"Hm?" Begitu mendengarnya, orang-orang pun kebingungan. Mereka bertatapan, tidak mengerti apa yang terjadi.Situasi macam apa ini? Posisi Raja Atlandia jelas-jelas begitu terhormat dan menjadi incaran. Pada umumnya, para pangeran akan berebutan posisi hingga terjadi perselisihan internal. Lantas, kenapa kali ini berbeda?Gerald dan Huston bukan hanya tidak berebutan, bahkan berinisiatif menyerah, seolah-olah takhta tidak ada apa-apanya di mata mereka. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Saat ini, baik pendukung Gerald ataupun pendukung Huston, semuanya hanya bisa terperangah dan tidak tahu harus mengatakan apa. Mereka sibuk berdebat, tetapi kedua bersaudara ini malah sama-sama menolak."Kak, bukannya kita sudah sepakat waktu itu? Kamu jadi raja dan aku jadi jenderal. Kenapa tiba-tiba berubah?" tanya Huston dengan agak kesal."Sejak kapan kita sepakat? Aku nggak menyetujui permintaanmu. Aku sudah terbiasa hidup bebas, nggak suka dikekang orang. Takhta ini hanya akan menjadi
Meskipun demikian, Jayden tidak berani melontarkan sepatah kata pun. Meskipun Gerald dan Huston menolak mewarisi takhta, posisi itu jelas bukan untuknya. Jika tidak, Jayden hanya akan berakhir seperti Yusuf."Sudahlah! Dasar anak kurang ajar! Aku menyuruh kalian mewarisi takhta, tapi kalian seperti akan menerima hukuman saja! Memangnya sesulit itu mewarisi takhta?" bentak Walter. Sikap kedua putranya membuatnya cukup kesal. Memalukan sekali."Aku benar-benar nggak tertarik, jadi untuk Huston saja," ujar Luther sambil mengedikkan bahunya."Aku nggak sanggup memikul tanggung jawab sebesar itu, jadi harus Kak Gerald yang menjadi raja," ucap Huston dengan tegas."Tutup mulut kalian!" Walter sontak menggebrak meja. Dia menghardik, "Aku yang akan membuat keputusan! Kalian nggak boleh menolak! Kalau bukan karena kesehatanku menurun, mana mungkin kalian berkesempatan menjadi raja secepat itu!"Ketika melihat Walter marah, Huston pun tidak berani bersuara lagi. Akan tetapi, ekspresinya yang ker
"Orang-orangmu nggak akan bisa membantu. Selain itu, aku sudah berjanji padanya. Aku nggak boleh ingkar janji," sahut Luther.Luther memiliki Mutiara Sudama, jadi peluang untuk menemukan sumber energi naga lebih besar. Kalau itu orang lain, mereka tidak akan tahu harus memulai dari mana."Oke, kamu boleh mencari sumber energi naga. Terus, gimana setelah tugasmu itu selesai?" tanya Walter."Nanti baru dipikirkan, soalnya aku belum membuat rencana," sahut Luther sambil menggeleng."Kalau begitu, biar aku yang buat rencana saja untukmu. Setelah tugasmu selesai, kamu harus mewarisi takhta. Aku akan mengatur semuanya untukmu, jadi kamu nggak perlu mencemaskan apa pun," ucap Walter dengan ekspresi serius."Sudah kubilang, aku nggak mau jadi raja," tolak Luther lagi."Kamu putraku. Siapa lagi yang bisa jadi raja selain kamu? Masa kamu membiarkan Huston mewarisi takhta?" tanya Walter dengan kesal."Huston berbakat. Kenapa nggak?" balas Luther."Huston memang berbakat, tapi dia cuma bisa menjad
"Ya sudah. Sekarang sudah malam. Kamu istirahat saja." Walter melambaikan tangannya dengan ekspresi lelah.Walter memilih Gerald untuk mewarisi takhta karena tahu kemampuannya, juga karena merasa bersalah kepadanya. Dia ingin menebus kesalahannya kepada Gerald.Sayangnya, putranya tidak memiliki ambisi apa pun. Gerald tidak berpikir untuk menjadi penguasa dunia. Itu sebabnya, Walter tidak ingin memaksa lagi.Walter yakin masa hidupnya tidak lama lagi. Dia hanya berharap kedua putranya hidup damai dan bahagia. Adapun sisanya, dia tidak ingin memikirkannya lagi.Luther membuka mulutnya, tetapi tidak berbicara lagi. Pada akhirnya, dia bangkit dan pergi. Untuk sekarang, dia belum memiliki kesadaran seorang raja.Di mata orang lain, Raja Atlandia adalah pemegang kekuasaan besar, mewakili kemuliaan serta kejayaan, juga merupakan eksistensi yang berada di puncak dunia.Namun di mata Luther, posisi ini terlalu berat. Begitu menjabat, dia harus memikul tanggung jawab besar. Ketika saat itu tiba
Alasannya adalah karena Luther sangat membenci pengkhianat dan berpikir orang-orang yang bermuka dua seperti ini harus dihukum dengan tegas. Setelah menangani lima orang itu, para perwira yang mengikuti aksi pengkhianatan itu pun diturunkan pangkatnya, direkrut, dan bahkan ada yang dipenjara. Keputusan itu bergantung pada apakah mereka menyerah secara inisiatif atau terpaksa.Saat sedang menangani pemberontak itu, Luther juga mengirim Fuso beserta Pasukan Naga Terbang menuju lokasi gudang harta karun yang tertera di peta harta karun milik Paviliun Lingga. Seluruh prosesnya berjalan dengan sangat lancar.Meskipun Paviliun Lingga memiliki para ahli yang menjaga, mereka tetap bukan apa-apanya di hadapan Fuso yang seorang ahli tingkat grandmaster. Dia bisa memusnahkan sisa-sisa Paviliun Lingga dengan mudah dan mengangkat seluruh harta dari gudang itu kembali ke Atlandia.Harus diakui, apa yang dikatakan Bahran memang benar. Harta karun di dalam gudang itu benar-benar menumpuk sampai kediam
Setelah makan siang, Luther tiba-tiba menerima telepon dari Misandari yang mengatakan ada urusan yang perlu dibicarakan dan mengatur untuk bertemu di kediaman lama di sebelah barat kota.Kediaman lama di barat kota itu sudah dibeli Luther dan digunakan khusus untuk melatih mata-mata. Para gadis yang sebelumnya dicelakai Preston bertekad penuh untuk bergabung dengan kubu mata-mata Atlandia. Impian mereka adalah agar tidak ada orang yang menderita seperti mereka lagi. Dia sangat mengagumi impian mereka yang mulia ini, sehingga dia mendukung mereka.Setelah dilatih oleh Sutomo, para gadis ini sudah bergabung dengan kubu mata-mata. Namun, untuk benar-benar menjalankan misi, mereka harus dilatih setidaknya tiga tahun lagi.Luther sangat berharap jasa para gadis itu tidak akan diperlukan seumur hidupnya, yang berarti dunia tetap damai. Hanya pada saat ada ancaman saja, para mata-mata ini baru akan bertindak dan sebagian besar misinya akan sangat berbahaya.Setengah jam kemudian, Luther sudah
Setelah kembali ke kediaman Raja Atlandia, Luther tidak mengejutkan siapa pun. Dia menulis dua surat yang satunya ditaruh di ruang kerja Walter dan satunya lagi di kamar tidur Huston. Dua surat ini dianggap sebagai pamit sebelum dia berangkat. Dia tidak mahir menangani masalah perasaan, sehingga kadang-kadang pergi dengan diam-diam adalah pilihan yang lebih baik.Saat senja tiba, Luther naik mobil Misandari dan langsung menuju gurun di barat daya. Gurun terbesar di barat daya disebut Gurun Maut karena situasi lingkungannya yang keras dan penuh bahaya. Hampir semua orang yang tersesat di sana pasti akan mati di sana, sehingga mereka menamai gurun itu begitu.Meskipun Gurun Maut ini sangat berbahaya, ada berbagai harta karun dan bahkan tambang emas yang tersembunyi di dalam. Oleh karena itu, sering ada tim penjelajah yang mempertaruhkan nyawanya untuk mencari keberuntungan di sana. Jika beruntung, mereka mungkin akan menemukan harta karun dan langsung menjadi kaya dalam semalam. Jika tid
Kendaraan bergerak dengan cepat dan sangat stabil. Keesokan harinya, Luther, Misandari, dan yang lainnya akhirnya tiba di daerah pinggiran Gurun Maut.Di pinggiran Gurun Maut, terdapat sebuah desa yang cukup besar dan memiliki sekitar lima hingga enam ratus rumah. Desa ini memiliki penginapan, pompa bensin, pasar swalayan, dan lainnya. Meskipun tidak besar, desa ini memiliki semua kebutuhan dasar.Bagi tim penjelajah, desa ini adalah tempat persinggahan yang sangat penting, terutama pada saat kritis. Baik orang yang akan masuk ataupun keluar dari gurun itu, akan berhenti di desa ini untuk istirahat dan mendapatkan informasi. Perlu diketahui, harga barang di desa ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan di luar karena kesulitan dalam pengiriman barang ke desa ini.Setelah memasuki desa, konvoi Misandari akhirnya berhenti di depan sebuah penginapan desa yang bernama Penginapan Harapan. Dahulu, penginapan ini adalah sebuah sekolah dasar yang telah direnovasi, sehingga memiliki cukup banya