"Jangan sembarangan! Ada banyak mekanisme dan ahli bela diri di luar. Kita nggak akan bisa kabur meskipun terbang!" tegur Johan dengan kesal. Walaupun dalam keadaan prima, dia tetap tidak memiliki peluang untuk melarikan diri."Lagi pula, kita akhirnya tetap akan mati. Kenapa nggak mencoba dulu?" Ando berucap, "Aku sudah mempertimbangkannya. Asalkan kita menyandera si gendut, kita punya kesempatan untuk lolos.""Benar sekali, kita mungkin punya peluang untuk kabur kalau punya sandera," sahut orang lain sambil menganggukkan kepala. Sipir biasa mungkin tidak bisa menjadi ancaman. Akan tetapi, Denny adalah adik ipar Nathan. Dia bisa menjadi senjata terbesar mereka."Belum pernah ada orang yang berhasil kabur dari Penjara Iblis. Kalian seharusnya juga tahu akibatnya kalau gagal. Sebaiknya lupakan pemikiran seperti ini," nasihat Johan sambil menggeleng."Jadi, bagaimana? Masa kita hanya bisa duduk menunggu kematian?" tanya Ando dengan ekspresi menyedihkan."Kita masih bisa bertahan hidup. T
Begitu Nathan berlutut, semua orang yang berada di sana langsung terperangah. Ekspresi mereka dipenuhi kengerian. Ini pasti mimpi, 'kan?Nathan jelas-jelas adalah Ketua Sipir Penjara Iblis, seorang master hebat! Siapa pun yang mendengar namanya akan ketakutan karena dia yang memegang kekuasaan di tempat ini! Tidak berlebihan kalau menyebutnya sebagai dewa Penjara Iblis! Semua orang yang melihatnya harus memberi hormat!Mereka sungguh tidak menduga bahwa seseorang yang berstatus begitu tinggi akan berlutut kepada seorang tahanan di depan umum. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"Kak ... Kak Nathan, kenapa kamu tiba-tiba berlutut? Ayo ... cepat berdiri ...." Yang pertama bereaksi adalah Denny. Dia bergegas berlari ke hadapan Nathan, lalu berniat untuk memapahnya."Minggir!" Nathan sontak menamparnya hingga terjatuh, bahkan membentak, "Jangan melibatkanku kalau kamu ingin mati!""Hah?" Denny hanya bisa terduduk di tanah dengan ekspresi bingung. Jangan-jangan, dirinya telah menyinggun
"Tentu saja bisa. Aku percaya semua teman Tuan adalah pahlawan pemberani!" Seusai menyanjung, Nathan melambaikan tangannya untuk menginstruksi, "Lepaskan mereka."Dalam sekejap, rantai besi yang mengikat Johan dan lainnya dilepaskan. Ekspresi mereka pun dipenuhi ketidakpercayaan, seolah-olah semua ini hanya mimpi. Awalnya, mereka mengira tidak akan pernah terbebas dari Penjara Iblis untuk seumur hidup. Akan tetapi, mereka malah dilepaskan hari ini. Benar-benar kabar gembira!"Terima kasih banyak, Tuan Nathan!" seru Johan dan lainnya sambil berlutut kembali."Kalian seharusnya berterima kasih pada Tuan Luther," ujar Nathan yang memahami situasi."Terima kasih banyak, Tuan Luther!" Semua orang buru-buru bersujud sambil menangis terharu. Kini, Luther tidak ada bedanya dengan penyelamat mereka."Bagaimanapun, aku anggota Faksi Bengis, mana mungkin membiarkan kalian menderita. Ayo, sama-sama keluar," sahut Luther sambil tersenyum. Kemudian, dia segera meninggalkan penjara tersebut.Meskipun
Kedekatan Luther dan Hani sungguh mengejutkan mereka semua. Bukan hanya sekelompok orang yang baru keluar dari penjara, tetapi juga kedua wakil jenderal Hani.Gaia dan Kiera benar-benar tercengang. Sepengetahuan mereka, Hani selalu bersikap tegas dan kejam saat membunuh. Wanita ini juga selalu memasang ekspresi dingin dan angkuh. Ketika mengamuk, dia bahkan terlihat sangat mengerikan. Bisa dibilang, dia akan membunuh siapa pun yang menghalanginya.Biasanya, pria yang berani menyentuh Hani pasti akan mengalami patah tangan atau kaki. Akan tetapi, Hani justru tidak marah saat kepalanya dielus oleh pria ini. Sebaliknya, wajahnya tampak berseri-seri. Jika tidak melihat sendiri, mereka tidak akan percaya bahwa Hani memiliki sisi lembut seperti ini. Apa ini masih Dewi Perang Hani yang menakutkan itu?"Kak Gerald, apa kabarmu?" tanya Hani dengan perasaan campur aduk saat melihat wajah familier ini.Mereka sudah tidak bertemu selama 10 tahun. Kini, Putra Kirin yang dulunya dipenuhi semangat te
"Jangan begitu gugup, aku tahu masalah ini nggak ada kaitannya denganmu. Tapi, pasti ada kaitan dengan orang-orang di bawahmu," ujar Luther untuk memberi petunjuk."Baik, aku mengerti. Aku akan segera memeriksanya, tolong tunggu sebentar." Tanpa rasa ragu sedikit pun, Nathan bergegas melaksanakan tugasnya.Tidak berselang lama, Nathan kembali dengan membawa Denny yang wajahnya babak belur. Dia pun melemparkan Denny ke hadapan Luther, lalu berkata, "Tuan, dia pelakunya. Kamu boleh memukulnya sesuka hati. Jika khawatir tanganmu kotor, aku bisa membantumu.""Tuan, tolong jangan bunuh aku! Ini bukan kesalahanku, seseorang memberiku uang dan menyuruhku menangkapmu. Tolong ampuni aku!" mohon Denny yang benar-benar ketakutan. Dia bahkan bersujud sampai kepalanya berdarah."Siapa yang menyuruhmu menangkapku?" tanya Luther."Tu ... Tuan Muda Keluarga Japardy, Andrew!" jawab Denny."Sesuai dugaanku," gumam Luther sambil memicingkan mata. Dia hanya mencurigai Andrew sebelum ini, tetapi sekarang d
Di pintu masuk aula, terlihat Ariana yang mengenakan gaun pesta berwarna hitam perlahan-lahan berjalan masuk. Parasnya cantik, bodinya ramping, dan auranya tampak elegan.Begitu Ariana masuk, tatapan semua orang langsung tertuju padanya. Ada yang takjub, iri, kagum, dan bergairah."Kak, kalau tahu begini, aku nggak akan menemanimu. Aku susah payah berdandan, tapi semua orang hanya melihatmu," keluh Roselyn yang berjalan di samping dengan kesal.Roselyn tahu bahwa ini adalah acara Andrew. Lantaran akan bertemu para tokoh penting, dia sampai meluangkan waktu untuk berdandan. Gaun yang dikenakannya bahkan seharga ratusan juta, apalagi perhiasannya.Roselyn mengeluarkan modal besar untuk menghadiri pesta ini, tetapi tidak ada yang melihatnya. Ini bukan karena dirinya tidak cantik, tetapi Ariana sudah terlalu menawan. Wanita mana pun pasti kalah jika bersanding dengannya, kecuali Bianca."Nona Ariana, kamu sudah datang." Saat ini, kerumunan membuka jalan untuk Andrew. Malam ini, dia mengena
Ariana mengerutkan alisnya dan berkata dengan wajah cemas, "Nggak bisa, aku harus pergi menolongnya!" Usai bicara, dia pun hendak keluar."Kak Ariana!" teriak Roselyn sambil menahannya. Setelah itu dia berkata, "Apa gunanya kamu pergi sekarang? Orang yang masuk ke Penjara Iblis nggak akan bisa keluar lagi, ini adalah sesuatu yang sudah pasti. Kalau kamu sembarangan, nanti pasti akan terkena masalah juga!""Lalu harus bagaimana? Nggak mungkin aku diam saja melihat dia menderita, 'kan?" kata Ariana panik. Dia tahu bahwa Penjara Iblis adalah tempat yang berbahaya. Semakin lama di sana, penderitaannya juga akan semakin besar."Kak Ariana, tenang dulu. Bukankah masih ada Andrew?" Roselyn melihat ke arah Andrew, lalu berkata, "Jenderal Andrew sangat berkuasa dan posisinya juga sangat tinggi. Seharusnya nggak susah untuk menolong seseorang dari Penjara Iblis, 'kan?""Jenderal Andrew?" gumam Ariana seraya melihat ke arah Andrew dengan penuh penantian."Penjara Iblis termasuk dalam daerah yang
"Apa? Orang ini sudah dibebaskan secepat itu?" Melihat Luther masuk, Venick tampak terkesiap. Dia mengira Andrew hanya berpura-pura, tak disangka dia benar-benar menyuruh bawahannya untuk menyelamatkan Luther.Masalahnya adalah, Luther ditangkap karena Andrew menggunakan koneksinya untuk melakukan haal itu. Kini tiba-tiba dilepaskan begitu saja, apa maksudnya semua ini? Bukankah itu hanya pekerjaan yang sia-sia? Kalaupun ingin memenangkan hati seorang wanita, tidak perlu sampai serumit itu, 'kan?"Aneh sekali, kenapa dia bisa keluar?" gumam Andrew yang sama kagetnya. Orang lain mungkin tidak tahu, tetapi dirinya sangat jelas. Dia sama sekali tidak menyuruh bawahannya untuk menghubungi kepala sipir. Apalagi, waktunya sekarang juga sudah tidak sempat lagi.Dengan kata lain, Luther pasti sudah dilepaskan jauh sebelumnya. Hal yang paling penting lagi adalah, tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari Penjara Iblis. Tokoh tak penting sepertinya mana mungkin bisa keluar begitu saja? Jangan-