Darwin tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Memang pil yang bagus! Aku sudah menghabiskan banyak uang, tapi sepadan untuk mendapatkan Pil Fondasi ini!"Saat Darwin sedang tersenyum, seorang pengawal lainnya masuk dengan ekspresi panik."Tuan Darwin! Gawat! Terjadi masalah di rumah!"Pengawal itu langsung berlutut di lantai dan air matanya mengalir."Apa yang telah terjadi?" kata Darwin sambil mengernyitkan alisnya."Baru saja ada kabar dari Jiloam. Semalam, Vila Sudarmo diserang dan semua pengawal elite tewas. Tuan Muda dan Nona Muda, keduanya meninggal! Seluruh Keluarga Sudarmo sudah musnah!"Begitu mendengar perkataan itu, Darwin seperti disambar petir. Pil Fondasi di tangannya langsung terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping."Anakku!"Darwin meratap dan terjatuh lemas di lantai. Semua harapannya hancur. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bangkit lagi dengan ekspresi yang sangat kuyu."Siapkan mobil! Aku akan pergi ke cabang Sekte Ilmu Kegelapan!" kata Darwin sambil menggertakkan
Jiloam, di dalam Vila Palem Kencana."Apa? Roger sudah mati? Keluarga Sudarmo dibantai dalam satu malam? Vila Sudarmo yang begitu besar malah dibakar sampai habis?"Setelah mendengarkan laporan dari pengawal, ekspresi Susan yang awalnya santai tiba-tiba menjadi serius. Keluarga Sudarmo di Jiloam selalu menduduki posisi teratas. Meskipun tidak sebesar Keluarga Caonata, tetap saja mereka tidak boleh diremehkan. Apalagi masih ada Sekte Ilmu Kegelapan yang mendukung mereka. Siapa yang memiliki nyali sebesar itu memusnahkan seluruh Keluarga Sudarmo ini?"Kamu tahu siapa pelakunya?' tanya Susan lagi."Vila itu sudah habis terbakar, sulit untuk melacak pelaku sebenarnya," kata pengawal itu sambil menggelengkan kepalanya."Kalau tidak menemukan pelaku sebenarnya, kita akan berada dalam masalah!" kata Susan sambil mengernyitkan alis dan merenungkannya.Susan tentu saja merasa senang mendengar Keluarga Sudarmo dimusnahkan. Jika hal ini terjadi di masa lalu, dia juga tidak akan peduli. Masalahnya
Sebagai seorang ibu, apakah Susan salah jika dia memikirkan keselamatan putrinya sendiri? Mengapa putrinya malahan tidak mengerti pemikirannya?"Ester!" Pada saat itu, Susan tiba-tiba berteriak. Tak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan pakaian ketat dan memiliki tubuh yang menarik berjalan masuk."Ada perintah apa, Nyonya?""Tulis sebuah surat tanpa nama dan beri tahu semua tindakan Luther kepada Tuan Bruce!" kata Susan dengan nada dingin.Ester tertegun sejenak. "Hah? Nyonya, apa tidak salah?"Luther sudah mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan Nona Besar. Sekarang, mereka malah berencana untuk diam-diam mengkhianatinya, memang agak keterlaluan."Jangan banyak bicara! Lakukan saja perintahku! Dengan mengorbankan Luther, Nona Besar baru bisa selamat. Cepat pergi!" teriak Susan dengan ekspresi dingin."Baik," kata Ester sambil menganggukkan kepalanya dengan tak berdaya.Ester merasa bersalah. Namun, sebagai petugas keamanan rahasia Keluarga Caonata, mematuhi perintah adalah
"Luther! Kamu jangan tidak tahu diri!"Luther yang terus menolak membuat Catherine menjadi marah. Siapa Catherine ini? Catherine adalah putri keluarga kaya, seorang wanita yang sangat dibanggakan. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian dan banyak orang yang mencoba mendapatkan perhatiannya. Namun, orang di depannya ini malah tidak menghargai kesempatan yang diberikannya berkali-kali.Luther mengernyitkan alisnya dan berkata dengan tanpa belas kasihan, "Siapa sebenarnya yang tidak tahu diri? Apa otakmu sudah rusak? Ini adalah Jiman, bukan Jiberia. Tidak usah bertingkah angkuh di sini, aku tidak takut!""Kamu ...."Catherine merasa kesal hingga menggertakkan giginya, tetapi dia juga tidak berdaya. Dia yang biasanya selalu mendapat bantuan, malah berkali-kali ditolak oleh Luther. Jika bukan karena mengkhawatirkan keselamatan ibunya, dia mungkin sudah bertindak sejak awal."Luther! Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Catherine menarik napas dalam-dalam dan b
"Tunggu sebentar ....""Ada apa lagi?"Catherine menghentikan langkahnya, berbalik dan terlihat ekspresinya agak kesal."Kamu masih belum membayarnya. Pilku ini sangat berharga, kamu bayar aku 20 miliar saja," kata Luther dengan tenang."Apa? Satu botol pil ini harganya 20 miliar? Kenapa kamu tidak pergi merampok saja?" kata Catherine dengan kesal.Meskipun Catherine kaya, bukan berarti dia bisa dibohongi dengan mudah juga."Mana mungkin dengan merampok bisa begitu cepat mendapatkan uangnya? Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu bisa mengembalikan obatnya," kata Luther sambil mengulurkan tangannya untuk meminta."Kamu benar-benar tidak tahu malu!"Catherine menggertakkan giginya, tetapi akhirnya tetap memberikan selembar cek bernilai dua puluh miliar. Kemudian, dia pergi dengan tergesa-gesa. Dia sudah memutuskan, jika ibunya tidak sembuh, dia akan membuat Luther membayar perbuatannya berkali-kali lipat!Setengah jam kemudian. Catherine mengemudikan mobil kembali ke rumah sakit. Saat d
Melihat Pristia yang bersemangat, para dokter saling memandang dan merasa terkejut. Penyakit yang bahkan tidak bisa ditangani oleh para ahli, akhirnya sembuh hanya dengan satu pil kecil. Terlalu berlebihan, 'kan? Apakah pil kecil yang tampak biasa ini benar-benar obat mujarab?"Nona Catherine, boleh beri tahu kami pil apa itu tadi? Bisakah kami mempelajarinya?"Setelah terkejut, dokter botak itu tidak bisa menahan diri dan bertanya."Mempelajari apa? Sialan! Pergi!"Catherine langsung menendang hingga dokter botak itu merintih kesakitan. Menyadari kesalahannya, dokter botak itu tidak berani tinggal lebih lama dan hanya bisa membawa sekelompok orangnya pergi dengan malu."Tidak disangka pil kecil ini begitu ajaib! Ini benar-benar mengagumkan!" kata Helen dengan kagum.Pil itu terlihat jelek dan bau, tetapi harus diakui khasiat pil itu bagus."Aku menghabiskan 20 miliar untuk obat ini, tapi harus diakui harga itu layak!" kata Catherine dengan ekspresi gembira."Apa? Dua puluh miliar?"Be
"Sudahlah, jangan pukul lagi, tanya dulu apa yang telah terjadi?" tanya Helen dengan ekspresi kasihan.Keenan berkata dengan ekspresi sedih, "Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Semalam, aku sedang minum dengan temanku dan aku minum terlalu banyak. Saat sadar, aku sudah berada di mobil, di sekitarku ada puing-puing mobil dan seseorang yang sudah mati tertabrak. Saat itu, aku sangat ketakutan dan segera melarikan diri dari tempat kejadian. Sayangnya, aku langsung tertangkap malam itu juga.""Sudah menabrak mati seseorang, masih mau melarikan diri? Apa kamu tahu kamu sudah melakukan kesalahan besar? Tidak mendekam di penjara selama 10 hingga 20 tahun, kamu jangan berharap bisa keluar!" kata Ariana dengan ekspresi sangat kesal.Mendengar perkataan itu, wajah Keenan menjadi pucat. "Hah? Kak, aku masih muda, aku tidak ingin dipenjara. Aku mohon, selamatkan aku!""Kalau sudah melakukan kesalahan, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu pikir kamu bisa lolos tanpa konsekuen
"Baik, aku setuju ...."Di dalam sebuah klub elite, Tuan Arnold tersenyum lebar saat mendengar suara di telepon. "Baiklah, kita akan bertemu malam ini. Ingat, aku tidak ingin dikecewakan lagi."Setelah mengatakan itu, Arnold menutup teleponnya. Pada saat itu, beberapa pemuda dan pemudi yang duduk di sekitar Arnold mengacungkan jempol mereka setelah mengetahui kabarnya."Tuan Arnold, tak disangka hanya dengan sedikit trik saja, kamu sudah bisa membuat wanita cantik itu patuh. Benar-benar luar biasa!" kata seorang pemuda berambut putih dengan ekspresi kagum."Hehe .... Kalau kita tidak mengirim adiknya ke penjara, bagaimana mungkin dia akan patuh begitu saja? Gadis seperti itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," kata Arnold sambil tersenyum sinis.Setiap wanita yang menarik perhatian Arnold, tidak ada yang bisa lolos darinya. Hanya perlu memberikan sedikit perhatian dan beberapa trik. Wanita seperti Ariana yang terlihat suci dan berwibawa juga bisa dimanipulasi dengan mudah, jika terjad
"Apa?" Ekspresi Harit berubah drastis melihat Jimat Pengekang Jiwa yang meledak. Dia tidak menyangka di saat genting seperti ini, tiba-tiba muncul sebilah pedang yang menghancurkan semuanya.Kapan pedang ini muncul? Kenapa dia tidak merasakan apa pun? Sebelum Harit bereaksi, pedang hitam itu kembali bergerak. Terdengar raungan ringan, seolah-olah pedang itu memiliki spiritualitas. Pedang itu berputar di udara, lalu memelesat ke arah Jimat Pemindah Gunung dengan cepat.Bam! Jimat Pemindah Gunung yang melayang di udara hancur begitu saja, lalu berubah menjadi cahaya kuning. Pada saat yang sama, tubuh Luther menjadi ringan kembali.Luther merentangkan tangannya dengan perlahan. Setelah berputar satu putaran, pedang itu mendarat di tangan Luther. "Jimat Magis memang luar biasa. Hari ini aku akhirnya punya kesempatan untuk merasakannya sendiri."Luther memegang pedang dengan satu tangannya. Bibirnya menyunggingkan senyuman. Tatapannya menjadi lebih serius. Meskipun Jimat Pemindah Gunung tid
"Masa? Karena kamu begitu percaya diri, kita lihat saja nanti." Yusril tersenyum tipis. Dia merasa sangat senang karena punya kesempatan untuk membuat Logan kesal.Bagaimanapun, Logan kalah dari Azka waktu itu. Sejak saat itu, Logan terus ditekan oleh Azka. Dengan kata lain, Azka adalah momok di hati Logan. Itu adalah trauma yang tak pernah terhapuskan.Ketika keduanya sedang berdebat di kursi penonton, situasi pertarungan di arena mengalami perubahan. Harit mulai kehabisan energi astral. Dia harus mengaktifkan Mantra Cahaya Emas, juga harus menggunakan Teknik Halilintar. Hal ini membuatnya agak kewalahan.Di sisi lain, Luther terus mengandalkan kecepatan dan kekuatannya untuk menyerang. Luther pun hanya mengerahkan energi sejati saat melawan Teknik Halilintar. Jika situasi terus berlanjut, Harit tentu akan kalah."Aku harus segera mengakhiri pertarungan ini!" Harit menggertakkan giginya saat melihat energi astralnya tidak cukup lagi. Dia memutuskan untuk menggunakan jurus andalannya.
Ketika melihat arus listrik itu memelesat ke arahnya, Luther sama sekali tidak menghindar. Dia membentuk tombak dengan energi sejatinya dan menikam ke depan. Dia ingin mencoba sehebat apa Teknik Halilintar.Energi sejati dan Teknik Halilintar berbenturan. Seketika, kilat dan guntur menyambar. Energi meluap ke mana-mana. Serangan keduanya saling menetralkan. Tidak ada yang kalah.Pada saat yang sama, keduanya pun tidak berpangku tangan. Mereka lanjut menyerang dengan mengandalkan fisik. Suara pertarungan memenuhi seluruh arena."Aku nggak nyangka Luther setara dengan Harit. Ini di luar ekspektasiku.""Luther memang hebat. Apa yang perlu diherankan?""Kamu nggak ngerti. Luther ahli dalam pedang. Tapi, dia juga bisa melawan Mantra Cahaya Emas dan Teknik Halilintar Harit dengan mengandalkan fisiknya. Bisa dilihat, dia kuat sekali!""Ya. Kalau Harit ingin menang, sepertinya dia hanya bisa mengandalkan Jimat Magis. Tapi, jimat itu terlalu kuat."Sambil menyaksikan pertarungan sengit di arena
Seketika, semua orang bersorak dan bertepuk tangan untuk memberi dukungan. Luther dan Harit pun menaiki arena.Semua orang sangat menantikan hasil pertarungan terakhir ini. Baik itu Harit ataupun Luther, keduanya sama-sama hebat. Harit berhasil mengalahkan Kiehl yang merupakan ahli bela diri urutan kesembilan di Peringkat Genius. Reputasinya sangat besar sekarang. Sementara itu, Luther mengalahkan para ahli bela diri dari luar negeri. Dia juga menunjukkan kekuatan yang sangat hebat."Menurut kalian siapa yang bakal menang?""Seharusnya Harit, 'kan? Soalnya dia murid pribadi Gunung Narima. Dia sudah menguasai Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, juga Jimat Magis. Dia juga punya senjata Sekte Talasi. Kiehl saja bukan lawannya. Kesenjangan mereka pasti sangat besar.""Belum tentu! Aku rasa kita nggak bisa meremehkan Luther. Dia sangat misterius. Dia sepertinya menguasai semua teknik. Sampai sekarang, aku nggak bisa menilai kemampuannya.""Kita nonton saja. Hasilnya pasti terlihat nanti.
"Aku kalah." Mario menunduk dan melontarkan kedua kata ini dengan susah payah. Meskipun merasa enggan, harus diakui bahwa dirinya memang kalah telak dari Hasta. Jika terus dilanjutkan, dia hanya akan mati."Kamu sudah sangat hebat karena mampu menahan seranganku ini." Usai berbicara dengan dingin, Hasta berbalik dan turun dari arena. Mario tidak termasuk lemah, tetapi Hasta tidak tertarik untuk melawannya."Selamat kepada kandidat nomor dua, Hasta, atas kemenangannya!" Nabel segera mengumumkan hasil pertarungan.Seketika, suara tepuk tangan yang meriah memenuhi seluruh arena. Meskipun pertarungan kali ini sangat singkat, hasilnya sangat menakjubkan. Terutama kehebatan Hasta, mereka tidak akan pernah melupakannya. Begitu menghunuskan pedang, Hasta tak terkalahkan."Sayang sekali ...." Yusril menggeleng dan memasang ekspresi sedih. Jika serangan Hasta tadi membunuh Mario, hasilnya tentu akan lebih bagus. Dengan begitu, Sekte Pedang akan kehilangan seorang genius dan mungkin akan terjadi
"Foniks Terbang!" Di bawah tekanan dahsyat, Mario mengeluarkan seluruh potensinya. Energi astral disalurkan ke dalam pedangnya. Cahaya perak memancar dengan kuat.Saat berikutnya, Mario meloncat dan bersatu dengan pedangnya. Dia menjelma menjadi foniks raksasa yang meraung sambil memelesat ke arah pedang emas.Keseluruhan foniks itu berwarna perak. Foniks itu mengepakkan sayapnya, membuat angin kencang berembus. Tekanan besar ini membuat foniks itu seolah-olah ingin membumbung tinggi ke angkasa.Setelah berjeda, foniks perak tiba-tiba berbalik ke arah pedang emas. Bam! Lagi-lagi terdengar suara yang memekakkan telinga. Energi dahsyat membuat tanah bergetar.Perisai petir biru juga terus berguncang, seperti akan hancur. Di pusat ledakan, pedang emas dan foniks tampak berhadapan.Namun, pedang emas itu seperti gunung besar yang terus menerus menekan foniks raksasa. Pada akhirnya, foniks itu tidak tahan lagi dan terjatuh.Seketika, asap mengepul dan batu beterbangan. Guncangan menjadi mak
Keseluruhan bayangan foniks itu berwarna merah, membuatnya terlihat seperti matahari yang menyilaukan. Sayap foniks pun memancarkan cahaya aneh.Ketika menghadapi pedang emas itu, bayangan foniks meraung dan mengepakkan sayapnya. Saat berikutnya, dia terbang dan membentur pedang emas.Di bawah tatapan semua orang, cahaya merah dan cahaya emas berbenturan. Duar! Terdengar gemuruh. Seluruh arena berguncang.Gelombang energi yang disebabkan oleh ledakan menyapu ke sekeliling. Untung saja, masih ada perisai petir biru dari Nabel yang melindungi para penonton.Cahaya biru memancar dengan kuat. Perisai pun bergetar, seolah-olah akan hancur kapan saja. Saat melihat ini, Nabel tidak berani ragu-ragu. Dia datang ke pusat formasi untuk menyalurkan energi sejatinya supaya perisai tidak hancur."Tekanan ini mengerikan sekali. Seperti ini kekuatan ahli bela diri top? Luar biasa!""Aku tahu Hasta kuat, tapi aku nggak nyangka Mario yang tak terkenal ini juga begitu hebat. Dia memperlihatkan tekanan y
Di arena, Mario berdiri dengan gagah sambil menggenggam pedangnya. Wajahnya dipenuhi senyuman saat menatap Hasta. "Hasta, aku nggak nyangka kita bakal ketemu sekarang. Sepertinya pertarungan ini tak terelakkan."Hasta memang genius yang diakui semua orang, tetapi Mario juga tidak kalah hebatnya. Hanya saja, dia selalu bersikap rendah hati dan tidak mengejar ketenaran. Selama ini, dia hanya fokus pada kultivasinya.Kali ini, Mario berpartisipasi dalam kompetisi pun bukan untuk menjadi terkenal, melainkan untuk menguji kemampuannya. Terus bersembunyi tidak akan membuatnya tumbuh. Dengan melawan lawan yang lebih kuat, dia baru bisa berkembang."Kamu bukan lawanku. Sebaiknya mengaku kalah," ucap Hasta dengan dingin. Dia tidak ingin membunuh saudara seperguruannya."Kita belum bertarung. Gimana bisa kamu tahu aku selemah itu?" Mario masih tersenyum. "Aku bergabung dengan Sekte Pedang lebih awal darimu. Kamu memang genius, tapi aku nggak bodoh. Seharusnya nggak semudah itu untuk menang darik
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or