"Paman Harsa, kenapa kamu tiba-tiba berlutut?" Ekspresi Luther agak berubah saat melihatnya. Dia segera mengulurkan tangan untuk memapah Harsa berdiri. Meskipun Harsa hanya orang biasa, Luther selalu menganggapnya sebagai seniornya."Tuan Luther, aku tahu kamu ingin membela kami. Tapi, kamu nggak akan bisa melindungi kami untuk selamanya. Membalas kekerasan dengan kekerasan nggak akan bisa mengatasi masalah. Kami memilih untuk mengalah, yang penting bisa hidup dengan tenang," pinta Harsa.Luther seketika terdiam mendengar ucapan ini. Dinilai dari sudut pandang tertentu, perkataan Harsa sebenarnya masuk akal. Luther memang tidak bisa melindungi mereka untuk selamanya.Orang biasa memiliki cara hidup mereka sendiri. Mereka tidak boleh menyinggung siapa pun, hanya bisa tunduk dan waswas. Meskipun menderita kerugian, mereka hanya bisa tetap tenang dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Kehidupan seperti ini memang menyedihkan, tetapi ini cara mereka untuk bertahan hidup."Tuan Luther, to
Bam! Waldo terperangah di tempatnya dan tidak bisa bereaksi. Ketika merasakan sakit di kepalanya, dia pun mengulurkan tangan untuk menyentuh, lalu mendapati bahwa kepalanya berdarah. Ternyata, kepalanya terluka parah!"Be ... berani sekali kamu memukulku!" Waldo membelalakkan mata dengan terkejut sekaligus marah. Dia berteriak, "Sialan! Kamu pasti akan mati! Kalian semua akan mati! Aku akan ...."Sebelum selesai berbicara, Luther tiba-tiba melayangkan pukulan sampai membuat Waldo terjatuh ke tanah. Pukulan ini membuat Waldo merasa pusing, giginya rontok, bahkan mulut dan hidungnya juga berdarah."Kamu bilang ingin menamparku sampai puas, 'kan? Oke, aku akan memuaskanmu," ucap Luther yang meraih rambut Waldo dan mengangkatnya dari tanah. Kemudian, dia mulai menampar Waldo tanpa henti.Plak, plak, plak! Mulut Waldo sampai miring karena tamparan ini. Kini, dia benar-benar pusing sampai tidak tahu jalan pulang lagi. Wajahnya yang kurus pun sudah membengkak.Sementara itu, orang-orang yang
"Aku nggak nyangka orang-orang Faksi Puma akan datang begitu cepat. Sepertinya pemuda itu akan mati!""Dia pantas mendapatkannya. Dari sekian banyak orang, kenapa harus menyinggung putra Ketua Faksi Puma?""Orang seperti kita harus punya kesadaran diri. Bersikap rendah diri kalau nggak punya kemampuan. Jangan sampai nyawa kita yang dipertaruhkan."Ketika petarung Faksi Puma tiba, kerumunan mulai bergosip lagi. Mereka pun menatap Luther seperti sudah yakin bahwa dia akan mati hari ini.Faksi Puma selalu bersikap angkuh dan semena-mena. Mereka selalu membalaskan dendam mereka. Siapa pun yang menyinggung mereka akan berakhir mengenaskan. Entah bisnis mereka bangkrut atau keluarga mereka hancur.Namun, kejadian memukul putra ketua faksi di depan umum tidak pernah terjadi sebelumnya. Patut diketahui, ketua faksi selalu membalaskan dendam anggotanya, apalagi dendam putranya sendiri! Itu sebabnya, Luther, Harsa, dan Charlotte ini pasti akan disiksa oleh Faksi Puma!"Gawat, kita benar-benar ak
Begitu melihat Welton, Waldo langsung berlari ke arahnya dengan sempoyongan. Wajahnya yang babak belur dan berdarah terlihat sungguh mengenaskan."Kenapa kamu terluka sampai begini?" tanya Welton sambil mengernyit. Ekspresinya terlihat sungguh masam.Sebagai salah satu dari empat pemimpin besar di ibu kota provinsi, tidak pernah ada orang yang berani menindas putranya. Welton tentu murka melihat putranya dihajar sampai seperti ini."Ayah, aku bertemu seorang idiot hari ini. Orang ini telah menginjak-injak martabat Faksi Puma, juga menghajarku! Lihatlah, wajahku sampai seperti ini! Kamu harus membalaskan dendamku!" Waldo pun memasang ekspresi sedih saat mengadu."Siapa yang begitu berani menghina Faksi Puma milikku!" bentak Welton dengan gusar."Itu! Bocah itu!" Waldo langsung menunjuk Luther, lalu menjelaskan dengan kesal, "Dia menamparku sampai puluhan kali tadi. Kepalaku masih terasa pusing sampai sekarang!""Berengsek! Berani sekali kamu menghajar putraku! Hari ini, aku pasti akan .
"Welton, Ketua Faksi Puma, memberi hormat kepada Tuan Luther!" Welton berlutut di depan Luther, bahkan memberi hormat dengan sungguh-sungguh. Begitu melihat adegan ini, semua orang langsung terperangah, begitu juga dengan Waldo.Bahkan, Luther sendiri tidak menduga hal seperti ini akan terjadi. Tidak ada seorang pun yang menduga bahwa Ketua Faksi Puma yang terkenal dan ditakuti orang-orang akan berlutut untuk Luther. Tingkah Welton ini membuatnya terlihat seperti pelayan yang bertemu majikan. Sungguh di luar nalar!"Ini ... sungguhan?" gumam Charlotte yang terbelalak dan menganga lebar."Apa yang terjadi?" Kerumunan juga saling bertatapan dan benar-benar dikejutkan oleh keadaan."Aku nggak salah lihat, 'kan? Ketua berlutut kepada bocah itu?" Para anggota faksi tidak bisa percaya.Ketua mereka jelas-jelas berstatus tinggi, bahkan tokoh penting dari 5 keluarga paling kaya juga harus menghormatinya. Lantas, mengapa ketua mereka malah ketakutan sampai tidak berani berdiri karena bocah ini?
Dalam sekejap, kerumunan lagi-lagi dibuat heboh. Ketua Faksi Puma barusan berlutut, lalu putranya juga berlutut sekarang? Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah ini yang disebut dengan anak mengikuti jejak ayah?Meskipun tidak ada yang mengetahui jawabannya, mereka tahu bahwa Faksi Puma telah mendapatkan masalah. Pemuda tampan ini pasti memiliki latar belakang yang tidak biasa."Tuan Luther, aku sudah salah. Aku nggak mengenalmu barusan. Tolong maafkan aku untuk kali ini." Waldo meminta maaf sambil menampar dirinya sendiri dengan kuat. Dalam sekejap, tamparannya pun sudah mencapai 30 kali."Kamu seharusnya meminta maaf kepada orang lain, bukan aku," ucap Luther dengan tidak acuh.Waldo awalnya termangu mendengar ini, tetapi dia segera bereaksi. Dia merangkak ke arah Charlotte dan Harsa, lalu bersujud dengan kuat sembari memohon, "Maafkan aku, semua ini salahku. Aku akan mengganti semua kerugian kalian, aku akan membayar kompensasinya 10 kali lipat!""Huh! Siapa yang menginginkan uangmu it
Ketika melihat senyuman Luther itu, Welton langsung ketakutan hingga bercucuran keringat dingin. Orang lain mungkin tidak tahu tentang kematian Hubert, tetapi dia mengetahuinya dengan jelas.Demi merebut posisi Hubert, pemuda di depannya inilah yang menjatuhkannya. Meyakinkan dengan kemampuan? Luther jelas-jelas sedang mengancam mereka! Apabila menolak, mungkin dirinya akan berakhir seperti Hubert."Sudah, kamu sudah boleh pergi. Kita bertemu di lain hari," ucap Luther sambil tersenyum misterius. Senyuman ini sungguh membuat Welton gelisah. Welton tidak berpikiran bahwa nasibnya akan lebih baik daripada Hubert. Jika benar-benar menyinggung Luther, belum tentu mereka masih hidup besok."Tuan Luther, suatu kehormatan bagi kami untuk bergabung dengan Faksi Draco. Aku akan memimpin seluruh anggota Faksi Puma untuk tunduk padamu!" seru Welton dengan sungguh-sungguh sembari menangkupkan tangannya."Tolong jangan memaksakan diri, aku nggak suka menindas orang dengan kekuasaanku," timpal Luthe
"Salam, Nona Bianca." Harsa buru-buru menghampiri untuk memberi hormat."Kak Bianca." Charlotte juga ikut menyapa. Dulu, dia sering berinteraksi dengan Bianca karena ayahnya bekerja untuk Keluarga Caonata. Menurut Charlotte, Bianca adalah wanita yang sangat perhatian dan lembut, bahkan sering memberinya hadiah. Hanya saja, mereka sudah jarang bertemu setelah Bianca mengembangkan kariernya di Jiloam."Charlotte, kita sudah nggak bertemu selama 2 tahun. Kamu jadi makin cantik saja," puji Bianca sambil tersenyum."Kak Bianca, kamu baru cantik. Entah berapa banyak wanita di seluruh ibu kota provinsi mengagumi kecantikanmu," sahut Charlotte dengan ekspresi kagum. Harus diakui bahwa hanya beberapa wanita di Jiman yang bisa bersanding dengan kecantikan Bianca."Dasar, pintar sekali kamu berbicara," ujar Bianca sambil menyentuh hidung Charlotte. Kemudian, dia melirik reruntuhan di belakang sambil berkata, "Sepertinya rumah kalian sudah hancur. Gimana kalau kalian tinggal di kediamanku untuk be
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk