Ravin termangu. Dia merasa energi dan darah di dalam tubuhnya membeku. Sekujur tubuhnya seketika tidak bisa digerakkan, bahkan energi astralnya tidak bisa mengalir dengan normal. Ravin memang kuat, tetapi tidak bisa apa-apa untuk sekarang."Buset! Dia berhasil!""Ini seharusnya cuma kebetulan, 'kan? Dia melancarkan serangan berkali-kali, jadi nggak mungkin semuanya bakal meleset."Ketika melihat Ravin yang terhempas, para penonton pun tercengang. Menurut mereka, Ravin pasti memenangkan pertarungan ini. Bagaimanapun, Ravin mempermainkan lawannya sejak tadi.Orang-orang mengira ini hanya kecelakaan tak terduga. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa serangan ini membalikkan situasi pertarungan.Selagi tubuh Ravin di luar kendali, Ozias melancarkan serangan lagi. Ozias berjinjit, lalu melompat ke udara dan menyusul Ravin yang masih melayang di udara. Kemudian, dia memukul dengan kuat."Kamu ...." Ravin membelalakkan matanya. Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, dadanya menderita puk
Kesembilan bayangan itu berkelebat di atas arena. Sulit untuk menilai mana Ravin yang asli. Ravin menguasai teknik tubuh seperti teleportasi, ditambah lagi Teknik Bayangan, sehingga makin sulit diprediksi.Ketika melihat situasi ini, Ozias segera mengerahkan energi astral dan membentuk perisai berwarna putih.Bam, bam, bam .... Begitu perisai terbentuk, tinju langsung menghujani Ozias. Setiap tinju dari Ravin membuat perisai beriak. Ozias seperti perahu yang berlayar di tengah badai. Dia dalam bahaya besar."Kamu kira kamu bisa menang dariku? Aku akan mencabik-cabikmu!" pekik Ravin sambil meninju tanpa henti. Dia terus melampiaskan amarahnya.Bagaimana bisa ahli bela diri kesepuluh Peringkat Genius dilukai pesilat tak dikenal? Sungguh memalukan. Jika tidak meraih kehormatan kembali, bagaimana dia bisa mendapat pijakan kokoh di dunia persilatan?Ozias tidak terburu-buru melancarkan serangan balik. Dia terus mengendalikan energi astral untuk mempertahankan kekokohan perisainya. Klona Rav
Hening! Suasana seketika menjadi hening! Semua orang tercengang melihat Ravin yang tidak sadarkan diri. Tidak ada yang menduga hasilnya akan seperti ini.Sebelum ini, Ravin jelas-jelas berada di posisi unggul. Dia menghujani Ozias dengan tinjunya, bahkan menghancurkan pertahanan Ozias. Sedikit lagi, dia sudah bisa menang. Siapa sangka, Ravin malah dikalahkan pada detik berikutnya. Proses ini terlalu cepat sampai para penonton tidak bisa bereaksi."Apa yang terjadi? Kok Ravin bisa kalah?""Aneh sekali! Apa yang terjadi barusan?""Harus kuakui, pertarungan ini benar-benar tak terprediksi!"Setelah keheningan sejenak, suasana menjadi heboh. Kekalahan Ravin di luar ekspektasi. Awalnya Ravin mempermainkan Ozias. Lantaran Ravin terlalu meremehkan musuh, Ozias pun mendapatkan kesempatan untuk menghajarnya.Kemudian, Ravin marah dan menyerang secara gila-gilaan hingga membuat Ozias kewalahan. Namun, pada akhirnya malah Ravin kalah dan Ozias menang. Seluruh proses ini bak naik kereta luncur. Pa
"Dokter Luther, semangat!" sorak Greta dan Roselia melihat Luther naik ka arena.Setelah mendengar sorakan mereka, makin banyak penonton yang mulai bersorak. Suasana pun menjadi meriah.Alasannya sangat sederhana. Ini karena Luther memperlihatkan kemampuan yang sangat luar biasa saat melawan ras vampir. Dia juga meraih kehormatan untuk Negara Drago.Pertarungan itu yang membuat Luther menjadi terkenal. Apalagi, di pertarungan terakhir ini, Luther melawan pesilat luar negeri lagi. Itu sebabnya, para penonton memberinya dukungan besar.Ketika menghadapi musuh luar, orang Negara Drago biasanya sangat kompak, meskipun biasanya sering terjadi konflik internal.Setelah Luther naik ke arena, Eddie juga naik. Kalau dibandingkan dengan Brody dan Giorgio, Eddie tidak bersikap angkuh dan semena-mena. Eddie hanya terlihat kuat saat pertarungan sebelumnya. Setelah itu, dia terlihat rendah hati dan normal.Tentunya, Luther tahu semua ini hanya topeng. Di antara ketiga ahli bela diri yang diutus Kuil
