Dada Luther sontak menjadi cekung. Dia terlempar tinggi hingga akhirnya menghantam tanah. Darah yang dimuntahkan olehnya bahkan membentuk lengkungan aneh di udara, sungguh adegan yang menyeramkan."Paman!" seru Charlotte dengan histeris. Kedua matanya tampak merah, sedangkan ekspresinya dipenuhi kesedihan. Dia ingin maju untuk membantu, tetapi Yadira menahannya dengan kuat. Dia hanya bisa melihat Luther terluka seperti ini."Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi .... Bianca masih menungguku, aku nggak boleh kalah!" ujar Luther. Setelah pusingnya agak mereda, Luther memaksakan diri untuk bangkit dengan perlahan. Tubuhnya tampak sempoyongan dan lemah."Paman! Menyerah saja! Kita nggak butuh bunga itu lagi! Kamu bisa mati kalau begini terus!" seru Charlotte yang benar-benar panik sekarang. Air mata terus mengalir di wajahnya. Dia bisa melihat bahwa Luther sudah mencapai limitnya. Kalau menderita serangan lagi, nyawanya akan melayang!Luther tidak memedulikan ucapan Charlotte. Dia menegakkan
Setelah memberikan bakung lelabah hitam kepada Luther, Vernita seolah-olah mematung. Dia hanya berdiri diam di tempatnya sambil memejamkan mata, seperti orang yang sedang mengenang kembali masa-masa indah dulu."Senior, kebaikanmu ini akan kuingat selalu," ujar Luther. Dia pun tidak mengganggu lagi saat melihat Vernita bermeditasi. Sesudah memberi hormat, Luther berjalan pergi dengan sempoyongan.Untungnya, Vernita masih berbelaskasihan tadi. Kalau tidak, nyawa Luther mungkin sudah melayang. Kemampuan Vernita sudah melampaui jangkauan seorang grandmaster. Mungkin, tidak ada orang yang sanggup melawannya di dunia ini."Paman, kamu memuntahkan begitu banyak darah tadi. Kamu baik-baik saja?" tanya Charlotte seraya memapah Luther. Air matanya bahkan masih belum kering. Situasi tadi benar-benar berbahaya. Jika Vernita tidak melunak, mungkin gurunya ini sudah tewas."Nggak apa-apa, hanya patah tulang, aku nggak akan mati," jawab Luther. Dia mengeluarkan sebutir pil untuk dikonsumsi, lalu per
Hanya saja, Luther tidak menyangka mereka akan langsung dikepung oleh begitu banyak orang, sampai tidak ada celah untuk melarikan diri."Ketua Edur, kita harus berbagi kalau ada keuntungan. Kurang bagus kalau Sekte Akasa kalian meraup semuanya sendirian, 'kan?""Edur, orang yang cerdas bisa menilai situasi dengan baik. Kamu nggak akan bisa menguasai barang-barang itu sendirian, sebaiknya berbagi dengan kami supaya kita sama-sama senang.""Hei! Cepat serahkan harta karunnya atau jangan salahkan kami bertindak lancang!"Semua orang mulai berteriak, melontarkan berbagai ancaman dan tawaran. Sepasang mata mereka bahkan seperti serigala yang mengincar mangsa. Vernita mengoleksi harta karun yang tak terhitung jumlahnya. Salah satunya saja sudah cukup untuk membuat orang menggila."Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Kami belum mendapatkan apa-apa, mana mungkin bisa berbagi dengan kalian?" bantah Edur. Mereka menemukan harta karun itu dengan susah payah, jadi tidak mungkin rela berbagi."
Ketika melihat Edur yang seperti terlahir kembali, para ketua sekte pun mengernyit. Kalau itu dulu, mereka bisa saja mengalahkannya dengan mudah.Namun, sekarang Edur telah mencapai tingkat master. Kesenjangan antara kedua belah pihak menjadi sangat besar.Meskipun para ketua ini hanya tersisa setengah langkah lagi, nyatanya ini adalah celah yang tidak bisa diatasi oleh mereka. Jika berhasil, kekuatan mereka akan meningkat pesat. Jika gagal, mereka hanya bisa malu untuk seumur hidup."Semuanya, bagaimana sekarang?" tanya Ketua Sekte Bangau sambil menatap orang-orang di sekitar. Kalau tahu Edur sudah menjadi seorang master, dia tidak akan berani mengusulkan pengepungan ini. Kini, mereka tidak bisa menang ataupun kabur."Gimana kalau kita bertarung mati-matian saja? Dia seharusnya menerobos karena pil mujarab. Kalau kita bekerja sama, mungkin masih bisa mengalahkannya.""Jangan bercanda! Dia sudah menjadi master, mana mungkin kita tandingannya. Melawannya sama saja dengan mencari mati!"
"Huh! Kalau aku nggak datang, memangnya kamu bisa membawa harta karun pulang?" timpal Bertrand dengan ekspresi dingin dan nada kesal."Guru benar," ujar Mavis, Ketua Sekte Bangau, sambil tersenyum malu. Sikapnya tampak sangat rendah diri.Kejadian ini pun membuat kerumunan mulai bergosip. "Serius? Itu Raja Bangau yang legendaris?""Raja Bangau sudah melakukan kultivasi tertutup selama bertahun-tahun. Dia sudah lama nggak ikut campur dalam urusan duniawi, tapi malah tiba-tiba muncul di sini.""Ternyata, Raja Bangau sekalipun menginginkan harta karun Senior Vernita!"Kemunculan Bertrand membuat situasi seketika berbalik. Meskipun Edur yang telah menerobos ke tingkat master menjadi sangat kuat, dia baru menyentuh ambang batas. Sementara itu, Bertrand adalah master hebat yang sudah lama terkenal. Kekuatan kedua belah pihak tidak bisa disetarakan."Raja Bangau? Kenapa pria tua ini tiba-tiba datang?" gumam Edur sambil menelan ludahnya. Kini, dia mulai merasa gelisah. Kesombongan yang sebelum
"Waduh! Apa bocah ini gila? Beraninya dia menantang Raja Bangau?""Dari mana idiot ini? Dia bahkan nggak takut dengan Raja Bangau, apa dia sudah bosan hidup?""Masih muda, tapi sudah begitu sombong. Sepertinya, dia nggak pernah dihajar habis-habisan."Semua orang mulai mengkritik perbuatan Luther, menatapnya layaknya menatap seorang idiot. Asal tahu saja, Bertrand adalah leluhur Sekte Bangau, seorang master yang dihormati oleh orang-orang. Di seluruh Jiman, eksistensinya ini jelas tak tertandingi.Lantas, siapa yang berani tidak menghormati Bertrand ataupun melawannya? Tanpa diduga, pria di depan ini malah menantang Bertrand, sungguh naif!"Bocah, kamu tahu sedang bicara dengan siapa?" Raut wajah Bertrand menjadi murung. Dia berucap dengan kesal, "Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut dan bersujud 3 kali sambil memanggilku kakek. Dengan begitu, aku baru akan mengampunimu.""Bocah, kenapa masih diam? Cepat berlutut!""Nggak semua orang punya kesempatan seperti ini! Kamu sudah beruntung
"Sobat, sebaiknya kamu serahkan semua harta karun itu. Ini demi keselamatanmu sendiri," nasihat Alvie."Benar, Kak. Semua harta karun itu nggak bisa dibandingkan dengan nyawamu sendiri," ucap Chelliny dengan ekspresi khawatir."Hei! Orang cerdas tahu menilai situasi. Raja Bangau bukan lawanmu. Lebih baik mengaku salah, lalu serahkan semua harta karun," ujar Kansan untuk memperingatkan.Kansan tidak yakin apakah Luther memiliki Mutiara Spiritual atau tidak, tetapi pasti ada harta karun lainnya. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah menyerahkan semuanya."Aku nggak punya apa-apa lho! Kalaupun ada, aku nggak akan menyerahkannya begitu saja." Luther akhirnya memberikan jawaban terakhirnya."Gila! Dia masih berani melawan? Bocah ini benar-benar nggak takut mati, ya!""Huh! Dia sudah dibutakan uang! Demi harta karun, dia sampai mengabaikan nyawa sendiri. Orang seperti ini pantas mati!"Jawaban Luther ini membuat para pesilat merasa jengkel. Pada saat yang sama, Bertrand juga naik
Semua orang sungguh terkesiap melihat kemampuan Luther. Tidak ada yang menyangka bahwa pemuda yang terlihat kurus ini adalah master muda yang legendaris itu!Belakangan ini, reputasi master muda itu terus tersebar di seluruh Jiman. Banyak yang mengagumi kehebatannya. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, mereka pun merasa terkejut!"Master muda? Dia ... ternyata dia master muda itu!" Edur terbelalak dengan tidak percaya. Semula, dia mengira Luther hanya pesilat yang cukup berbakat. Tanpa diduga, latar belakangnya ternyata sehebat itu!Lucunya, Edur masih berniat menerima Luther sebagai muridnya waktu itu. Sungguh konyol! Luther jelas-jelas adalah genius yang telah membunuh Youngky!Sementara itu, Edur bahkan belum sah mencapai tingkat master. Kalaupun sudah, dia baru berada di ambang ranah. Dirinya tidak akan sanggup dibandingkan dengan Youngky yang sudah lama menjadi master, apalagi Luther si genius berbakat ini."Sialan, kali ini benar-benar merepotkan!" gumam Edur sambil menye
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru