Jika Arnold benar-benar ingin memaksanya, Ariana lebih memilih bunuh diri daripada dilecehkan."Memangnya kenapa kalau aku memaksamu? Sebagai wanita yang sudah pernah menikah, untuk apa kamu pura-pura polos di depanku? Cepat buka bajumu!" seru Arnold dengan nada tajam."Nggak!" tolak Ariana sambil menggertakkan gigi. Sambil menahan rasa tidak nyaman tubuhnya, dia berjalan terhuyung-huyung menuju pintu."Mau lari? Kamu pikir kamu bisa kabur?" kata Arnold sembari tersenyum bengis dan buru-buru mengejarnya.Ketika Ariana hampir mencapai pintu lift, Arnold tiba-tiba mempercepat larinya, lalu melempar Ariana ke lantai. Kemudian, dia mulai merobek pakaian wanita itu dengan gila-gilaan.Ding! Saat ini, pintu lift tiba-tiba terbuka. Arnold dan Ariana tanpa sadar mendongak, lalu tertegun sejenak. Di depan mereka, Luther berjalan keluar dari lift dengan ekspresi dingin.Tubuh Luther dipenuhi aura membunuh. Dia menggertakkan gigi dan bertanya, "Apa yang sedang kalian lakukan?"Saat berbicara di t
"Nggak bisa bilang apa-apa lagi? Jadi, kamu akhirnya mengaku?" ujar Luther.Secercah harapan terakhir Luther amblas saat dia melihat Ariana tetap diam. Luther sudah memberikan Ariana kesempatan untuk menjelaskan, sayangnya dia tidak mendapatkan hasil yang diinginkannya."Maaf ... aku punya alasanku sendiri," kata Ariana. Dia merasa jantungnya seperti ditusuk pisau hingga membuatnya kesulitan bernapas."Alasan?" Luther mencibir dan berkata, "Alasan apa yang membuatmu menjual tubuhmu? Alasan apa yang bisa membuatmu bahkan nggak bisa mengucapkan sepatah kata pun penjelasan?""Maaf ... maaf ...," ucap Ariana terisak-isak dengan hati kacau."Jangan minta maaf padaku. Lagi pula, kita sudah bercerai, aku nggak bisa mengatur apa pun yang kamu lakukan, jadi kamu nggak perlu minta maaf padaku." Wajah Luther perlahan-lahan berubah dingin saat dia berkata, "Tapi, mulai sekarang tolong jangan ganggu aku lagi. Hatiku nggak terbuat dari batu, aku nggak kuat dengan siksaanmu ini. Tolong lepaskan aku,
Setelah kembali ke klinik, hati Luther terasa sangat kacau dan tidak tenang. Kata-kata Ariana telah memberinya pukulan berat. Luther tidak menyangka Ariana ternyata orang yang seperti itu. Demi membalasnya, wanita itu sengaja mendekati dan mempermainkannya.Padahal mereka bisa saja berpisah baik-baik, tetapi kini mereka malah bermusuhan. Luther benar-benar tidak mengerti, apa alasan Ariana melakukan ini? Luther merasa dia tidak pernah melakukan sesuatu yang menyakiti hati wanita itu."Penyelamatku, apa kamu punya masalah?" Saat ini, Jordan keluar dari kamar tamu dan berkata dengan ragu-ragu, "Kalau kamu butuh bantuan, katakan saja padaku."Setelah dirawat selama beberapa hari, pusat energi Jordan sudah pulih. Meski belum kembali ke kekuatan puncaknya, dia sudah sangat puas."Sini, temani aku minum," ujar Luther sambil mengeluarkan dua botol anggur dari bawah meja. Dengan pemabuk tua di sini, rumahnya tidak pernah ada kekurangan anggur."Oke," ujar Jordan, langsung duduk dengan patuh.T
Sorot mata pria yang memandang ke arah Jordan dan Luther itu terlihat sedikit angkuh. Luther meliriknya sekilas, lalu berkata sambil terus minum, "Aku Luther, ada masalah apa?""Aku utusan dari Aula Semesta Sekte Ilmu Kegelapan. Aku datang untuk memberimu surat tantangan sesuai dengan aturan dunia persilatan. Kamu sudah membunuh kakak seperguruan ketujuhku, Roger. Masalah ini nggak bisa dibiarkan begitu saja. Jadi, kakak seperguruan pertamaku berencana mengunjungi Jiloam dan melakukan duel maut denganmu," ujar pria itu dengan nada angkuh. Sambil bicara, pria itu mengeluarkan selembar surat tantangan. Sebagai bagian dari sekte terkenal, balas dendam sekalipun harus dilakukan secara terbuka dan adil. Dengan menggunakan kesempatan ini, Sekte Ilmu Kegelapan juga bisa menunjukkan keagungannya."Ambil kembali surat tantangan itu, aku nggak tertarik," tolak Luther bahkan tanpa melihatnya."Kenapa? Kamu takut?" Mendengar penolakan Luther, pria itu tertawa mengejek dan berkata, "Bukankah kam
