Beberapa hari selanjutnya, Luther terus menyelidiki tentang kematian Keenan. Keenan ini dibunuh oleh seseorang, tetapi malah dirinya yang difitnah.Meskipun tidak tahu siapa pelakunya, Luther bisa menebak motifnya. Yang pertama adalah untuk memberinya peringatan dan ancaman, yang kedua adalah untuk membuatnya dijauhi orang-orang.Seperti kata pepatah, serangan diam-diam sangat berbahaya dan sulit untuk dihindari. Oleh sebab itu, Luther agak kewalahan dengan masalah kali ini.Selama beberapa waktu ini, Luther pernah mencari Ariana beberapa kali, tetapi Ariana terus menolak untuk menemuinya. Luther tahu bahwa hubungan mereka tidak akan membaik sebelum pelakunya ditemukan.Pagi hari ketiganya, di Sekolah Bela Diri Draco. Luther duduk di tepi ring sambil menatap jarum hitam di tangannya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Jarum hitam ini terbuat dari besi hitam dan mengandung racun. Akibatnya akan sangat fatal bagi orang biasa, meskipun hanya tergores sedikit. Itu sebabnya, kematian Keenan be
"Ya ampun! Kediaman Keluarga Oscario sampai seramai ini?" Belinda benar-benar terkejut melihat situasi ini. Arena yang awalnya luas seketika menjadi begitu padat. Untungnya, pesilat Keluarga Oscario menjaga ketertiban tempat ini sehingga situasi masih terkendali."Terry adalah genius berbakat yang terkenal, tentu saja dia mendapat begitu banyak perhatian," balas Kevin sambil tersenyum."Ayah, apa Luther bisa menang kalau Terry sehebat itu?" tanya Belinda dengan penasaran."Agak susah, tapi bukan berarti dia nggak punya kesempatan," jawab Kevin."Huh! Bocah ini sangat keras kepala, nggak bisa dibujuk. Awas saja kalau dia kalah," sahut Bianca yang berpura-pura tidak peduli, padahal sorot matanya dipenuhi kekhawatiran. Selama 3 hari ini, dia sudah mencoba membujuk Luther, tetapi pria ini mengabaikannya."Yang penting dia sudah berusaha. Lagi pula, lawannya adalah Terry. Kekalahan seperti ini nggak akan begitu memalukan," ujar Kevin sambil tersenyum.Sebenarnya, Kevin sama sekali tidak ter
Sebelum jam pertandingan yang ditentukan, Luther datang dengan membawa Ronald dan anggota lainnya. Sejauh mata memandang, seluruh arena dipenuhi lautan manusia.Bagian tengahnya adalah ring untuk bertarung. Hanya ada beberapa kursi di sekitar sehingga sebagian besar orang harus berdiri untuk menonton. Tentunya, yang memenuhi syarat untuk duduk hanya orang yang memiliki latar belakang tidak biasa.Terutama di sisi timur arena ini, semuanya merupakan tokoh hebat yang terkenal. Luther bahkan bisa melihat beberapa wajah familier di sana, yaitu Kevin, Bianca, Belinda, Larry, Joshua, Valen, dan Melani. Masih ada beberapa lagi yang tidak Luther ketahui namanya.Luther mengalihkan pandangannya ke sisi barat. Mereka adalah ahli bela diri yang terkemuka di dunia persilatan. Bahkan, ada beberapa yang auranya tidak kalah dari Larry."Tantangan sederhana seperti ini bisa sampai begitu ramai? Benar-benar berlebihan," gumam Luther dengan sorot mata mendalam."Tuan, Keluarga Oscario ingin memanfaatkan
"Luther, jadi orang harus tahu diri. Jangan kira kamu sudah hebat karena pernah bertemu beberapa tokoh penting. Kamu memang berstandar tinggi, tapi nyatanya kemampuanmu sangat buruk!" maki Quinn dengan ekspresi meremehkan. Beberapa orang selalu merasa diri sendiri hebat, padahal hanya mengandalkan kemampuan orang lain."Gila! Omong kosong apa yang kalian bicarakan?" Sebelum Luther mengamuk, Ronald yang berdiri di samping sudah tidak tahan mendengarnya lagi. Berani sekali mereka menghina ketuanya! Jika orang-orang ini berada di wilayah kekuasaan Faksi Draco, Ronald pasti sudah memberi mereka pelajaran!"Astaga, kamu sampai membawa beberapa pengawal? Sok hebat sekali!" Joel sama sekali tidak takut. Dia yakin bahwa orang-orang yang berteman dengan pecundang seperti Luther bukan orang hebat."Luther, jaga anjingmu baik-baik. Jangan sampai dia sembarangan menggonggong. Kalian nggak pantas bertindak semena-mena di sini," ejek Tyson."Kamu ...." Ronald masih ingin memaki. Namun, Aquaria yang
"Ketua Faksi Draco yang baru?" Begitu ucapan ini dilontarkan, Tyson dan lainnya sontak termangu. Mereka menatap Ronald, lalu beralih menatap Luther dan akhirnya saling bertatapan.Akhirnya, mereka tertawa terbahak-bahak. Quinn mengejek, "Paman, apa otakmu rusak? Kamu bilang Luther adalah Ketua Faksi Draco, genius baru yang menantang Terry? Kenapa kamu nggak bilang kalau dia adalah dewa?""Idiot dari mana ini? Genius baru ibu kota provinsi? Lihat dulu penampilan dan karakternya itu, mana pantas!" hina Joel."Berani sekali kalian menghina ketua kami! Kalian minta dihajar, ya!" Ronald sudah mulai murka. Dia menyingsingkan lengan bajunya, ingin berkelahi dengan sekelompok orang ini."Sudahlah, nggak ada gunanya berbicara dengan orang picik. Biarkan saja mereka," ucap Luther yang mengangkat tangan untuk menghentikan. Targetnya hari ini adalah Terry, jadi dia tidak tertarik dengan sekelompok badut ini."Astaga, kamu sampai berakting begini. Kamu kira dirimu sudah hebat?" timpal Joel yang ter
Semuanya memelotot dengan galak. Bahkan, tiga orang ahli dari Keluarga Oscario segera melompat ke ring. Salah satunya menegur, "Siapa kamu? Berani sekali kamu bertindak lancang di kediaman ini!""Huh! Sampah seperti kalian nggak pantas mengetahui namaku! Cepat suruh Terry naik untuk terima tantanganku!" timpal pria berpakaian hijau itu dengan ekspresi sombong."Siapa orang ini? Sombong sekali dia!""Nyalinya benar-benar besar, dia menantang Terry di depan umum begini!""Demi dikenal semua orang, dia sampai mengorbankan nyawanya sendiri."Semua orang yang berada di ring tidak bisa menahan diri untuk bergosip saat melihat pria angkuh itu."Kamu harus mengalahkan kami dulu kalau ingin melawan Tuan Terry!" Ketiga ahli bela diri itu segera menghunuskan pedang mereka."Huh! Karena kalian ingin mati, aku tentu akan mengabulkan permintaan kalian!" Pria berpakaian hijau itu sontak mengayunkan tombaknya, lalu menerjang ke depan.Serangannya benar-benar dahsyat dan cepat, membuat orang tidak bisa
"Bocah! Biar aku yang menghadapimu!" Saat itu, seorang pria berpostur tegap yang memegang pedang datang ke arena lebih dulu. Pria dengan pedang ini berotot dan berlengan kekar. Pedang besar yang berat itu seakan-akan menjadi ringan dalam genggaman tangannya."Siapa kamu? Berani sekali kamu naik ke arena cari mati?" Pria berjubah hijau dengan tombak, menunjuk pedang besar pria itu dengan pandangan merendahkan."Aku adalah pemimpin Klan Pedang, Juanda!" kata Juanda sambil mengangkat pedangnya. Seluruh tubuhnya memancarkan aura pembunuh yang kuat."Jadi, kamu yang namanya Pak Juanda? Sekarang aku tahu kenapa kamu terlihat nggak asing! Klan Pedang memiliki reputasi yang baik di dunia persilatan. Pedang milik Pak Juanda sangat kuat hingga mampu membelah batu dan logam. Kekuatannya itu juga sangat luar biasa!""Kalau ada Pak Juanda yang turun tangan, anak ini pasti akan mati hari ini!""Pak Juanda, beri anak itu pelajaran hari ini! Perjuangkan kehormatan para ahli bela diri di Jiman!"Kehadi
Jika hanya mengalahkan satu orang, mungkin masih bisa dikatakan sebagai keberuntungan. Namun, mengalahkan puluhan ahli bela diri secara berturut-turut menandakan bahwa pria ini memang kuat! Hanya dengan kekuatannya sendiri, pria berjubah hijau itu berhasil menggemparkan kerumunan tersebut. Dia membuat banyak praktisi bela diri di tempat itu merasa kagum."Siapa sebenarnya pria ini? Kenapa dia kuat sekali?""Mengenakan jubah hijau, mahir menggunakan tombak. Jangan-jangan, dia ini Pendekar Hijau yang baru-baru ini terkenal di dunia persilatan? Kabarnya, dia selalu mencari penantang ke mana-mana.""Apa itu benar-benar orangnya? Kabarnya, dia bahkan mengalahkan Fuad yang menduduki peringkat 20 besar di Peringkat Langit!""Monster seperti apa yang bahkan bisa mengalahkan Fuad?"Setelah mengetahui julukan Pedang Hijau, suasana di tempat itu kembali gaduh. Pendekar Hijau baru-baru ini membuat kehebohan besar dengan mengalahkan banyak ahli. Terutama setelah mengalahkan Fuad, reputasinya semaki