“Bibi, Jackson sudah datang?”“Ya, Nona.”“Tolong panggilkan dia,” kata Cecilia pada Bibi Susan. “Aku ingin jalan-jalan di taman.”Bibi Susan melaksanakan perintah Cecilia. Tidak lama kemudian Jackson tiba. Jackson berhenti di ambang pintu yang terbuka, menatap Cecilia sendu.“Jackson?” panggil Cecilia. “Kau di sini?”“Y-ya, Nona ….” Jackson menjawab dengan gugup.“Mendekatlah,” kata Cecilia. “Biar kupegang lenganmu.”Dengan patuh Jackson mendekat sambil mengulurkan tangan. Cecilia menggamit lengannya. Sejenak Jackson mematung.“Ada apa?” tanya Cecilia. “Kau tak mau membawaku ke taman?”“O-oh.” Jackson tersentak. “Mari kita berangkat, Nona.”Selama menuntun Cecilia, bahkan setibanya mereka di paviliun, Cecilia sadar Jackson terus menatapnya.Tampaknya pemuda itu sedang bersusah hati. Wajahnya muram. Dia jadi sangat pendiam.Tiba-tiba angin berembus cukup kencang. Jackson melepas jas. Lantas diselimutinya punggung Cecilia dengan jas itu.“Nona, Anda baik-baik saja?” Jackson membuka per
Cecilia dapat merasakan, sikap Jackson sedikit berubah kepadanya.Jackson yang begitu ceriwis di hari pertama mereka bertemu, sekarang pendiam dan menjaga jarak.Cecilia khawatir jangan-jangan Marcus telah melakukan sesuatu yang buruk pada pengawal pribadinya tersebut, yang membuat Jackson takut berteman dengan Cecilia.“Sekarang kau memanggilku Nona, bukan Kakak,” ujar Cecilia. “Apa kau dilarang seseorang menyebutku Kakak?”“T-tidak.”“Lantas kenapa tidak lagi kau lakukan?”Jackson menelan ludah dan mematung.“T-tidak apa-apa, Kak ….” Jackson berusaha mencairkan suasana yang tegang. “Aku hanya khawatir panggilan Kak Cecilia yang kuucapkan dianggap tidak sopan oleh pegawai lain.”“Tak usah khawatir apa pendapat orang. Sekarang bagiku kau adalah keluarga. Aku senang punya adik yang bisa kuandalkan di tempat asing ini.”Kata-kata Cecilia membuat Jackson terperangah.“Jackson, apa kau bisa aku percaya?”“Maksud Kakak?”“Bisakah kau melindungiku, seperti yang dulu kau lakukan untuk teman-
Cecilia belum sepenuhnya memahami situasi di rumah ini, tapi yang dia yakini, Travis menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada Marcus.Sejak awal, tujuan Travis membuat Marcus tidur dengan Cecilia adalah untuk merusak hubungan Marcus dengan Krystal.Cecilia teringat ucapan Travis di ruang bawah tanahnya, bahwa jika pertunangan Marcus dan Krystal berakhir, maka ayah Krystal akan sangat murka pada Marcus.Lalu apa dampaknya pada Marcus?Memangnya ayah Krystal punya andil sebesar apa dalam kehidupan Marcus?Cecilia juga ingat, di ruang bawah tanah itu, Bibi Susan tampak sangat tenang mendampingi Travis. Sepertinya Bibi Susan sudah biasa melihat perbuatan Travis pada orang lain, dan mungkin bibi kepala pelayan tersebut juga antek Travis.Artinya, kemungkinan besar semua pelayan di rumah ini juga anak buah Travis. Mereka akan lakukan apapun yang diperintahkan Travis, termasuk mencelakai Marcus.Apakah Marcus tahu kelicikan adiknya?Lagipula kenapa … di saat seperti ini … Cecilia tetap m
Kakak beradik Wong tersebut bertemu di sebuah private club milik Travis, club di mana Travis membeli Cecilia dari ibu tirinya.“Apa kau begitu menganggur, sampai kau punya waktu mengganggu Cecilia?” Marcus tidak basa-basi setelah masuk ke ruangan yang sudah Travis sediakan untuk menjamu kakaknya.“Memangnya Cecilia bilang apa?”“Dia tidak bilang apa-apa. Tapi aku sudah cukup mengenalnya untuk langsung tahu seseorang mengganggunya. Kalau bukan Krystal, tentu saja kau.”Travis mendengus tertawa. “Kakak benar-benar telah dibuat mabuk kepayang oleh seorang pelacur!” ejeknya.Marcus mengabaikan ejekan Travis, mencicipi minumannya dengan tenang.“Aku suka idemu,” kata Marcus. “Aku memang sudah lama ingin membatalkan pertunanganku dengan Krystal.”Ucapan Marcus membuat Travis tersentak.“Sebenarnya itu juga ideku ketika aku meminta kau menjual Cecilia padaku,” lanjut Marcus sambil tersenyum simpul.“Ya ampun! Ha-ha! Bodohnya aku!”Travis tergelak seraya menggebrak meja, sementara Marcus hany
“Tolong selamatkan Jackson demi saya.”“Jackson?”“Ya. Tolong selamatkan Jackson. Saya tidak akan bisa tenang, dan saya bertekad akan terus merongrong Tuan, selama saya tidak tahu bagaimana kabar Jackson.”Marcus – dan bahkan tangannya yang sedang mengangkat garpu – sejenak membeku seolah waktu sedang berhenti.Marcus memiringkan kepala, lantas menatap Cecilia dengan satu alis berjengit, seakan pria itu tidak percaya dengan apa yang tadi dia dengar.Cecilia baru saja memintanya melindungi laki-laki lain, dengan sangat gamblang, dan setengah mengancam!Cecilia sadar Marcus tidak senang dengan permohonannya, dan Cecilia tahu bahwa seharusnya dia sendiri yang berusaha menyelamatkan Jackson yang telah berkorban untuknya.Namun – persetan dengan rasa malu dan harga diri – Cecilia mengakui bahwa dia tak berdaya dan hanya dapat mengandalkan Marcus.“Saya takut Tuan Travis menyiksa Jackson sampai mati ….” Suara Cecilia gemetar menahan tangis. “Jackson … pemuda yang baik …. Sejak kecil dia sel
Cecilia tertegun mendengar ucapan Marcus yang terdengar begitu menggoda sekaligus mengandung bahaya.“Momen paling indah bagi kita berdua?” ulang Cecilia setengah tidak percaya.“Ya. Kau akan tampil bak putri mahkota dalam balutan gaun pengantinmu. Dan semua orang pasti akan mengagumi kecantikanmu yang sayangnya hanya dimiliki olehku,” sahut Marcus bangga.Marcus mengecup pipi Cecilia, kemudian membawa Cecilia ke dalam kamar.“Apa sebenarnya tujuan Tuan menikahi saya?”“Kurasa tujuanku sama saja seperti orang-orang yang memutuskan untuk menikah. Aku ingin kau mendampingiku secara eksklusif. Dan aku ingin kau melahirkan anak-anakku.”Cecilia terdiam. Hatinya terluka. Kata-kata Marcus terdengar begitu merendahkan dirinya.“Jadi pada dasarnya Anda hanya ingin terus menjadikan saya boneka seks dan pabrik bayi Anda.”“Apa yang salah dengan itu? Banyak perempuan yang menginginkan posisimu. Mereka menawarkan diri untuk melayaniku setiap malam dan menjadi ibu anak-anakku, bahkan walaupun mere
Melihat wajah Paman Lam yang penuh kehangatan, air mata Cecilia berlinang tanpa disadari. Paman Lam sudah berusia 70 tahun lebih, dan sudah agak sulit berjalan. Keriput halus terukir di sekitar matanya serta di sepanjang garis senyumnya, dan matanya yang menatap Cecilia dengan berkaca-kaca memancarkan kasih-sayang. Aura Paman Lam agak mirip dengan ayah Cecilia yang Cecilia ingat sewaktu Cecilia masih kecil, yakni aura seorang pria yang telah matang, yang dipenuhi ketenangan dan kelembutan. Cecilia pun semakin merindukan ayahnya. “Ayah …” bisik Cecilia pilu. Ini hari pernikahannya. Namun Cecilia merasa begitu kesepian dan merana. Paman Lam mengambil sapu tangan dari saku jas untuk menghapus air mata Cecilia. “Nona … meski aku bukan keluarga Tuan Marcus … tetapi aku telah mengenalnya sejak Tuan masih belia,” ucap Paman Lam. “Aku yakin, Tuan Marcus akan membuat Nona bahagia.” Paman Lam menepuk-nepuk bahu Cecilia. “Tuan Marcus pria yang baik. Nyonya Maggie Wong mendidiknya dengan sa
Tepat di saat Jackson baru tiba dari apotek dan hendak masuk lift, dia berpapasan dengan Marcus yang juga baru meninggalkan aula pesta.“Kau mau kembali menemui Cecilia?” tanya Marcus, menghadang Jackson di depan pintu lift.“Y-ya, Tuan ….”Marcus melirik bungkus kertas dari apotek yang Jackson bawa.“Itu untuk Cecilia?”Jackson mengangguk.Marcus merebut bungkusan itu dari tangan Jackson. “Biar kuberikan padanya,” kata Marcus tegas. “Kau pulang saja.”Jackson terdiam. Jantungnya berdebar kencang karena diliputi rasa cemas. Dia lupa bahwa di dalam bungkusan itu ada testpack.‘Bagaimana kalau Kak Cecilia benar-benar hamil?’ Jackson bertanya-tanya dalam hati. ‘Kuarasa sebaiknya Tuan Marcus tidak tahu soal itu.’“Maaf, Tuan, ada obat lain di dalam bungkusan itu yang saya beli bukan untuk Nona Cecilia.”“Obat lain?”Marcus malah membuka bungkusan itu dan melihat isinya. Ada obat pereda sakit kepala dan sebuah kardus sepanjang pena. Tulisan di kardus itu jelas terbaca oleh Marcus.“Alat te