Lima ratus prajurit elite itu langsung melompat turun dari mobil dan menyerbu ke depan. Saat ini, gerbong truk dibuka dari samping dan terlihat sekelompok orang turun. Semuanya bertopeng dan berpakaian hitam, juga memegang senjata. Dari aura yang dipancarkan, jelas semuanya adalah ahli bela diri."Maju!" Pria bertopeng di atas truk memberi instruksi. Saat berikutnya, sekelompok orang itu maju tanpa ragu sedikit pun.Dengan demikian, pertarungan sengit dimulai. Pasukan Yogi lebih banyak dan terlatih sehingga memperlihatkan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan tempur pihak lawan juga tidak kalah. Mereka bukan hanya kompak, tetapi juga kejam. Kekuatan kedua belah pihak hampir setara."Dewan militer?" Setelah mengamati dengan saksama, Yogi mendapati ada yang aneh. Jelas, para pembunuh bertopeng ini adalah ahli bela diri yang dipilih dengan cermat. Jika hanya pesilat biasa, mereka tidak mungkin sekompak ini. Hanya pesilat yang telah menjalani pelatihan resmi yang bisa mencapai level seperti i
Saat ini, di bawah Gunung Talaka, teriakan histeris terdengar di mana-mana. Luther menjatuhkan lawan-lawannya dengan kekuatan tak terbendung. Hanya dengan satu tebasan pedang, dia bisa menjatuhkan belasan orang.Akan tetapi, tidak peduli sekuat apa pun Luther, jumlah pasukan di sekitar masih tidak berkurang, melainkan menjadi makin banyak.Meskipun para prajurit itu hanya berdiri diam di tempat, Luther setidaknya membutuhkan 3 hari 3 malam untuk menghabisi mereka semua. Apalagi, mereka adalah prajurit elite yang memiliki pertahanan kuat.Sekuat apa pun Luther, dia tidak mungkin membantai semuanya sendirian. Dia adalah manusia dan bukan robot yang tidak kenal lelah. Setiap tebasan yang dikerahkan pasti akan menguras energinya.Tidak masalah jika dalam waktu singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuatan Luther akan melemah hingga akhirnya dia mati kelelahan."Huh! Mari kita lihat, sampai kapan kamu bisa bertahan?" cela Roman yang berdiri di kejauhan untuk menyaksikan semuanya. Lagi
Buk, buk, buk .... Tidak lama setelah beberapa pesilat wanita itu jatuh, pesilat lainnya juga tidak sadarkan diri. Keanehan ini terus terjadi hingga akhirnya situasi menjadi agak di luar kendali.Sejumlah besar pasukan menunjukkan gejala keracunan yang sama. Kabut putih itu seperti angin kencang yang menyapu dedaunan. Hanya dalam beberapa menit, hampir setengah pasukan jatuh pingsan."Apa yang terjadi? Kenapa mereka semua terjatuh?" Kedelapan komandan itu menyadari ada yang tidak beres. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan."Ada racun! Kabut beracun! Hati-hati!" Seorang prajurit berteriak, tetapi sayangnya semua sudah terlambat. Ada makin banyak prajurit yang kehilangan kesadaran diri. Jika situasi seperti ini terus berlanjut, pasukan mereka akan habis."Cepat makan Pil Penawar Racun!" seru kedelapan komandan itu. Tim medis selalu menyediakan beberapa macam obat yang bisa menetralisasi racun. Akan tetapi, obat itu tidak akan cukup untuk pasukan sebanyak ini. Hanya saja, ini lebih baik
Charlotte menunggangi seekor elang raksasa hitam dan berputar-putar di udara. Sepasang mata yang tajam dan dingin itu menatap semua orang yang berada di bawah.Karena Anderson berhasil menyingkirkan kabut beracun, hanya setengah pasukan yang tumbang. Tentunya, Charlotte bisa menjatuhkan sisanya dengan mudah. Sekte Sihir tidak pernah takut pada kesenjangan jumlah saat bertarung."Charlotte?" Luther cukup terkejut melihat gadis itu. Dia tidak menyangka Charlotte akan menjadi orang pertama yang datang untuk membantunya."Paman, kamu baik-baik saja?" tanya Charlotte dari udara."Nggak apa-apa, aku masih bisa bertahan kok," sahut Luther sambil tersenyum. Dia mengeluarkan pil dan memasukkan ke mulutnya.Energi Luther terkuras cukup banyak karena pertarungan tadi. Baik itu energi sejati atau kekuatan fisiknya, semua perlu diisi ulang. Untungnya, Luther selalu membawa berbagai pil sehingga dia bisa menutupi kekurangan ini."Gadis Kecil, siapa kamu? Berani sekali kamu ikut campur urusan kami!"
Bola hitam yang dilempar oleh Charlotte jauh lebih berbahaya daripada kabut putih sebelumnya. Kabut putih termasuk racun kronis. Setelah terkena racun itu, orang akan menjadi lemas dan jatuh pingsan. Jika mendapat pertolongan tepat waktu, nyawa orang itu masih bisa diselamatkan.Namun, hal ini berbeda untuk kabut hitam. Sifat korosif yang kuat bisa membuat manusia berubah menjadi mayat dalam hitungan detik. Mereka akan berakhir mengenaskan."Dasar siluman!" Roman menatap Charlotte sambil menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Hanya dengan satu bola racun, wanita ini berhasil membunuh ratusan prajurit elitenya. Hasil seperti ini benar-benar mengerikan. Jika Charlotte melemparkan beberapa bola beracun lagi, bukankah 99% pasukan ini akan mati?"Gimana? Sekarang sudah tahu kehebatanku, 'kan?" Charlotte yang menunggang elang berteriak dengan arogan, "Kalau tahu diri, segera tinggalkan tempat ini. Kalau nggak, aku akan melempar bola beracun lagi. Kujamin kalian semua akan mati di sini
Setelah pasukan lebih tenang, Anderson melirik ke arah langit dan berkata dengan dingin, "Bocah, aku yakin racunmu nggak akan bisa membunuh semua orang di sini. Kalau kamu memang hebat, lemparkan saja semua bola racunmu itu.""Kamu nggak peduli pada bawahanmu?" tanya Charlotte yang mengernyit. Dia menyiapkan banyak jenis racun, tetapi jumlahnya tidak akan cukup. Apalagi racun korosif itu yang hanya tersisa 3 buah. Musuh tidak akan terbunuh semuanya meskipun dia melemparkan ketiga bola racun itu.Itu sebabnya, Charlotte melontarkan berbagai ancaman untuk membuat para prajurit takut. Tanpa diduga, Anderson malah begitu kejam. Pria tua ini sama sekali tidak peduli pada nyawa para prajurit."Mereka semua adalah pahlawan yang nggak takut mati. Aku yakin mereka bersedia berkorban demi menyelesaikan misi," sahut Anderson."Benar!" Roman berteriak, "Hei, sebaiknya jangan ikut campur urusan orang! Kalau tahu diri, cepat tinggalkan tempat ini! Kalau nggak, kamu hanya akan mati hari ini!""Huh! D
Charlotte berbalik, lalu mendapati Anderson dan lainnya masih berada di tengah-tengah kabut. Karena tidak bisa melihat dengan jelas, mereka kesulitan membedakan arah."Hati-hati!" Ekspresi Luther berubah drastis. Dia segera mengadang di hadapan Charlotte. Energi sejatinya memancar ke luar untuk membentuk perisai pelindung.Whoosh! Saat berikutnya, panah hitam yang tajam menembus langit dan mengenai tubuh si elang sebelum akhirnya mendarat di perisai Luther.Krek! Perisai hancur. Kekuatan yang dahsyat itu membuat Luther dan Charlotte terpental. Adapun si elang, dia meraung kesakitan dan akhirnya mati."Elangku!" seru Charlotte dengan terkejut. Elang ini adalah tunggangan Wanita Suci Sekte Sihir, juga peninggalan ibunya. Dia sangat menyayangi elang ini, bahkan menganggapnya sebagai teman. Tanpa diduga, dia malah harus kehilangan elangnya di sini.Whoosh! Panah kedua memelesat lagi dari hutan. Serangan kali ini lebih cepat dan kuat, bahkan mengandung kekuatan destruktif yang mengerikan."
Ketika melihat senyuman lugu Edran, Luther seketika merasa sangat risau. Anderson sudah begitu sulit untuk dihadapi dan sekarang muncul Edran lagi.Edran sudah menjabat bertahun-tahun. Bukan hanya kekuatannya yang luar biasa, dia juga terkenal akan kekejamannya. Jika ada yang berani menentang perintah, mereka akan ditekan habis-habisan oleh dewan militer dan akhirnya binasa."Sepertinya kamu masih ingat padaku. Ini suatu kehormatan untukku," ujar Edran sambil tersenyum lebar."Aku nggak sangka pemimpin dewan militer sampai turun tangan. Sepertinya, Paviliun Lingga benar-benar nggak sabar untuk membunuhku," ucap Luther yang perlahan-lahan mengumpulkan kekuatan.Luther baru mencapai tingkat grandmaster sehingga tidak memiliki keyakinan untuk melawan Edran yang sudah lama mencapai tingkatan ini. Sekarang, dia hanya bisa bertarung mati-matian."Pangeran, kamu nggak seharusnya datang ke Midyar. Tanpa perlindungan 3 ahli bela diri Keluarga Bennett, kamu hanya akan mati," ejek Edran sambil te