Hening! Suasana seketika menjadi hening! Semua orang tercengang melihat Ravin yang tidak sadarkan diri. Tidak ada yang menduga hasilnya akan seperti ini.Sebelum ini, Ravin jelas-jelas berada di posisi unggul. Dia menghujani Ozias dengan tinjunya, bahkan menghancurkan pertahanan Ozias. Sedikit lagi, dia sudah bisa menang. Siapa sangka, Ravin malah dikalahkan pada detik berikutnya. Proses ini terlalu cepat sampai para penonton tidak bisa bereaksi."Apa yang terjadi? Kok Ravin bisa kalah?""Aneh sekali! Apa yang terjadi barusan?""Harus kuakui, pertarungan ini benar-benar tak terprediksi!"Setelah keheningan sejenak, suasana menjadi heboh. Kekalahan Ravin di luar ekspektasi. Awalnya Ravin mempermainkan Ozias. Lantaran Ravin terlalu meremehkan musuh, Ozias pun mendapatkan kesempatan untuk menghajarnya.Kemudian, Ravin marah dan menyerang secara gila-gilaan hingga membuat Ozias kewalahan. Namun, pada akhirnya malah Ravin kalah dan Ozias menang. Seluruh proses ini bak naik kereta luncur. Pa
"Dokter Luther, semangat!" sorak Greta dan Roselia melihat Luther naik ka arena.Setelah mendengar sorakan mereka, makin banyak penonton yang mulai bersorak. Suasana pun menjadi meriah.Alasannya sangat sederhana. Ini karena Luther memperlihatkan kemampuan yang sangat luar biasa saat melawan ras vampir. Dia juga meraih kehormatan untuk Negara Drago.Pertarungan itu yang membuat Luther menjadi terkenal. Apalagi, di pertarungan terakhir ini, Luther melawan pesilat luar negeri lagi. Itu sebabnya, para penonton memberinya dukungan besar.Ketika menghadapi musuh luar, orang Negara Drago biasanya sangat kompak, meskipun biasanya sering terjadi konflik internal.Setelah Luther naik ke arena, Eddie juga naik. Kalau dibandingkan dengan Brody dan Giorgio, Eddie tidak bersikap angkuh dan semena-mena. Eddie hanya terlihat kuat saat pertarungan sebelumnya. Setelah itu, dia terlihat rendah hati dan normal.Tentunya, Luther tahu semua ini hanya topeng. Di antara ketiga ahli bela diri yang diutus Kuil
Luther sama sekali tidak menghindar. Dia hanya menjulurkan kedua jarinya dengan santai dan berhasil mengapit bilah hitam itu.Buzz! Begitu diapit oleh Luther, bilah itu sontak berhenti dan berdengung. Eddie pun tak kuasa terbelalak kaget.Serangannya ini setidaknya menggunakan 80% kekuatannya. Apalagi, bilah ini sangat kokoh. Tank sekalipun bisa terbelah.Siapa sangka, Luther malah menghentikannya hanya dengan dua jari. Jangan-jangan, Luther juga monster yang dimodifikasi?Setelah Eddie tersadar dari keterkejutannya dan ingin menarik bilahnya, tiba-tiba Luther menekan bilahnya hingga patah! Krek!Eddie mengernyit. Meskipun terkejut, dia tidak berani ragu. Dia langsung menggunakan bilah yang satu lagi untuk menyerang kepala Luther."Masih pakai cara yang sama?" Luther lagi-lagi menjulurkan dua jari dan mengapit bilah itu untuk dipatahkan. Krek!Tap, tap, tap .... Eddie mundur beberapa langkah. Ketika menunduk, dia melihat kedua bilahnya itu benar-benar patah. Bilah yang jelas-jelas bisa
Setelah berubah menjadi wujud iblis, aura di seluruh tubuh Eddie juga berubah drastis. Energi darah mengelilingi seluruh tubuhnya dan ekspresinya terlihat ganas, tetapi tatapannya sangat dingin dan tidak memiliki emosi sedikit pun. Seolah-olah dia adalah dewa yang mulia dan memandang rendah seluruh umat manusia, kesan yang diberikannya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Meskipun Eddie berada di jarak yang jauh, para penonton di bawah arena tetap bisa merasakan tekanan yang luar biasa di jiwa mereka. Mereka bahkan berniat untuk bersujud pada Eddie."Bisa memaksaku menggunakan wujud ketiga ini, kamu ... patut merasa bangga," kata Eddie yang sudah menjadi iblis sambil perlahan-lahan mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah Luther dari kejauhan. Suaranya menjadi serak serta muram dan tangannya yang sebelumnya berbentuk pisau kini berubah menjadi cakar yang tajam. Matanya yang merah menatap Luther dengan tajam."Kelihatannya memang cukup menakutkan, tapi entah bagaimana kalau bertarun
Saat ini, Luther yang berada di atas arena menghadapi semua serangan Eddie sambil sesekali melancarkan serangan balasan. Namun, semua pukulan dan tendangannya tidak memberikan dampak yang besar terhadap tubuh Eddie. Semua itu karena zirah sisik merah yang menyelimuti tubuh Eddie jauh lebih kuat daripada zirah sisik hitam sebelumnya dan tubuh monster itu juga hampir sekuat baja.Reaksi paling besar dari setiap pukulan Luther yang mendarat di tubuh Eddie hanya suara yang bergema, tidak ada kerusakan sedikit pun. Meskipun dia berhasil menemukan titik kelemahan Eddie dan memukulnya dengan keras sampai beberapa sisik hancur, dia tetap tidak bisa menentukan kemenangannya.Semua itu karena Eddie memiliki kemampuan pemulihan yang sangat mengerikan. Bahkan dadanya yang tertembus pun bisa pulih total hanya dalam beberapa detik saja, apalagi hanya luka ringan. Pertahanan yang kuat dan kemampuan pemulihan yang luar biasa membuatnya benar-benar seperti monster yang tidak bisa mati.Luther tahu jela
Luther hanya membuat gerakan sederhana untuk mengumpulkan kekuatan pedang setelah melihat Eddie yang menyerang dari ketinggian, lalu tiba-tiba menebaskannya dengan cepat.Swish!Cahaya pedang hitam langsung memelesat dan menghantam ke arah Eddie dengan aura yang tak terkalahkan."Apa?" Melihat tebasan Luther, ekspresi Eddie berubah dan tiba-tuba merasa terancam sampai jiwanya mulai bergetar ketakutan. Tebasan ini terlihat biasa, tetapi dia bisa merasakan energi memusnahkan yang tersembunyi di dalamnya dengan indranya yang sudah diperkuat. Dia yakin dia pasti akan langsung mati jika tebasan ini mengenai titik vitalnya.Tanpa sempat berpikir lebih lanjut, Eddie segera menghentikan serangannya dan secara refleks mengepakkan sayapnya untuk menghindar di udara. Responsnya memang cepat, tetapi gerakan cahaya pedang hitam itu lebih cepat lagi. Saat dia memiringkan tubuhnya, cahaya pedang itu sudah menembus tubuhnya. Dia pun menyemburkan banyak darah dan setengah langit dipenuhi darah."Argh!"
"Menarik. Sepertinya kompetisi kali ini nggak akan membosankan," kata Hasta yang duduk di kursi penonton sambil menyipitkan mata dan ekspresinya yang dingin kini terlihat mulai tertarik.Sebagai seorang ahli pedang, hal yang paling disenangi Hasta adalah bertarung dengan lawan yang kuat. Makin hebat lawannya, dia makin bersemangat. Terutama setelah melihat ahli yang menggunakan pedang, semangat bertarungnya makin membara.Hasta tentu saja tidak tertarik dengan ahli pedang yang biasa, tetapi penampilan Luther tadi sudah menarik perhatiannya. Dua tebasan Luther tadi begitu cepat serta ganas dan aura pedang Luther juga tidak kalah tajam darinya. Ahli seperti Luther adalah lawan terbaik untuk mengasah kemampuan pedangnya.Tentu saja bukan hanya Hasta yang memiliki pemikiran seperti ini. Dua tebasan pedang Luther yang mengalahkan Eddie itu sudah menggemparkan seluruh arena dan juga menjadikannya sebagai kuda hitam.Menurut sebagian besar orang, Luther belum tentu meraih gelar juara. Namun,
"Berdasarkan penyelidikanku, Giorgio mati di tangan wanita suci dari Sekte Sihir, sedangkan Brody dan Eddie mati di tangan seseorang yang bernama Luther," jelas Tico dengan segera, tanpa menyembunyikan apa pun.Kematian ketiga ahli ini merupakan pukulan besar bagi Kuil Dewa. Awalnya, mereka berencana menjalankan rencana ganda. Rencana pertama mereka adalah merebut gelar juara dalam kompetisi bela ini untuk menghancurkan semangat para ahli dari Negara Drago. Rencana yang satunya lagi adalah bergerak diam-diam untuk mencuri pusaka negara untuk memutuskan keberuntungan Negara Drago.Sayangnya, rencana A baru saja dimulai pun sudah gagal total. Bukan hanya kehilangan tiga, mereka juga mempermalukan Kuil Dewa."Kalau wanita suci dari Sekte Sihir ini, aku masih tahu. Tapi, siapa sebenarnya Luther ini?" tanya Pele dengan ekspresi muram setelah mendengar penjelasan Tico.Pele jelas sudah pernah menyelidiki tentang Charlotte yang merupakan wanita suci dari Sekte Sihir dan juga peringkat kedua d
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un