Luther sama sekali tidak menghindar. Dia hanya menjulurkan kedua jarinya dengan santai dan berhasil mengapit bilah hitam itu.Buzz! Begitu diapit oleh Luther, bilah itu sontak berhenti dan berdengung. Eddie pun tak kuasa terbelalak kaget.Serangannya ini setidaknya menggunakan 80% kekuatannya. Apalagi, bilah ini sangat kokoh. Tank sekalipun bisa terbelah.Siapa sangka, Luther malah menghentikannya hanya dengan dua jari. Jangan-jangan, Luther juga monster yang dimodifikasi?Setelah Eddie tersadar dari keterkejutannya dan ingin menarik bilahnya, tiba-tiba Luther menekan bilahnya hingga patah! Krek!Eddie mengernyit. Meskipun terkejut, dia tidak berani ragu. Dia langsung menggunakan bilah yang satu lagi untuk menyerang kepala Luther."Masih pakai cara yang sama?" Luther lagi-lagi menjulurkan dua jari dan mengapit bilah itu untuk dipatahkan. Krek!Tap, tap, tap .... Eddie mundur beberapa langkah. Ketika menunduk, dia melihat kedua bilahnya itu benar-benar patah. Bilah yang jelas-jelas bisa
Setelah berubah menjadi wujud iblis, aura di seluruh tubuh Eddie juga berubah drastis. Energi darah mengelilingi seluruh tubuhnya dan ekspresinya terlihat ganas, tetapi tatapannya sangat dingin dan tidak memiliki emosi sedikit pun. Seolah-olah dia adalah dewa yang mulia dan memandang rendah seluruh umat manusia, kesan yang diberikannya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Meskipun Eddie berada di jarak yang jauh, para penonton di bawah arena tetap bisa merasakan tekanan yang luar biasa di jiwa mereka. Mereka bahkan berniat untuk bersujud pada Eddie."Bisa memaksaku menggunakan wujud ketiga ini, kamu ... patut merasa bangga," kata Eddie yang sudah menjadi iblis sambil perlahan-lahan mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah Luther dari kejauhan. Suaranya menjadi serak serta muram dan tangannya yang sebelumnya berbentuk pisau kini berubah menjadi cakar yang tajam. Matanya yang merah menatap Luther dengan tajam."Kelihatannya memang cukup menakutkan, tapi entah bagaimana kalau bertarun
Saat ini, Luther yang berada di atas arena menghadapi semua serangan Eddie sambil sesekali melancarkan serangan balasan. Namun, semua pukulan dan tendangannya tidak memberikan dampak yang besar terhadap tubuh Eddie. Semua itu karena zirah sisik merah yang menyelimuti tubuh Eddie jauh lebih kuat daripada zirah sisik hitam sebelumnya dan tubuh monster itu juga hampir sekuat baja.Reaksi paling besar dari setiap pukulan Luther yang mendarat di tubuh Eddie hanya suara yang bergema, tidak ada kerusakan sedikit pun. Meskipun dia berhasil menemukan titik kelemahan Eddie dan memukulnya dengan keras sampai beberapa sisik hancur, dia tetap tidak bisa menentukan kemenangannya.Semua itu karena Eddie memiliki kemampuan pemulihan yang sangat mengerikan. Bahkan dadanya yang tertembus pun bisa pulih total hanya dalam beberapa detik saja, apalagi hanya luka ringan. Pertahanan yang kuat dan kemampuan pemulihan yang luar biasa membuatnya benar-benar seperti monster yang tidak bisa mati.Luther tahu jela
Luther hanya membuat gerakan sederhana untuk mengumpulkan kekuatan pedang setelah melihat Eddie yang menyerang dari ketinggian, lalu tiba-tiba menebaskannya dengan cepat.Swish!Cahaya pedang hitam langsung memelesat dan menghantam ke arah Eddie dengan aura yang tak terkalahkan."Apa?" Melihat tebasan Luther, ekspresi Eddie berubah dan tiba-tuba merasa terancam sampai jiwanya mulai bergetar ketakutan. Tebasan ini terlihat biasa, tetapi dia bisa merasakan energi memusnahkan yang tersembunyi di dalamnya dengan indranya yang sudah diperkuat. Dia yakin dia pasti akan langsung mati jika tebasan ini mengenai titik vitalnya.Tanpa sempat berpikir lebih lanjut, Eddie segera menghentikan serangannya dan secara refleks mengepakkan sayapnya untuk menghindar di udara. Responsnya memang cepat, tetapi gerakan cahaya pedang hitam itu lebih cepat lagi. Saat dia memiringkan tubuhnya, cahaya pedang itu sudah menembus tubuhnya. Dia pun menyemburkan banyak darah dan setengah langit dipenuhi darah."Argh!"
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya