Melihat ketiganya sudah setuju, hati Julia merasa senang dan tersenyum licik. Benar-benar sekelompok orang bodoh. Dia tidak menyangka hanya beberapa kata yang menantang saja, mereka sudah terjebak dengan mudah. Jika tidak yakin sepenuhnya, dia tidak mungkin akan memulai taruhan ini. Sebelumnya, memfitnah mereka dengan jenazah hanya rencana awal, sekarang adalah rencananya selanjutnya untuk menghabisi mereka sepenuhnya. Asalkan Luther dan yang lainnya berani menerima taruhan ini, berarti mereka sudah masuk ke dalam jebakannya."Pengawal, siapkan perjanjiannya untuk ditandatangani mereka!" perintah Julia. Mendengar perintah itu, para bawahannya segera mulai sibuk dan langsung menyiapkan dua kontrak. Perjanjian taruhan ditulis dengan jelas bahwa pihak yang kalah harus mengungkapkan resep obatnya, lalu memohon maaf dan berjanji tidak akan menjual produk itu lagi."Sudah baca dengan jelas? Kalau sudah, langsung tanda tangan saja," desak Julia.Luther dan yang lainnya tidak banyak omong koso
Melihat adegan itu, Yudas tertawa dengan makin senang. "Luther, kamu sudah lihat ini? Ini adalah kejutan yang kami siapkan untuk kalian!""Ternyata kalian sudah merencanakannya sejak awal. Sungguh licik!" marah Berry."Hehe .... Nggak ada salahnya menggunakan trik, siapa suruh kalian bodoh dan malah menyetujui taruhan kami," kata Yudas dengan bangga."Di sisi kami sudah begitu ramai, sedangkan di sisi kalian sepi. Kemenangannya sudah diputuskan, sebaiknya kalian menyerah saja," kata Julia sambil tersenyum dingin. Meskipun rencana untuk memfitnah telah gagal, untungnya trik menghasut berguna. Tidak sia-sia mereka sudah merencanakan semua ini dengan cermat."Kenapa tergesa-gesa? Sebelum matahari terbenam, kita masih punya kesempatan," jawab Luther dengan ekspresi yang tetap tenang.Yudas tersenyum sinis. "Kenapa? Masih belum menyerah? Baiklah, aku akan tambah kesulitannya sedikit lagi agar kamu kalah dengan puas."Setelah mengatakan itu, Yudas mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseora
"Berbalik? Apa maksudmu? Apa kamu pikir kamu masih bisa mengubah situasinya?" kata Yudas sambil tersenyum sinis, lalu berbalik. Dia melihat perusahaan mereka masih tetap ramai dan pelanggan terus berdatangan. Para miliarder di Kota Narata pun semuanya datang meramaikan tempat itu. Selain itu, dia tidak melihat ada keanehan apa pun."Luther, kamu sudah dewasa, tapi masih bermain-main dengan trik kekanak-kanakan seperti ini. Apa menarik ya?" sindir Yudas.Julia berkata dengan nada aneh, "Hei. Kalian ini nggak sanggup menerima kekalahan ya? Kami sudah punya buktinya dan perjanjian taruhan juga sudah ditandatangani. Meskipun kalian membantahnya, juga nggak akan berguna. Lebih baik serahkan saja resep obatnya, mungkin masih bisa menyelamatkan sedikit harga diri kalian.""Siapa bilang kami sudah kalah? Buka mata kalian besar-besar dan lihatlah, apa yang ada di sana?" kata Luther sambil menunjuk ke arah jalanan di kejauhan dengan dagunya."He .... trik yang sama lagi. Kamu pikir aku akan tert
Yudas dan Julia benar-benar tidak menyangka akan ada begitu banyak elite kaya yang datang menyelamati Luther dan yang lainnya hanya dalam waktu setengah jam. Dalam sekejap, hati mereka merasa agak gugup. Jika situasi seperti ini terus berlanjut, mereka benar-benar tidak yakin mereka akan menang."Terima kasih atas kehadiran kalian semua, silakan masuk ...." Berry dan Sabian merasa sangat senang dan segera mempersilakan para tamu terhormat itu untuk duduk di dalam perusahaan. Pasaran di Kota Narata sudah dikuasai oleh Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman. Dengan kekuatan Keluarga Chuwardi, mereka tidak sanggup mengundang siapa pun lagi. Untungnya, sekarang ada bantuan dari Keluarga Oktavius yang mengundang semua pengusaha kaya dari Kota Easton. Jika tidak, hari ini Perusahaan Farmasi Chuwardi akan kalah dengan memalukan."Tuan Hemdar, aku nggak menyangka kamu sudah mempersiapkan ini sejak awal. Kali ini kita akhirnya bisa bersaing dengan Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman," kata Ber
Pada saat itu, semua orang dari Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman mulai merasa gelisah. Mereka benar-benar tidak menyangka Keluarga Lambert yang merupakan pemimpin dari delapan keluarga kaya akan mendukung Keluarga Chuwardi. Kedua keluarga itu sangat berbeda jauh, sama sekali tidak berada dalam satu tingkatan. Apakah Keluarga Lambert adalah pendukung di belakang Keluarga Chuwardi?"Bagaimana mungkin? Kenapa Tuan Simon bisa datang ke sini?" kata Julia dengan mata yang membelalak, tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Simon adalah kepala Keluarga Lambert dan seorang pejabat tinggi pemerintahan. Dia adalah keberadaan yang sangat berkuasa. Biasanya, Simon selalu angkuh dan tidak pernah terlibat aliansi dengan keluarga mana pun. Jangankan Hemdar dan Luther, bahkan ayahnya pun tidak sanggup untuk mengundang tokoh besar seperti Simon. Dia bertanya-tanya, siapa yang sanggup mengundang Simon sendiri yang datang ke sini."Kali ini kita dalam masalah besar!" Yudas langsung berkering
Di bawah tatapan semua orang, iring-iringan mobil mewah perlahan-lahan melaju dan akhirnya berhenti di depan Perusahaan Farmasi Salep Peremajaan.Ketika melihat situasi ini, ekspresi Julia tampak berseri-seri. "Hahaha! Bala bantuan kami sudah tiba!""Syukurlah! Akhirnya kita menang sekarang!" sahut Yudas yang ekspresinya juga penuh kegembiraan.Meskipun kemunculan Simon menyebabkan beberapa perubahan, untung mereka telah membuat persiapan matang sehingga bisa membalikkan situasi."Kira-kira siapa, ya?" gumam Giotto sambil mengelus dagu. Tatapannya penuh penantian. Lagi pula, semua sekutu Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman sudah datang. Apa mungkin ada kejutan tak terduga?"Luther! Berry! Hemdar!" Julia memanggil mereka, lalu berucap dengan sombong, "Sudah kubilang, jangan senang terlalu cepat. Lihatlah, sekarang kalian malu sendiri, 'kan? Hahaha!""Aku akui kalian cukup hebat, tapi sayangnya tetap kami yang unggul pada akhirnya," tambah Yudas dengan ekspresi angkuh.Ketika keduanya
Bukan hanya Julia, tetapi seluruh anggota Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman juga terkesiap. Mereka tidak menyangka hasilnya akan menjadi seperti ini.Jika hanya Keluarga Lambert yang datang, mereka mungkin masih memiliki peluang untuk menang. Akan tetapi, dua keluarga kerajaan juga muncul di sini. Mereka hanya bisa mengakui kekalahan ini meskipun punya kemampuan.Bagaimanapun, Keluarga Angelo dan Keluarga Paliama bukan hanya kaya, tetapi memiliki kekuasaan besar. Inilah keunggulan keluarga kerajaan.Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan keluarga kerajaan dapat membinasakan keluarga kaya mana pun hanya dalam semalam. Dengan kata lain, kesenjangan mereka memang sangat besar."Keluarga Lambert, Keluarga Angelo, Keluarga Paliama ... gimana bisa begini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Yudas benar-benar terkejut hingga melongo. Dia tidak mengerti bagaimana bisa Perusahaan Farmasi Chuwardi yang begitu kecil mendapatkan dukungan dari keluarga kerajaan?"Diam, jangan bertele-tele lagi. La
Alhasil, bukannya untung, mereka malah buntung. Bukan hanya setumpuk Salep Peremajaan itu tidak terjual, tetapi uang yang mereka investasikan juga terbuang sia-sia.Seketika, Keluarga Suratman dan Keluarga Ghanim berada dalam krisis besar. Sebaliknya, hal ini tidak terjadi kepada Keluarga Chuwardi. Mereka justru menjadi keluarga kelas satu karena mendapatkan dukungan dari kedua keluarga kerajaan itu.Bukan hanya keuntungan yang berlimpah, tetapi koneksi mereka juga menjadi sangat luas hingga melampaui keluarga kaya lainnya. Dengan situasi seperti ini, Keluarga Chuwardi bisa saja menjadi keluarga terkaya dalam 3 bulan. Ketika saat itu tiba, akan terjadi perubahan pada jajaran sembilan keluarga kaya di Midyar.....Malam hari, di ruang rapat Keluarga Ghanim. Sebagai kepala keluarga, Giotto mengajak Lemar selaku Kepala Keluarga Suratman untuk berdiskusi. Orang lain yang menghadiri rapat ini hanya Julia, Yudas, dan beberapa keturunan resmi."Apa yang sebenarnya terjadi? Sebelumnya kamu bil