Ketika mengingat kehebatan Luther saat membunuh monster naga, Gino pun merasa takut. Dia merasa dirinya sangat beruntung karena tidak bersikap terlalu kejam terhadap Luther hari itu. Jika tidak, mungkin dirinya sudah masuk kuburan sekarang."Kita memang nggak bisa melakukannya. Tapi, jangan lupa masih ada sekte yang menyokong kita dari belakang," bisik Khair.Pria itu meneruskan, "Luther memang hebat dan merupakan seorang master, tapi dia tetap manusia. Kalau kedua sekte bekerja sama untuk melawannya, mana mungkin dia bisa bertahan hidup."Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken sama-sama dilindungi oleh seorang master. Mereka juga memiliki banyak ahli bela diri.Selain itu, master Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken juga jauh lebih hebat daripada Vasuki. Begitu mereka bekerja sama, Luther pasti bisa dikalahkan dalam sekejap.Sehebat apa pun Luther, dia tidak mungkin bisa melawan 2 master secara sekaligus. Ditambah lagi, masih ada pesilat tingkat semi-master dan pesilat tingkat sejati yang tak t
"Luther, aku nggak nyangka kamu sehebat itu. Seranganmu tadi benar-benar luar biasa!" puji Omri dengan takjub saat menyusuri lorong di istana.Omri tahu Luther hebat, tetapi tidak menduga akan sehebat ini. Basis kultivasinya bahkan lebih hebat daripada Vasuki. Ini benar-benar sulit dipercaya!"Benar, Kak. Kamu berhasil membunuh monster naga dengan satu tebasan. Semua orang pasti takut padamu sekarang. Mulai hari ini, kamu akan menjadi terkenal," ujar Jennie sambil tersenyum dan menatap Luther dengan antusias.Omri memang hebat, tetapi hanya cadangan di mata Jennie. Kini, muncul genius tak tertandingi di sisinya. Jennie tidak mungkin melewatkan kesempatan ini."Aku cuma beruntung. Kebetulan, aku menemukan kelemahan monster itu," sahut Luther sambil tersenyum tipis."Jangan rendah hati begitu. Pertahanan monster naga begitu kuat. Master sekalipun belum tentu tandingannya. Kamu malah menghabisinya hanya dengan satu serangan. Luar biasa!" puji Omri lagi."Jangan memujiku lagi. Nanti aku be
这两天甲流+老毛病犯了,还有轻微的眩晕症,人坐着都会有一种天旋地转的感觉。今天躺床上写了300字吐了两次,实在有些力不从心。休息两天,等我恢复好了,一定把这几天欠大家的补回来。白开水2023/11/30
Para pengawal segera mengeluarkan senjata masing-masing untuk menghancurkan dinding. Bam, bam, bam .... Seiring terdengarnya suara benturan, dinding pun mulai retak dan hancur.Setelah dinding hancur, terlihat sebuah pintu perunggu yang kokoh. Di bagian tengahnya, terlihat sebuah mata berwarna merah yang seukuran tinju manusia.Dengan mata sebagai pusatnya, pintu perunggu itu dibagi menjadi 8 bagian. Setiap bagian memiliki pola yang berbeda. Di atasnya juga terdapat tulisan yang bentuknya aneh."Nona?" panggil kapten tim pengawal sambil menoleh melirik Misandari. Mata merah itu sepertinya adalah batu ruby sehingga dia tidak berani menghancurkannya begitu saja."Hancurkan semuanya," perintah Misandari tanpa basa-basi. Karena telah dipastikan ada sesuatu di balik pintu itu, dia tidak akan merasa ragu. Dia juga tidak merasa sayang pada batu ruby itu."Hancurkan!" Kapten pengawal memberi isyarat tangan. Sekelompok orang mulai menghancurkan pintu perunggu dengan sekuat tenaga, tetapi tidak
Ledakan sedahsyat itu masih gagal menghancurkan pintu perunggu. Jelas, pintu ini sangat kokoh. Kekuatan biasa tidak akan bisa menghancurkannya."Coba periksa, apa ada mekanisme di sekitar sini," instruksi Misandari sambil mengernyit."Baik." Kapten pengawal mengiakan, lalu membawa sekelompok orang memeriksa di sekitar. Alhasil, tidak ditemukan apa pun."Nona, nggak perlu repot-repot lagi. Mekanismenya jelas terletak di pintu itu," ujar Toro tiba-tiba."Oh? Apa kamu mengerti tanda yang tertulis di pintu?" tanya Misandari dengan penasaran sambil menoleh."Aku seorang penjelajah. Aku sering melakukan penelitian di berbagai situs bersejarah, jadi tentu mengenal beberapa simbol seperti ini. Ini sudah wajar," sahut Toro.Toro tampak membusungkan dadanya, lalu maju dengan perlahan dan meneruskan dengan penuh percaya diri, "Kalau aku nggak salah lihat, istana ini seharusnya dibangun oleh penguasa Jolbia pada ribuan tahun lalu. Simbol-simbol di atas sini seharusnya adalah tulisan Jolbia.""Wow!
Krak krak krak.Pada saat itu, simbol-simbol di pintu perunggu itu tiba-tiba berhenti bergerak, seolah-olah tersangkut sesuatu. Pintu itu pun bergerak maju mundur dan berdecit."Eh? Apa yang terjadi? Kenapa nggak bergerak lagi?" kata semua orang yang saling memandang dengan bingung."Kapten Toro, apa yang terjadi?" Mata Misandari berkedut karena merasa agak gelisah."Nona Misandari, tenang saja. Bagaimanapun juga, tempat ini sudah berusia lebih dari seribu tahun, wajar saja kalau mekanismenya agak macet. Tunggu sebentar lagi, agak segera bergerak lagi," kata Toro sambil tersenyum. Dia sudah sering mengalami kejadian seperti ini sebelumnya. Bahkan ada mekanisme jebakan yang rusak karena sudah tua, sehingga tidak bereaksi meskipun sudah diaktifkan.Namun, dilihat dari bahan pintu perunggu itu, mekanisme di dalamnya seharusnya tidak rusak dan paling-paling hanya tidak begitu lancar saja. Lagi pula, tadi semua orang memukul dan menggunakan bahan peledak, sehingga pasti berpengaruh pada pin
"Hah?" Melihat pintu perunggu yang hancur berkeping-keping, semua orang yang berada di lokasi itu terkejut. Mata mereka membelalak dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Mereka tidak menyangka pintu yang tadinya tak tergoyahkan meskipun sudah diledak, malah hancur hanya dengan satu pukulan Luther.Tanpa gerakan yang berlebihan dan kekuatan yang mengejutkan, hanya satu pukulan Luther yang biasa saja sudah bisa membuat pintu perunggu itu sudah langsung hancur. Sungguh sulit dipercaya."Bagaimana ... mungkin?" kata Toro dengan mata yang membelalak dan ekspresi yang terlihat sangat terkejut.Perlu diketahui, sebelumnya ada puluhan orang yang bergantian memukul pintu itu dengan senjata dan bahkan meledakkannya dengan bahan peledak, tetapi pintu itu tetap tidak bergerak. Namun, Luther berhasil menghancurkan pertahanan tak tergoyahkan itu hanya dengan satu pukulan saja. Benar-benar mengejutkan!"Astaga! Orang ini sebenarnya monster apa?" kata Mina sambil menutup mulutnya dengan terkejut
Dibandingkan dengan orang-orang di sekitar yang gembira, Misandari malah mengernyitkan alis dan tatapannya terlihat sangat kecewa. Saat tahu Mutiara Sudama bereaksi, dia sangat berharap sumber energi naga tersembunyi di dalam istana bawah air ini. Namun, setelah mencari ke mana-mana, yang ditemukan hanya beberapa harta saja dan tidak ada tanda-tanda sumber energi naga.Setelah berusaha begitu keras, ternyata hasilnya malah sia-sia. Bagi Misandari, hasil ini jelas tidak bisa diterima."Luther, apa Mutiara Sudama bereaksi?" tanya Misandari setelah menoleh, seolah-olah teringat sesuatu."Ada dan reaksinya sangat kuat," jawab Luther sambil menganggukkan kepala."Harta-harta yang ikut dikuburkan ini memang berharga, tapi harusnya nggak termasuk harta langka, 'kan? Kenapa reaksi Mutiara Sudama begitu kuat?" tanya Misandari yang merasa aneh.Misandari sudah memeriksa harta-harta di dalam kedua peti mati perunggu itu. Bagi orang biasa, harta itu cukup hidup nyaman seumur hidup. Namun baginya,
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru