"Aku hanya bicara sesuai fakta, nggak ada salahnya bersikap lebih waspada," kata Luther dengan tenang."Luther, Jenderal Andrew nggak seperti yang kamu kira," kata Ariana dengan wajah muram. Mendengar penyelamatnya dijelek-jelekkan Luther, Ariana tentu merasa tidak senang."Siapa dia? Apa kamu sangat mengerti dirinya? Selain namanya, apa lagi yang kamu tahu tentangnya?" tanya Luther kembali."Aku ...." Ariana tiba-tiba terdiam. Setelah tersadar kembali, dia langsung berdebat, "Pokoknya, Jenderal Andrew itu bukan orang jahat. Kamu jangan menilai orang baik dengan pikiranmu yang picik!""Picik? Orang baik?" Luther tertawa sinis, lalu berkata, "Aku orang picik dan dia adalah orang baik? Kalau kalian percaya dengan orang baik itu, aku nggak akan mencampuri urusan kalian lagi, pamit dulu." Usai berkata demikian, Luther pun bergegas pergi dari tempat itu."Luther, tunggu dulu ...." Ariana hendak menahannya, tetapi Luther telah terlanjur pergi."Biarkan dia pergi! Sifat macam apa itu, masa ti
Setelah dipaksa masuk ke dalam mobil, Luther tidak memberontak dan membiarkan orang di sampingnya menghukumnya. Matanya ditutup terlebih dahulu dan mengenakan penutup kepala untuk memastikan dia tidak melihat apa pun. Kemudian, mereka menempuh perjalanan yang cukup lama. Dia bisa merasakan dengan jelas mobil itu sudah keluar dari pusat kota. Bisa dibilang, mereka ini bukan aparat penegak hukum.Entah berapa lama kemudian, saat Luther mulai mengantuk, mobil akhirnya perlahan-lahan berhenti. Begitu pintu mobil dibuka, tercium bau darah yang sangat kuat dan bau busuk mayat yang membuat orang merasa mual."Pak, kamu bawa aku ke tempat apa ini?" tanya Luther dengan penasaran."Jangan banyak omong kosong! Masuk!" terdengar teriakan dari samping telinga Luther.Luther dipaksa untuk melangkah maju. Setelah melewati banyak pos pemeriksaan dan pintu besi yang kokoh, mereka naik ke lift dan turun ke lantai paling bawah. Setelah beberapa saat, terdengar suara lift berhenti dan suara keributan. Ada
Yang lainnya juga sama. Awalnya, mereka menatap Luther dengan tatapan tajam dan siap untuk bertindak kasar. Setelah mengetahui situasinya dengan jelas, mereka malah tertawa."Bocah! Kalau kamu adalah seorang kriminal yang kejam, kamu sudah menjadi mayat tadi. Untungnya, kamu melakukan kejahatan demi membela istrimu. Bisa dibilang, kamu adalah pria sejati!""Bagus! Sepertinya Geng Jahat kita tambah satu anggota baru lagi!"Semua orang melihat Luther dengan tatapan yang tidak terlalu ramah, tetapi tidak bermaksud jahat."Apa yang kalian lakukan?" tanya Luther."Ada banyak geng dan kelompok di penjara ini. Peraturan di Geng Jahat adalah pembalasan dendam itu diperbolehkan. Kamu boleh membunuh orang, tapi tidak boleh menyakiti orang yang tak bersalah dan berbuat kejahatan sesukamu. Kalau ketahuan, akan dihukum mati!" kata pria botak berotot, Ando, sambil tersenyum."Benar! Meskipun kami bukan orang baik, setidaknya kami adalah pria sejati. Kami paling benci dengan orang-orang yang berbuat
"Penjara Iblis?" Mendengar kata itu, ekspresi Luther menjadi serius.Nama Penjara Iblis ini terkenal di seluruh wilayah Jiman. Konon, orang-orang yang ditahan di tempat ini adalah orang yang sangat kejam atau merugikan negara dan rakyat. Dari pembunuh elite, sampah dunia persilatan, monster yang haus darah, hingga panglima perang internasional semuanya ada di sini.Yang paling penting adalah Penjara Iblis ini memiliki satu peraturan utama yaitu orang yang masuk tidak akan bisa keluar lagi. Di penjara lain, asalkan perilaku tahanan itu baik, masih ada kesempatan untuk pemotongan masa hukuman. Namun, semua tahanan di tempat ini hanya punya dua pilihan, yaitu mati atau ditahan seumur hidup. Sejak penjara ini berdiri, tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari sana hidup-hidup, tanpa pengecualian sama sekali. Sebelumnya, tuan muda ketiga Keluarga Wirawan, Darwo, juga ditahan di Penjara Iblis ini.Johan berbicara dengan serius, "Anak Muda, sekarang kamu seharusnya sudah menyadari betapa se
"Aku," ucap Luther yang langsung bergerak maju."Oh?" Denny melirik Luther dari atas ke bawah, lalu bertanya, "Bocah, kamu tahu peraturan di sini?""Peraturan apa?" tanya Luther kembali."Semua orang yang masuk ke sini harus dipukul dengan tongkat ini. Tentu saja, kekuatan dan jumlah pukulannya semuanya tergantung padaku. Mengerti?" bentak Denny."Jadi, kalian ingin minta uang, ya?" kata Luther sambil mengernyitkan alisnya.Denny mengangguk dengan puas. "Pintar juga! Saudara-saudaraku ini harus menjaga kalian para sampah ini setiap hari. Jadi, nggak keterlaluan kalau mereka menerima sedikit uang kerja keras, 'kan?" Saat berkata demikian, Denny mengelus-elus jarinya dan ekspresinya terlihat serakah."Maaf, aku nggak punya uang," kata Luther sambil menggelengkan kepalanya.Denny mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat tidak ramah. "Nggak punya uang? Kalau begitu, kamu tulis surat untuk minta uang pada keluargamu. Makin banyak uang, kamu akan dipukul makin pelan.""Keluargaku miski
Kejadian yang mendadak itu membuat semua orang terkejut. Sipir di Penjara Iblis bukan orang biasa. Mereka memiliki kemampuan yang hebat dan teknik bela diri yang luar biasa. Jika tidak, mereka juga tidak akan sanggup mengendalikan para tahanan yang kejam di penjara ini. Tidak ada yang menyangka Luther akan mengalahkan sekelompok elite ini dengan begitu mudah. Sungguh menakjubkan!Tentu saja, selain merasa kagum, para tahanan itu lebih merasa takut. Banyak master di dalam Penjara Iblis ini, bahkan ada yang telah mencapai master bela diri. Pasti akan menarik perhatian orang yang mendukung para sipir ini jika memukul mereka. Pada saat itu, tidak akan terbayang konsekuensinya!"Bocah, besar sekali nyalimu! Berani-beraninya kamu memukul orang!" Setelah menyadari situasinya, Denny langsung berteriak dengan marah. Sebelumnya, bukannya tidak ada yang berani menantang otoritasnya, tetapi nasib akhir mereka adalah disiksa dengan sangat menderita."Kenapa kalau memukulnya?" kata Luther dengan eks
Begitu terdengar suara tamparan yang keras, wajah Denny pun membengkak. Sementara itu, tubuhnya yang besar terhempas sampai beberapa meter dan menabrak besi.Dalam sekejap, Denny pun kehilangan kesadaran. Hidungnya sampai miring, wajahnya terlihat tidak karuan, dan giginya rontok. Penampilannya sungguh mengenaskan."Benar-benar gawat!" Ketika melihat Denny yang terkapar tak berdaya itu, ekspresi semua orang pun berubah drastis. Meskipun si gendut ini tidak memiliki kemampuan apa pun, dia adalah adik ipar Nathan. Memukulnya sama saja dengan menyinggung Nathan."Sobat, kamu dalam masalah besar sekarang!" ucap Johan dengan ekspresi khawatir."Ka ... kamu benar-benar gila! Kita dari Faksi Bengis, bukan Faksi Gila!" ujar Ando dengan panik."Gawat, gawat! Kita akan terkena imbasnya karena kamu memukul dia!" Semua orang tampak cemas.Mereka awalnya mengira Luther hanya pendatang baru, tetapi ternyata begitu menakutkan. Dia baru masuk penjara, tapi sudah membuat masalah sebesar ini. Benar-bena
Di ruang kerja kediaman Keluarga Caonata."Ayah, kamu akan membiarkan Zeona menikah dengan Harry?" tanya Bianca sambil mengernyit. Baru-baru ini, dia mendapat kabar bahwa Keluarga Caonata berniat menikahkan keturunan mereka dengan Keluarga Sunaryo lagi. Hanya saja, orang yang akan menikah kali ini menjadi Zeona."Meskipun Penyihir Hitam sudah mati, Keluarga Sunaryo ini masih sangat merepotkan. Kali ini, mereka tiba-tiba mengungkit tentang pernikahan lagi, bahkan memilih Zeona sendiri. Aku benar-benar nggak bisa menolak," sahut Kevin sambil menggeleng."Apa pendapat Paman tentang hal ini? Masa dia membiarkan putrinya terjerumus begitu saja?" tanya Bianca lagi."Ini masalah utamanya." Kevin menghela napas, lalu menjelaskan, "Paman dan kakak sepupumu justru senang dengan perjodohan ini. Beberapa senior Keluarga Caonata juga mendukung mereka, makanya aku nggak bisa ikut campur terlalu banyak.""Apa? Mereka menyetujuinya?" Bianca agak terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Apa mereka nggak t