebagai saksi.“Kita tidak boleh terlambat datang, bukan?”“B-baiklah ….” Dengan tangan gemetar Cecilia meraih pulpen dan membubuhi kertas itu dengan tanda tangannya. “A-aku sudah melakukannya ….”“Jackson!” Travis memanggil Jackson, yang kini menjadi tangan kanannya. “Mari kita berangkat!”“Ya, Tuan.” Jackson membungkuk dan melirik Cecilia.Jackson menyaksikan bagaimana Travis meraih tangan Cecilia dengan kasar dan menyeret wanita itu ke mobil. Sejujurnya Jackson merasa sangat iba dan sangat bers
Marcus yang sedang berduka memikirkan nasib istri dan anaknya, tiba-tiba mendapat kejutan baru lagi, kali ini dari kantor pengacara Li & Associates.Seperti yang sudah Cecilia wanti-wanti sebelum Marcus kembali dari Guangzhou, Li & Associates yang diberikan tanggung jawab penuh oleh CEO yang sekarang menjabat (Travis) untuk merombak ulang manajemen di Wong Enterprise, dikabarkan oleh media bahwa mereka ‘telah menemukan kecurangan CEO terdahulu (Marcus)’.Sekelompok jaksa mendatangi tempat di mana Marcus menetap selama rumahnya direnovasi pasca kebakaran. Mereka datang dengan membawa surat perintah penyidikan. Artinya, Marcus telah ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus penggelapan dana pegawai.“Anda sebagai bos telah dengan sengaja melakukan tindakan korupsi, seperti memotong gaji pegawai tanpa alasan yang sah atau menggunakan gaji pegawai untuk kepentingan pribadi!” Begitulah yang disampaikan kepala jaksa kepada Marcus. “Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, And
Di balik kabut tebal dan pepohonan lebat, mansion keluarga Wong yang telah berusia lebih dari satu dasawarsa berdiri megah dan gagah, terpencil dari keramaian kota. Kemegahannya kini diselimuti asap hitam pekat, menandakan kobaran api yang melahap habis bangunan megah tersebut.Suara sirine pemadam kebakaran memecah kesunyian malam, membawa para petugas ke tempat kejadian. Api berkobar dengan ganas, melalap setiap sudut mansion. Asap tebal menyelimuti area, menyulitkan upaya pemadaman.Para petugas berjibaku melawan api, berusaha menyelamatkan apa pun yang masih bisa diselamatkan. Namun, upaya mereka terhambat oleh struktur bangunan yang tua dan rapuh, serta kondisi yang gelap dan penuh asap.Setelah berjam-jam berjuang, api akhirnya berhasil dipadamkan. Namun, mansion yang dulunya megah kini hanya tinggal puing-puing yang menghitam.Keesokan paginya, seorang detektif bernama Victor Huang ditugaskan untuk menyelidiki kasus kebakaran ini. Detektif Huang memiliki reputasi yang baik dala
Selama Marcus jauh dari rumah untuk mengusut kasus pembunuhan Mikey Han, Marcus selalu menghubungi Cecilia setiap malam, untuk memastikan kondisi di rumah mereka aman.Marcus juga telah memastikan bahwa keamanan di kediaman Wong dijaga ketat, mengingat bahwa pembunuh Mikey Han juga mengincar nyawa Marcus, dan mungkin nyawa keluarga Marcus.Sekelompok bodyguard profesional bertugas menjaga kediaman Wong 24/7. Mereka terlatih dalam berbagai teknik bela diri dan penggunaan senjata api. Bodyguard ini selalu berpatroli di sekitar rumah, baik di dalam maupun di luar. Mereka juga memantau kamera pengawas dan siap merespons setiap tanda-tanda bahaya. Bodyguard ini juga terhubung dengan pusat kendali yang dilengkapi dengan sistem alarm dan komunikasi canggih.Jaringan kamera pengawas yang canggih dipasang di seluruh bagian rumah, baik di dalam maupun di luar. Kamera ini dapat merekam gambar dan suara dengan kualitas tinggi, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Rekaman kamera pengawas disimpan di
Tiga minggu kemudian setelah kematian Mikey Han atau Han Tae-Sung, kegemparan dan kepanikan terjadi di Yusan Developers.Jay Kim, yang seharusnya menggantikan Mikey menjabat sebagai presiden komisaris Yusan Developers, tiba-tiba ditangkap oleh Interpol dan FBI di Hawaii dengan tuduhan mendalangi beberapa kegiatan ilegal di Amerika.Lalu, di rapat direksi, muncul orang baru yang benar-benar asing.Perut buncit orang itu sangat maju seperti wanita hamil yang tak kunjung melahirkan. Kening dan telapak tangannya selalu berkeringat. Segelintir helai uban di atas kepalanya disisir menyamping untuk menutupi botaknya yang tak merata.Matanya yang kecil terselip di antara kelopak yang tebal penuh lemak. Hanya dengan melihat matanya saja Marcus Wong langsung tahu orang itu bukanlah orang yang bisa dipercaya. Mata yang sungguh licik dan mesum.Orang itu, Don Choi, memiliki 30% saham Yusan. Hal itu menjadikannya pemegang saham terbesar nomor satu di Yusan. Pemegang saham terbesar nomor dua adalah
Di dunia yang terancam oleh kekuatan jahat dan bahaya tak terduga, masih dapat ditemukan para individu luar biasa yang ditakdirkan untuk bersatu. Itu adalah misi awal Robert dan Oskar mengumpulkan pasukan mereka. Mereka adalah para avengers, masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan unik, dan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda.Pertemuan pertama mereka penuh dengan kekacauan dan kebingungan. Para calon anggota pasukan rahasia Robert dan Oskar, yang saat itu masih belum saling mengenal, sebagian besar diambil dari jalanan. Mereka terbiasa bekerja sendiri-sendiri, namun Robert dan Oskar memberikan mereka berbagai misi untuk menyatukan perbedaan mereka dan membuat mereka saling mendukung dan bekerja sama.Pertempuran sengit antar gangster dan penjahat melanda berbagai kota. Oskar memimpin pasukan, dibantu oleh Robert yang gesit di belakang layar. Meskipun mereka memiliki kekuatan luar biasa, para Avengers hampir kewalahan oleh jumlah gangster yang tak terhitung jumlahnya
Awal sakit hati Robert terhadap para penguasa dan para pemimpin militer adalah setelah dia mengamati penderitaan rakyat. Rutin Robert hilir-mudik mengunjungi teman-teman misteriusnya di berbagai distrik abu-abu ataupun distrik lampu merah. Robert pun betah menginap berhari-hari di rumah para “kamerad”-nya dan mulai terobsesi dengan literatur-literatur sayap kiri.Distrik-distrik itu begitu padat dan pengap. Hiruk-pikuk khas perkampungan kumuh perkotaan acap membuat Robert senewen. Dengan was-was ia mengikuti kawannya menelusuri gang-gang sempit yang kotor, becek, dengan bau sampah dan tinja tak putus-putus menusuk hidung.Bau busuk itu menembus masker yang selalu Robert pakai untuk menyamarkan wajahnya. Di sepanjang gang-gang yang ia dan kawannya lewati, orang-orang bertampang sangar dan bersuara nyaring melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, tampak begitu semarak sekaligus menegangkan.Dari beranda sebuah rumah petak terdengar keributan. Seorang perempuan tua berkelahi dengan seor