Setelah berdiri di tiang balok, senior ketiga tiba-tiba menoleh ke arah Luther dan beberapa orang lainnya. "Nak, kesalahan terbesar kalian adalah meremehkan orang Sekte Ilmu Kegelapan. Aku tahu kamu lumayan kuat, tapi dalam segi kelincahan, aku bisa mempermainkanmu sesuka hati. Buka matamu dan lihat sendiri. Aku akan menunjukkan padamu seberapa lincahnya diriku!"Senior ketiga mendongakkan kepalanya dengan bangga. Jika membahas soal kekuatan, dia memang tidak bisa dibandingkan dengan junior kelima. Namun jika membahas kelincahan, tidak ada seorang pun di sana yang bisa menandinginya."Bersiap ... mulai!"Seiring dengan suara gong, senior ketiga mulai melompat. Langkah kakinya bagaikan menapak di atas riak air, dia melewati tiang balok dengan lincah. Kecepatannya sangat mencengangkan, dia berkelebat bagaikan bayangan yang melintas. Cukup sulit untuk melihat gerakannya.Syut, syut, syut!Pada saat ini, beberapa senjata rahasia mulai ditembakkan, ada yang menyerang dari samping, ada juga
Semua orang mengacungkan jempol memuji senior ketiga."Gimana? Kamu sudah mengaku kalah?" tanya senior ketiga seraya menoleh pada Luther dan beberapa orang lainnya. "Sekarang kamu sudah tahu apa yang namanya kelincahan, 'kan? Pelajari dengan baik!""Nak, kamu kaget ya? Siapa yang bisa lolos dalam waktu kurang dari 1 menit?" kata pria kekar dengan bangga."Iya nih! Untuk masalah ketangkasan begini, nggak ada yang lebih hebat dari kakak senior ketigaku ini!" timpal gadis gemuk dengan bangga. Kedua orang itu saling bersahutan mengejek Luther dengan mengandalkan kemampuan senior ketiga."Melewati tiang balok saja butuh waktu selama itu, apa yang mau dibanggakan?" sindir Luther. Baru melewati beberapa serangan saja sudah membanggakan diri sampai berlebihan begini, orang-orang ini memang kampungan."Wah, lihatlah seberapa sombongnya ucapanmu ini. Sepertinya nggak mau mengaku kalah? Coba saja sendiri. Aku mau lihat seberapa hebatnya dirimu," sindir pria kekar."Huh! Tahunya hanya membual. Cob
"Nggak mungkin! Kamu ... bagaimana kamu melakukannya!" teriak gadis gemuk dengan terbata-bata. Kejadiannya terlalu cepat, sehingga dia bahkan belum sempat bereaksi sampai sekarang."Kenapa? Kamu mau bilang aku curang lagi?" kata Luther dengan tenang."Aku ...." Gadis gemuk itu terdiam. Tes kekuatan sebelumnya mungkin bisa melakukan kecurangan dengan tenaga dalam. Namun untuk tes kelincahan ini, tidak ada aturan yang melarang menggunakan energi internal. Selama bisa melewati tiang balok, peserta dianggap lolos.Jadi, tentu saja dia tidak bisa mengatakan bahwa Luther melakukan kecurangan. Ini memang salah satu cara untuk lolos. Hanya saja, cara ini terlalu mencengangkan hingga membuat orang sulit untuk percaya."Huh! Apa hebatnya punya kecepatan tinggi? Cuma kebetulan saja!" Senior kedua menatap dengan ekspresi tidak puas. "Tes ketiga selanjutnya adalah tes energi internal. Aku nggak percaya kamu bakal lolos!""Benar! Kuat atau tidaknya seorang seniman bela diri tergantung pada energi in
Banyak sekali orang yang mulai diam-diam berdoa. Pada saat ini, warna emas telah memenuhi sebagian besar bola kristal itu. Jika bertahan sebentar lagi, bola kristal itu akan jadi emas sepenuhnya."Argh!" Senior kedua menggertakkan gigi dan berusaha menyalurkan energi internal. Lantaran terlalu banyak menghabiskan energi, dahi senior kedua telah bercucuran keringat. Wajahnya juga menjadi pucat pasi. Setelah bertahan beberapa detik kemudian, bola kristal itu berdengung dan berubah menjadi warna emas sepenuhnya. Senior kedua sontak merasa lega. Dia terduduk di lantai dengan lesu."Berhasil! Bagus sekali!""Hahaha .... Senior kedua memang hebat!"Semua orang berteriak kegirangan."Hebat sekali! Selamat telah lolos!" puji petugas Aliansi Bela Diri. Orang yang bisa langsung membuat bola kristal ini menjadi warna emas dalam sekali percobaan sangatlah langka di generasi muda bela diri."Gimana, Nak? Sudah mengaku kalah?" Pria kekar langsung menoleh ke arah Luther untuk memprovokasinya."Sudah
Bum! Bola kristal yang meledak itu membuat semua orang terpelongo. Senyuman yang sebelumnya menghiasi wajah mereka, kini telah menghilang sepenuhnya digantikan oleh ketakutan dan keterkejutan. Awalnya mereka mengira senior kedua akan bisa menang dengan mudahnya karena telah membuat bola kristal menjadi emas.Tak disangka, di atas warna emas masih ada warna merah. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Luther bisa meledakkan bola kristal itu setelah warnanya berubah menjadi merah. Kekuatan sebesar apa yang bisa melakukan hal itu?Pada saat ini, semua orang tidak berani bersuara. Senior kedua yang tadinya penuh percaya diri, kini menjadi pucat pasi. Tak disangka, energi internal yang dibanggakannya sebelumnya, ternyata sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan lawan."Semuanya, apa ini termasuk berbuat curang?" tanya Luther dengan tersenyum tipis."Hm ...." Semua orang saling memandang tanpa bersuara. Dari segi kekuatan, ketangkasan, dan energi internal, semua dimenangkan oleh Luther semuda
Senior kedua menjawab dengan suara berat, "Nggak bisa dipungkiri, dia memang hebat. Kecepatan, kekuatan, ketangkasan, dan energi internalnya semua tidak ada kelemahan sama sekali. Tapi, di dunia ini nggak ada orang yang sempurna. Dia pasti punya kelemahan juga.""Kalian pikirkan dulu, kenapa kecepatannya bisa sehebat itu? Kenapa dia bisa setangkas itu? Alasannya sangat sederhana, dia unggul dalam menyerang. Kalau tebakanku nggak salah, kelemahannya pasti ada di pertahanan diri!""Kecepatan dan ketangkasannya begitu luar biasa adalah untuk menutupi kekurangannya di pertahanan diri. Sementara itu, tes keempat ini adalah untuk menguji pertahanan diri. Dalam hal ini, junior keempat adalah yang terhebat di antara kita semua. Teknik Zirahnya sudah mencapai tahap ketujuh. Sekarang dia bisa bertahan dari senjata apa pun.""Asalkan junior keempat turun tangan, dia pasti bisa menang dari orang itu dengan mudah!"Mendengar perkataannya, semua orang mulai bersemangat. Perasaan putus asa sebelumnya
Semenit kemudian, pintu mesin tekanan itu terbuka, Luther berjalan keluar dengan tenang. Penampilannya terlihat sangat santai, seakan-akan yang dirasakannya tadi bukan beban 100 kali lipat, melainkan hanya terpaan angin."Pengawas, aku seharusnya sudah lulus, 'kan?" tanya Luther dengan tenang."Ten ... tentu saja!" Setelah tercengang seketika, petugas Aliansi Bela Diri langsung mengangguk. Setelah ditekan dengan beban 100 kali lipat, orang ini masih bisa bertahan selama 1 menit? Apakah tubuhnya terbuat dari besi? Bukankah ini terlalu berlebihan?"Sialan! Dasar monster!" celetuk Gaia yang juga ikut terkejut.Keempat tes yang melibatkan kekuatan, kecepatan, energi internal, dan pertahanan, bisa dibilang semuanya lolos dengan sempurna. Umumnya, orang lain bahkan kesulitan melewati satu tes saja. Namun Luther malah bisa melewati semuanya, bahkan dengan standar yang melebihi kapasitas. Dirinya tidak punya kelemahan sama sekali. Apa lagi namanya kalau bukan monster?"Kak Luther memang hebat,
Kedua pengawas itu saling memandang, lalu menggelengkan kepala. "Kamu nggak usah tes lagi, langsung lulus saja.""Lulus?" Luther terkejut dan merasa agak kaget."Kami sudah melihat penampilanmu tadi dengan jelas. Harus diakui bahwa kami bukan lawanmu. Jadi, kamu bisa langsung lulus saja," kata salah satu pengawas sambil tersenyum getir."Generasi muda memang hebat. Aku percaya, kamu pasti akan menjadi kuda hitam di kompetisi seni bela diri kali ini," timpal pengawas lainnya memuji Luther. Luther telah berhasil memecahkan rekor di keempat tes sebelumnya. Mereka sadar tidak akan sanggup melawan orang sehebat Luther."Terima kasih," ucap Luther sambil memberi hormat lagi, lalu berjalan turun dari arena. Jelas sekali kedua pengawas itu adalah orang yang pandai menilai situasi. Dengan begitu, mereka juga tidak perlu menderita karena dihajar Luther."Sialan! Orang itu bahkan bisa lulus langsung tanpa tes! Bukankah itu terlalu nggak adil?""Apa boleh buat, dia terlalu kuat. Bahkan pengawas sa