"Aku nggak nyangka dia penerus Teknik Pedang Ekspres. Tuan Ozias, sepertinya temanmu dalam masalah besar," ujar Elsa dengan ekspresi serius.Orang Negara Drago sekalipun tahu tentang reputasi Masao. Haruto jelas bukan pesilat biasa karena mendapat warisan sehebat ini. Tujuannya menantang pesilat Negara Drago juga jelas untuk terkenal."Pantas saja dia begitu hebat. Rupanya murid ahli pedang terhebat di Negara Dikara. Wajar kalau aku kalah," ujar Elio sambil membusungkan dadanya seperti merasa bangga.Jika kalah di tangan pesilat tak dikenal, bukan hanya Elio, tetapi reputasi Sekte Pedang juga akan terdampak. Namun, hasilnya tentu berbeda jika dia dikalahkan murid Masao.Eksistensi Masao tidak ada bedanya dengan grandmaster top di Negara Drago. Pengaruhnya tidak kalah dari Logan, pemimpin Sekte Pedang. Sementara itu, murid pribadi Logan adalah Hasta.Dengan kata lain, Haruto seharusnya melawan genius seperti Hasta. Jadi, wajar jika Elio dikalahkan oleh orang sehebat ini."Teknik Pedang
Setelah situasi kembali tenang, terlihat Haruto telah berdiri di belakang Luther. Sementara itu, Pedang Demon dimasukkan dengan perlahan ke sarung.Haruto merasa serangan tadi sudah cukup untuk membunuh Luther, jadi dia tidak perlu melancarkan serangan kedua lagi. Ini adalah kepercayaan dirinya terhadap Teknik Pedang Ekspres dan kemampuan sendiri."Apa yang terjadi? Sudah berakhir?" Semua orang bertatapan dengan heran melihat Haruto berdiri tegak di tempat dengan ekspresi ganas.Semua terjadi terlalu cepat, dari Haruto yang berjinjit dan hendak melancarkan serangan, hingga akhirnya menyimpan pedang. Sepertinya seluruh proses ini hanya memakan beberapa detik. Mereka belum sempat bereaksi, tetapi pertarungan sudah selesai."Teknik Pedang Ekspres memang gila! Kecepatannya terlalu mengerikan!""Apa mungkin pemuda itu mati? Soalnya dia nggak bergerak!""Aku dengar, meskipun kepala lawan sudah terpenggal, dia tetap bisa berjalan beberapa langkah sebelum mati sepenuhnya!""Hais, sepertinya su
Tanpa peringatan apa pun, dahan pohon itu langsung mengenai wajah Haruto. Haruto yang masih membaca mantra sontak tertegun. Dia memelotot dan mematung, tidak mengerti apa yang terjadi.Sementara itu, wajahnya yang terkena pukulan dahan pohon langsung memerah dan membengkak.Perubahan mendadak ini membuat kerumunan melongo. Tidak ada yang menduga bahwa serangan dahsyat Haruto gagal membunuh Luther, bahkan Luther berkesempatan memukul wajah Haruto."Situasi macam apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi tadi?""Ini nggak mungkin, 'kan? Pemuda itu berhasil menghindari serangan Teknik Pedang Ekspres?"Kerumunan bertatapan dan bergosip. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Ketika melihat Haruto menyimpan pedang, mereka mengira Luther sudah mati. Sesudah mendengar Haruto melontarkan kata "jatuh", mereka pun menjadi yakin dengan spekulasi mereka.Anehnya, Haruto berkali-kali mencoba menjatuhkan tubuh Luther, tetapi tidak ada hasil apa pun. Luther hanya berdiri kokoh di tempatnya, bahkan sempat b
Terdengar suara ledakan yang dahsyat. Lagi-lagi muncul retakan pada permukaan tanah. Cahaya merah muncul dari dasar tanah, lalu menyusuri retakan dan memelesat ke arah Luther.Ke mana pun cahaya pedang lewat, banyak kerikil yang beterbangan, seolah-olah itu adalah peluru yang menghujani Luther. Serangan ini bak badai yang sulit untuk dihindari.Namun, Luther hanya mendengus dingin dan tidak menghindar. Tiba-tiba, dia berjinjit. Energi astral yang transparan membentuk perisai yang melindunginya.Buk, buk, buk .... Kerikil-kerikil itu hanya memunculkan riak pada perisai energi astral. Tidak ada yang berhasil menembus pertahanannya.Pada saat yang sama, cahaya merah terus memelesat ke arah Luther dan menghantam perisai energi astral.Bam! Terdengar suara benturan yang keras. Perisai itu bergetar sesaat dan memunculkan riak, tetapi masih tidak hancur."Apa? Berhasil ditahan?" Begitu melihat situasi ini, pria paruh baya bersetelan itu tercengang. Kilatan Naga Bumi tidak secepat serangan seb
Whoosh, whoosh, whoosh .... Setelah Haruto mengerahkan jurus terkuatnya, kesembilan cahaya merah yang tampak menyeramkan menyerbu ke arah Luther dari arah yang berbeda-beda. Situasi sungguh mencekam!"Trik murahan!" Luther mendengus tanpa mengelak. Dia mengayunkan dahan pohonnnya dengan ringan untuk menggagalkan serangan lawan.Dalam sekejap, 9 berkas cahaya putih memelesat ke depan dan bertabrakan dengan 9 berkas cahaya merah. Duar, duar, duar ....Terdengar suara ledakan yang menakutkan. Dua energi yang berbeda bertabrakan. Seiring dengan cahaya putih itu berkedap-kedip, sebuah energi dahsyat menyapu ke segala arah. Gelombang energi yang dirasakan makin lama makin kuat.Seketika, debu dan batu dalam radius 100 meter beterbangan. Kerumunan pun mundur, bahkan kesulitan membuka mata. Beberapa pesilat lemah menjadi pucat karena darah bergejolak hebat di tubuh mereka."Aku yakin bocah itu mati kali ini," ujar pria paruh baya bersetelan sambil tersenyum sinis. Asal tahu, tidak ada yang per
Sambil memukul, Luther bertanya, "Kamu mengatakan kami rendahan, 'kan? Kamu merasa Teknik Pedang Ekspres kalian sudah hebat ya? Kamu murid Masao ya? Kamu berani membangun arena di Gunung Narima? Kamu merasa kalian sangat mulia?"Plak, plak, plak! Luther memukul tanpa henti, bahkan makin cepat dan kuat. Setiap memukul sekali, dia akan melontarkan pertanyaan.Haruto yang bersikap angkuh sebelumnya pun tampak sangat menyedihkan sekarang. Sekujur tubuh dipenuhi luka, dia terus berteriak histeris.Pada akhirnya, karena tidak bisa menahan rasa sakitnya, Haruto berguling-guling di tanah dan tidak memedulikan citranya lagi.Ketika melihat Haruto yang dipukuli sampai tidak bisa melawan, orang-orang tercengang. Suasana menjadi sunyi senyap. Kerumunan hanya bisa termangu dengan tidak percaya.Bahkan, beberapa orang merasa ada yang salah dengan mata mereka. Mereka mengucek mata untuk memastikan kebenarannya. Belum lagi pria paruh baya itu, dia sampai membeku di tempat dan tidak tahu harus bagaiman
"Kak, yang berguling-guling di tanah dan berteriak itu benaran Haruto?" tanya Yuki memelotot, menatap situasi di depan sana dengan tidak percaya.Saat ini, Luther masih memukul Haruto dengan kuat. Sebenarnya, adegan ini terlihat lucu sekaligus konyol."Ya, seharusnya begitu," sahut Elsa yang mengangguk setelah mengamati dengan cermat. Dia tidak menyangka Luther akan menang dengan mudah. Haruto adalah murid pribadi Masao sekaligus ahli bela diri yang menguasai Teknik Pedang Ekspres. Namun, dia malah dipukuli seperti ini."Gila! Ini benar-benar di luar nalar! Kok dia bisa sehebat itu?" tanya Elio sambil menelan ludah dan memasang ekspresi ngeri.Orang yang tidak pernah bertarung dengan Haruto mungkin tidak tahu kemampuannya yang sesungguhnya, tetapi Elio berbeda. Dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi tetap kalah hanya dengan satu serangan lawan.Bukan hanya Elio, tetapi juga Sofian yang merupakan Dewa Tombak. Kemampuan mereka jelas kalah telak dari Haruto.Ketika melawan mere
"Tuan Muda!" seru pria paruh baya itu. Dia segera berlari ke depan untuk memapah Haruto, lalu membentak Luther, "Dasar manusia rendahan! Beraninya kamu menyiksa majikanku yang berstatus mulia! Kamu akan mendapat ganjarannya!""Ganjaran?" Luther menyunggingkan bibirnya sedikit, lalu mengangkat tangan dan menampar wajah pria itu, hingga membuatnya terhempas beberapa meter. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Dasar bajingan, kamu masih berani mengancamku? Sepertinya kamu minta dihajar ya?""Bagus! Pecundang seperti mereka memang harus diberi pelajaran!""Benar! Mereka benar-benar menjengkelkan! Pukul saja sampai mati!"Ketika melihat pria paruh baya itu ditampar, para pemuda yang dipenuhi antusiasme sontak bersorak dan bertepuk tangan.Pesilat Negara Dikara itu memang menyebalkan, tetapi semua itu karena alasan sejarah. Sementara itu, pria paruh baya ini dulunya adalah rakyat Negara Drago. Pengkhianatannya barulah penghinaan terbesar untuk Negara Drago. Dia pantas dibenci semua orang.
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai