Jiloam, di dalam Vila Palem Kencana."Apa? Roger sudah mati? Keluarga Sudarmo dibantai dalam satu malam? Vila Sudarmo yang begitu besar malah dibakar sampai habis?"Setelah mendengarkan laporan dari pengawal, ekspresi Susan yang awalnya santai tiba-tiba menjadi serius. Keluarga Sudarmo di Jiloam selalu menduduki posisi teratas. Meskipun tidak sebesar Keluarga Caonata, tetap saja mereka tidak boleh diremehkan. Apalagi masih ada Sekte Ilmu Kegelapan yang mendukung mereka. Siapa yang memiliki nyali sebesar itu memusnahkan seluruh Keluarga Sudarmo ini?"Kamu tahu siapa pelakunya?' tanya Susan lagi."Vila itu sudah habis terbakar, sulit untuk melacak pelaku sebenarnya," kata pengawal itu sambil menggelengkan kepalanya."Kalau tidak menemukan pelaku sebenarnya, kita akan berada dalam masalah!" kata Susan sambil mengernyitkan alis dan merenungkannya.Susan tentu saja merasa senang mendengar Keluarga Sudarmo dimusnahkan. Jika hal ini terjadi di masa lalu, dia juga tidak akan peduli. Masalahnya
Sebagai seorang ibu, apakah Susan salah jika dia memikirkan keselamatan putrinya sendiri? Mengapa putrinya malahan tidak mengerti pemikirannya?"Ester!" Pada saat itu, Susan tiba-tiba berteriak. Tak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan pakaian ketat dan memiliki tubuh yang menarik berjalan masuk."Ada perintah apa, Nyonya?""Tulis sebuah surat tanpa nama dan beri tahu semua tindakan Luther kepada Tuan Bruce!" kata Susan dengan nada dingin.Ester tertegun sejenak. "Hah? Nyonya, apa tidak salah?"Luther sudah mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan Nona Besar. Sekarang, mereka malah berencana untuk diam-diam mengkhianatinya, memang agak keterlaluan."Jangan banyak bicara! Lakukan saja perintahku! Dengan mengorbankan Luther, Nona Besar baru bisa selamat. Cepat pergi!" teriak Susan dengan ekspresi dingin."Baik," kata Ester sambil menganggukkan kepalanya dengan tak berdaya.Ester merasa bersalah. Namun, sebagai petugas keamanan rahasia Keluarga Caonata, mematuhi perintah adalah
"Luther! Kamu jangan tidak tahu diri!"Luther yang terus menolak membuat Catherine menjadi marah. Siapa Catherine ini? Catherine adalah putri keluarga kaya, seorang wanita yang sangat dibanggakan. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian dan banyak orang yang mencoba mendapatkan perhatiannya. Namun, orang di depannya ini malah tidak menghargai kesempatan yang diberikannya berkali-kali.Luther mengernyitkan alisnya dan berkata dengan tanpa belas kasihan, "Siapa sebenarnya yang tidak tahu diri? Apa otakmu sudah rusak? Ini adalah Jiman, bukan Jiberia. Tidak usah bertingkah angkuh di sini, aku tidak takut!""Kamu ...."Catherine merasa kesal hingga menggertakkan giginya, tetapi dia juga tidak berdaya. Dia yang biasanya selalu mendapat bantuan, malah berkali-kali ditolak oleh Luther. Jika bukan karena mengkhawatirkan keselamatan ibunya, dia mungkin sudah bertindak sejak awal."Luther! Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Catherine menarik napas dalam-dalam dan b
"Tunggu sebentar ....""Ada apa lagi?"Catherine menghentikan langkahnya, berbalik dan terlihat ekspresinya agak kesal."Kamu masih belum membayarnya. Pilku ini sangat berharga, kamu bayar aku 20 miliar saja," kata Luther dengan tenang."Apa? Satu botol pil ini harganya 20 miliar? Kenapa kamu tidak pergi merampok saja?" kata Catherine dengan kesal.Meskipun Catherine kaya, bukan berarti dia bisa dibohongi dengan mudah juga."Mana mungkin dengan merampok bisa begitu cepat mendapatkan uangnya? Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu bisa mengembalikan obatnya," kata Luther sambil mengulurkan tangannya untuk meminta."Kamu benar-benar tidak tahu malu!"Catherine menggertakkan giginya, tetapi akhirnya tetap memberikan selembar cek bernilai dua puluh miliar. Kemudian, dia pergi dengan tergesa-gesa. Dia sudah memutuskan, jika ibunya tidak sembuh, dia akan membuat Luther membayar perbuatannya berkali-kali lipat!Setengah jam kemudian. Catherine mengemudikan mobil kembali ke rumah sakit. Saat d
Melihat Pristia yang bersemangat, para dokter saling memandang dan merasa terkejut. Penyakit yang bahkan tidak bisa ditangani oleh para ahli, akhirnya sembuh hanya dengan satu pil kecil. Terlalu berlebihan, 'kan? Apakah pil kecil yang tampak biasa ini benar-benar obat mujarab?"Nona Catherine, boleh beri tahu kami pil apa itu tadi? Bisakah kami mempelajarinya?"Setelah terkejut, dokter botak itu tidak bisa menahan diri dan bertanya."Mempelajari apa? Sialan! Pergi!"Catherine langsung menendang hingga dokter botak itu merintih kesakitan. Menyadari kesalahannya, dokter botak itu tidak berani tinggal lebih lama dan hanya bisa membawa sekelompok orangnya pergi dengan malu."Tidak disangka pil kecil ini begitu ajaib! Ini benar-benar mengagumkan!" kata Helen dengan kagum.Pil itu terlihat jelek dan bau, tetapi harus diakui khasiat pil itu bagus."Aku menghabiskan 20 miliar untuk obat ini, tapi harus diakui harga itu layak!" kata Catherine dengan ekspresi gembira."Apa? Dua puluh miliar?"Be
"Sudahlah, jangan pukul lagi, tanya dulu apa yang telah terjadi?" tanya Helen dengan ekspresi kasihan.Keenan berkata dengan ekspresi sedih, "Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Semalam, aku sedang minum dengan temanku dan aku minum terlalu banyak. Saat sadar, aku sudah berada di mobil, di sekitarku ada puing-puing mobil dan seseorang yang sudah mati tertabrak. Saat itu, aku sangat ketakutan dan segera melarikan diri dari tempat kejadian. Sayangnya, aku langsung tertangkap malam itu juga.""Sudah menabrak mati seseorang, masih mau melarikan diri? Apa kamu tahu kamu sudah melakukan kesalahan besar? Tidak mendekam di penjara selama 10 hingga 20 tahun, kamu jangan berharap bisa keluar!" kata Ariana dengan ekspresi sangat kesal.Mendengar perkataan itu, wajah Keenan menjadi pucat. "Hah? Kak, aku masih muda, aku tidak ingin dipenjara. Aku mohon, selamatkan aku!""Kalau sudah melakukan kesalahan, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu pikir kamu bisa lolos tanpa konsekuen
"Baik, aku setuju ...."Di dalam sebuah klub elite, Tuan Arnold tersenyum lebar saat mendengar suara di telepon. "Baiklah, kita akan bertemu malam ini. Ingat, aku tidak ingin dikecewakan lagi."Setelah mengatakan itu, Arnold menutup teleponnya. Pada saat itu, beberapa pemuda dan pemudi yang duduk di sekitar Arnold mengacungkan jempol mereka setelah mengetahui kabarnya."Tuan Arnold, tak disangka hanya dengan sedikit trik saja, kamu sudah bisa membuat wanita cantik itu patuh. Benar-benar luar biasa!" kata seorang pemuda berambut putih dengan ekspresi kagum."Hehe .... Kalau kita tidak mengirim adiknya ke penjara, bagaimana mungkin dia akan patuh begitu saja? Gadis seperti itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," kata Arnold sambil tersenyum sinis.Setiap wanita yang menarik perhatian Arnold, tidak ada yang bisa lolos darinya. Hanya perlu memberikan sedikit perhatian dan beberapa trik. Wanita seperti Ariana yang terlihat suci dan berwibawa juga bisa dimanipulasi dengan mudah, jika terjad
Telepon pertama dan kedua tidak diangkat, hingga telepon ketiga baru diangkat oleh Ariana. "Halo, Ariana. Bukankah kamu yang menyuruhku mentraktirmu makan malam ini? Kamu di mana? Kenapa masih belum sampai?" kata Luther."Hmm ... maaf, aku ada urusan mendadak dan tidak bisa pergi sekarang," kata Ariana dengan ragu-ragu."Oh, begitu rupanya. Kamu kira-kira jam berapa bisa sampai?" tanya Luther."Aku harus makan malam dengan klien, aku sepertinya tidak bisa datang malam ini. Maaf," kata Ariana dengan nada yang aneh."Tidak masalah, pekerjaan lebih utama. Kamu sibuk saja dulu, aku tidak akan mengganggumu," kata Luther dengan sikap yang sangat pengertian. Meskipun Luther merasa sedikit kecewa, dia bisa mengerti posisi Ariana."Ya, baik. Aku akan mentraktirmu lain kali.""Baik."Luther tersenyum dan saat dia hendak menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang sangat dikenal datang dari telepon itu. "Ariana, kamu sedang telepon siapa? Segera masuk dan bergabung denganku untuk
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta