Luther hanya membuat gerakan sederhana untuk mengumpulkan kekuatan pedang setelah melihat Eddie yang menyerang dari ketinggian, lalu tiba-tiba menebaskannya dengan cepat.Swish!Cahaya pedang hitam langsung memelesat dan menghantam ke arah Eddie dengan aura yang tak terkalahkan."Apa?" Melihat tebasan Luther, ekspresi Eddie berubah dan tiba-tuba merasa terancam sampai jiwanya mulai bergetar ketakutan. Tebasan ini terlihat biasa, tetapi dia bisa merasakan energi memusnahkan yang tersembunyi di dalamnya dengan indranya yang sudah diperkuat. Dia yakin dia pasti akan langsung mati jika tebasan ini mengenai titik vitalnya.Tanpa sempat berpikir lebih lanjut, Eddie segera menghentikan serangannya dan secara refleks mengepakkan sayapnya untuk menghindar di udara. Responsnya memang cepat, tetapi gerakan cahaya pedang hitam itu lebih cepat lagi. Saat dia memiringkan tubuhnya, cahaya pedang itu sudah menembus tubuhnya. Dia pun menyemburkan banyak darah dan setengah langit dipenuhi darah."Argh!"
"Menarik. Sepertinya kompetisi kali ini nggak akan membosankan," kata Hasta yang duduk di kursi penonton sambil menyipitkan mata dan ekspresinya yang dingin kini terlihat mulai tertarik.Sebagai seorang ahli pedang, hal yang paling disenangi Hasta adalah bertarung dengan lawan yang kuat. Makin hebat lawannya, dia makin bersemangat. Terutama setelah melihat ahli yang menggunakan pedang, semangat bertarungnya makin membara.Hasta tentu saja tidak tertarik dengan ahli pedang yang biasa, tetapi penampilan Luther tadi sudah menarik perhatiannya. Dua tebasan Luther tadi begitu cepat serta ganas dan aura pedang Luther juga tidak kalah tajam darinya. Ahli seperti Luther adalah lawan terbaik untuk mengasah kemampuan pedangnya.Tentu saja bukan hanya Hasta yang memiliki pemikiran seperti ini. Dua tebasan pedang Luther yang mengalahkan Eddie itu sudah menggemparkan seluruh arena dan juga menjadikannya sebagai kuda hitam.Menurut sebagian besar orang, Luther belum tentu meraih gelar juara. Namun,
"Berdasarkan penyelidikanku, Giorgio mati di tangan wanita suci dari Sekte Sihir, sedangkan Brody dan Eddie mati di tangan seseorang yang bernama Luther," jelas Tico dengan segera, tanpa menyembunyikan apa pun.Kematian ketiga ahli ini merupakan pukulan besar bagi Kuil Dewa. Awalnya, mereka berencana menjalankan rencana ganda. Rencana pertama mereka adalah merebut gelar juara dalam kompetisi bela ini untuk menghancurkan semangat para ahli dari Negara Drago. Rencana yang satunya lagi adalah bergerak diam-diam untuk mencuri pusaka negara untuk memutuskan keberuntungan Negara Drago.Sayangnya, rencana A baru saja dimulai pun sudah gagal total. Bukan hanya kehilangan tiga, mereka juga mempermalukan Kuil Dewa."Kalau wanita suci dari Sekte Sihir ini, aku masih tahu. Tapi, siapa sebenarnya Luther ini?" tanya Pele dengan ekspresi muram setelah mendengar penjelasan Tico.Pele jelas sudah pernah menyelidiki tentang Charlotte yang merupakan wanita suci dari Sekte Sihir dan juga peringkat kedua d
Tico menatap Luther dengan tajam dan berkata sambil tersenyum, "Luther, aku juga nggak menyangka kamu begitu pandai menyembunyikan kemampuanmu, bahkan sampai bisa mengalahkan ahli dari Kuil Dewa. Benar-benar mengejutkan.""Sebenarnya ini juga bukan salahmu, salah kedua orang itu yang lemah saja. Kekuatan mereka yang kurang, jadi bisa berakhir seperti ini juga wajar. Malam ini aku datang juga bukan untuk membalas dendam.""Syukurlah."Luther menghela napas lega dan akhirnya tersenyum. "Kalau Tuan Tico datang bukan untuk menyalahkanku, jadi apa ada yang ingin disampaikan?""Sejujurnya, penampilanmu sudah menarik perhatian Raja Dewa. Dia berharap kamu bisa bergabung dengan Kuil Dewa secara resmi dan membantu kami menyelesaikan misi besar," kata Tico sambil tersenyum untuk merekrut Luther.Luther tertegun sejenak, lalu berkata dengan ragu, "Bergabung dengan Kuil Dewa? Tuan Tico, apa aku layak? Aku ini hanya orang biasa dari pedesaan, apa aku layak bergabung dengan Kuil Dewa?"Tico menyesap
Tico tersenyum dan berkata, "Luther, aku bisa mengerti kekhawatiranmu. Tapi, selama kamu setia dan nggak mengkhianati Kuil Dewa, aku janji nggak akan ada bahaya apa pun. Kuil Dewa sangat menghargai genius sepertimu. Meminum racun ini hanya tindakan pencegahan agar rahasia nggak bocor saja. Aku yakin kamu juga mengerti logika ini."Orang yang tidak meminum racun tidak akan bisa dikendalikan dan tentu saja tidak bisa dipercayai juga. Jika orang itu hanya untuk menjalankan tugas biasa, mungkin masih tidak masalah. Namun, untuk mendapatkan posisi yang lebih penting, kesetiaan adalah prioritas utama."Tuan Tico, aku mengerti apa yang kamu katakan dan aku juga cukup tertarik dengan Kuil Dewa. Tapi, kita baru kenal, saat ini aku masih belum bisa memercayai Kuil Dewa dengan tanpa syarat," kata Luther sambil kembali menggelengkan kepalanya. Belum memberikan keuntungan apa pun, Kuil Dewa ini sudah menuntut banyak darinya. Apa mereka pikir dia ini orang bodoh?"Luther, kepercayaan itu bisa dibang
Luther merasa ragu sejenak saat melihat racun di atas meja, tetapi pada akhirnya dia menganggukkan kepala. "Tuan Tico sudah begitu menghargaiku, aku tentu saja harus menunjukkan ketulusanku juga."Setelah mengatakan itu, Luther mengambil racun di meja, membuka tutupnya, dan langsung meminumnya sampai habis tak tersisa. Setelah habis, dia bahkan membalikkan botolnya agar Tico bisa melihat dengan jelas racunnya benar-benar sudah habis. Tubuhnya kebal dengan racun, racun sekecil ini tentu saja bukan masalah baginya."Hahaha .... Kamu memang berani!" kata Tico sambil tertawa terbahak-bahak setelah melihat adegan itu. Setelah meminum racun itu berarti Luther tulus untuk bergabung dengan Kuil Dewa dan mendapatkan kepercayaannya.Bagi Kuil Dewa, kata-kata tanpa bukti tidak berarti apa-apa. Mereka memang sangat menghargai bakat, tetapi kesetiaan lebih penting bagi mereka. Hanya orang yang setia yang akan mendapat pelatihan khusus dari mereka.Untuk membuktikan kesetiaan seseorang, cara terbaik
Luther mengamati kotak itu dengan saksama. Setelah memastikan tidak ada tanda khusus di kotak itu, dia baru bertanya pada Misandari, "Kenapa kamu bisa menebaknya? Apa kamu bisa melihat isi di dalam kotak ini?""Tentu saja hanya menebak. Aku nggak lihat tembus pandang, mana mungkin bisa lihat isinya," kata Misandari sambil mengalihkan pandangannya."Hebat, aku salut!" kata Luther sambil mengacungkan jempolnya. Hanya dengan menebak saja, Misandari sudah bisa mengetahui inti dari situasinya. Dia takjub dengan kecerdasan Misandari."Jadi, isi kotak ini benar-benar obat penguat?" tanya Misandari sambil mengernyitkan alis. Dia hanya sembarangan menebak saja, dia tidak menyangka tebakannya benar."Nih, kamu lihat saja sendiri," kata Luther yang tidak menjelaskan, melainkan langsung membuka kotaknya dan memperlihatkan obat yang berwarna merah dan biru dengan jelas."Eh? Ternyata obat level S dari Kuil Dewa, mereka benar-benar menganggapmu sangat berharga," kata Misandari dengan terkejut setela
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal
Di atas panggung, Adam dan Ozias saling menatap dari kejauhan. Keduanya adalah genius langka. Namun dari segi popularitas dan reputasi, Adam memang lebih unggul.Meski begitu, dukungan yang diterima Ozias jelas lebih banyak, terutama dari penggemar perempuan. Alasannya sederhana, Ozias memang memiliki wajah yang lebih tampan.Begitu Ozias tampil, sorak-sorai langsung menggema dari bawah panggung. Mayoritas adalah suara perempuan muda yang tak henti-hentinya menyemangati, bahkan ada yang membentuk tim pemandu sorak untuk menyemangatinya dengan penuh antusias. Mereka tampak seperti para penggemar yang bertemu idolanya.Namun, bukan hanya para perempuan yang terpikat. Tampaknya, ketampanan Ozias juga menarik perhatian dari kalangan pria tertentu. Beberapa pria bahkan memberanikan diri menyatakan cinta secara terbuka, meski disertai tatapan aneh dari penonton lain."Ozias! Aku cinta kamu!""Ozias! Aku mau dihamili olehmu!""Ozias! Kamu tahu beda dirimu dan bintang? Bintang ada di langit, t
"Yang penting punya keyakinan saja. Hari ini biarkan orang-orang itu melihat betapa hebatnya Organisasi Mondial," kata Greta dengan sangat bersemangat."Benar. Selama bisa mengalahkan Hasta, Kak Adam pasti akan menjadi orang terkuat di dunia," kata Roselia dengan semangat.Meningkatnya kekuatan Adam sangat memotivasi semangat para anggota Organisasi Mondial karena mereka semua tahu kemenangan dan kekalahan hari ini akan menentukan masa depan seluruh sekte. Jika Adam bisa meraih juara, Organisasi Mondial akan mencapai puncak kejayaan. Namun, jika mereka kalah dari Sekte Pedang dan Sekte Sihir, itu akan menjadi pukulan besar bagi mereka."Orang terkuat di dunia?" gumam Adam dengan pelan dan mata yang bersinar. Dia sudah lama menginginkan gelar ini. Jika hari ini dia bisa mengalahkan Hasta, dia akan menjadi orang terkuat di dunia di kalangan generasi muda. Hal ini sudah pasti. Saat memikirkan hal itu, dia langsung merasa sangat bersemangat dan tanpa sadar menatap ke arah Hasta dari Sekte
Kandidat yang berhasil masuk delapan besar adalah genius yang sangat langka, sehingga popularitas mereka sangat besar. Hanya dengan muncul sebentar saja, mereka sudah menarik perhatian banyak orang. Terutama Hasta, Adam, dan Charlotte yang merupakan pilihan untuk menjadi juara dan sangat digemari banyak orang.Selain pertandingan, hari ini ada yang diam-diam membuka taruhan juga. Bagi kebanyakan penjudi, siapa yang menjadi juara akan menentukan apakah mereka akan mendapatkan keuntungan besar atau kehilangan segalanya.Saat Luther dan Misandari tiba di lokasi, hampir semua tempat duduk di tribune sudah terisi. Banyak penonton yang langsung berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan saat melihat Luther.Meskipun nama dan kekuatan Luther tidak sepopuler para kandidat yang menduduki peringkat atas di Peringkat Genius, penampilannya semalam tidak kalah hebat. Dia berhasil mengalahkan dua orang asing dan membawa kehormatan bagi para ahli Negara Drago, reputasinya ini membuat nama
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati