"Aku nggak nyangka orang-orang Faksi Puma akan datang begitu cepat. Sepertinya pemuda itu akan mati!""Dia pantas mendapatkannya. Dari sekian banyak orang, kenapa harus menyinggung putra Ketua Faksi Puma?""Orang seperti kita harus punya kesadaran diri. Bersikap rendah diri kalau nggak punya kemampuan. Jangan sampai nyawa kita yang dipertaruhkan."Ketika petarung Faksi Puma tiba, kerumunan mulai bergosip lagi. Mereka pun menatap Luther seperti sudah yakin bahwa dia akan mati hari ini.Faksi Puma selalu bersikap angkuh dan semena-mena. Mereka selalu membalaskan dendam mereka. Siapa pun yang menyinggung mereka akan berakhir mengenaskan. Entah bisnis mereka bangkrut atau keluarga mereka hancur.Namun, kejadian memukul putra ketua faksi di depan umum tidak pernah terjadi sebelumnya. Patut diketahui, ketua faksi selalu membalaskan dendam anggotanya, apalagi dendam putranya sendiri! Itu sebabnya, Luther, Harsa, dan Charlotte ini pasti akan disiksa oleh Faksi Puma!"Gawat, kita benar-benar ak
Begitu melihat Welton, Waldo langsung berlari ke arahnya dengan sempoyongan. Wajahnya yang babak belur dan berdarah terlihat sungguh mengenaskan."Kenapa kamu terluka sampai begini?" tanya Welton sambil mengernyit. Ekspresinya terlihat sungguh masam.Sebagai salah satu dari empat pemimpin besar di ibu kota provinsi, tidak pernah ada orang yang berani menindas putranya. Welton tentu murka melihat putranya dihajar sampai seperti ini."Ayah, aku bertemu seorang idiot hari ini. Orang ini telah menginjak-injak martabat Faksi Puma, juga menghajarku! Lihatlah, wajahku sampai seperti ini! Kamu harus membalaskan dendamku!" Waldo pun memasang ekspresi sedih saat mengadu."Siapa yang begitu berani menghina Faksi Puma milikku!" bentak Welton dengan gusar."Itu! Bocah itu!" Waldo langsung menunjuk Luther, lalu menjelaskan dengan kesal, "Dia menamparku sampai puluhan kali tadi. Kepalaku masih terasa pusing sampai sekarang!""Berengsek! Berani sekali kamu menghajar putraku! Hari ini, aku pasti akan .
"Welton, Ketua Faksi Puma, memberi hormat kepada Tuan Luther!" Welton berlutut di depan Luther, bahkan memberi hormat dengan sungguh-sungguh. Begitu melihat adegan ini, semua orang langsung terperangah, begitu juga dengan Waldo.Bahkan, Luther sendiri tidak menduga hal seperti ini akan terjadi. Tidak ada seorang pun yang menduga bahwa Ketua Faksi Puma yang terkenal dan ditakuti orang-orang akan berlutut untuk Luther. Tingkah Welton ini membuatnya terlihat seperti pelayan yang bertemu majikan. Sungguh di luar nalar!"Ini ... sungguhan?" gumam Charlotte yang terbelalak dan menganga lebar."Apa yang terjadi?" Kerumunan juga saling bertatapan dan benar-benar dikejutkan oleh keadaan."Aku nggak salah lihat, 'kan? Ketua berlutut kepada bocah itu?" Para anggota faksi tidak bisa percaya.Ketua mereka jelas-jelas berstatus tinggi, bahkan tokoh penting dari 5 keluarga paling kaya juga harus menghormatinya. Lantas, mengapa ketua mereka malah ketakutan sampai tidak berani berdiri karena bocah ini?
Dalam sekejap, kerumunan lagi-lagi dibuat heboh. Ketua Faksi Puma barusan berlutut, lalu putranya juga berlutut sekarang? Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah ini yang disebut dengan anak mengikuti jejak ayah?Meskipun tidak ada yang mengetahui jawabannya, mereka tahu bahwa Faksi Puma telah mendapatkan masalah. Pemuda tampan ini pasti memiliki latar belakang yang tidak biasa."Tuan Luther, aku sudah salah. Aku nggak mengenalmu barusan. Tolong maafkan aku untuk kali ini." Waldo meminta maaf sambil menampar dirinya sendiri dengan kuat. Dalam sekejap, tamparannya pun sudah mencapai 30 kali."Kamu seharusnya meminta maaf kepada orang lain, bukan aku," ucap Luther dengan tidak acuh.Waldo awalnya termangu mendengar ini, tetapi dia segera bereaksi. Dia merangkak ke arah Charlotte dan Harsa, lalu bersujud dengan kuat sembari memohon, "Maafkan aku, semua ini salahku. Aku akan mengganti semua kerugian kalian, aku akan membayar kompensasinya 10 kali lipat!""Huh! Siapa yang menginginkan uangmu it
Ketika melihat senyuman Luther itu, Welton langsung ketakutan hingga bercucuran keringat dingin. Orang lain mungkin tidak tahu tentang kematian Hubert, tetapi dia mengetahuinya dengan jelas.Demi merebut posisi Hubert, pemuda di depannya inilah yang menjatuhkannya. Meyakinkan dengan kemampuan? Luther jelas-jelas sedang mengancam mereka! Apabila menolak, mungkin dirinya akan berakhir seperti Hubert."Sudah, kamu sudah boleh pergi. Kita bertemu di lain hari," ucap Luther sambil tersenyum misterius. Senyuman ini sungguh membuat Welton gelisah. Welton tidak berpikiran bahwa nasibnya akan lebih baik daripada Hubert. Jika benar-benar menyinggung Luther, belum tentu mereka masih hidup besok."Tuan Luther, suatu kehormatan bagi kami untuk bergabung dengan Faksi Draco. Aku akan memimpin seluruh anggota Faksi Puma untuk tunduk padamu!" seru Welton dengan sungguh-sungguh sembari menangkupkan tangannya."Tolong jangan memaksakan diri, aku nggak suka menindas orang dengan kekuasaanku," timpal Luthe
"Salam, Nona Bianca." Harsa buru-buru menghampiri untuk memberi hormat."Kak Bianca." Charlotte juga ikut menyapa. Dulu, dia sering berinteraksi dengan Bianca karena ayahnya bekerja untuk Keluarga Caonata. Menurut Charlotte, Bianca adalah wanita yang sangat perhatian dan lembut, bahkan sering memberinya hadiah. Hanya saja, mereka sudah jarang bertemu setelah Bianca mengembangkan kariernya di Jiloam."Charlotte, kita sudah nggak bertemu selama 2 tahun. Kamu jadi makin cantik saja," puji Bianca sambil tersenyum."Kak Bianca, kamu baru cantik. Entah berapa banyak wanita di seluruh ibu kota provinsi mengagumi kecantikanmu," sahut Charlotte dengan ekspresi kagum. Harus diakui bahwa hanya beberapa wanita di Jiman yang bisa bersanding dengan kecantikan Bianca."Dasar, pintar sekali kamu berbicara," ujar Bianca sambil menyentuh hidung Charlotte. Kemudian, dia melirik reruntuhan di belakang sambil berkata, "Sepertinya rumah kalian sudah hancur. Gimana kalau kalian tinggal di kediamanku untuk be
"Paman Kevin, mengenai hal ini, apa rencanamu?" tanya Luther."Karena Penyihir Hitam akan datang, aku tentu harus bersiap-siap lebih awal. Untuk berjaga-jaga, aku akan mengeluarkan banyak uang untuk mengundang beberapa ahli dari dunia persilatan sebagai pengawal," kata Kevin dengan serius.Penyihir Hitam tidak hanya memiliki kultivasi seni bela diri yang kuat, tetapi juga ahli dalam seni sihir. Jika hanya mengandalkan pengawal rahasia Keluarga Caonata, kekuatannya masih jauh dari kata cukup. Oleh karena itu, Kevin harus mencari bantuan dari luar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kekuatan secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi kerugian bagi Keluarga Caonata."Paman, Penyihir Hitam bukanlah satu-satunya. Dia punya banyak murid, dan mereka semua sangat luar biasa. Ini adalah sesuatu yang perlu Paman pertimbangkan," ujar Luther mengingatkan."Iya, aku akan berhati-hati. Beberapa hari ini, Keluarga Caonata akan dijaga ketat untuk mencegah adanya penyusup," balas Kevin sambil mengangguk.
"Baiklah, sebagai kepala keluarga, keputusan ada di tanganmu." Bianca tidak banyak berkomentar.Senjata pamungkas seperti Harsa memang tidak boleh digunakan sembarangan. Tentu saja hasil yang paling ideal adalah jika Keluarga Caonata bisa mengatasi krisis ini dengan kekuatan mereka sendiri dan mengalahkan Penyihir Hitam. Dengan demikian, mereka masih bisa menggunakan Harsa di masa depan, sekaligus juga akan meningkatkan semangat keluarga."Paman, aku penasaran, apa perselisihan antara Penyihir Hitam dan Keluarga Caonata?" tanya Luther tiba-tiba."Ini ...." Kevin berhenti sejenak."Paman, aku hanya sekadar bertanya. Paman nggak perlu merasa terbebani," Luther tersenyum.Jika melibatkan rahasia keluarga, memang tidak mudah untuk membicarakannya."Ayah, katakan saja terus terang, Luther juga bukan orang luar," timpal Bianca. Dia sendiri juga sebenarnya tidak terlalu jelas dengan dendam di antara kedua pihak ini."Baiklah, kalau kalian ingin tahu, aku ceritakan saja." Setelah ragu sejenak,