"Da ... dasar pembunuh! Berani sekali kamu membunuh Amber! Ini dosa besar! Pengawal, cepat tangkap pembunuh ini!" Kedua wanita itu terus berteriak. Mereka yakin bahwa Luther adalah orang yang membunuh Amber.Dalam sekejap, Luther dikepung oleh orang-orang. Semuanya memelototinya dengan galak. Amber menduduki posisi penting di tempat ini. Ada banyak pria yang mengejarnya. Orang-orang tentu menyayangkan kematiannya."Besar sekali nyalimu! Beraninya kamu membunuh orang di sini. Benar-benar cari mati!""Restoran Raksi termasuk industri Organisasi Mondial. Amber adalah adik Adam. Kamu nggak bakal bisa lolos kali ini!""Segera menyerah atau kami nggak akan segan-segan padamu."Orang-orang yang berkerumun sibuk berteriak. Penampilan mereka yang galak terlihat seperti ingin mencabik-cabik Luther."Bukan aku yang membunuhnya. Waktu aku masuk, dia sudah mati," jelas Luther dengan ekspresi datar."Omong kosong! Cuma kamu di dalam kamar. Siapa lagi kalau bukan kamu?""Benar! Kamu yang membunuh Amb
Julia tidak menyangka bahwa jebakan itu adalah jasad Amber. Asal tahu saja, Amber adalah adik Adam. Adam tidak mungkin berpangku tangan atas kematian Amber. Semua orang yang berkaitan dengan insiden ini pasti akan mendapatkan akibatnya.Bukan hanya Luther yang akan bernasib sial, tetapi Julia dan Gretel juga sama. Hingga saat ini, Julia baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Roman. Di mata pria itu, dirinya sama saja dengan bidak catur yang bisa dibuang kapan saja.Namun, tidak ada gunanya untuk menyesal lagi. Julia hanya bisa berusaha agar dirinya tidak terlibat dalam masalah ini.Luther memicingkan matanya sembari bertanya, "Jadi, kamu yakin masalah ini nggak berhubungan dengan kalian?""Yakin, kami benar-benar nggak tahu apa pun!" sahut Julia yang buru-buru menggeleng."Benar, kami dijebak seseorang. Kamu jangan salah paham!" tambah Gretel."Oke. Kalau begitu, beri tahu aku kebenarannya. Siapa yang menginstruksi kalian melakukan semua ini?" tanya Luther."Eee ...." Eks
"Mami Sonia, ka ... kamu nggak bercanda, 'kan? Amber benar-benar tewas dibunuh?" tanya Elon yang tidak bisa memercayai kenyataan ini.Amber adalah anggota Organisasi Mondial yang berkemampuan dan ahli dalam mengamati situasi. Dia tidak pernah meremehkan musuh, jadi bagaimana bisa dibunuh?"Astaga, mana mungkin aku berani bercanda. Kedua anak didikku melihatnya dengan mata kepala sendiri. Jasad Amber ada di atas. Kamu periksa saja sendiri kalau nggak percaya," timpal Sonia yang bercucuran keringat dingin."Kalian berdua, cepat pergi periksa!" Elon tidak berani menunda-nunda sehingga segera menyuruh kedua anak buahnya.Tidak berselang lama, kedua pria itu berlari turun dengan tergesa-gesa dan memberi kabar buruk. Amber tewas ditikam, bahkan tidak berkesempatan untuk melawan.Begitu mendapatkan laporan itu, Elon menatap Luther dengan galak dan menghardik, "Bocah, kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan? Kamu telah melakukan kesalahan besar! Cepat, serang dia!"Tanpa berbasa-basi, Elon lan
"Hm?" Elon mengernyit sambil melirik Julia dan Gretel."Bu ... bukan kami pelakunya, kami nggak tahu apa-apa!" jelas Gretel yang segera menggeleng."Pak, kami teman Amber, mana mungkin mencelakainya. Jangan mau ditipu olehnya!" seru Julia.Julia memasang ekspresi sedih, lalu menunjuk Luther sambil meneruskan, "Semua ini salahnya. Dia yang membunuh Amber dan ingin memfitnah kami. Kami cuma wanita lemah. Tolong beri kami dan Amber keadilan!"Amarah Elon makin berkecamuk saat melihat penampilan menyedihkan kedua wanita itu. Dia pun membentak, "Bocah, pria sejati nggak pernah lepas dari tanggung jawab. Mengambinghitamkan wanita? Dasar pengecut!""Semua yang kukatakan adalah kebenaran. Mereka memang wanita, tapi hati mereka sangat busuk, nggak seperti yang kamu bayangkan. Kamu hanya akan celaka kalau mendengar omongan mereka." Luther memperingatkan."Omong kosong!" Elon memelotot sambil berteriak, "Semua orang melihat kalau kamu yang telah membunuh Amber. Kamu masih berani berdalih? Seperti
"Apa yang terjadi? Kenapa badanku terasa berat sekali?""Tekanan yang sungguh besar. Apa mungkin ada ahli bela diri yang datang?"Suasana menegangkan ini membuat Restoran Raksi yang tadinya heboh menjadi lebih tenang. Entah mengapa, mereka merasa bencana besar akan segera terjadi.Luther mengernyit dan berbalik untuk menatap ke arah pintu. Saat berikutnya, terlihat seorang pria bertubuh tinggi dan berpakaian putih melangkah masuk.Tatapan pria itu terlihat tajam, wajahnya penuh wibawa, dan sekujur tubuhnya dipenuhi aura kuat. Penampilan ini membuatnya terlihat seperti raja yang berkuasa."Itu Adam dari Organisasi Mondial!" Semua orang seketika berseru saat melihat pria itu. Lagi-lagi, Restoran Raksi menjadi heboh."Apa? Itu Adam? Keren sekali!""Astaga! Aku nggak nyangka bisa bertemu Adam di sini! Aku beruntung sekali!""Adam sampai turun tangan. Sepertinya, masalah ini nggak akan berakhir begitu saja!"Kemunculan Adam membuat orang-orang sibuk bergosip. Bagaimanapun, Adam termasuk sal
Jadi, tidak peduli apa yang terjadi hari ini, Julia dan Gretel akan terus menyalahkan Luther. Bagaimanapun, mereka tidak punya pilihan lain."Pak Adam." Begitu melihat Adam, Elon berusaha untuk bangkit dan berlari ke depannya dengan terhuyung-huyung. Dia berlutut dengan satu kaki saat menyapa."Amber tewas?" tanya Adam tanpa berbasa-basi sedikit pun. Ekspresinya terlihat sangat dingin."Be ... benar, maafkan aku karena datang terlambat," sahut Elon dengan ekspresi bersalah."Dasar nggak berguna!" Adam sontak melayangkan tamparan ke wajah Elon. Tenaga besar itu pun membuat Elon terhempas beberapa meter dan memuntahkan darah lagi. Elon pun tidak kuat untuk berdiri lagi."Siapa yang membunuh Amber? Cepat keluar," perintah Adam sambil mengamati sekeliling. Pria ini tidak berteriak ataupun terlihat marah. Hanya saja, ekspresinya benar-benar dingin."Dia! Dia pembunuhnya!" Julia segera menunjuk Luther."Benar! Kami melihat dengan mata kepala sendiri kalau dia membunuh Amber!" tambah Gretel.
"Nggak penting siapa aku. Kalau kamu nggak ingin dimanfaatkan oleh orang lain, sebaiknya tenangkan diri dan berpikir dengan jernih. Aku dan adikmu nggak punya perselisihan. Kenapa aku harus membunuhnya?" Luther memperingatkan."Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan kepadamu," sahut Adam sambil memicingkan mata."Semua yang kukatakan adalah kebenaran. Ada yang ingin menjebakku dan memanfaatkanmu untuk membunuhku," ucap Luther dengan sungguh-sungguh."Siapa yang berani memanfaatkanku?" tanya Adam."Dua orang di belakangmu tahu betul apa yang terjadi, sebaiknya kamu tanyakan kepada mereka," timpal Luther sambil mengangkat dagunya untuk menunjuk Julia dan Gretel."Sembarangan!" Begitu mendengarnya, Julia langsung membantah, "Dia hanya ingin terbebas dari tanggung jawab, jadi memfitnah kami. Jangan tertipu. Cepat bunuh dia untuk membalaskan dendam Amber!""Benar. Kalau dia nggak mati, Amber nggak bakal tenang di dalam sana!" sahut Gretel. Kesempatan emas ini tidak boleh dilewatkan. Adam bisa
Dengan kemampuan yang ditunjukkan Adam, mereka mungkin akan tercabik-cabik jika terisap pusaran itu. Saking takutnya, orang-orang hanya bisa menggenggam barang di sekitar dengan erat supaya tidak terisap."Dewa Angin!" Setelah menarik napas dalam-dalam, Adam sontak melayangkan pukulan. Ilusi di belakangnya pun melakukan gerakan yang sama dengan Adam.Bam! Energi astral yang dahsyat berubah menjadi bayangan tapak yang besar dan mengandung kekuatan tak terbendung. Semua itu memelesat ke arah Luther.Angin kencang menderu. Bilah angin beterbangan, memunculkan bekas goresan yang dalam pada lantai. Kekuatan destruktif serangan ini sungguh mengerikan.Luther tidak menghindar, melainkan melancarkan serangan untuk melawan. Dia ingin menguji kekuatan Teknik Empat Dewa ini."Kura-kura hitam!" Tubuh Luther pun bergetar, lalu energi sejati dalam tubuhnya memancar keluar. Seketika, energi itu membentuk sebuah perisai di permukaan tubuhnya.Terlihat banyak tulisan misterius di perisai itu, juga terd
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru