Setelah memberikan bakung lelabah hitam kepada Luther, Vernita seolah-olah mematung. Dia hanya berdiri diam di tempatnya sambil memejamkan mata, seperti orang yang sedang mengenang kembali masa-masa indah dulu."Senior, kebaikanmu ini akan kuingat selalu," ujar Luther. Dia pun tidak mengganggu lagi saat melihat Vernita bermeditasi. Sesudah memberi hormat, Luther berjalan pergi dengan sempoyongan.Untungnya, Vernita masih berbelaskasihan tadi. Kalau tidak, nyawa Luther mungkin sudah melayang. Kemampuan Vernita sudah melampaui jangkauan seorang grandmaster. Mungkin, tidak ada orang yang sanggup melawannya di dunia ini."Paman, kamu memuntahkan begitu banyak darah tadi. Kamu baik-baik saja?" tanya Charlotte seraya memapah Luther. Air matanya bahkan masih belum kering. Situasi tadi benar-benar berbahaya. Jika Vernita tidak melunak, mungkin gurunya ini sudah tewas."Nggak apa-apa, hanya patah tulang, aku nggak akan mati," jawab Luther. Dia mengeluarkan sebutir pil untuk dikonsumsi, lalu per
Hanya saja, Luther tidak menyangka mereka akan langsung dikepung oleh begitu banyak orang, sampai tidak ada celah untuk melarikan diri."Ketua Edur, kita harus berbagi kalau ada keuntungan. Kurang bagus kalau Sekte Akasa kalian meraup semuanya sendirian, 'kan?""Edur, orang yang cerdas bisa menilai situasi dengan baik. Kamu nggak akan bisa menguasai barang-barang itu sendirian, sebaiknya berbagi dengan kami supaya kita sama-sama senang.""Hei! Cepat serahkan harta karunnya atau jangan salahkan kami bertindak lancang!"Semua orang mulai berteriak, melontarkan berbagai ancaman dan tawaran. Sepasang mata mereka bahkan seperti serigala yang mengincar mangsa. Vernita mengoleksi harta karun yang tak terhitung jumlahnya. Salah satunya saja sudah cukup untuk membuat orang menggila."Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Kami belum mendapatkan apa-apa, mana mungkin bisa berbagi dengan kalian?" bantah Edur. Mereka menemukan harta karun itu dengan susah payah, jadi tidak mungkin rela berbagi."
Ketika melihat Edur yang seperti terlahir kembali, para ketua sekte pun mengernyit. Kalau itu dulu, mereka bisa saja mengalahkannya dengan mudah.Namun, sekarang Edur telah mencapai tingkat master. Kesenjangan antara kedua belah pihak menjadi sangat besar.Meskipun para ketua ini hanya tersisa setengah langkah lagi, nyatanya ini adalah celah yang tidak bisa diatasi oleh mereka. Jika berhasil, kekuatan mereka akan meningkat pesat. Jika gagal, mereka hanya bisa malu untuk seumur hidup."Semuanya, bagaimana sekarang?" tanya Ketua Sekte Bangau sambil menatap orang-orang di sekitar. Kalau tahu Edur sudah menjadi seorang master, dia tidak akan berani mengusulkan pengepungan ini. Kini, mereka tidak bisa menang ataupun kabur."Gimana kalau kita bertarung mati-matian saja? Dia seharusnya menerobos karena pil mujarab. Kalau kita bekerja sama, mungkin masih bisa mengalahkannya.""Jangan bercanda! Dia sudah menjadi master, mana mungkin kita tandingannya. Melawannya sama saja dengan mencari mati!"
"Huh! Kalau aku nggak datang, memangnya kamu bisa membawa harta karun pulang?" timpal Bertrand dengan ekspresi dingin dan nada kesal."Guru benar," ujar Mavis, Ketua Sekte Bangau, sambil tersenyum malu. Sikapnya tampak sangat rendah diri.Kejadian ini pun membuat kerumunan mulai bergosip. "Serius? Itu Raja Bangau yang legendaris?""Raja Bangau sudah melakukan kultivasi tertutup selama bertahun-tahun. Dia sudah lama nggak ikut campur dalam urusan duniawi, tapi malah tiba-tiba muncul di sini.""Ternyata, Raja Bangau sekalipun menginginkan harta karun Senior Vernita!"Kemunculan Bertrand membuat situasi seketika berbalik. Meskipun Edur yang telah menerobos ke tingkat master menjadi sangat kuat, dia baru menyentuh ambang batas. Sementara itu, Bertrand adalah master hebat yang sudah lama terkenal. Kekuatan kedua belah pihak tidak bisa disetarakan."Raja Bangau? Kenapa pria tua ini tiba-tiba datang?" gumam Edur sambil menelan ludahnya. Kini, dia mulai merasa gelisah. Kesombongan yang sebelum
"Waduh! Apa bocah ini gila? Beraninya dia menantang Raja Bangau?""Dari mana idiot ini? Dia bahkan nggak takut dengan Raja Bangau, apa dia sudah bosan hidup?""Masih muda, tapi sudah begitu sombong. Sepertinya, dia nggak pernah dihajar habis-habisan."Semua orang mulai mengkritik perbuatan Luther, menatapnya layaknya menatap seorang idiot. Asal tahu saja, Bertrand adalah leluhur Sekte Bangau, seorang master yang dihormati oleh orang-orang. Di seluruh Jiman, eksistensinya ini jelas tak tertandingi.Lantas, siapa yang berani tidak menghormati Bertrand ataupun melawannya? Tanpa diduga, pria di depan ini malah menantang Bertrand, sungguh naif!"Bocah, kamu tahu sedang bicara dengan siapa?" Raut wajah Bertrand menjadi murung. Dia berucap dengan kesal, "Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut dan bersujud 3 kali sambil memanggilku kakek. Dengan begitu, aku baru akan mengampunimu.""Bocah, kenapa masih diam? Cepat berlutut!""Nggak semua orang punya kesempatan seperti ini! Kamu sudah beruntung
"Sobat, sebaiknya kamu serahkan semua harta karun itu. Ini demi keselamatanmu sendiri," nasihat Alvie."Benar, Kak. Semua harta karun itu nggak bisa dibandingkan dengan nyawamu sendiri," ucap Chelliny dengan ekspresi khawatir."Hei! Orang cerdas tahu menilai situasi. Raja Bangau bukan lawanmu. Lebih baik mengaku salah, lalu serahkan semua harta karun," ujar Kansan untuk memperingatkan.Kansan tidak yakin apakah Luther memiliki Mutiara Spiritual atau tidak, tetapi pasti ada harta karun lainnya. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah menyerahkan semuanya."Aku nggak punya apa-apa lho! Kalaupun ada, aku nggak akan menyerahkannya begitu saja." Luther akhirnya memberikan jawaban terakhirnya."Gila! Dia masih berani melawan? Bocah ini benar-benar nggak takut mati, ya!""Huh! Dia sudah dibutakan uang! Demi harta karun, dia sampai mengabaikan nyawa sendiri. Orang seperti ini pantas mati!"Jawaban Luther ini membuat para pesilat merasa jengkel. Pada saat yang sama, Bertrand juga naik
Semua orang sungguh terkesiap melihat kemampuan Luther. Tidak ada yang menyangka bahwa pemuda yang terlihat kurus ini adalah master muda yang legendaris itu!Belakangan ini, reputasi master muda itu terus tersebar di seluruh Jiman. Banyak yang mengagumi kehebatannya. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, mereka pun merasa terkejut!"Master muda? Dia ... ternyata dia master muda itu!" Edur terbelalak dengan tidak percaya. Semula, dia mengira Luther hanya pesilat yang cukup berbakat. Tanpa diduga, latar belakangnya ternyata sehebat itu!Lucunya, Edur masih berniat menerima Luther sebagai muridnya waktu itu. Sungguh konyol! Luther jelas-jelas adalah genius yang telah membunuh Youngky!Sementara itu, Edur bahkan belum sah mencapai tingkat master. Kalaupun sudah, dia baru berada di ambang ranah. Dirinya tidak akan sanggup dibandingkan dengan Youngky yang sudah lama menjadi master, apalagi Luther si genius berbakat ini."Sialan, kali ini benar-benar merepotkan!" gumam Edur sambil menye
"Master Kitron, kamu juga ingin mendapat bagian?" tanya Bertrand sembari memicingkan mata dengan agak waspada."Haha! Mutiara Spiritual adalah benda suci dunia persilatan. Aku tentu nggak akan melepaskan harta karun seperti ini!" sahut Kitron yang tertawa tanpa menutupi apa pun.Setelah mencapai tingkat master, tidak banyak harta karun yang bisa menarik perhatian mereka. Namun, Mutiara Spiritual ini jelas adalah salah satu yang terbaik.Dengan bantuan Mutiara Spiritual, mereka bisa menerobos belenggu hingga mencapai tingkat grandmaster! Setelah itu, mereka baru benar-benar berada di puncak dunia!"Aku hanya datang untuk ikut bersenang-senang." Tiba-tiba, sebuah sosok yang memancarkan aura emas berjalan keluar dari kegelapan.Pendatang ini adalah seorang pria tua botak dengan bekas luka di kepalanya. Dia bertubuh gemuk, berwajah ramah, dan mengenakan jubah besar. Sekujur tubuhnya dipenuhi cahaya."Kepala Biara Kasih, Benigno!" Begitu melihat jelas wajah pria itu, semua orang langsung ge