"Lancang! Kamu pikir kamu ini siapa? Berani-beraninya sewenang-wenang!" Melihat tunangannya diancam, Omri tidak bisa menahan amarahnya.Awalnya, dia berniat untuk menyelesaikan masalah ini tanpa pertikaian, tetapi orang-orang dari Aliansi Mola ini terlalu sombong. Mereka tidak menghormati dan bahkan menantang Sekte Gauta secara terang-terangan, sungguh keterlaluan."Kamu ...."Saat anggota Aliansi Mola hendak berbicara, Hasan malah menghentikannya dan berkata, "Kalian, harta ini hanya benda mati saja, sama sekali nggak berarti kalau dibandingkan dengan nyawa. Kalian pasti mengerti logika ini, 'kan?""Kenapa kalau mengerti?" tanya Omri sambil menyipitkan mata.Hasan berkata dengan tenang, "Kalau mengerti, kalian harusnya menyerahkan harta itu. Setelah mendapatkan harta itu, kami akan segera pergi dan nggak akan menyulitkan kalian. Bagaimana?"Jennie memelotot dan berteriak, "Jangan bermimpi! Meskipun mati, aku juga nggak akan menyerahkan harta ini pada orang-orang licik seperti kalian."
"Hah?" Melihat beberapa orang yang melarikan diri dengan cepat di kejauhan, Omri tertegun sejenak. Dia benar-benar tidak menyangka Jennie dan yang lainnya akan melarikan diri begitu saja, bahkan sama sekali tidak pamit padanya.Meskipun berencana untuk mundur, mereka harusnya memberitahunya sebelumnya. Apa yang mereka lakukan sekarang? Mengkhianati teman?"Kak Omri menghadapi bahaya untuk menyelamatkan para murid Sekte Merpati, tapi mereka malah berbalik dan melarikan diri. Benar-benar sekelompok orang yang nggak tahu berterima kasih," kata Toro yang bersembunyi di kegelapan yang tidak jauh dari sana sambil menggelengkan kepala."Hati manusia memang sulit ditebak. Sepertinya tunangan Kak Omri ini juga bukan orang baik.""Kasihan Kak Omri. Demi beberapa orang tak tahu berterima kasih ini, dia malah terjebak dalam situasi ini."Semua orang mulai membahas hal itu. Konon, Sekte Gauta dan Sekte Merpati memiliki hubungan yang baik, Omri dan Jennie juga memiliki ikatan pertunangan. Secara log
Omri dan rombongannya segera mengikuti suara teriakan itu. Begitu tiba di lokasi, mereka melihat Jennie sudah dikepung oleh para anggota Aliansi Mola.Para murid Sekte Merpati yang sebelumnya sudah tergeletak dalam genangan darah, hanya tersisa Jennie sendirian yang bertahan. Jennie memang sudah terluka dan menghabiskan banyak tenaga, sehingga nasibnya sudah bisa diperkirakan."Saudara-saudaraku, wanita ini cantik sekali, sayang sekali kalau dibunuh. Sebaiknya kita tangkap dia hidup-hidup, hari ini kita bisa bersenang-senang dengannya," teriak seorang pria yang memimpin dengan kedua mata yang bersinar dan terus memperhatikan tubuh Jennie."Nggak masalah!" kata sekelompok anggota Aliansi Mola sambil tersenyum jahat dan ekspresi mereka penuh dengan niat jahat.Murid pertama dari Sekte Merpati adalah wanita cantik yang terkenal di dunia persilatan. Jika mereka bisa menikmati tubuh Jennie, tidak sia-sia mereka mengambil risiko nyawa untuk datang ke sini."Dasar nggak tahu malu! Aku akan me
Terdengar suara jeritan kesakitan berganti-ganti. Selain pria yang memimpin yang memiliki kekuatan luar biasa hingga mampu semua panah yang memelesat ke arahnya, anggota Aliansi Mola lainnya terjatuh ke dalam genangan darah."Sialan! Berani-beraninya kalian membunuh anggota Aliansi Mola. Kalian tunggu saja, masalah hari ini belum selesai!" kata pria yang memimpin itu dengan ekspresi ganas, lalu segera melarikan diri."Kak Omri, jangan biarkan dia lari!" teriak Jennie dengan segera."Berengsek, jangan lari!" Tanpa berpikir panjang, Omri langsung mengejar dan bertarung dengan pria yang memimpin itu.Sebagai ketua tim di Aliansi Mola, kemampuan pria yang memimpin itu cukup kuat. Namun, dibandingkan dengan Omri yang merupakan genius dari Sekte Gauta, pria itu masih kalah.Setelah bertarung untuk beberapa saat, Omri yang hampir saja melukai lengannya akhirnya berhasil menjatuhkan pria itu ke tanah. Dia menahan pria itu dengan mengarahkan pedang panjang di tenggorokan pria itu hingga tidak b
Para murid Sekte Gauta memang tidak puas dengan tindakan Jennie, tetapi mereka akhirnya menahan diri karena menghormati Omri.Dengan perlindungan Omri, Jennie pun akhirnya bergabung dalam kelompok dengan aman."Jennie, aku perkenalkan padamu sebentar. Ini adalah Nona Misandari, orang yang cantik dan baik hati. Tadi berkat bantuan dari Nona Misandari untuk mengusir orang-orang dari Aliansi Mola, kita baru bisa selamat," kata Omri memperkenalkan Misandari pada Jennie.Jennie memberi hormat pada Misandari dan berkata dengan penuh rasa terima kasih, "Terima kasih, Nona Misandari. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Setelah kembali ke sekte nantinya, aku pasti akan melaporkannya pada ketua sekte agar dia memberikanmu penghargaan yang layak."Misandari tersenyum dengan lembut. "Nona Jennie terlalu sungkan. Kamu adalah tunangan Kak Omri, berarti kamu adalah teman kami juga. Membantumu adalah hal yang wajar.""Nona Misandari, bagaimanapun juga, Sekte Gauta dan Sekte Merpati berutang bud
"Tempat harta? Tempat harta seperti apa?"Begitu mendengar perkataan Jennie, semua orang langsung bersemangat. Tujuan mereka masuk ke oasis ini memang untuk mencari harta. Namun, mereka bukan hanya belum menemukan apa pun sampai sekarang, malahan banyak yang kehilangan nyawa. Sekarang mereka mendengar ada tempat harta, mereka tentu saja sangat antusias."Sebenarnya, aku berencana untuk menjelajah tempat harta ini setelah pasukan bantuan dari Sekte Merpati tiba," kata Jennie dengan ragu-ragu, berpura-pura untuk kesulitan."Nona Jennie, kita nggak boleh melewatkan kesempatan ini. Kalau menunggu pasukan bantuan dari Sekte Merpati tiba, mungkin tempat itu sudah dijelajahi orang lain," kata Toro yang mulai tergesa-gesa. Dia akhirnya mendapat kesempatan untuk mendapat harta, dia tentu saja enggan untuk melewatkannya."Benar. Nona Jennie, sekarang kita berada di pihak yang sama, aku rasa sebaiknya kamu jujur saja agar kita bisa pergi mencari harta itu bersama-sama dan membagi rata harta itu.
"Kenapa?" Perubahan yang aneh pada Luther segera menarik perhatian Misandari di sampingnya."Ada respons dari Mutiara Sudama," bisik Luther.Mata Misandari langsung bersinar dan jantungnya berdebar. "Eh? Apa itu sumber energi naga?""Nggak yakin," jawab Luther sambil menggelengkan kepala. Mutiara Sudama memang akan merespons pada beberapa harta aneh, tetapi tidak bisa memastikan harta apakah itu dengan tepat.Oleh karena itu, dia juga tidak bisa memastikan apakah benda yang bersembunyi di danau itu adalah sumber energi naga. Yang pasti, benda itu bukan harta biasa karena mutiara merespons dengan kuat."Bagaimanapun juga, aku harus memastikannya sendiri. Nanti kita akan sesuaikan dengan situasinya, jangan lewatkan petunjuk apa pun," kata Misandari dengan serius. Jika benar-benar ada sumber energi naga di sekitar sana, dia harus mendapatkannya dengan cara apa pun."Mengerti," kata Luther sambil menganggukkan kepala. Tanpa banyak berbicara lagi, dia pun mulai memeriksa dengan cermat. Resp
Jennie tidak menyangka air kembali memenuhi seluruh danau setelah fajar dan menutup seluruh istana itu ke dasar danau. Dia tidak yakin dengan situasi di dalam danau, sehingga dia tidak berani langsung menyelam ke dalamnya."Gadis kecil, kamu yakin ada harta yang bersembunyi di dasar danau ini," tanya Vasuki kembali."Aku sangat yakin, aku bisa bersumpah," kata Jennie dengan ekspresi yakin."Baiklah, kita akan tunggu di sini. Saat malam tiba, kita akan lihat apa yang ada di dasar danau," kata Vasuki sambil menganggukkan kepala."Senior Vasuki, kenapa kita harus menunggu sampai malam? Bukankah lebih baik sekarang kita menyelam ke danau untuk memeriksanya?" saran Toro. Semua orang tahu para monster akan beraktivitas pada malam harinya. Meskipun saat ini situasinya tenang, mungkin saja akan muncul berbagai monster di sekitar danau begitu malam tiba. Pada saat itu, situasinya akan berbahaya."Air danau ini sangat dalam, nggak terlihat dasarnya. Kalau kita turun sekarang, kita nggak akan bis
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban