"Nggak mungkin! Kamu ... bagaimana kamu melakukannya!" teriak gadis gemuk dengan terbata-bata. Kejadiannya terlalu cepat, sehingga dia bahkan belum sempat bereaksi sampai sekarang."Kenapa? Kamu mau bilang aku curang lagi?" kata Luther dengan tenang."Aku ...." Gadis gemuk itu terdiam. Tes kekuatan sebelumnya mungkin bisa melakukan kecurangan dengan tenaga dalam. Namun untuk tes kelincahan ini, tidak ada aturan yang melarang menggunakan energi internal. Selama bisa melewati tiang balok, peserta dianggap lolos.Jadi, tentu saja dia tidak bisa mengatakan bahwa Luther melakukan kecurangan. Ini memang salah satu cara untuk lolos. Hanya saja, cara ini terlalu mencengangkan hingga membuat orang sulit untuk percaya."Huh! Apa hebatnya punya kecepatan tinggi? Cuma kebetulan saja!" Senior kedua menatap dengan ekspresi tidak puas. "Tes ketiga selanjutnya adalah tes energi internal. Aku nggak percaya kamu bakal lolos!""Benar! Kuat atau tidaknya seorang seniman bela diri tergantung pada energi in
Banyak sekali orang yang mulai diam-diam berdoa. Pada saat ini, warna emas telah memenuhi sebagian besar bola kristal itu. Jika bertahan sebentar lagi, bola kristal itu akan jadi emas sepenuhnya."Argh!" Senior kedua menggertakkan gigi dan berusaha menyalurkan energi internal. Lantaran terlalu banyak menghabiskan energi, dahi senior kedua telah bercucuran keringat. Wajahnya juga menjadi pucat pasi. Setelah bertahan beberapa detik kemudian, bola kristal itu berdengung dan berubah menjadi warna emas sepenuhnya. Senior kedua sontak merasa lega. Dia terduduk di lantai dengan lesu."Berhasil! Bagus sekali!""Hahaha .... Senior kedua memang hebat!"Semua orang berteriak kegirangan."Hebat sekali! Selamat telah lolos!" puji petugas Aliansi Bela Diri. Orang yang bisa langsung membuat bola kristal ini menjadi warna emas dalam sekali percobaan sangatlah langka di generasi muda bela diri."Gimana, Nak? Sudah mengaku kalah?" Pria kekar langsung menoleh ke arah Luther untuk memprovokasinya."Sudah
Bum! Bola kristal yang meledak itu membuat semua orang terpelongo. Senyuman yang sebelumnya menghiasi wajah mereka, kini telah menghilang sepenuhnya digantikan oleh ketakutan dan keterkejutan. Awalnya mereka mengira senior kedua akan bisa menang dengan mudahnya karena telah membuat bola kristal menjadi emas.Tak disangka, di atas warna emas masih ada warna merah. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Luther bisa meledakkan bola kristal itu setelah warnanya berubah menjadi merah. Kekuatan sebesar apa yang bisa melakukan hal itu?Pada saat ini, semua orang tidak berani bersuara. Senior kedua yang tadinya penuh percaya diri, kini menjadi pucat pasi. Tak disangka, energi internal yang dibanggakannya sebelumnya, ternyata sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan lawan."Semuanya, apa ini termasuk berbuat curang?" tanya Luther dengan tersenyum tipis."Hm ...." Semua orang saling memandang tanpa bersuara. Dari segi kekuatan, ketangkasan, dan energi internal, semua dimenangkan oleh Luther semuda
Senior kedua menjawab dengan suara berat, "Nggak bisa dipungkiri, dia memang hebat. Kecepatan, kekuatan, ketangkasan, dan energi internalnya semua tidak ada kelemahan sama sekali. Tapi, di dunia ini nggak ada orang yang sempurna. Dia pasti punya kelemahan juga.""Kalian pikirkan dulu, kenapa kecepatannya bisa sehebat itu? Kenapa dia bisa setangkas itu? Alasannya sangat sederhana, dia unggul dalam menyerang. Kalau tebakanku nggak salah, kelemahannya pasti ada di pertahanan diri!""Kecepatan dan ketangkasannya begitu luar biasa adalah untuk menutupi kekurangannya di pertahanan diri. Sementara itu, tes keempat ini adalah untuk menguji pertahanan diri. Dalam hal ini, junior keempat adalah yang terhebat di antara kita semua. Teknik Zirahnya sudah mencapai tahap ketujuh. Sekarang dia bisa bertahan dari senjata apa pun.""Asalkan junior keempat turun tangan, dia pasti bisa menang dari orang itu dengan mudah!"Mendengar perkataannya, semua orang mulai bersemangat. Perasaan putus asa sebelumnya
Semenit kemudian, pintu mesin tekanan itu terbuka, Luther berjalan keluar dengan tenang. Penampilannya terlihat sangat santai, seakan-akan yang dirasakannya tadi bukan beban 100 kali lipat, melainkan hanya terpaan angin."Pengawas, aku seharusnya sudah lulus, 'kan?" tanya Luther dengan tenang."Ten ... tentu saja!" Setelah tercengang seketika, petugas Aliansi Bela Diri langsung mengangguk. Setelah ditekan dengan beban 100 kali lipat, orang ini masih bisa bertahan selama 1 menit? Apakah tubuhnya terbuat dari besi? Bukankah ini terlalu berlebihan?"Sialan! Dasar monster!" celetuk Gaia yang juga ikut terkejut.Keempat tes yang melibatkan kekuatan, kecepatan, energi internal, dan pertahanan, bisa dibilang semuanya lolos dengan sempurna. Umumnya, orang lain bahkan kesulitan melewati satu tes saja. Namun Luther malah bisa melewati semuanya, bahkan dengan standar yang melebihi kapasitas. Dirinya tidak punya kelemahan sama sekali. Apa lagi namanya kalau bukan monster?"Kak Luther memang hebat,
Kedua pengawas itu saling memandang, lalu menggelengkan kepala. "Kamu nggak usah tes lagi, langsung lulus saja.""Lulus?" Luther terkejut dan merasa agak kaget."Kami sudah melihat penampilanmu tadi dengan jelas. Harus diakui bahwa kami bukan lawanmu. Jadi, kamu bisa langsung lulus saja," kata salah satu pengawas sambil tersenyum getir."Generasi muda memang hebat. Aku percaya, kamu pasti akan menjadi kuda hitam di kompetisi seni bela diri kali ini," timpal pengawas lainnya memuji Luther. Luther telah berhasil memecahkan rekor di keempat tes sebelumnya. Mereka sadar tidak akan sanggup melawan orang sehebat Luther."Terima kasih," ucap Luther sambil memberi hormat lagi, lalu berjalan turun dari arena. Jelas sekali kedua pengawas itu adalah orang yang pandai menilai situasi. Dengan begitu, mereka juga tidak perlu menderita karena dihajar Luther."Sialan! Orang itu bahkan bisa lulus langsung tanpa tes! Bukankah itu terlalu nggak adil?""Apa boleh buat, dia terlalu kuat. Bahkan pengawas sa
Setelah lulus tes, Luther dan beberapa orang lainnya pun meninggalkan cabang Aliansi Bela Diri. Dalam perjalanannya pulang, Hani tiba-tiba menerima sebuah panggilan. Ekspresinya sontak berubah menjadi dingin."Baik, aku mengerti. Aku akan segera pulang." Setelah menjawab panggilan itu dengan singkat, Hani langsung mengakhiri panggilan."Hani, ada apa?" tanya Luther dengan penasaran."Telepon dari Midyar, katanya ada yang menuntutku menggerakkan pasukan sesuka hati dan berniat untuk memberontak. Mereka memintaku kembali untuk memberikan penjelasan," kata Hani dengan tenang."Memberontak? Omong kosong!" Mendengar hal itu, Gaia langsung murka. "Jenderal melindungi negara di perbatasan daan berjuang hingga titik darah penghabisan. Entah berapa banyak penderitaan yang telah dialami Jenderal. Sekelompok sampah di Midyar itu nggak melakukan apa pun, tapi malah mau memfitnah Jenderal. Keterlaluan!""Pejabat rendahan seperti itu pantas mati" Kiera yang tidak banyak bicara, akhirnya tidak kuasa
"Faksi Kirin kebetulan kurang ahli yang berbakat. Biarkan saja kalau mereka mau tinggal. Bentuk sebuah tim baru dengan Johan sebagai pemimpinnya," kata Luther memberi solusi."Baik," jawab Ronald mengangguk."Oh ya, ekspansi Faksi Kirin yang terlalu cepat bukanlah sebuah hal baik. Kita harus memperlambat langkah. Utamakan kualitas daripada kuantitas. Karena jumlah kita semakin bertambah, kita harus mengganti tempat yang lebih luas untuk dijadikan markas. Kuserahkan masalah ini padamu," kata Luther berpesan."Tuan Luther, masalah markas sudah kupertimbangkan sebelumnya. Aku juga sudah mencari beberapa tempat, hanya saja aku nggak tahu apakah Anda akan menyukainya atau tidak," kata Ronald."Oh ya? Di mana?" tanya Luther mengangkat alisnya."Vila Embun di pinggiran kota."Melihat Luther tidak bereaksi, Ronald buru-buru menjelaskan, "Tempat ini dulunya adalah kediaman adipati. Bukan hanya luas, tempat ini juga letaknya sangat bagus. Dekat dengan pegunungan, pemandangannya indah, transporta