Dalam sekejap mata, dua hari telah berlalu. Berita bahwa Thunder, master tertinggi di Sekte Ilmu Kegelapan, menantang Luther berduel telah beredar luas di dunia persilatan. Semua pesilat yang mendengarnya pun berdatangan ke lokasi duel untuk menonton.Pihak pertama adalah murid kepala di Sekte Ilmu Kegelapan, Thunder si Golok Gila yang menempati posisi tertinggi di Peringkat Langit. Sementara itu, pihak kedua adalah Luther, kuda hitam yang baru-baru ini menjadi terkenal. Duel keduanya memicu kehebohan dunia persilatan. Sebelum fajar menyingsing, sudah ada banyak orang yang tiba di Gunung Awan.Saat ini, di kaki Gunung Awan."Aku nggak menyangka kalau orang yang datang bakal sebanyak ini," ujar Luther.Luther sedikit terkejut melihat jumlah massa yang berkumpul di sana. Awalnya, dia mengira ini hanya duel biasa. Tak disangka, duel ini akan menimbulkan kehebohan."Sekte Ilmu Kegelapan memang begitu. Setiap kali ada murid terkenal yang ingin berduel dengan orang lain, mereka akan menyeba
Pria tua itu mengibaskan debu dari tubuhnya, sedikit terlihat seperti orang sakti."Bagus! Pertarungan yang bagus!" Melihat kemenangan kakeknya, si gadis langsung bertepuk tangan. Dia memandang Luther dan Jordan seraya berkata, "Gimana? Sekarang kalian tahu kehebatan kakekku, 'kan?""Ruby, apa kamu memperhatikan jurus telapak tangan yang tadi aku gunakan? Ini adalah keterampilan rahasia Sekte Baja Hitam. Selama kamu menguasai jurus ini, namamu akan dikenal di seluruh dunia," ujar Cedric dengan lantang."Aku akan rajin latihan dan nggak akan mengecewakanmu, Kek!" kata Ruby Dakota sambil mengangguk berulang kali."Ngomong-ngomong, siapa dua orang ini?" tanya Cedric sambil memandang Luther dan Jordan."Mereka cuma orang-orang yang kebetulan lewat dan sok mau ikut campur. Tapi, aku menghentikan mereka. Dengan kekuatan mereka, maju dengan gegabah cuma bakal menambah masalah," jelas Ruby."Jadi begitu." Cedric memandang Luther dan Jordan selama beberapa saat, lalu berkata, "Banyak bandit dan
"Sudahlah, aku berbaik hati menawarkan kesempatan karena melihat niat baik kalian yang ingin membantuku. Karena kalian nggak menghargainya, lupakan saja," ujar Cedric berlagak bijak sambil menggelengkan kepalanya. Dia terlihat yakin bahwa Luther dan Jordan akan menyesal cepat ataupun lambat.Sebagai tanggapan, Luther dan Jordan hanya saling memandang, lalu tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Ayo jalan, bagaimanapun kita ditakdirkan untuk bertemu satu sama lain. Hari ini, aku akan mengantar kalian naik gunung supaya kalian terhindar dari bahaya," kata Cedric sambil meletakkan tangannya di belakang punggung. Dia mulai melangkah lagi."Huh! Kalian harus bersyukur bisa ditemani kakekku!" ujar Ruby sambil memelototi Luther dan Jordan. Dia pun segera mengikuti sang kakek.Luther tersenyum kecil, lalu mengikuti mereka dari belakang. Bagaimanapun, hanya ada satu jalan untuk mencapai puncak gunung. Beberapa orang ini berjalan dengan cepat dan segera tiba di puncak gunung.Di puncak G
"Huh! Sok tahu!" Ruby memutar bola matanya dan berkata, "Nanti, kamu akan tahu sendiri, siapa yang lebih kuat!""Kalaupun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap seorang genius langka, kita harus menghormatinya," ujar orang tadi."Benar. Siapa pun yang bisa membuat Thunder memberikan surat tantangan sudah pasti kuat. Kalau nggak, dia nggak bakal repot-repot.""Kudengar Luther baru berusia awal 20-an. Bisa menjadi pesilat berbakat di usia ini sangat langka. Dia pantas disebut genius.""Biarpun Luther nggak bisa mengalahkan Thunder, dia tetap kalah dengan terhormat!"Saat ini, banyak orang mulai menimpali dengan pendapat yang sama. Meskipun mereka semua yakin bahwa Thunder akan menang, mereka tidak bisa memungkiri kekuatan dan bakat Luther."Kudengar, Luther ini pesilat independen, dia belajar secara autodidak. Kalau bisa menariknya ke Sekte Matahari, masa depan sekteku pasti cerah!""Haha! Sekte Matahari cuma sekte kecil dengan ratusan murid. Lupakan saja niatmu. Jangan sia-sia
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya