"Aku benar-benar nggak bisa! Kak, takhta ini milikmu!" kata Huston dengan agak panik."Sudahlah, masalah takhta ini kita bicarakan lagi nanti, sekarang kita sedang menghadapi masalah dari dalam dan luar Atlandia. Sekarang yang paling penting adalah menyelesaikan semua masalah ini dulu." Luther mengalihkan topik pembicaraannya."Kak, asalkan kamu mau menanganinya, aku pasti akan mendukungmu sepenuhnya!" kata Huston dengan ekspresi serius.Luther menggelengkan kepala dan berkata, "Sekarang aku masih nggak boleh tampil di depan umum. Jayden dan kelompoknya masih nggak tahu aku sudah kembali ke Atlandia, jadi mereka nggak waspada. Kalau mereka merencanakan sesuatu, aku bisa segera bertindak tepat waktunya. Selain itu, sisa-sisa Paviliun Lingga masih bersembunyi, aku harus mencari kesempatan untuk menangkap semuanya sekaligus."Huston segera mengerti maksud Luther dan berkata, "Ternyata begitu. Aku mengerti. Urusan di istana ini serahkan saja padaku, intrik yang bersembunyi itu biar Kakak y
"Maksudmu, ada orang yang menginstruksikan empat Amangkurat itu untuk memberontak secara bersamaan?" kata Haruna sambil mengernyitkan alis.Huston berkata dengan ekspresi serius, "Betul. Saat ini, di seluruh Atlandia ini, hanya ada satu orang yang bisa membuat empat Amangkurat ini tunduk.""Jayden!" seru Haruna.Huston menganalisis sambil menyipitkan mata, "Paman Jayden ini sangat ambisius dan licik. Dia ingin memanfaatkan tangan empat Amangkurat ini untuk memaksa kita menyerahkan lambang militer. Kalau kita nggak menurut, empat Amangkurat itu akan memberontak dan memaksa kita mengirim pasukan untuk membasmi mereka, lalu dia akan mengganggu rencana kita dan membuat kita gagal. Begitu kita gagal, kekuasaan istana akan terkena dampaknya.""Saat rakyat mulai mengeluh, dia akan muncul sebagai penyelamat rakyat dari bencana dan menaklukkan empat Amangkurat. Pada saat itu, dia akan mendapat dukungan dari rakyat untuk menjadi raja di hati rakyat. Siapa pun yang mendapat dukungan dari rakyat,
Kota Sangul adalah kota perbatasan di Atlandia dan juga wilayah kekuasaan Amangkurat Kedamaian, Arafu. Dia adalah seorang jenderal yang sudah bertarung bersama Walter selama bertahun-tahun dan memperoleh banyak prestasi. Setelah diberi gelar Amangkurat Kedamaian, dia bertanggung jawab menjaga perbatasan. Selama bertahun-tahun ini, dia sudah bekerja dengan sangat baik.Pada saat itu, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di depan gerbang kediaman Amangkurat Kedamaian.Huston memperkenalkan dengan singkat, "Kak, ini adalah kediaman Amangkurat Kedamaian, Arafu. Arafu adalah orang yang setia dan berani. Dia sudah mengelola Kota Sangul selama bertahun-tahun dengan penuh tanggung jawab.""Siapa yang berani berkeliaran di luar?" Dua pengawal yang menjaga gerbang kediaman segera menyadari ada yang aneh dan langsung berteriak.Huston yang maju terlebih dahulu dan menunjukkan tokennya, lalu berkata dengan tenang, "Aku adalah putra bungsu Raja Atlandia, Huston.""Pangeran Huston?" Setelah melihat
Rencana Huston sangat sederhana yaitu menawarkan jalan damai sebelum menggunakan kekuatan militer dengan fokus utamanya untuk membujuk lawan menyerah dan merekrut kembali. Jika keempat Amangkurat yang memberontak itu bersedia tunduk, istana akan memaafkan mereka dan memastikan kekuasaan mereka tetap utuh. Jika tidak, satu-satunya jalan adalah menggunakan kekuatan militer untuk menekan pemberontakan ini. Pada saat itu, istana akan bekerja sama dengan empat Amangkurat lainnya dan berbagai kekuatan di Atlandia untuk membunuh pemberontak. Jika perang tidak bisa dihindari, perang kilat adalah pilihan terbaik.Setelah mendengar rencana Huston, Arafu menganggukkan kepala dan berkata dengan serius, "Aku bisa punya kekuasaan hari ini semuanya berkat ayahmu. Jangankan mengerahkan pasukan untuk menekan pemberontakan, meskipun harus mengorbankan nyawaku pun aku akan melakukannya.""Paman Arafu terlalu berlebihan. Dengan dukunganmu, kami pasti bisa melewati kesulitan ini," kata Huston."Ini adalah
Huston berbicara dengan tegas dan penuh emosi. Jika Atlandia kacau, Delapan Amangkurat, para pejabat tinggi, dan bahkan puluhan juta rakyat pun tidak akan selamat. Siapa pun yang tinggal di Atlandia yang memiliki perasaan terhadap keluarga dan negara harusnya tidak akan tinggal diam."Pangeran Huston, logikanya memang seperti ini, tapi aku ini pengecut dan takut terkena masalah. Jadi, aku selalu berpikir dua kali sebelum bertindak. Bagaimana kalau pasukanku habis semuanya saat memberantas pemberontak?" Sepertinya Rajib masih ragu-ragu."Paman Rajib, aku janji istana pasti akan memberimu kompensasi dua kali lipat untuk kerugianmu setelah masalah ini selesai," kata Huston dengan serius. Dia tentu saja mengerti maksud perkataan Huston itu untuk memanfaatkan kesempatan mencari keuntungan. Bagaimanapun juga, Rajib mempertaruhkan segalanya, kerugian Rajib akan besar jika gagal. Oleh karena itu, Rajib bisa berpikir seperti ini juga bisa dimaklumi."Pangeran Huston, bukannya aku nggak memercay
"Cepat bawa kertas dan pulpen!" Rajib yang sudah tidak sabar langsung memerintah bawahannya untuk mengambil peralatan tulis dan siap untuk membuat perjanjian pernikahan. Kesempatan seperti ini sungguh sangat berharga untuk dilewatkan. Setelah menikah dengan keluarga kerajaan, putrinya adalah calon ratu dan cucunya kemungkinan besar akan menjadi Raja Atlandia selanjutnya. Taruhan ini akan mendatangkan keuntungan yang besar."Tunggu! Pangeran, ini adalah urusan penting, harus dipertimbangkan dengan hati-hati!" Luther segera memperingatkan Huston."Eh?" Rajib mengernyitkan alisnya karena merasa kesal. Seorang pengawal kecil saja berani ikut campur dalam urusan ini, benar-benar tidak tahu diri. Jika orang ini adalah bawahannya, dia pasti sudah menghukumnya."Nggak perlu banyak bicara lagi, aku sudah memutuskan."Huston menoleh untuk melihat Luther dan berkata sambil tersenyum, "Putri Paman Rajib cantik dan berbudi luhur, bisa menikahinya adalah keberuntunganku. Kesempatan bagus ini nggak m
Keesokan paginya, di Kota Nanto. Luther dan Huston tidak tidur semalaman dan bergegas tiba di Kota Nanto dalam waktu yang paling singkat.Kota Nanto adalah wilayah yang dikendalikan oleh Amangkurat Perjuangan, Firus. Kota ini adalah kota terbesar di antara empat Amangkurat di selatan serta memiliki kekuatan militer terbesar kekuatan ekonomi yang paling kuat. Namun, Firus adalah orang dengan kepribadian yang kasar dan temperamental. Jika sedang marah, terkadang bahkan Walter pun tidak akan dihormatinya. Oleh karena itu, Huston tidak yakin bisa membujuknya."Kak, kita sudah sampai di kediaman Amangkurat Perjuangan."Saat mobil berhenti di kediaman Amangkurat Perjuangan, Huston dan Luther langsung keluar dari mobil."Ini sudah hari kedua. Berita tentang kamu meninggalkan istana mungkin nggak bisa ditutupi lagi, kita harus bergerak lebih cepat," peringatan Luther.Huston menganggukkan kepala. "Aku mengerti. Firus ini memang orang yang sulit untuk diajak bicara, tapi dia bukan orang yang ng
Setelah menyapu sekelilingnya dengan tombak, hanya tersisa Firus saja yang masih berdiri di arena latihan itu."Kalian benar-benar makin lemah saja, berlatihlah lebih keras lagi. Mengerti?" marah Firus."Siap!" jawab para pengawal sambil berlutut."Baiklah, kalian pergi saja," kata Firus sambil melambaikan tangannya sebagai isyarat agar semua pengawal itu pergi, lalu berbalik dan menatap Huston dan yang lainnya."Teknik tombak Paman Firus luar biasa, nggak ada yang bisa menandinginya di seluruh Atlandia ini. Aku sangat kagum!" Huston yang menyapa terlebih dahulu."Pangeran Huston, aku tahu kamu nggak mungkin datang jauh ke sini tanpa alasan. Apa ada instruksi yang ingin dibicarakan?" kata Firus sambil mengambil handuk dan mulai mengelap keringatnya."Aku nggak berani memberi instruksi, aku hanya ingin meminta bantuan," kata Huston sambil memberi hormat."Apa ini tentang ayahmu?" Firus terlihat tidak terkejut, seolah-olah sudah menduga hal ini."Paman Firus sudah tahu?" kata Huston samb
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru