Bayangan itu diselimuti dengan api yang berkobar dengan suhu yang sangat panas."Dewa Api!" Saat energinya mencapai puncak, Adam tiba-tiba mengayunkan kedua telapak tangannya ke depan, begitu juga dengan bayangan dewa api di belakangnya. Setelah itu, naga api merah langsung memelesat dan mengarahkan cakarnya pada Luther."Burung Merah!" teriak Luther lagi, lalu energi sejati kembali menyembur keluar dari tubuhnya dan membentuk seekor burung api raksasa di atas kepalanya."Ang!" Burung merah itu mengibaskan kedua sayapnya yang menyebarkan cahaya api, lalu memelesat dengan cepat dan bertabrakan dengan naga api yang dikeluarkan Adam."Bang!" Terdengar suara ledakan lagi.Burung merah langsung meledak dan berubah menjadi cahaya api yang memenuhi langit, sedangkan naga api juga hancur berkeping-keping. Hasil dari serangan kedua ini kembali seimbang.Namun, Adam tidak terkejut dengan hasil itu dan kembali mengeluarkan serangan ketiga. Dia tiba-tiba menarik napas dalam-dalam hingga perutnya s
"Akhirnya muncul juga! Serangan terkuat dari Teknik Empat Dewa akhirnya muncul!""Konon, belum ada yang pernah melihat Dewa Listrik karena semua yang melihatnya sudah mati. Nggak disangka, hari ini kita beruntung bisa melihat salah satu dari lima teknik mematikan di dunia persilatan.""Bisa mati di bawah serangan Teknik Empat Dewa, Gerald pantas untuk bangga."Melihat Adam yang melayang di udara dengan sangat berwibawa, semua orang merasa takut. Teknik Empat Dewa adalah teknik terkenal dari pemimpin Organisasi Mondial dan juga salah satu dari lima teknik mematikan yang diakui dunia persilatan. Mereka hanya pernah mendengar tentang teknik ini, tetapi belum pernah melihatnya. Tiga serangan tadi sudah sangat menakutkan, sekarang sudah tersisa teknik terakhir dan masih belum ada yang tahu betapa mengerikan kekuatannya."Dewa Listrik!" Adam yang melayang di udara tiba-tiba berteriak dengan marah. Sebuah bayangan dewa listrik memancar keluar dari tubuhnya dan segera mengembang, sehingga baya
Ketika Patung Dewa Listrik hancur, Adam seperti mengalami serangan dahsyat. Dia memuntahkan darah dan wajahnya pucat pasi. Tubuhnya sempoyongan seperti seluruh energinya terkuras habis."Gi ... gimana bisa begini? Aku ... aku kalah?" gumam Adam yang menatap kedua tangannya dengan tidak percaya.Selama bertahun-tahun ini, Adam tidak pernah kalah. Genius sekalipun terlihat lemah di depannya. Dia mengira dirinya tak terkalahkan, tetapi hari ini malah dikalahkan dengan menyedihkan.Adam telah mengerahkan Teknik Empat Dewa tanpa menahan sedikit pun kekuatannya. Gerald pun melawan semua serangannya tanpa menghindar sedikit pun. Setiap serangan yang mereka lakukan mengandalkan kekuatan absolut.Meskipun sulit dipercaya, Adam harus mengakui bahwa dirinya telah kalah. Gerald mengandalkan kemampuannya yang luar biasa untuk menggagalkan Teknik Empat Dewa. Kali ini, Adam benar-benar kalah."Astaga, Gerald menang? Dia mengalahkan Ketua Muda Organisasi Mondial? Gimana mungkin?""Nggak pernah ada ora
Ketika Roman merasa serbasalah, tanah tiba-tiba bergetar. Saat berikutnya, terdengar suara yang cukup keras."Apa yang terjadi? Apa ini gempa bumi?" Orang-orang bertatapan dengan heran. Roman menoleh untuk melihat, lalu mendapati banyak sekali pasukan di ujung sana.Pasukan ini bukan pasukan biasa, melainkan 8 pasukan elite yang bersatu. Guncangan di tanah pun disebabkan oleh mereka."Cepat lihat! Apa itu?""Astaga! Formasi yang mengerikan! Seluruh gunung seperti akan runtuh dibuat mereka!""Lihat bendera mereka. Sepertinya mereka pasukan yang dikirim sebagai bala bantuan.""Apa? Bala bantuan sudah tiba? Syukurlah!"Semua orang melihat, lalu merasa sangat senang. Gerald terlalu kuat untuk dilawan. Mereka butuh pasukan untuk menjatuhkannya. Mereka hanya bisa menyerang secara ramai-ramai atau meminta bantuan ahli bela diri top untuk membantu.Kini, pasukan yang datang ini setidaknya berjumlah ratusan ribu orang. Mereka pasti bisa menang dengan mudah."Hahaha! Itu Delapan Amangkurat! Pasu
Mereka akhirnya mengerti mengapa tidak ada pesilat yang berani melawan pihak pemerintahan, padahal ada begitu banyak pesilat hebat di dunia ini? Ternyata, semua ini karena mereka memiliki kesenjangan yang besar.Kalau diserang oleh ratusan ribu prajurit, seseorang tetap akan kewalahan meskipun memiliki bakat luar biasa. Tidak peduli dari sekte mana, mereka hanya akan binasa jika menghadapi ratusan ribu prajurit itu."Kepung tempat ini!" Begitu perintah ini diturunkan, ratusan ribu prajurit segera mengepung Luther dan lainnya. Masing-masing memegang senjata dengan tatapan tajam yang dipenuhi niat membunuh."Aku Dewa Perang Roman, di mana Delapan Amangkurat?" Roman maju dan mulai memperlihatkan keangkuhannya.Sebagai Dewa Perang, posisi Roman jelas lebih tinggi daripada Delapan Amangkurat. Mereka harus tunduk dan memberi hormat kepadanya.Namun, tidak ada yang menjawab pertanyaan Roman. Semua prajurit berdiri tegak, seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Roman."Apa yang terjadi? Di mana
"Apa katamu?" Ekspresi Luther berubah. Dia bertanya dengan murung, "Walter jauh di Atlandia. Pasukannya sangat banyak, bahkan ada banyak ahli bela diri yang melindunginya. Gimana kalian bisa melawannya?"Meskipun Paviliun Lingga hebat, kediaman Raja Atlandia juga tidak lemah. Jika tidak, mana mungkin Paviliun Lingga diam sejak dulu? Mereka jelas-jelas takut pada kekuasaan Raja Atlandia.Dengan kata lain, selama Walter masih hidup, kediaman Raja Atlandia tidak akan jatuh dan Paviliun Lingga juga tidak akan berani mengambil tindakan. Namun, dari ucapan Anderson, sepertinya situasi sudah berubah."Pangeran, sekarang berbeda dengan dulu." Anderson tetap tersenyum. "Paviliun Lingga menyusun rencana selama 10 tahun demi menyingkirkan Raja Atlandia. Menurut perhitungan waktu, hari itu seharusnya akan segera tiba.""Apa yang ingin kalian lakukan?" bentak Luther."Kamu nggak perlu cemas. Yang jelas, kamu nggak bakal selamat hari ini," sahut Anderson dengan ekspresi yang tetap terlihat tenang."
Ketika pendekar pedang berpakaian putih itu menuju ke tujuannya, sebilah pedang putih sontak memelesat dari tanah dan menghalangi jalannya, seolah-olah sedang menyatakan perang."Siapa yang berani menghalangi jalanku?" tanya pendekar pedang itu dengan dingin."Aku sudah lama mendengar tentang kehebatanmu. Aku datang untuk meminta ajaranmu." Tampak seorang pemuda tampan yang bertelanjang dada terbang ke udara dan berdiri di depan pedang putih itu."Siapa kamu?" tanya Azka sambil mengamati dari atas hingga bawah."Aku Hasta dari Sekte Pedang. Aku datang jauh-jauh hanya untuk berduel denganmu," timpal Hasta sambil menangkupkan tangan tanpa merendahkan diri sedikit pun."Hasta dari Sekte Pedang?" Azka memicingkan matanya sedikit, merasa cukup terkejut. "Aku pernah mendengar ada genius di Sekte Pedang. Ternyata, rumor itu benar. Kamu masih begitu muda, tapi sudah mencapai tingkat grandmaster? Sepertinya, Gerald kalah darimu.""Pujianmu berlebihan." Ekspresi Hasta tampak datar seperti sebelu
Di sisi lain, puluhan kilometer dari Gunung Talaka, Yogi dan pasukannya tampak terburu-buru. Karena kejadian ini terlalu mendadak, pasukan yang dibawanya tidak terlalu banyak, totalnya hanya 500 orang.Namun, semuanya adalah pengawal pribadi Yogi yang memiliki kekuatan tempur luar biasa, juga terdapat ahli bela diri yang lumayan banyak. Bisa dibilang, pasukan ini tidak kalah jika dibandingkan dengan ratusan ribu pasukan biasa."Cepat sedikit! Kita harus segera tiba di Biara Isikala!" desak Yogi yang berada di mobil. Ekspresinya dipenuhi kepanikan.Sikap Yogi yang seperti ini membuat kedua petugas wanita di dalam mobil agak terkejut. Asal tahu, Yogi adalah orang yang terkenal akan ketenangannya. Tidak peduli terjadi masalah apa, dia tidak pernah terlihat panik. Apa yang terjadi hari ini? Kenapa Yogi sepanik ini?"Gimana dengan Hani? Ada kabar apa?" tanya Yogi tiba-tiba."Nona Hani mendadak ditugaskan oleh tetua, jadi nggak bisa dihubungi. Kami sudah meninggalkan pesan. Dia pasti akan se
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un