Tidak ada yang menyangka Kaki Dewa yang diundang dengan harga mahal bukan hanya tidak membantu apa-apa, tetapi juga menjebak Keluarga Caonata. Seketika, semua orang menjadi kewalahan.Dibandingkan dengan Keluarga Caonata yang marah, Sekte Ilmu Kegelapan yang di seberang tampak sangat senang."Hahaha!" Eduardo tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nona Bianca, kalian sudah kalah 3 kali. Apa masih ada yang mau maju? Kalau nggak ada, berarti kami yang menang!"Hampir tidak ada yang tahu bahwa Kaki Dewa memiliki hubungan yang cukup erat dengan ayah Eduardo. Sebenarnya, Kaki Dewa memilih untuk mengkhianati Keluarga Caonata karena ayah Eduardo yang merencanakannya. Dengan begitu, Keluarga Caonata tidak bisa berbuat apa-apa.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat sibuk berdiskusi. Ada yang merasa terkejut, kasihan, dan senang."Nggak salah, 'kan? Keluarga Caonata kalah begitu saja?""Aku pikir malam ini ada pertarungan yang seru. Nggak disangka, ini hanya jebakan.""Sebena
"Ternyata dia ...," ucap Jordan. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya seraya tersenyum, "Seorang dokter bahkan berani naik ke arena untuk bertarung. Sepertinya Keluarga Caonata nggak punya kandidat lain lagi."Kemunculan Luther tidak hanya membuat anggota Sekte Ilmu Kegelapan terkejut. Bahkan, Roselyn dan lainnya juga tercengang."Apa bocah ini sudah gila? Dia bahkan nggak bisa menang melawanku. Atas dasar apa dia berani bertarung dengan ahli dari Sekte Ilmu Kegelapan?" tanya Josh yang agak kaget.Levi yang naik ke arena bahkan dipukul sampai terluka parah. Kenapa pecundang ini berani maju?Roselyn yang merasa senang tersenyum sembari berkata, "Hmph! Di saat-saat seperti pun dia masih mau menonjolkan diri. Dasar nggak tahu diri!" Dia berharap Luther naik ke arena dan dihajar habis-habisan."Benar! Bahkan Kak Josh saja nggak berani menunjukkan kehebatannya di pertandingan sebesar ini. Bocah ini malah sok hebat, bukannya dia cari mati?" ujar sekelompok pria dan wanita muda dengan sinis
"Berengsek! Berakhir begitu saja?"Melihat pria gemuk yang tergeletak di lantai bawah panggung, semua orang yang ada di dalam aula seni bela diri saling memandang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Mereka semua mengira Luther tidak akan menang. Tak disangka, situasinya malah berbalik. Apalagi, Luther hanya menggunakan satu pukulan. Sungguh menakutkan!"Berengsek! Orang itu malah menang? Apa yang terjadi?"Mata Josh dan yang lainnya membelalak dan ekspresinya terlihat tidak percaya. Pria gemuk yang berhasil mengalahkan Levi malah dikalahkan oleh Luther. Jadi, bukankah Luther lebih hebat dari Josh?"Tidak mungkin! Orang ini pasti menggunakan trik rendahan. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa menang dengan mudah!"Roselyn terus menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak berani menerima kenyataan itu."Apa yang telah terjadi tadi? Mengapa Kakak Kedua begitu dipukul sekali langsung terjatuh?"Mata Eduardo membelalak dan tidak berani percaya kejadian itu. Bahkan pisau dan pistol
"Kamu cari mati!"Kaki Dewa yang marah akhirnya tidak menahan dirinya lagi. Dia melompat ke udara dan kedua kakinya menendang-nendang, menciptakan banyak bayangan tendangan yang mengarah ke Luther dari semua sudut. Serangan kali ini tidak lagi terfokus pada satu titik, tetapi menyebar ke semua arah, membuat serangan itu sulit dihindari dan ditahan."Anak Muda! Aku mau lihat kali ini bagaimana kamu menghindarinya!" kata Luther sambil tersenyum sinis.Bayangan tendangan Kaki Dewa makin banyak dan cakupan serangannya makin luas. Namun, Luther yang menjadi target malah tidak bergerak sama sekali."Pemenangnya sudah pasti."Jordan menggelengkan kepalanya, lalu bersiap untuk berdiri dan hendak pergi. Jurus Luther memang membuat Jordan terkejut, tetapi masih tidak cukup untuk menghadapi seorang ahli seperti Kaki Dewa. Seberapa hebat pun jurus Luther, jika lawan menyerangnya dari semua arah, bagaimana dia bisa menghindarinya? Di hadapan kekuatan yang mutlak, semua jurus menjadi sia-sia."Pang!
Di atas panggung. Luther berdiri dengan tangan di punggungnya, terlihat hebat dan berwibawa. Saat ini, dia tidak menyembunyikan kemampuannya lagi, tetapi menunjukkan dengan jelas. Tidak ada yang berani memandang tatapannya yang tajam. Kemampuannya dalam mengalahkan Kaki Dewa dengan sekali serangan, membuatnya dikagumi semua orang!"Tak disangka, Keluarga Caonata masih menyembunyikan seorang ahli," kata John sambil menyipitkan matanya dan ekspresinya menjadi serius.Kemampuan yang ditunjukkan Luther tadi sudah mendapatkan penghormatan dari John. Bahkan John sendiri dalam keadaan tanpa senjata, juga tidak bisa mengalahkan Kaki Dewa dengan begitu mudah."Lemah."Setelah menepuk debu di lengan bajunya, Luther berkata dengan tenang, "Selanjutnya ...."Mendengar perkataan itu, semua anggota Sekte Ilmu Kegelapan saling memandang. Bahkan Kaki Dewa juga sudah kalah, siapa lagi yang bisa menandinginya?"Kakak Pertama, bagaimana sekarang? Orang ini benar-benar hebat!" kata Eduardo sambil menggert
"Eh?"Jordan terkejut. Dia juga tidak menyangka, Luther menggunakan dua jari untuk menjepit pedangnya. Kemampuan dan rasa percaya diri Luther jauh dari perkiraan Jordan. Tentu saja, Jordan tidak ketakutan, malah semangat bertarungnya membara. Makin hebat lawannya, makin semangat."Kembali!"Jordan menggerakkan tangannya dan pedangnya tiba-tiba kembali dari jari Luther."Oh?"Luther terkejut. Dia memang sedang bertanding dengan lawan yang kemampuannya setingkat, tetapi Jordan bisa melepaskan diri dari pengunciannya, berarti tidak boleh meremehkan kemampuannya."Hati-hati! Selanjutnya, aku akan menunjukkan Jurus Pedang Ilusiku!"Setelah memberikan peringatan, Jordan menyerang dengan pedangnya lagi. Begitu menyerang, pedangnya langsung berubah menjadi ratusan bahkan ribuan pedang. Dalam radius tiga meter, panggungnya seolah-olah menjadi lautan pedang, sulit membedakan mana pedang yang nyata dan mana yang ilusi."Ternyata Jurus Pedang Ilusi! Sepertinya, Jordan mulai serius!""Konon, begitu
Saat menghadapi Jurus Pedang Ilusi Jordan, Luther terlihat sangat santai, seolah-olah sedang bermain-main. Meskipun lawannya melancarkan semua jurusnya dengan seluruh tenaga, Luther sama sekali tidak terluka. Selama pertandingan, Luther hanya menggunakan satu tangan. Jika sudah begitu, Jordan masih tidak bisa melihat perbedaan kemampuannya dengan Luther, jadi apa bedanya dia dan orang bodoh?"Kamu memang sudah menguasai Jurus Pedang Ilusi, tapi sayangnya ada tiga kesalahan," kata Luther dengan tenang.Sikap Jordan yang rendah hati dan sopan, membuat Luther menghormatinya. Jika tidak, dia mungkin sudah memukul Jordan turun dari panggung."Tiga kesalahan?" kata Jordan sambil mengernyitkan alisnya.Luther memberi peringatan yang dalam. "Saat serangan ketiga, sembilan, dan dua puluh enam. Tiga kesalahan ini mungkin tidak terlihat oleh kebanyakan orang. Tapi saat menghadapi seorang ahli, kesalahan ini sangat fatal.""Tidak mungkin! Aku sudah meneliti dan berlatih jurus ini, bagaimana mungki
Setelah pertandingan berakhir, Luther, Bianca, dan lainnya pergi makan malam di luar. Ketika pulang ke klinik, hari sudah tengah malam.Lampu di dalam masih menyala. Begitu masuk, sebuah sosok yang cantik dan familier seketika muncul di hadapan Luther. Wanita ini tidak lain adalah Ariana.Ariana sedang mengobrol dengan Liana. Keduanya terlihat sangat bahagia. Kalau dibandingkan dengan Ariana yang biasanya terlihat dingin, dia justru tampak lebih ramah sekarang."Tuan Luther sudah pulang? Tuan mengobrol saja dengan Nona Ariana, aku akan membuatkan makan malam," ujar Liana yang langsung bangkit begitu melihat Luther."Tidak perlu, aku sudah makan di luar." Luther tersenyum, lalu beralih menatap Ariana dan bertanya, "Kenapa kamu datang kemari?""Tentu saja untuk berterima kasih padamu. Kalau kamu nggak menolongku kemarin, akibatnya pasti sangat fatal. Aku nggak menyangka Carlos begitu rendahan," timpal Ariana sembari memperlihatkan senyuman yang jarang ada."Sama-sama. Aku pasti akan meno
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga