"Kak, yang berguling-guling di tanah dan berteriak itu benaran Haruto?" tanya Yuki memelotot, menatap situasi di depan sana dengan tidak percaya.Saat ini, Luther masih memukul Haruto dengan kuat. Sebenarnya, adegan ini terlihat lucu sekaligus konyol."Ya, seharusnya begitu," sahut Elsa yang mengangguk setelah mengamati dengan cermat. Dia tidak menyangka Luther akan menang dengan mudah. Haruto adalah murid pribadi Masao sekaligus ahli bela diri yang menguasai Teknik Pedang Ekspres. Namun, dia malah dipukuli seperti ini."Gila! Ini benar-benar di luar nalar! Kok dia bisa sehebat itu?" tanya Elio sambil menelan ludah dan memasang ekspresi ngeri.Orang yang tidak pernah bertarung dengan Haruto mungkin tidak tahu kemampuannya yang sesungguhnya, tetapi Elio berbeda. Dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi tetap kalah hanya dengan satu serangan lawan.Bukan hanya Elio, tetapi juga Sofian yang merupakan Dewa Tombak. Kemampuan mereka jelas kalah telak dari Haruto.Ketika melawan mere
"Tuan Muda!" seru pria paruh baya itu. Dia segera berlari ke depan untuk memapah Haruto, lalu membentak Luther, "Dasar manusia rendahan! Beraninya kamu menyiksa majikanku yang berstatus mulia! Kamu akan mendapat ganjarannya!""Ganjaran?" Luther menyunggingkan bibirnya sedikit, lalu mengangkat tangan dan menampar wajah pria itu, hingga membuatnya terhempas beberapa meter. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Dasar bajingan, kamu masih berani mengancamku? Sepertinya kamu minta dihajar ya?""Bagus! Pecundang seperti mereka memang harus diberi pelajaran!""Benar! Mereka benar-benar menjengkelkan! Pukul saja sampai mati!"Ketika melihat pria paruh baya itu ditampar, para pemuda yang dipenuhi antusiasme sontak bersorak dan bertepuk tangan.Pesilat Negara Dikara itu memang menyebalkan, tetapi semua itu karena alasan sejarah. Sementara itu, pria paruh baya ini dulunya adalah rakyat Negara Drago. Pengkhianatannya barulah penghinaan terbesar untuk Negara Drago. Dia pantas dibenci semua orang.
"Yuki, kamu nggak bakal ingkar janji, 'kan?" tanya Ozias sambil tersenyum tipis."Huh! Kata siapa aku mau ingkar janji? Aku bukan orang yang nggak bisa menerima kekalahan kok!" sahut Yuki sambil mengerlingkan matanya.Kemudian, Yuki segera maju dan tiba di depan Luther. Dengan cepat dan kaku, dia berkata, "Maaf ... aku sudah salah paham padamu sebelumnya. Aku minta maaf."Selesai berbicara, Yuki berbalik dan pergi tanpa memberi Luther kesempatan untuk menanggapi. Luther kebingungan melihat tingkah gadis ini. Permintaan maaf macam apa ini?"Aku sudah minta maaf. Kamu sudah puas, 'kan?" Yuki kembali ke sisi Ozias dan lainnya. Dia tampak cemberut.Ozias pun menggeleng sambil tersenyum dan tidak bersikap perhitungan dengannya. Saat ini, Luther sedang menjadi pusat perhatian. Orang-orang berusaha merekrutnya. Tawaran yang didapatkannya pun sangat menakjubkan. Bahkan, beberapa wanita cantik mencoba merayu dan menaklukkannya.Luther merasa agak kewalahan menghadapi antusiasme seperti ini. Mes
"Apa yang terjadi? Kenapa Haruto jadi seperti ini?" tanya Taro dengan ekspresi suram."Tuan! Tadi Tuan Muda membangun arena di pusat kota dan menantang para pesilat Negara Drago untuk membangun prestise dan meraih kehormatan untuk Keluarga Kusama. Semua awalnya lancar. Tuan Muda berhasil mengalahkan 2 pesilat Negara Drago.""Tapi, para pertarungan ketiga, tiba-tiba muncul seseorang tak dikenal. Selagi Tuan Muda lengah, pesilat itu langsung menyerang. Ini adalah penghinaan besar! Tuan harus membalas dendam! Tuan harus membunuh pesilat rendahan itu!" Pria paruh baya itu berlutut dan membumbui kejadian yang terjadi."Berengsek!" Begitu mendengarnya, Taro sontak murka. Dia langsung menampar pria paruh baya itu dan membentak, "Siapa yang menyuruhmu membangun arena di Gunung Narima? Kamu merusak rencana kami!""Tuan, ini bukan salahku. Tuan Muda bilang Keluarga Kusama sudah terlalu lama diam. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kehormatan," timpal pria paruh baya itu."Dasar g
Ketika melihat tamu tak diundang itu, seluruh pesilat Negara Dikara, termasuk Taro, langsung memegang pedang mereka dengan penuh waspada. Tekanan yang dipancarkan pria dan wanita ini terlalu besar."Tuan Taro, lama nggak ketemu. Apa kabarmu?" sapa seorang pria paruh baya bertubuh kekar dan berjanggut tipis sambil maju dan tersenyum."Pele? Rupanya kamu?" Taro memusatkan pandangannya dan tampak terkejut. "Bukannya kamu dikurung di Kuil Dewa? Kenapa bisa ...."Taro tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Pele yang dikenal sebagai Raja Beruang adalah musuh bebuyutan Kuil Dewa. Kuil Dewa pernah mengerahkan seluruh ahli bela diri mereka hanya untuk menangkapnya.Selama bertahun-tahun ini, Pele juga dikurung di Kuil Dewa. Siapa sangka, pria ini malah muncul hari ini, bahkan bersama orang-orang Kuil Dewa. Ini sungguh di luar dugaan."Taro, kamu ketinggalan informasi. Aku sudah bebas sejak setahun lalu." Pele menyeringai sambil meneruskan, "Sekarang aku sudah menjadi bagian dari Kuil Dewa, bahkan
Puluhan tahun yang lalu, Negara Drago memang sangat lemah, sedangkan Negara Dikara jauh lebih unggul dalam berbagai hal. Namun sekarang, harus diakui bahwa posisi kedua negara ini sudah benar-benar terbalik.Jika membiarkan Negara Drago untuk terus berkembang, cepat atau lambat Negara Dikara harus membayar harga yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka terus berusaha menghalangi perkembangan Negara Drago dalam puluhan tahun ini. Mereka tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk melemahkan Negara Drago, ini juga alasan mereka datang ke Gunung Narima."Pele, kamu ingin bagaimana bekerja sama?" tanya Taro akhirnya setelah terdiam beberapa saat. Dengan kekuatan Keluarga Kusama, tetap terlalu berisiko jika ingin turun tangan di Gunung Narima. Jika ada yang ingin membantu, situasinya akan berbeda."Aku punya dua rencana. Kalau berjalan dengan lancar, ini pasti akan menjadi pukulan besar bagi Negara Drago," kata Pele dengan ambigu."Pele, bisa jelaskan maksudmu?" tanya Taro dengan penasa
"Tuan, apa orang yang bernama Pele ini bisa dipercaya?" bisik seorang samurai bermata satu setelah orang-orang dari Kuil Dewa pergi."Selain orang-orang dari Keluarga Kusama, nggak ada orang yang layak dipercaya," kata Taro sambil menggelengkan kepala. Pele si Raja Beruang yang dikenalnya sebelumnya adalah orang yang berani, bodoh, dan suka mencari perhatian. Namun, sekarang sepertinya Pele sudah banyak berubah."Tuan, kalau Pele itu nggak layak dipercaya, apa kita tetap akan bekerja sama dengannya?" tanya samurai bermata satu itu lagi.Taro menyipitkan mata dan berkata, "Tentu saja. Negara Dikara dan Kuil Dewa dari barat itu punya musuh yang sama yaitu Negara Drago. Tugas kita adalah mengacaukan dan menghalang perkembangan Negara Drago. Meskipun saat ini kedua belah pihak ada niat masing-masing, kita bisa bekerja sama selama tujuan kita sama.""Aku mengerti," kata samurai bermata satu itu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Bisa dibilang, kerja sama ini hanya saling memanfaatkan
"Bodoh!" Merasa diremehkan, samurai bermata satu itu langsung marah. Dia kembali maju dengan kedua tangan memegang pedang dan menebas sosok hitam itu dengan keras.Sosok hitam itu tidak berbalik ataupun menghindar, melainkan hanya mengangkat tangan untuk menangkap pedang yang menebasnya.Klang!Saat keduanya bersentuhan, terjadi percikan api. Tangan sosok hitam yang terlihat lemah itu saat ini menjadi seperti baja dan menangkap pedang samurai itu dengan mudah."Hah?" kata samurai bermata satu itu dengan mata berkedut dan ekspresinya terkejut.Samurai itu tidak menyangka tebasan dengan seluruh tenaganya malah ditahan orang dengan tangan kosong. Selain itu, tidak peduli seberapa kuatnya dia berusaha, dia tetap tidak bisa menarik kembali pedangnya. Siapa sebenarnya orang ini?Krak! Bang!Sosok hitam itu tiba-tiba menguatkan genggamannya, lalu pedang samurai bermata itu pun langsung hancur. Pada detik berikutnya, sosok itu berbalik dan menunjukkan wajahnya yang pucat dan kurus. Matanya yan
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya