"Ya ampun! Kediaman Keluarga Oscario sampai seramai ini?" Belinda benar-benar terkejut melihat situasi ini. Arena yang awalnya luas seketika menjadi begitu padat. Untungnya, pesilat Keluarga Oscario menjaga ketertiban tempat ini sehingga situasi masih terkendali."Terry adalah genius berbakat yang terkenal, tentu saja dia mendapat begitu banyak perhatian," balas Kevin sambil tersenyum."Ayah, apa Luther bisa menang kalau Terry sehebat itu?" tanya Belinda dengan penasaran."Agak susah, tapi bukan berarti dia nggak punya kesempatan," jawab Kevin."Huh! Bocah ini sangat keras kepala, nggak bisa dibujuk. Awas saja kalau dia kalah," sahut Bianca yang berpura-pura tidak peduli, padahal sorot matanya dipenuhi kekhawatiran. Selama 3 hari ini, dia sudah mencoba membujuk Luther, tetapi pria ini mengabaikannya."Yang penting dia sudah berusaha. Lagi pula, lawannya adalah Terry. Kekalahan seperti ini nggak akan begitu memalukan," ujar Kevin sambil tersenyum.Sebenarnya, Kevin sama sekali tidak ter
Sebelum jam pertandingan yang ditentukan, Luther datang dengan membawa Ronald dan anggota lainnya. Sejauh mata memandang, seluruh arena dipenuhi lautan manusia.Bagian tengahnya adalah ring untuk bertarung. Hanya ada beberapa kursi di sekitar sehingga sebagian besar orang harus berdiri untuk menonton. Tentunya, yang memenuhi syarat untuk duduk hanya orang yang memiliki latar belakang tidak biasa.Terutama di sisi timur arena ini, semuanya merupakan tokoh hebat yang terkenal. Luther bahkan bisa melihat beberapa wajah familier di sana, yaitu Kevin, Bianca, Belinda, Larry, Joshua, Valen, dan Melani. Masih ada beberapa lagi yang tidak Luther ketahui namanya.Luther mengalihkan pandangannya ke sisi barat. Mereka adalah ahli bela diri yang terkemuka di dunia persilatan. Bahkan, ada beberapa yang auranya tidak kalah dari Larry."Tantangan sederhana seperti ini bisa sampai begitu ramai? Benar-benar berlebihan," gumam Luther dengan sorot mata mendalam."Tuan, Keluarga Oscario ingin memanfaatkan
"Luther, jadi orang harus tahu diri. Jangan kira kamu sudah hebat karena pernah bertemu beberapa tokoh penting. Kamu memang berstandar tinggi, tapi nyatanya kemampuanmu sangat buruk!" maki Quinn dengan ekspresi meremehkan. Beberapa orang selalu merasa diri sendiri hebat, padahal hanya mengandalkan kemampuan orang lain."Gila! Omong kosong apa yang kalian bicarakan?" Sebelum Luther mengamuk, Ronald yang berdiri di samping sudah tidak tahan mendengarnya lagi. Berani sekali mereka menghina ketuanya! Jika orang-orang ini berada di wilayah kekuasaan Faksi Draco, Ronald pasti sudah memberi mereka pelajaran!"Astaga, kamu sampai membawa beberapa pengawal? Sok hebat sekali!" Joel sama sekali tidak takut. Dia yakin bahwa orang-orang yang berteman dengan pecundang seperti Luther bukan orang hebat."Luther, jaga anjingmu baik-baik. Jangan sampai dia sembarangan menggonggong. Kalian nggak pantas bertindak semena-mena di sini," ejek Tyson."Kamu ...." Ronald masih ingin memaki. Namun, Aquaria yang
"Ketua Faksi Draco yang baru?" Begitu ucapan ini dilontarkan, Tyson dan lainnya sontak termangu. Mereka menatap Ronald, lalu beralih menatap Luther dan akhirnya saling bertatapan.Akhirnya, mereka tertawa terbahak-bahak. Quinn mengejek, "Paman, apa otakmu rusak? Kamu bilang Luther adalah Ketua Faksi Draco, genius baru yang menantang Terry? Kenapa kamu nggak bilang kalau dia adalah dewa?""Idiot dari mana ini? Genius baru ibu kota provinsi? Lihat dulu penampilan dan karakternya itu, mana pantas!" hina Joel."Berani sekali kalian menghina ketua kami! Kalian minta dihajar, ya!" Ronald sudah mulai murka. Dia menyingsingkan lengan bajunya, ingin berkelahi dengan sekelompok orang ini."Sudahlah, nggak ada gunanya berbicara dengan orang picik. Biarkan saja mereka," ucap Luther yang mengangkat tangan untuk menghentikan. Targetnya hari ini adalah Terry, jadi dia tidak tertarik dengan sekelompok badut ini."Astaga, kamu sampai berakting begini. Kamu kira dirimu sudah hebat?" timpal Joel yang ter
Semuanya memelotot dengan galak. Bahkan, tiga orang ahli dari Keluarga Oscario segera melompat ke ring. Salah satunya menegur, "Siapa kamu? Berani sekali kamu bertindak lancang di kediaman ini!""Huh! Sampah seperti kalian nggak pantas mengetahui namaku! Cepat suruh Terry naik untuk terima tantanganku!" timpal pria berpakaian hijau itu dengan ekspresi sombong."Siapa orang ini? Sombong sekali dia!""Nyalinya benar-benar besar, dia menantang Terry di depan umum begini!""Demi dikenal semua orang, dia sampai mengorbankan nyawanya sendiri."Semua orang yang berada di ring tidak bisa menahan diri untuk bergosip saat melihat pria angkuh itu."Kamu harus mengalahkan kami dulu kalau ingin melawan Tuan Terry!" Ketiga ahli bela diri itu segera menghunuskan pedang mereka."Huh! Karena kalian ingin mati, aku tentu akan mengabulkan permintaan kalian!" Pria berpakaian hijau itu sontak mengayunkan tombaknya, lalu menerjang ke depan.Serangannya benar-benar dahsyat dan cepat, membuat orang tidak bisa
"Bocah! Biar aku yang menghadapimu!" Saat itu, seorang pria berpostur tegap yang memegang pedang datang ke arena lebih dulu. Pria dengan pedang ini berotot dan berlengan kekar. Pedang besar yang berat itu seakan-akan menjadi ringan dalam genggaman tangannya."Siapa kamu? Berani sekali kamu naik ke arena cari mati?" Pria berjubah hijau dengan tombak, menunjuk pedang besar pria itu dengan pandangan merendahkan."Aku adalah pemimpin Klan Pedang, Juanda!" kata Juanda sambil mengangkat pedangnya. Seluruh tubuhnya memancarkan aura pembunuh yang kuat."Jadi, kamu yang namanya Pak Juanda? Sekarang aku tahu kenapa kamu terlihat nggak asing! Klan Pedang memiliki reputasi yang baik di dunia persilatan. Pedang milik Pak Juanda sangat kuat hingga mampu membelah batu dan logam. Kekuatannya itu juga sangat luar biasa!""Kalau ada Pak Juanda yang turun tangan, anak ini pasti akan mati hari ini!""Pak Juanda, beri anak itu pelajaran hari ini! Perjuangkan kehormatan para ahli bela diri di Jiman!"Kehadi
Jika hanya mengalahkan satu orang, mungkin masih bisa dikatakan sebagai keberuntungan. Namun, mengalahkan puluhan ahli bela diri secara berturut-turut menandakan bahwa pria ini memang kuat! Hanya dengan kekuatannya sendiri, pria berjubah hijau itu berhasil menggemparkan kerumunan tersebut. Dia membuat banyak praktisi bela diri di tempat itu merasa kagum."Siapa sebenarnya pria ini? Kenapa dia kuat sekali?""Mengenakan jubah hijau, mahir menggunakan tombak. Jangan-jangan, dia ini Pendekar Hijau yang baru-baru ini terkenal di dunia persilatan? Kabarnya, dia selalu mencari penantang ke mana-mana.""Apa itu benar-benar orangnya? Kabarnya, dia bahkan mengalahkan Fuad yang menduduki peringkat 20 besar di Peringkat Langit!""Monster seperti apa yang bahkan bisa mengalahkan Fuad?"Setelah mengetahui julukan Pedang Hijau, suasana di tempat itu kembali gaduh. Pendekar Hijau baru-baru ini membuat kehebohan besar dengan mengalahkan banyak ahli. Terutama setelah mengalahkan Fuad, reputasinya semaki
"Apa?!" Menyaksikan adegan ini, ekspresi semua orang langsung berubah drastis. Mereka membelalakkan mata dengan terkejut. Semua orang tahu jelas bahwa Pendekar Hijau itu sangat kuat. Terutama tusukan tombaknya yang terakhir itu, menyimpan kekuatan dan aura yang mengerikan.Namun, bahkan dengan kekuatan dan kecepatan yang mengerikan dari tusukan tombaknya, Terry mampu menahan serangan itu dengan mudahnya. Dia tidak menggunakan senjata atau perisai, melainkan hanya dengan tubuhnya sendiri. Dia menahan serangan itu dengan dadanya!Apakah pria ini masih bisa disebut manusia?"Bagaimana mungkin?!" seru Pendekar Hijau. Dia mundur beberapa langkah, wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan. Serangan ini adalah teknik andalannya yang telah diasah melalui latihan yang sangat keras. Begitu mengerahkan jurus ini, serangannya tidak terbendung.Bahkan ahli bela diri sekelas Fuad yang menduduki urutan ke-20 dalam Peringkat Langit pun, dikalahkan oleh serangan ini. Tadinya Pendekar Hijau berharap bisa m
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras