"Tunggu sebentar ....""Ada apa lagi?"Catherine menghentikan langkahnya, berbalik dan terlihat ekspresinya agak kesal."Kamu masih belum membayarnya. Pilku ini sangat berharga, kamu bayar aku 20 miliar saja," kata Luther dengan tenang."Apa? Satu botol pil ini harganya 20 miliar? Kenapa kamu tidak pergi merampok saja?" kata Catherine dengan kesal.Meskipun Catherine kaya, bukan berarti dia bisa dibohongi dengan mudah juga."Mana mungkin dengan merampok bisa begitu cepat mendapatkan uangnya? Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu bisa mengembalikan obatnya," kata Luther sambil mengulurkan tangannya untuk meminta."Kamu benar-benar tidak tahu malu!"Catherine menggertakkan giginya, tetapi akhirnya tetap memberikan selembar cek bernilai dua puluh miliar. Kemudian, dia pergi dengan tergesa-gesa. Dia sudah memutuskan, jika ibunya tidak sembuh, dia akan membuat Luther membayar perbuatannya berkali-kali lipat!Setengah jam kemudian. Catherine mengemudikan mobil kembali ke rumah sakit. Saat d
Melihat Pristia yang bersemangat, para dokter saling memandang dan merasa terkejut. Penyakit yang bahkan tidak bisa ditangani oleh para ahli, akhirnya sembuh hanya dengan satu pil kecil. Terlalu berlebihan, 'kan? Apakah pil kecil yang tampak biasa ini benar-benar obat mujarab?"Nona Catherine, boleh beri tahu kami pil apa itu tadi? Bisakah kami mempelajarinya?"Setelah terkejut, dokter botak itu tidak bisa menahan diri dan bertanya."Mempelajari apa? Sialan! Pergi!"Catherine langsung menendang hingga dokter botak itu merintih kesakitan. Menyadari kesalahannya, dokter botak itu tidak berani tinggal lebih lama dan hanya bisa membawa sekelompok orangnya pergi dengan malu."Tidak disangka pil kecil ini begitu ajaib! Ini benar-benar mengagumkan!" kata Helen dengan kagum.Pil itu terlihat jelek dan bau, tetapi harus diakui khasiat pil itu bagus."Aku menghabiskan 20 miliar untuk obat ini, tapi harus diakui harga itu layak!" kata Catherine dengan ekspresi gembira."Apa? Dua puluh miliar?"Be
"Sudahlah, jangan pukul lagi, tanya dulu apa yang telah terjadi?" tanya Helen dengan ekspresi kasihan.Keenan berkata dengan ekspresi sedih, "Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Semalam, aku sedang minum dengan temanku dan aku minum terlalu banyak. Saat sadar, aku sudah berada di mobil, di sekitarku ada puing-puing mobil dan seseorang yang sudah mati tertabrak. Saat itu, aku sangat ketakutan dan segera melarikan diri dari tempat kejadian. Sayangnya, aku langsung tertangkap malam itu juga.""Sudah menabrak mati seseorang, masih mau melarikan diri? Apa kamu tahu kamu sudah melakukan kesalahan besar? Tidak mendekam di penjara selama 10 hingga 20 tahun, kamu jangan berharap bisa keluar!" kata Ariana dengan ekspresi sangat kesal.Mendengar perkataan itu, wajah Keenan menjadi pucat. "Hah? Kak, aku masih muda, aku tidak ingin dipenjara. Aku mohon, selamatkan aku!""Kalau sudah melakukan kesalahan, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu pikir kamu bisa lolos tanpa konsekuen
"Baik, aku setuju ...."Di dalam sebuah klub elite, Tuan Arnold tersenyum lebar saat mendengar suara di telepon. "Baiklah, kita akan bertemu malam ini. Ingat, aku tidak ingin dikecewakan lagi."Setelah mengatakan itu, Arnold menutup teleponnya. Pada saat itu, beberapa pemuda dan pemudi yang duduk di sekitar Arnold mengacungkan jempol mereka setelah mengetahui kabarnya."Tuan Arnold, tak disangka hanya dengan sedikit trik saja, kamu sudah bisa membuat wanita cantik itu patuh. Benar-benar luar biasa!" kata seorang pemuda berambut putih dengan ekspresi kagum."Hehe .... Kalau kita tidak mengirim adiknya ke penjara, bagaimana mungkin dia akan patuh begitu saja? Gadis seperti itu tidak boleh dilewatkan begitu saja," kata Arnold sambil tersenyum sinis.Setiap wanita yang menarik perhatian Arnold, tidak ada yang bisa lolos darinya. Hanya perlu memberikan sedikit perhatian dan beberapa trik. Wanita seperti Ariana yang terlihat suci dan berwibawa juga bisa dimanipulasi dengan mudah, jika terjad
Telepon pertama dan kedua tidak diangkat, hingga telepon ketiga baru diangkat oleh Ariana. "Halo, Ariana. Bukankah kamu yang menyuruhku mentraktirmu makan malam ini? Kamu di mana? Kenapa masih belum sampai?" kata Luther."Hmm ... maaf, aku ada urusan mendadak dan tidak bisa pergi sekarang," kata Ariana dengan ragu-ragu."Oh, begitu rupanya. Kamu kira-kira jam berapa bisa sampai?" tanya Luther."Aku harus makan malam dengan klien, aku sepertinya tidak bisa datang malam ini. Maaf," kata Ariana dengan nada yang aneh."Tidak masalah, pekerjaan lebih utama. Kamu sibuk saja dulu, aku tidak akan mengganggumu," kata Luther dengan sikap yang sangat pengertian. Meskipun Luther merasa sedikit kecewa, dia bisa mengerti posisi Ariana."Ya, baik. Aku akan mentraktirmu lain kali.""Baik."Luther tersenyum dan saat dia hendak menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang sangat dikenal datang dari telepon itu. "Ariana, kamu sedang telepon siapa? Segera masuk dan bergabung denganku untuk
Di dalam kamar presidential suite, Helen membantu Ariana ke tempat tidur, lalu melepaskan sepatu dan kaus kaki Ariana. Terakhir, dia menyiapkan sebaskom air panas untuk membersihkan wajah dan tubuh Ariana."Ibu, aku merasa tidak enak badan, aku ingin minum air." Ariana terbaring lemah dan merasa mulutnya kering."Tidak ada gunanya minum air, aku pergi membeli susu untukmu. Kamu tunggu sebentar." Setelah mencari alasan, Helen segera keluar dari kamar."Bibi Helen, bagaimana dengan Ariana?"Helen baru saja keluar dari kamar, dia sudah bertemu dengan Arnold yang mengikuti mereka."Tidak apa-apa, cukup tidur sejenak dia akan merasa lebih baik," kata Helen sambil tersenyum."Bibi Helen, mau keluar untuk apa?" tanya Arnold."Membeli susu untuk Ariana, untuk membantu menghangatkan perutnya agar dia merasa nyaman."Arnold tersenyum sinis, "Ternyata begitu, tapi tidak ada tempat yang menjual susu di sekitar sini. Aku rasa kamu harus pergi agak jauh, jadi kamu mungkin akan pulang agak larut.""A
Jika Arnold benar-benar ingin memaksanya, Ariana lebih memilih bunuh diri daripada dilecehkan."Memangnya kenapa kalau aku memaksamu? Sebagai wanita yang sudah pernah menikah, untuk apa kamu pura-pura polos di depanku? Cepat buka bajumu!" seru Arnold dengan nada tajam."Nggak!" tolak Ariana sambil menggertakkan gigi. Sambil menahan rasa tidak nyaman tubuhnya, dia berjalan terhuyung-huyung menuju pintu."Mau lari? Kamu pikir kamu bisa kabur?" kata Arnold sembari tersenyum bengis dan buru-buru mengejarnya.Ketika Ariana hampir mencapai pintu lift, Arnold tiba-tiba mempercepat larinya, lalu melempar Ariana ke lantai. Kemudian, dia mulai merobek pakaian wanita itu dengan gila-gilaan.Ding! Saat ini, pintu lift tiba-tiba terbuka. Arnold dan Ariana tanpa sadar mendongak, lalu tertegun sejenak. Di depan mereka, Luther berjalan keluar dari lift dengan ekspresi dingin.Tubuh Luther dipenuhi aura membunuh. Dia menggertakkan gigi dan bertanya, "Apa yang sedang kalian lakukan?"Saat berbicara di t
"Nggak bisa bilang apa-apa lagi? Jadi, kamu akhirnya mengaku?" ujar Luther.Secercah harapan terakhir Luther amblas saat dia melihat Ariana tetap diam. Luther sudah memberikan Ariana kesempatan untuk menjelaskan, sayangnya dia tidak mendapatkan hasil yang diinginkannya."Maaf ... aku punya alasanku sendiri," kata Ariana. Dia merasa jantungnya seperti ditusuk pisau hingga membuatnya kesulitan bernapas."Alasan?" Luther mencibir dan berkata, "Alasan apa yang membuatmu menjual tubuhmu? Alasan apa yang bisa membuatmu bahkan nggak bisa mengucapkan sepatah kata pun penjelasan?""Maaf ... maaf ...," ucap Ariana terisak-isak dengan hati kacau."Jangan minta maaf padaku. Lagi pula, kita sudah bercerai, aku nggak bisa mengatur apa pun yang kamu lakukan, jadi kamu nggak perlu minta maaf padaku." Wajah Luther perlahan-lahan berubah dingin saat dia berkata, "Tapi, mulai sekarang tolong jangan ganggu aku lagi. Hatiku nggak terbuat dari batu, aku nggak kuat dengan siksaanmu ini. Tolong lepaskan aku,