"Pak Faust, aku paling benci diancam begini. Kusarankan kamu untuk nggak mengusikku. Kalau nggak, Keluarga Suratman yang akan repot nanti," ujar Luther untuk memperingatkan."Sombong sekali!" Faust mendengus dan meneruskan, "Oke. Karena kamu bersikeras menolak, kita lihat saja nanti."Usai berbicara, Faust mengempaskan tangannya dan pergi. Keluarga Suratman sangat menjaga citra mereka sehingga tidak akan melawan secara terang-terangan. Akan tetapi, mereka akan melakukan sesuatu secara diam-diam untuk mendapatkan resep salep itu."Bocah, kamu akan tamat karena menyinggung Keluarga Suratman!" sindir Draig seraya menyeringai. Kemudian, dia memanggil bawahannya untuk pergi.Meskipun gagal hari ini, bukan berarti mereka tidak mendapatkan apa-apa. Resep yang dikuasai oleh Luther jelas diincar oleh Keluarga Suratman. Asalkan berhasil merebutnya, mereka akan mendapatkan imbalan besar."Luther, terima kasih sudah membantu kami hari ini. Kalau nggak, Klinik Svarga pasti dalam masalah," kata Ghuf
"Nggak boleh dijual?" Alarik tak kuasa mengernyit mendengarnya. Dia mengira salep itu sangat mujarab, tetapi ternyata punya efek samping separah itu. Selain merasa kecewa, dia juga curiga."Luther, kamu nggak bercanda, 'kan? Dilihat dari situasi Draig tadi, aku lihat dia baik-baik saja kok," tanya Alarik."Memang belum terlihat, tapi setengah jam kemudian, dia akan mulai merasakannya," balas Luther dengan tenang."Jadi, apa ada cara untuk mengurangi efek sampingnya? Nggak masalah kalau khasiatnya agak menurun." Alarik mencoba lagi. Wajar jika dosis tinggi menyebabkan efek samping. Akan tetapi, jika dosisnya normal, seharusnya tidak akan ada masalah."Untuk sementara waktu ini belum ada," sahut Luther sambil menggeleng. Faust dan Alarik ini sama-sama merepotkan. Luther tidak mungkin menjual obat yang akan mengacaukan keseimbangan pasar. Tentunya, ini juga karena dia tidak menyukai kedua orang ini."Nggak apa-apa. Kamu berikan saja resepnya kepadaku, aku bisa mengubahnya menjadi lebih ba
"Demi kebaikan orang-orang?" tanya Luther. Dia merasa lucu mendengarnya. Pria ini pintar sekali berbicara.Jelas-jelas Alarik terus membujuk demi keserakahannya, tetapi masih bisa berbicara seolah-olah diri sendiri sangat bijak. Menjijikkan sekali!Faust juga serakah, tetapi setidaknya dia menawarkan harga tinggi, tidak seperti Alarik yang ingin mendapatkannya secara cuma-cuma. Benar-benar tidak tahu malu!"Hei! Seniorku berbicara denganmu, kamu nggak dengar?" Sarisha merasa tidak sabar melihat Luther yang hanya diam. Dia meneruskan, "Kamu seharusnya mendengarkan kami karena sudah bergabung dengan Klinik Svarga. Anggap saja resep Salep Halimun itu sebagai kontribusimu untuk Klinik Svarga! Kelak, kamu sendiri juga akan mendapatkan manfaatnya!""Biar kuulangi untuk yang terakhir kalinya, aku nggak akan memberikan resepnya kepada siapa pun!" ucap Luther dengan dingin."Hei! Kenapa kamu ini keras kepala sekali? Kak Alarik ingin resepmu bukan karena keegoisan sendiri, tapi demi kebaikan ora
"Keterlaluan! Kamu keterlaluan sekali!" Sarisha benar-benar tidak tahan lagi sehingga meneteskan air mata.Sarisha cantik dan berbakat, juga dikagumi banyak orang. Biasanya, orang-orang selalu mengalah padanya.Namun, Luther justru berbeda. Bukan hanya tidak menghormatinya, pria ini bahkan menghinanya di depan umum. Menyebalkan sekali!"Sudahlah, Dik, jangan bicara lagi." Melihat situasi makin buruk, Alarik mencairkan suasana dengan berkata, "Kita ini saudara seperguruan, nggak perlu merusak hubungan sampai seperti ini.""Cih! Siapa juga yang ingin menjadi saudara dengannya? Di Klinik Svarga ini, hanya boleh ada salah satu di antara kami!" jelas Sarisha dengan galak."Cukup!" Ghufran akhirnya tidak tahan lagi. Dia membentak, "Sarisha, kamu kelewatan sekali. Resep Salep Halimun itu punya Luther, terserah dia mau bagaimana! Apa hakmu untuk mengatur-aturnya!""Kakek, aku cucumu, kenapa kamu membelanya?" tanya Sarisha yang tidak percaya. Ghufran selalu memanjakannya, tetapi kenapa malah me
"Baiklah! Kita sepakat!" ucap Alarik dengan penuh semangat. Keluarga Siregar adalah keluarga medis dan termasuk keluarga terkemuka di sini. Asalkan berusaha, seharusnya mudah bagi mereka untuk menemukan 3 bahan obat langka itu."Sudah waktunya makan, bagaimana kalau kita makan bersama sekaligus menyambut kedatangan Luther?" usul Ghufran tiba-tiba."Tentu saja! Hari ini aku akan mentraktir kalian di Restoran Sultan!" seru Alarik yang penuh dengan semangat."Restoran Sultan?" Begitu perkataan ini dilontarkan, semua orang di Klinik Svarga sontak dipenuhi antusiasme.Restoran Sultan adalah restoran paling terkenal di sini. Mereka hanya menjamu para bangsawan, sehingga orang biasa tidak memenuhi syarat untuk masuk. Yang bisa makan di restoran itu bukan hanya kaya raya, tetapi berstatus tinggi.Yang paling penting adalah cerita tentang Restoran Sultan ini. Cerita inilah yang menyebabkan para bangsawan berbondong-bondong datang.Rumor mengatakan bahwa Kaisar pernah makan di Restoran Sultan. S
"Apa? Makan bersama Kaisar?" Sarisha awalnya termangu, tetapi kemudian mengejek, "Orang kampungan, otakmu bermasalah, ya? Kamu makan bersama Kaisar? Apa pantas? Seniorku saja nggak punya hak seperti itu, mana mungkin kamu punya?"Luther hanya seorang pria dengan pakaian jelek, mana mungkin mengenal Kaisar? Benar-benar tidak tahu malu!"Terserah mau percaya atau nggak," sahut Luther sambil mengedikkan kepalanya dan tidak berbasa-basi lagi. Tidak ada gunanya berbicara dengan wanita yang kerjaannya hanya meremehkan orang."Huh! Sebelumnya aku hanya merasa kamu ini nggak gentle dan nggak tahu diri. Ternyata, kamu juga pintar membual. Entah kenapa kakekku begitu menyukaimu," sindir Sarisha sambil melipat lengan di depan dada.Sebagai orang Midyar, Sarisha merasa dirinya lebih superior daripada Luther yang dianggapnya kampungan."Oke, di sini." Alarik tiba-tiba berhenti dan menunjuk kertas yang tergantung di atas. Kertas ini sangat besar, bahkan dibingkai dengan bingkai emas. Posisi tempatny
"Aku nggak nyangka Gerald yang menulis ini, pantas saja dia bisa menuliskannya untuk Kaisar.""Puisi dari Kaisar, tulisan dari Putra Kirin. Nggak heran kalau Restoran Sultan begitu ramai!""Putra Kirin memang luar biasa. Dia masih remaja saat menulisnya, tapi kemampuannya sudah bisa disetarakan dengan para ahli. Bagus sekali."Semua orang berseru takjub saat melihat puisi tersebut. Kini, mereka juga mengerti alasan Restoran Sultan bisa seramai ini."Dengar-dengar, Putra Kirin berbakat dan tampan. Andai saja aku bisa bertemu sesaat dengannya!" gumam Sarisha sambil menopang dagu dengan tangannya. Tatapannya dipenuhi kekaguman.Meskipun Alarik memang hebat, dia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Gerald, karena dia memang sulit untuk dijangkau. Baik itu latar belakang, kemampuan, ataupun paras, Gerlad tentu saja telah mencapai puncaknya.Pria yang telah mendekati kata sempurna itu adalah kekasih impian para wanita. Dulu, Sarisha sering kali membayangkan dirinya berpacaran dengan Ger
"Aku sudah lama nggak menulis, pasti agak kaku. Lupakan saja hal ini," tolak Luther sembari menggeleng. Tulisannya sangat mudah dikenali oleh para ahli profesional. Meskipun tidak takut identitasnya terbongkar, akan repot kalau orang-orang ini mengenalinya."Kaku? Huh! Aku rasa tulisanmu memang jelek! Kalau nggak punya kemampuan, jangan sok hebat. Menjijikkan sekali!" hina Sarisha."Sudahlah, jangan bertengkar terus. Ada banyak orang yang melihat, masa nggak malu?" Ghufran mencairkan suasana. Menurutnya, Luther memang hebat, tetapi tidak seharusnya mengkritik tulisan Putra Kirin."Huh! Dia sendiri yang ingin malu. Beraninya dia menjelek-jelekkan Putra Kirin, dia kira kami ini takut padanya?" hardik Sarisha sambil memelotot."Sudahlah, hanya tulisan biasa, jangan dilanjutkan lagi. Aku sudah memesan tempat di restoran ini, di sana ada banyak harta karun langka. Aku jamin, kalian akan takjub nanti. Selain itu, Restoran Sultan mengadakan acara khusus malam ini. Kalau beruntung, kita mungki
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai