Terdengar suara jeritan kesakitan berganti-ganti. Selain pria yang memimpin yang memiliki kekuatan luar biasa hingga mampu semua panah yang memelesat ke arahnya, anggota Aliansi Mola lainnya terjatuh ke dalam genangan darah."Sialan! Berani-beraninya kalian membunuh anggota Aliansi Mola. Kalian tunggu saja, masalah hari ini belum selesai!" kata pria yang memimpin itu dengan ekspresi ganas, lalu segera melarikan diri."Kak Omri, jangan biarkan dia lari!" teriak Jennie dengan segera."Berengsek, jangan lari!" Tanpa berpikir panjang, Omri langsung mengejar dan bertarung dengan pria yang memimpin itu.Sebagai ketua tim di Aliansi Mola, kemampuan pria yang memimpin itu cukup kuat. Namun, dibandingkan dengan Omri yang merupakan genius dari Sekte Gauta, pria itu masih kalah.Setelah bertarung untuk beberapa saat, Omri yang hampir saja melukai lengannya akhirnya berhasil menjatuhkan pria itu ke tanah. Dia menahan pria itu dengan mengarahkan pedang panjang di tenggorokan pria itu hingga tidak b
Para murid Sekte Gauta memang tidak puas dengan tindakan Jennie, tetapi mereka akhirnya menahan diri karena menghormati Omri.Dengan perlindungan Omri, Jennie pun akhirnya bergabung dalam kelompok dengan aman."Jennie, aku perkenalkan padamu sebentar. Ini adalah Nona Misandari, orang yang cantik dan baik hati. Tadi berkat bantuan dari Nona Misandari untuk mengusir orang-orang dari Aliansi Mola, kita baru bisa selamat," kata Omri memperkenalkan Misandari pada Jennie.Jennie memberi hormat pada Misandari dan berkata dengan penuh rasa terima kasih, "Terima kasih, Nona Misandari. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Setelah kembali ke sekte nantinya, aku pasti akan melaporkannya pada ketua sekte agar dia memberikanmu penghargaan yang layak."Misandari tersenyum dengan lembut. "Nona Jennie terlalu sungkan. Kamu adalah tunangan Kak Omri, berarti kamu adalah teman kami juga. Membantumu adalah hal yang wajar.""Nona Misandari, bagaimanapun juga, Sekte Gauta dan Sekte Merpati berutang bud
"Tempat harta? Tempat harta seperti apa?"Begitu mendengar perkataan Jennie, semua orang langsung bersemangat. Tujuan mereka masuk ke oasis ini memang untuk mencari harta. Namun, mereka bukan hanya belum menemukan apa pun sampai sekarang, malahan banyak yang kehilangan nyawa. Sekarang mereka mendengar ada tempat harta, mereka tentu saja sangat antusias."Sebenarnya, aku berencana untuk menjelajah tempat harta ini setelah pasukan bantuan dari Sekte Merpati tiba," kata Jennie dengan ragu-ragu, berpura-pura untuk kesulitan."Nona Jennie, kita nggak boleh melewatkan kesempatan ini. Kalau menunggu pasukan bantuan dari Sekte Merpati tiba, mungkin tempat itu sudah dijelajahi orang lain," kata Toro yang mulai tergesa-gesa. Dia akhirnya mendapat kesempatan untuk mendapat harta, dia tentu saja enggan untuk melewatkannya."Benar. Nona Jennie, sekarang kita berada di pihak yang sama, aku rasa sebaiknya kamu jujur saja agar kita bisa pergi mencari harta itu bersama-sama dan membagi rata harta itu.
"Kenapa?" Perubahan yang aneh pada Luther segera menarik perhatian Misandari di sampingnya."Ada respons dari Mutiara Sudama," bisik Luther.Mata Misandari langsung bersinar dan jantungnya berdebar. "Eh? Apa itu sumber energi naga?""Nggak yakin," jawab Luther sambil menggelengkan kepala. Mutiara Sudama memang akan merespons pada beberapa harta aneh, tetapi tidak bisa memastikan harta apakah itu dengan tepat.Oleh karena itu, dia juga tidak bisa memastikan apakah benda yang bersembunyi di danau itu adalah sumber energi naga. Yang pasti, benda itu bukan harta biasa karena mutiara merespons dengan kuat."Bagaimanapun juga, aku harus memastikannya sendiri. Nanti kita akan sesuaikan dengan situasinya, jangan lewatkan petunjuk apa pun," kata Misandari dengan serius. Jika benar-benar ada sumber energi naga di sekitar sana, dia harus mendapatkannya dengan cara apa pun."Mengerti," kata Luther sambil menganggukkan kepala. Tanpa banyak berbicara lagi, dia pun mulai memeriksa dengan cermat. Resp
Jennie tidak menyangka air kembali memenuhi seluruh danau setelah fajar dan menutup seluruh istana itu ke dasar danau. Dia tidak yakin dengan situasi di dalam danau, sehingga dia tidak berani langsung menyelam ke dalamnya."Gadis kecil, kamu yakin ada harta yang bersembunyi di dasar danau ini," tanya Vasuki kembali."Aku sangat yakin, aku bisa bersumpah," kata Jennie dengan ekspresi yakin."Baiklah, kita akan tunggu di sini. Saat malam tiba, kita akan lihat apa yang ada di dasar danau," kata Vasuki sambil menganggukkan kepala."Senior Vasuki, kenapa kita harus menunggu sampai malam? Bukankah lebih baik sekarang kita menyelam ke danau untuk memeriksanya?" saran Toro. Semua orang tahu para monster akan beraktivitas pada malam harinya. Meskipun saat ini situasinya tenang, mungkin saja akan muncul berbagai monster di sekitar danau begitu malam tiba. Pada saat itu, situasinya akan berbahaya."Air danau ini sangat dalam, nggak terlihat dasarnya. Kalau kita turun sekarang, kita nggak akan bis
Setelah Kusman terjun ke dalam danau, percikan air di danau perlahan-lahan mereda. Semua orang berdiri dan menunggu dengan tenang di tepi danau dengan berbagai tujuan.Danau itu sangat tenang. Airnya berwarna hijau dan sangat sulit untuk melihat ke dalam airnya. Tidak ada ikan ataupun udang di dalamnya, jelas ada yang aneh.Waktu berlalu sedikit demi sedikit dan dalam sekejap lima menit pun berlalu. Namun, danau itu tetap terlihat tenang dan tidak terlihat gelombang sedikit pun. Ketiga orang yang masuk sebelumnya juga menghilang tanpa jejak dan tidak ada pergerakan sedikit pun."Sudah lima menit berlalu, kenapa mereka masih belum muncul juga? Apa mereka berada dalam bahaya?""Nggak mungkin. Kalau benar-benar ada monster di dasar danau, mereka pasti akan melawan. Tapi, sekarang tidak ada gelombang sedikit pun, berarti mereka nggak dalam bahaya.""Kalau nggak dalam bahaya, apa mereka mati tenggelam?"Melihat keadaan danau yang tenang, semua orang mulai berspekulasi tentang apa yang terja
Sejak ikan raksasa itu muncul hingga menelan anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam dan kembali ke dalam air, seluruh proses itu terjadi dengan sangat cepat sampai semua orang tidak sempat bereaksi.Anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam yang dimakan itu pun belum sempat menjerit, sudah langsung menghilang tanpa jejak. Hanya terlihat air danau yang bercampur dengan darah bergejolak keluar dari dasar danau."Hah?" Kusman dan satu anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam yang lainnya langsung terkejut. Mata mereka membelalak dan memandang ke sekeliling dengan ekspresi bingung. Mereka bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi, ke mana rekan mereka pergi, dan mengapa ada darah yang bergejolak dari dasar danau."Kenapa masih bengong saja? Lari!" teriak Toro setelah tertegun sejenak."Lari ... cepat lari!" kata Kusman dan satu anggota timnya setelah tersadar kembali. Tanpa berpikir panjang, mereka menggerakkan kedua tangan serta kaki mereka dengan panik dan segera berenang menuju tepi
Toro langsung tertegun. Melihat kerumunan ikan raksasa yang padat, amarah di hatinya tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan digantikan dengan perasaan terkejut. Dia tidak menyangka ada begitu banyak monster pemangsa manusia yang bersembunyi di danau yang terlihat begitu tenang ini. Jika tahu situasinya seperti ini, dia pasti tidak akan membiarkan anggota timnya masuk ke dalam air."Memang bahaya ada di mana-mana," kata Jennie yang berpura-pura menghela napas.Sebenarnya, Jennie sudah tahu tentang ikan raksasa di dasar danau. Semalam, dia menyaksikan sendiri dua ekor serigala raksasa dimakan oleh ikan-ikan raksasa itu.Tadi dia tidak memberi tahu hal ini karena ingin memaksimalkan keuntungannya. Bagaimanapun juga, makin banyak orang yang mati, makin sedikit orang yang akan berbagi harta dengannya."Ada begitu banyak ikan raksasa, kita nggak mungkin masuk ke dalam air. Kita tunggu saja sampai airnya surut nanti malam." Tanpa banyak berbicara lagi, Misandari segera memerintahkan pengawalnya