Demi menolong Kevin, Bianca pasti akan mengorbankan segalanya. Justru karena perhatiannya inilah, Bianca akan semakin mudah terkena jebakan. Mengingat hal ini, Luther segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bianca. Namun anehnya, Bianca sama sekali tidak menjawab."Kenapa? Nggak ada yang menjawab? Kalau begitu, sepertinya Keluarga Sunaryo sudah mulai bertindak." Maple berkata dengan penuh arti, "Dokter Ilahi, waktunya sangat mendesak saat ini. Kamu hanya punya 2 pilihan. Satu, pergi ke rumah itu untuk menangkap pelaku. Kedua, pergi menolong Bianca. Kamu nggak bisa melakukan dua-duanya, jadi pilihlah salah satu.""Hanya anak kecil yang melakukan permainan pilihan seperti itu. Aku mau kedua-duanya!" Sambil berbicara, Luther memberi isyarat ke luar jendela. Dalam sekejap, kepala pengawal rahasia yang bernama Ester membawa pasukannya ke dalam restoran."Tuan Luther, ada perintah apa?" tanya Ester dengan hormat."Ini adalah tempat persembunyian pelaku, bawa orangmu ke sana untuk menangk
"Apa katamu?" ujar Bianca sambil mengernyit.Gianna berkata dengan nada yang lebih tegas, "Kamu nggak dengar? Aku menyuruhmu melepas pakaianmu!""Jangan keterlaluan kamu!" seru Bianca menjadi ekspresi dingin. Mempermalukan orang juga harus ada batasannya. Meminta seseorang melepas pakaian di depan umum itu sudah keterlaluan."Keterlaluan ya? Memangnya kenapa?" Gianna mencibir dan berkata, "Saat ini, kamulah yang memohon padaku, jadi kamu harus melakukan apa pun perintahku!"Kevin dijebloskan ke penjara supaya Gianna mendapat kesempatan untuk mempermalukan Bianca seperti sekarang. Siapa suruh Bianca berani membatalkan pernikahan dengan Keluarga Sunaryo? Jadi, wanita itu harus membayar konsekuensinya! Amarah Gianna tidak akan bisa terlampiaskan jika dia tidak menyiksa Bianca."Gianna! Kamu memang sudah kelewatan!" kata Bianca dengan nada rendah."Hahaha! Bianca, sepertinya kamu belum paham situasimu sekarang." Gianna tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Ini wilayahku. Nasibmu ada di ta
Gianna menggertakkan gigi sambil mengumpat, dia terus menyayat wajah Bianca tanpa ampun."Akh!" jerit Bianca. Dia akhirnya tidak bisa menahan rasa sakit dan jatuh pingsan. Wajah cantiknya kini berlumuran darah dan terlihat begitu menyedihkan."Pingsan secepat ini? Padahal aku belum puas senang-senang." Gianna tersenyum keji dan berkata pada pengawalnya, "Robek bajunya dan gantung dia!""Baik!"Kedua pengawal wanita itu segera melepas pakaian Bianca dan hanya menyisakan celana dalam, lalu menggantungnya di tengah lantai dansa. Setelah itu, mereka menyiram kepala Bianca dengan sebaskom air dingin. Bianca yang pingsan menggigil kedinginan dan perlahan siuman.Gianna tersenyum bengis dan berkata, "Bianca, kamu selalu pura-pura suci, 'kan? Hari ini, aku akan membuatmu dipermalukan! Apa kamu lihat orang-orang di sekitar ini? Merekalah yang akan mempermalukanmu malam ini. Aku bakal merekam seluruh prosesnya untuk pacarmu nikmati!""Ka ... kamu kurang ajar!" ucap Bianca sambil menggertakkan gi
"Berhenti!" seru seseorang dengan suara menggelegar, meredam semua suara bising di sana.Semua orang menoleh ke belakang dengan terkejut. Terlihat sesosok tubuh tinggi berjalan masuk dengan niat membunuh yang kentara. Suhu di ruangan pesta yang awalnya panas langsung turun. Beberapa orang yang mengenakan pakaian minim langsung bergidik kedinginan."Luther?" gumam Bianca. Setelah melihat wajah orang yang baru datang itu dengan jelas, Bianca langsung senang, seolah-olah dia baru melihat penyelamatnya.Gianna yang telah melihat sosok Luther sontak mencibir dan berkata, "Rupanya kamu. Kamu cari masalah sendiri dengan datang ke sini. Hari ini, aku akan membuatmu menyaksikan wanitamu dipermalukan!""Kalian ... kalian pantas mati!" geram Luther.Begitu melihat Bianca yang digantung dengan wajah penuh bekas luka, Luther langsung mengepalkan tinjunya. Raut wajahnya muram dan tubuhnya dipenuhi aura membunuh. Amarah dalam dadanya hampir membuatnya hilang akal."Luther, kamu marah? Nggak senang?
"Pria ini harusnya bangga bisa mati di tangan Pengawal Serigala!"Begitu Pengawal Serigala muncul, semua orang menjadi sangat bersemangat. Wajah mereka antusias seolah-olah sedang menonton pertunjukan."Gawat!" Ekspresi Bianca berubah drastis saat berkata, "Luther! Jangan khawatirkan aku, cepat pergi dan minta bantuan dari Keluarga Caonata!" Dia tahu bahwa Luther sangat kuat, tetapi Pengawal Serigala Keluarga Sunaryo adalah master kelas satu. Luther pasti akan sangat kesulitan membawanya pergi dari sini."Jangan bodoh, aku nggak mungkin meninggalkanmu sendirian di sini," ujar Luther. Dia pun mengulurkan tangan dan menggenggam tangan ramping Bianca."Tapi, kamu bakal susah kabur kalau membawaku," kata Bianca sambil mengernyit. Dia tidak ingin Luther mempertaruhkan nyawanya dan mati sia-sia."Kabur? Siapa bilang aku mau kabur?" Luther melihat ke sekeliling dengan sorot mata tajam sambil berkata, "Malam ini, aku akan membunuh mereka semua!""Sombong betul! Memangnya kamu sanggup menyingki
Hening. Suasana pesta tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Begitu melihat para Pengawal Serigala dibunuh, semua orang langsung terdiam. Mereka semua terkejut dan ketakutan setengah mati. Hanya dengan satu tendangan, Luther membunuh sembilan Pengawal Serigala. Apa dia benar-benar manusia?"Be ... berani-beraninya kamu membunuh Pengawal Serigalaku!" seru Gianna dengan geram.Setelah tertegun sejenak, Gianna akhirnya meledakkan amarahnya. Pengawal Serigala adalah orang-orang yang dibina dengan cermat oleh Keluarga Sunaryo. Gianna tentu saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa sepuluh pengawal ini tiba-tiba mati dibunuh."Nggak cuma Pengawal Serigala, aku juga akan mencabut nyawamu!" ujar Luther dengan sorot mata dingin sambil melangkah mendekati Gianna."Ma ... mau apa kamu? Jangan macam-macam, ya!" seru Gianna sambil mundur beberapa langkah ketakutan.Gianna mendadak merasa sedikit malu, jadi dia segera berhenti mundur. Dia membusungkan dadanya dan melempar tatapan angkuh. Dirinya adalah putr
"Luther, kamu ini orang luar. Kamu nggak punya hak untuk mengkritik kami!" ujar Billy dengan marah.Luther berkata, "Karena kalian nggak mau membela Bianca, biar aku saja. Kalian nggak berani menyinggung Keluarga Sunaryo, bukan? Tapi, aku berani!" Luther mengambil sebilah pisau dan melanjutkan, "Hari ini, aku bakal memberi ganjaran setimpal bagi wanita ini. Nggak ada gunanya kalian memohon belas kasihan padaku!" Usai berkata begitu, Luther mengayunkan pisaunya dan membuat sayatan dalam di wajah Gianna."Akh!" jerit Gianna dengan suaranya melengking."Beraninya kamu!""Bangsat! Cepat berhenti!"Billy dan sekelompok orang Keluarga Caonata langsung berteriak dengan marah. Namun, Luther seolah-olah tidak mendengar mereka. Dia terus menyayat Gianna dengan pisau hingga luka di wajahnya membentuk tanda "X" besar."Luther, apa kamu sadar dengan yang kamu lakukan? Setelah menyakiti Nona Gianna, dewa pun nggak bisa menyelamatkanmu!" seru Billy.Luther tidak menanggapi Billy. Pisau di tangannya
"Jangan, Luther!""Bangsat! Beraninya kamu!"Saat Luther mengangkat pisaunya, semua orang terus berteriak marah. Namun, Luther menutup telinga dan memotong leher Gianna dengan tegas."Ugh!" Tawa liar Gianna tiba-tiba berhenti. Detik berikutnya, kepalanya jatuh dari leher dan berguling di lantai beberapa kali sebelum akhirnya berhenti. Matanya masih terbelalak penuh rasa tidak percaya. Sampai mati pun, dia tidak menyangka Luther benar-benar berani membunuhnya. Apalagi, Luther melakukannya di depan semua orang.Saat ini, kekuasaan dan status Gianna tidak ada artinya lagi. Setelah seseorang meninggal, segala hal duniawi yang melekat padanya pun luntur."Ma ... mati?"Melihat kepala Gianna yang terjatuh, semua orang ketakutan setengah mati. Putri Keluarga Sunaryo yang bermartabat, adik kandung Jenderal Harry dibunuh seperti ini?"Gawat!" gumam Bianca dengan wajah pucat. Jika Luther hanya membunuh Pengawal Serigala, segalanya masih bisa diperbaiki. Namun, pria itu sudah memenggal kepala Gia
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat