Ketika Patung Dewa Listrik hancur, Adam seperti mengalami serangan dahsyat. Dia memuntahkan darah dan wajahnya pucat pasi. Tubuhnya sempoyongan seperti seluruh energinya terkuras habis."Gi ... gimana bisa begini? Aku ... aku kalah?" gumam Adam yang menatap kedua tangannya dengan tidak percaya.Selama bertahun-tahun ini, Adam tidak pernah kalah. Genius sekalipun terlihat lemah di depannya. Dia mengira dirinya tak terkalahkan, tetapi hari ini malah dikalahkan dengan menyedihkan.Adam telah mengerahkan Teknik Empat Dewa tanpa menahan sedikit pun kekuatannya. Gerald pun melawan semua serangannya tanpa menghindar sedikit pun. Setiap serangan yang mereka lakukan mengandalkan kekuatan absolut.Meskipun sulit dipercaya, Adam harus mengakui bahwa dirinya telah kalah. Gerald mengandalkan kemampuannya yang luar biasa untuk menggagalkan Teknik Empat Dewa. Kali ini, Adam benar-benar kalah."Astaga, Gerald menang? Dia mengalahkan Ketua Muda Organisasi Mondial? Gimana mungkin?""Nggak pernah ada ora
Ketika Roman merasa serbasalah, tanah tiba-tiba bergetar. Saat berikutnya, terdengar suara yang cukup keras."Apa yang terjadi? Apa ini gempa bumi?" Orang-orang bertatapan dengan heran. Roman menoleh untuk melihat, lalu mendapati banyak sekali pasukan di ujung sana.Pasukan ini bukan pasukan biasa, melainkan 8 pasukan elite yang bersatu. Guncangan di tanah pun disebabkan oleh mereka."Cepat lihat! Apa itu?""Astaga! Formasi yang mengerikan! Seluruh gunung seperti akan runtuh dibuat mereka!""Lihat bendera mereka. Sepertinya mereka pasukan yang dikirim sebagai bala bantuan.""Apa? Bala bantuan sudah tiba? Syukurlah!"Semua orang melihat, lalu merasa sangat senang. Gerald terlalu kuat untuk dilawan. Mereka butuh pasukan untuk menjatuhkannya. Mereka hanya bisa menyerang secara ramai-ramai atau meminta bantuan ahli bela diri top untuk membantu.Kini, pasukan yang datang ini setidaknya berjumlah ratusan ribu orang. Mereka pasti bisa menang dengan mudah."Hahaha! Itu Delapan Amangkurat! Pasu
Mereka akhirnya mengerti mengapa tidak ada pesilat yang berani melawan pihak pemerintahan, padahal ada begitu banyak pesilat hebat di dunia ini? Ternyata, semua ini karena mereka memiliki kesenjangan yang besar.Kalau diserang oleh ratusan ribu prajurit, seseorang tetap akan kewalahan meskipun memiliki bakat luar biasa. Tidak peduli dari sekte mana, mereka hanya akan binasa jika menghadapi ratusan ribu prajurit itu."Kepung tempat ini!" Begitu perintah ini diturunkan, ratusan ribu prajurit segera mengepung Luther dan lainnya. Masing-masing memegang senjata dengan tatapan tajam yang dipenuhi niat membunuh."Aku Dewa Perang Roman, di mana Delapan Amangkurat?" Roman maju dan mulai memperlihatkan keangkuhannya.Sebagai Dewa Perang, posisi Roman jelas lebih tinggi daripada Delapan Amangkurat. Mereka harus tunduk dan memberi hormat kepadanya.Namun, tidak ada yang menjawab pertanyaan Roman. Semua prajurit berdiri tegak, seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Roman."Apa yang terjadi? Di mana
"Apa katamu?" Ekspresi Luther berubah. Dia bertanya dengan murung, "Walter jauh di Atlandia. Pasukannya sangat banyak, bahkan ada banyak ahli bela diri yang melindunginya. Gimana kalian bisa melawannya?"Meskipun Paviliun Lingga hebat, kediaman Raja Atlandia juga tidak lemah. Jika tidak, mana mungkin Paviliun Lingga diam sejak dulu? Mereka jelas-jelas takut pada kekuasaan Raja Atlandia.Dengan kata lain, selama Walter masih hidup, kediaman Raja Atlandia tidak akan jatuh dan Paviliun Lingga juga tidak akan berani mengambil tindakan. Namun, dari ucapan Anderson, sepertinya situasi sudah berubah."Pangeran, sekarang berbeda dengan dulu." Anderson tetap tersenyum. "Paviliun Lingga menyusun rencana selama 10 tahun demi menyingkirkan Raja Atlandia. Menurut perhitungan waktu, hari itu seharusnya akan segera tiba.""Apa yang ingin kalian lakukan?" bentak Luther."Kamu nggak perlu cemas. Yang jelas, kamu nggak bakal selamat hari ini," sahut Anderson dengan ekspresi yang tetap terlihat tenang."
Ketika pendekar pedang berpakaian putih itu menuju ke tujuannya, sebilah pedang putih sontak memelesat dari tanah dan menghalangi jalannya, seolah-olah sedang menyatakan perang."Siapa yang berani menghalangi jalanku?" tanya pendekar pedang itu dengan dingin."Aku sudah lama mendengar tentang kehebatanmu. Aku datang untuk meminta ajaranmu." Tampak seorang pemuda tampan yang bertelanjang dada terbang ke udara dan berdiri di depan pedang putih itu."Siapa kamu?" tanya Azka sambil mengamati dari atas hingga bawah."Aku Hasta dari Sekte Pedang. Aku datang jauh-jauh hanya untuk berduel denganmu," timpal Hasta sambil menangkupkan tangan tanpa merendahkan diri sedikit pun."Hasta dari Sekte Pedang?" Azka memicingkan matanya sedikit, merasa cukup terkejut. "Aku pernah mendengar ada genius di Sekte Pedang. Ternyata, rumor itu benar. Kamu masih begitu muda, tapi sudah mencapai tingkat grandmaster? Sepertinya, Gerald kalah darimu.""Pujianmu berlebihan." Ekspresi Hasta tampak datar seperti sebelu
Di sisi lain, puluhan kilometer dari Gunung Talaka, Yogi dan pasukannya tampak terburu-buru. Karena kejadian ini terlalu mendadak, pasukan yang dibawanya tidak terlalu banyak, totalnya hanya 500 orang.Namun, semuanya adalah pengawal pribadi Yogi yang memiliki kekuatan tempur luar biasa, juga terdapat ahli bela diri yang lumayan banyak. Bisa dibilang, pasukan ini tidak kalah jika dibandingkan dengan ratusan ribu pasukan biasa."Cepat sedikit! Kita harus segera tiba di Biara Isikala!" desak Yogi yang berada di mobil. Ekspresinya dipenuhi kepanikan.Sikap Yogi yang seperti ini membuat kedua petugas wanita di dalam mobil agak terkejut. Asal tahu, Yogi adalah orang yang terkenal akan ketenangannya. Tidak peduli terjadi masalah apa, dia tidak pernah terlihat panik. Apa yang terjadi hari ini? Kenapa Yogi sepanik ini?"Gimana dengan Hani? Ada kabar apa?" tanya Yogi tiba-tiba."Nona Hani mendadak ditugaskan oleh tetua, jadi nggak bisa dihubungi. Kami sudah meninggalkan pesan. Dia pasti akan se
Lima ratus prajurit elite itu langsung melompat turun dari mobil dan menyerbu ke depan. Saat ini, gerbong truk dibuka dari samping dan terlihat sekelompok orang turun. Semuanya bertopeng dan berpakaian hitam, juga memegang senjata. Dari aura yang dipancarkan, jelas semuanya adalah ahli bela diri."Maju!" Pria bertopeng di atas truk memberi instruksi. Saat berikutnya, sekelompok orang itu maju tanpa ragu sedikit pun.Dengan demikian, pertarungan sengit dimulai. Pasukan Yogi lebih banyak dan terlatih sehingga memperlihatkan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan tempur pihak lawan juga tidak kalah. Mereka bukan hanya kompak, tetapi juga kejam. Kekuatan kedua belah pihak hampir setara."Dewan militer?" Setelah mengamati dengan saksama, Yogi mendapati ada yang aneh. Jelas, para pembunuh bertopeng ini adalah ahli bela diri yang dipilih dengan cermat. Jika hanya pesilat biasa, mereka tidak mungkin sekompak ini. Hanya pesilat yang telah menjalani pelatihan resmi yang bisa mencapai level seperti i
Saat ini, di bawah Gunung Talaka, teriakan histeris terdengar di mana-mana. Luther menjatuhkan lawan-lawannya dengan kekuatan tak terbendung. Hanya dengan satu tebasan pedang, dia bisa menjatuhkan belasan orang.Akan tetapi, tidak peduli sekuat apa pun Luther, jumlah pasukan di sekitar masih tidak berkurang, melainkan menjadi makin banyak.Meskipun para prajurit itu hanya berdiri diam di tempat, Luther setidaknya membutuhkan 3 hari 3 malam untuk menghabisi mereka semua. Apalagi, mereka adalah prajurit elite yang memiliki pertahanan kuat.Sekuat apa pun Luther, dia tidak mungkin membantai semuanya sendirian. Dia adalah manusia dan bukan robot yang tidak kenal lelah. Setiap tebasan yang dikerahkan pasti akan menguras energinya.Tidak masalah jika dalam waktu singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuatan Luther akan melemah hingga akhirnya dia mati kelelahan."Huh! Mari kita lihat, sampai kapan kamu bisa bertahan?" cela Roman yang berdiri di kejauhan untuk menyaksikan semuanya. Lagi