Di ruang kerja kediaman Keluarga Caonata."Ayah, kamu akan membiarkan Zeona menikah dengan Harry?" tanya Bianca sambil mengernyit. Baru-baru ini, dia mendapat kabar bahwa Keluarga Caonata berniat menikahkan keturunan mereka dengan Keluarga Sunaryo lagi. Hanya saja, orang yang akan menikah kali ini menjadi Zeona."Meskipun Penyihir Hitam sudah mati, Keluarga Sunaryo ini masih sangat merepotkan. Kali ini, mereka tiba-tiba mengungkit tentang pernikahan lagi, bahkan memilih Zeona sendiri. Aku benar-benar nggak bisa menolak," sahut Kevin sambil menggeleng."Apa pendapat Paman tentang hal ini? Masa dia membiarkan putrinya terjerumus begitu saja?" tanya Bianca lagi."Ini masalah utamanya." Kevin menghela napas, lalu menjelaskan, "Paman dan kakak sepupumu justru senang dengan perjodohan ini. Beberapa senior Keluarga Caonata juga mendukung mereka, makanya aku nggak bisa ikut campur terlalu banyak.""Apa? Mereka menyetujuinya?" Bianca agak terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Apa mereka nggak t
"Ajudan Tuan Yudi? Untuk apa dia datang?" tanya Nathan dengan agak heran."Aku kurang tahu tentang ini," jawab sipir itu dengan kepala tertunduk."Ya sudah, biarkan dia masuk," ujar Nathan sambil memberi isyarat tangan."Baik." Sipir itu mengiakan dan segera keluar. Tidak berselang lama, dia masuk lagi dengan membawa seorang pria berpakaian abu."Pak Nathan," sapa pria berpakaian abu itu sambil memberi hormat setelah masuk. Pria di depannya ini berbeda dari sipir biasa. Nathan memiliki kekuasaan besar dan koneksi luas, sampai Yudi sekalipun harus menghormatinya."Kenapa mencariku?" tanya Nathan sambil menyilangkan kakinya."Pak, aku datang atas perintah Tuan Yudi. Kami ingin mengeluarkan seseorang dari tempat ini," jawab pria berpakaian abu itu."Siapa?" tanya Nathan lagi."Pemuda bernama Luther," jawab pria itu langsung."Luther?" Nathan memicingkan matanya dan melanjutkan, "Maaf, aku nggak bisa mengeluarkannya. Penjara Iblis hanya bisa dimasuki, nggak ada yang bisa keluar dari sini.
Pria berpakaian abu itu sungguh tercengang. Dia tidak pernah menduga bahwa Ketua Sipir Penjara Iblis yang merupakan ahli bela diri tingkat master akan dipukul sampai terhempas seperti ini. Bahkan, tubuhnya masih tersangkut sampai sekarang. Pemandangan ini benar-benar mengejutkan!Kemudian, orang-orang yang berada di dalam ruangan tanpa sadar menoleh. Mereka melihat seorang wanita cantik dengan rambut pendek berwarna perak. Wanita ini mengenakan pakaian ketat berwarna merah dan membawa pedang di punggungnya.Karismanya yang begitu gagah membuatnya terlihat seperti dewi perang yang turun ke bumi. Terutama sepasang matanya yang terlihat dingin, angkuh, dan merendahkan segalanya. Siapa pun yang melihat tidak akan berani bertatapan langsung dengannya."Kurang ajar! Berani sekali kamu memukulku! Kamu tahu siapa aku!" Setelah bereaksi, Nathan sontak berteriak dengan murka sekaligus malu. Dia tidak pernah dipukul sampai semenyedihkan ini, apalagi oleh seorang wanita."Lepaskan Luther," ucap Ha
"Jangan sembarangan! Ada banyak mekanisme dan ahli bela diri di luar. Kita nggak akan bisa kabur meskipun terbang!" tegur Johan dengan kesal. Walaupun dalam keadaan prima, dia tetap tidak memiliki peluang untuk melarikan diri."Lagi pula, kita akhirnya tetap akan mati. Kenapa nggak mencoba dulu?" Ando berucap, "Aku sudah mempertimbangkannya. Asalkan kita menyandera si gendut, kita punya kesempatan untuk lolos.""Benar sekali, kita mungkin punya peluang untuk kabur kalau punya sandera," sahut orang lain sambil menganggukkan kepala. Sipir biasa mungkin tidak bisa menjadi ancaman. Akan tetapi, Denny adalah adik ipar Nathan. Dia bisa menjadi senjata terbesar mereka."Belum pernah ada orang yang berhasil kabur dari Penjara Iblis. Kalian seharusnya juga tahu akibatnya kalau gagal. Sebaiknya lupakan pemikiran seperti ini," nasihat Johan sambil menggeleng."Jadi, bagaimana? Masa kita hanya bisa duduk menunggu kematian?" tanya Ando dengan ekspresi menyedihkan."Kita masih bisa bertahan hidup. T
Begitu Nathan berlutut, semua orang yang berada di sana langsung terperangah. Ekspresi mereka dipenuhi kengerian. Ini pasti mimpi, 'kan?Nathan jelas-jelas adalah Ketua Sipir Penjara Iblis, seorang master hebat! Siapa pun yang mendengar namanya akan ketakutan karena dia yang memegang kekuasaan di tempat ini! Tidak berlebihan kalau menyebutnya sebagai dewa Penjara Iblis! Semua orang yang melihatnya harus memberi hormat!Mereka sungguh tidak menduga bahwa seseorang yang berstatus begitu tinggi akan berlutut kepada seorang tahanan di depan umum. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"Kak ... Kak Nathan, kenapa kamu tiba-tiba berlutut? Ayo ... cepat berdiri ...." Yang pertama bereaksi adalah Denny. Dia bergegas berlari ke hadapan Nathan, lalu berniat untuk memapahnya."Minggir!" Nathan sontak menamparnya hingga terjatuh, bahkan membentak, "Jangan melibatkanku kalau kamu ingin mati!""Hah?" Denny hanya bisa terduduk di tanah dengan ekspresi bingung. Jangan-jangan, dirinya telah menyinggun
"Tentu saja bisa. Aku percaya semua teman Tuan adalah pahlawan pemberani!" Seusai menyanjung, Nathan melambaikan tangannya untuk menginstruksi, "Lepaskan mereka."Dalam sekejap, rantai besi yang mengikat Johan dan lainnya dilepaskan. Ekspresi mereka pun dipenuhi ketidakpercayaan, seolah-olah semua ini hanya mimpi. Awalnya, mereka mengira tidak akan pernah terbebas dari Penjara Iblis untuk seumur hidup. Akan tetapi, mereka malah dilepaskan hari ini. Benar-benar kabar gembira!"Terima kasih banyak, Tuan Nathan!" seru Johan dan lainnya sambil berlutut kembali."Kalian seharusnya berterima kasih pada Tuan Luther," ujar Nathan yang memahami situasi."Terima kasih banyak, Tuan Luther!" Semua orang buru-buru bersujud sambil menangis terharu. Kini, Luther tidak ada bedanya dengan penyelamat mereka."Bagaimanapun, aku anggota Faksi Bengis, mana mungkin membiarkan kalian menderita. Ayo, sama-sama keluar," sahut Luther sambil tersenyum. Kemudian, dia segera meninggalkan penjara tersebut.Meskipun
Kedekatan Luther dan Hani sungguh mengejutkan mereka semua. Bukan hanya sekelompok orang yang baru keluar dari penjara, tetapi juga kedua wakil jenderal Hani.Gaia dan Kiera benar-benar tercengang. Sepengetahuan mereka, Hani selalu bersikap tegas dan kejam saat membunuh. Wanita ini juga selalu memasang ekspresi dingin dan angkuh. Ketika mengamuk, dia bahkan terlihat sangat mengerikan. Bisa dibilang, dia akan membunuh siapa pun yang menghalanginya.Biasanya, pria yang berani menyentuh Hani pasti akan mengalami patah tangan atau kaki. Akan tetapi, Hani justru tidak marah saat kepalanya dielus oleh pria ini. Sebaliknya, wajahnya tampak berseri-seri. Jika tidak melihat sendiri, mereka tidak akan percaya bahwa Hani memiliki sisi lembut seperti ini. Apa ini masih Dewi Perang Hani yang menakutkan itu?"Kak Gerald, apa kabarmu?" tanya Hani dengan perasaan campur aduk saat melihat wajah familier ini.Mereka sudah tidak bertemu selama 10 tahun. Kini, Putra Kirin yang dulunya dipenuhi semangat te
"Jangan begitu gugup, aku tahu masalah ini nggak ada kaitannya denganmu. Tapi, pasti ada kaitan dengan orang-orang di bawahmu," ujar Luther untuk memberi petunjuk."Baik, aku mengerti. Aku akan segera memeriksanya, tolong tunggu sebentar." Tanpa rasa ragu sedikit pun, Nathan bergegas melaksanakan tugasnya.Tidak berselang lama, Nathan kembali dengan membawa Denny yang wajahnya babak belur. Dia pun melemparkan Denny ke hadapan Luther, lalu berkata, "Tuan, dia pelakunya. Kamu boleh memukulnya sesuka hati. Jika khawatir tanganmu kotor, aku bisa membantumu.""Tuan, tolong jangan bunuh aku! Ini bukan kesalahanku, seseorang memberiku uang dan menyuruhku menangkapmu. Tolong ampuni aku!" mohon Denny yang benar-benar ketakutan. Dia bahkan bersujud sampai kepalanya berdarah."Siapa yang menyuruhmu menangkapku?" tanya Luther."Tu ... Tuan Muda Keluarga Japardy, Andrew!" jawab Denny."Sesuai dugaanku," gumam Luther sambil memicingkan mata. Dia hanya mencurigai Andrew sebelum ini, tetapi sekarang d