"Berbalik? Apa maksudmu? Apa kamu pikir kamu masih bisa mengubah situasinya?" kata Yudas sambil tersenyum sinis, lalu berbalik. Dia melihat perusahaan mereka masih tetap ramai dan pelanggan terus berdatangan. Para miliarder di Kota Narata pun semuanya datang meramaikan tempat itu. Selain itu, dia tidak melihat ada keanehan apa pun."Luther, kamu sudah dewasa, tapi masih bermain-main dengan trik kekanak-kanakan seperti ini. Apa menarik ya?" sindir Yudas.Julia berkata dengan nada aneh, "Hei. Kalian ini nggak sanggup menerima kekalahan ya? Kami sudah punya buktinya dan perjanjian taruhan juga sudah ditandatangani. Meskipun kalian membantahnya, juga nggak akan berguna. Lebih baik serahkan saja resep obatnya, mungkin masih bisa menyelamatkan sedikit harga diri kalian.""Siapa bilang kami sudah kalah? Buka mata kalian besar-besar dan lihatlah, apa yang ada di sana?" kata Luther sambil menunjuk ke arah jalanan di kejauhan dengan dagunya."He .... trik yang sama lagi. Kamu pikir aku akan tert
Yudas dan Julia benar-benar tidak menyangka akan ada begitu banyak elite kaya yang datang menyelamati Luther dan yang lainnya hanya dalam waktu setengah jam. Dalam sekejap, hati mereka merasa agak gugup. Jika situasi seperti ini terus berlanjut, mereka benar-benar tidak yakin mereka akan menang."Terima kasih atas kehadiran kalian semua, silakan masuk ...." Berry dan Sabian merasa sangat senang dan segera mempersilakan para tamu terhormat itu untuk duduk di dalam perusahaan. Pasaran di Kota Narata sudah dikuasai oleh Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman. Dengan kekuatan Keluarga Chuwardi, mereka tidak sanggup mengundang siapa pun lagi. Untungnya, sekarang ada bantuan dari Keluarga Oktavius yang mengundang semua pengusaha kaya dari Kota Easton. Jika tidak, hari ini Perusahaan Farmasi Chuwardi akan kalah dengan memalukan."Tuan Hemdar, aku nggak menyangka kamu sudah mempersiapkan ini sejak awal. Kali ini kita akhirnya bisa bersaing dengan Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman," kata Ber
Pada saat itu, semua orang dari Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman mulai merasa gelisah. Mereka benar-benar tidak menyangka Keluarga Lambert yang merupakan pemimpin dari delapan keluarga kaya akan mendukung Keluarga Chuwardi. Kedua keluarga itu sangat berbeda jauh, sama sekali tidak berada dalam satu tingkatan. Apakah Keluarga Lambert adalah pendukung di belakang Keluarga Chuwardi?"Bagaimana mungkin? Kenapa Tuan Simon bisa datang ke sini?" kata Julia dengan mata yang membelalak, tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Simon adalah kepala Keluarga Lambert dan seorang pejabat tinggi pemerintahan. Dia adalah keberadaan yang sangat berkuasa. Biasanya, Simon selalu angkuh dan tidak pernah terlibat aliansi dengan keluarga mana pun. Jangankan Hemdar dan Luther, bahkan ayahnya pun tidak sanggup untuk mengundang tokoh besar seperti Simon. Dia bertanya-tanya, siapa yang sanggup mengundang Simon sendiri yang datang ke sini."Kali ini kita dalam masalah besar!" Yudas langsung berkering
Di bawah tatapan semua orang, iring-iringan mobil mewah perlahan-lahan melaju dan akhirnya berhenti di depan Perusahaan Farmasi Salep Peremajaan.Ketika melihat situasi ini, ekspresi Julia tampak berseri-seri. "Hahaha! Bala bantuan kami sudah tiba!""Syukurlah! Akhirnya kita menang sekarang!" sahut Yudas yang ekspresinya juga penuh kegembiraan.Meskipun kemunculan Simon menyebabkan beberapa perubahan, untung mereka telah membuat persiapan matang sehingga bisa membalikkan situasi."Kira-kira siapa, ya?" gumam Giotto sambil mengelus dagu. Tatapannya penuh penantian. Lagi pula, semua sekutu Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman sudah datang. Apa mungkin ada kejutan tak terduga?"Luther! Berry! Hemdar!" Julia memanggil mereka, lalu berucap dengan sombong, "Sudah kubilang, jangan senang terlalu cepat. Lihatlah, sekarang kalian malu sendiri, 'kan? Hahaha!""Aku akui kalian cukup hebat, tapi sayangnya tetap kami yang unggul pada akhirnya," tambah Yudas dengan ekspresi angkuh.Ketika keduanya
Bukan hanya Julia, tetapi seluruh anggota Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman juga terkesiap. Mereka tidak menyangka hasilnya akan menjadi seperti ini.Jika hanya Keluarga Lambert yang datang, mereka mungkin masih memiliki peluang untuk menang. Akan tetapi, dua keluarga kerajaan juga muncul di sini. Mereka hanya bisa mengakui kekalahan ini meskipun punya kemampuan.Bagaimanapun, Keluarga Angelo dan Keluarga Paliama bukan hanya kaya, tetapi memiliki kekuasaan besar. Inilah keunggulan keluarga kerajaan.Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan keluarga kerajaan dapat membinasakan keluarga kaya mana pun hanya dalam semalam. Dengan kata lain, kesenjangan mereka memang sangat besar."Keluarga Lambert, Keluarga Angelo, Keluarga Paliama ... gimana bisa begini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Yudas benar-benar terkejut hingga melongo. Dia tidak mengerti bagaimana bisa Perusahaan Farmasi Chuwardi yang begitu kecil mendapatkan dukungan dari keluarga kerajaan?"Diam, jangan bertele-tele lagi. La
Alhasil, bukannya untung, mereka malah buntung. Bukan hanya setumpuk Salep Peremajaan itu tidak terjual, tetapi uang yang mereka investasikan juga terbuang sia-sia.Seketika, Keluarga Suratman dan Keluarga Ghanim berada dalam krisis besar. Sebaliknya, hal ini tidak terjadi kepada Keluarga Chuwardi. Mereka justru menjadi keluarga kelas satu karena mendapatkan dukungan dari kedua keluarga kerajaan itu.Bukan hanya keuntungan yang berlimpah, tetapi koneksi mereka juga menjadi sangat luas hingga melampaui keluarga kaya lainnya. Dengan situasi seperti ini, Keluarga Chuwardi bisa saja menjadi keluarga terkaya dalam 3 bulan. Ketika saat itu tiba, akan terjadi perubahan pada jajaran sembilan keluarga kaya di Midyar.....Malam hari, di ruang rapat Keluarga Ghanim. Sebagai kepala keluarga, Giotto mengajak Lemar selaku Kepala Keluarga Suratman untuk berdiskusi. Orang lain yang menghadiri rapat ini hanya Julia, Yudas, dan beberapa keturunan resmi."Apa yang sebenarnya terjadi? Sebelumnya kamu bil
"Sudahlah, nggak ada gunanya membahas masalah ini sekarang. Sebaiknya kita pikirkan solusi untuk mengatasi masalah ini." Flanna yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.Flanna adalah orang yang lugas dan cekatan, juga tidak mudah mengaku kalah. Dia akan mencari peluang untuk menebus kekalahan kali ini."Dua keluarga kerajaan sudah muncul untuk memberi dukungan. Bisnis Salep Peremajaan ini nggak mungkin bisa dijalankan lagi." Lemar menghela napas, lalu mendongak dan meneruskan, "Giotto, biasanya kamu punya banyak ide. Apa ada cara untuk mengurangi kerugian?""Aku nggak kepikiran untuk sekarang," sahut Giotto dengan ekspresi tidak berdaya. Kalau punya cara, dia tidak mungkin duduk di sini dengan perasaan gelisah."Ayah, aku punya ide!" Julia tiba-tiba terpikir akan sesuatu sehingga berseru demikian."Ide apa? Coba katakan." Minat Giotto langsung terbangkitkan. Yang lainnya pun mendengarkan dengan saksama."Formula Salep Peremajaan didapat dari Luther. Apa mungkin dia punya formula yang se
Luther, Berry, Hemdar, dan lainnya sedang berkumpul. Mereka mengobrol sambil minum-minum. Hari ini, peresmian perusahaan baru mereka sukses besar. Ketiganya sama-sama mendapatkan keuntungan berlimpah. Setelah semuanya beres, mereka pun datang ke Restoran Sultan untuk merayakannya."Hahaha! Hari ini seru sekali! Yudas dan Julia akhirnya rugi besar! Aku nggak bisa menahan tawaku kalau memikirkan ekspresi masam mereka!" ucap Hemdar sambil mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. Sejak awal, dia sudah tidak menyukai Yudas dan Julia. Beberapa hari lalu, mereka bahkan datang mengancam kakaknya. Hari ini, amarahnya akhirnya terlampiaskan."Semua ini berkat koneksi Tuan Hemdar. Keluarga Angelo dan Keluarga Paliama sampai bersedia datang. Kalau nggak, mana mungkin kita bisa mendapatkan kehormatan seperti ini? Ayo, aku akan bersulang untukmu," sahut Berry sambil tersenyum dan mengangkat gelasnya."Sebentar ...." Hemdar tertegun sesaat, lalu bertanya, "Bukannya dua keluarga kerajaan itu diundang Keluar
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru