"Meski merepotkan, aku memang bisa menyembuhkannya." Luther mengangguk dengan serius, lalu menimpali, "Tapi, aku butuh bantuan Dokter Ghufran.""Nak, kalau kamu bisa menyembuhkan penyakitnya, bahkan harus menjual Klinik Svarga sekalipun aku rela!" Sambil berkata demikian, Ghufran mengubah topiknya, "Tapi masalahnya, bagaimana kamu membuktikan kalau kamu punya kemampuan seperti itu?"Ini menyangkut masalah nyawa, tentu saja Ghufran tidak akan mengambil risiko, apalagi mempertaruhkan nyawa penyelamatnya kepada seorang pemuda."Tadi kamu bilang, tubuh Paman masih ada energi internal yang tersisa. Kalau aku bisa menghilangkannya, apa ini cukup untuk membuktikannya?" tanya Luther kembali."Hm?" Ghufran memusatkan perhatian, lalu berkata dengan serius, "Nak, energi internal ini sangat kuat. Nggak bisa dihilangkan hanya dengan keterampilan medis. Kamu jangan membual." Jika semudah itu menghilangkan energi internalnya, mana mungkin akan ditunda sampai sekarang?"Keterampilan medis biasa tentu
Pada saat bersamaan, tenaga dalam yang murni di tubuhnya mulai bersatu dan mengalir perlahan-lahan melalui meridian Bahran."Duk, duk, duk ...." Suara detak jantung Bahran mulai berdegup kencang. Selanjutnya, energi internal yang mendominasi dalam tubuh Bahran mulai meluap dan menyerbu tenaga dalam Luther dengan kecepatan tinggi.Saat kedua energi itu berbenturan, tubuh Bahran bergetar sejenak, seolah-olah tersengat listrik. Luther mengerutkan alisnya, lalu mulai menggerakkan tenaga dalamnya untuk berpacu dengan energi internal tersebut.Energi internal dari Formasi Perenggut Nyawa itu sangat dahsyat. Bagaikan binatang buas, ia akan melahap semua energi yang menyusup ke tubuh tersebut. Demi keselamatan Bahran, Luther tidak berani berbentrokan langsung dengan energi internal itu. Dia terpaksa menggunakan cara Taichi, yakni menghadapi kekerasan dengan kelembutan.Melalui tenaga dalam yang disalurkannya secara terus-menerus, Luther mulai perlahan-lahan mengikis energi internal dari Formas
Saat jari Luther mengenai dada Bahran, terdengar suara ledakan yang bergemuruh. Tubuh Bahran bergetar hebat dan langsung memuntahkan darah yang banyak dari mulut dan hidungnya. Meridiannya telah rusak sebagian besar, tubuhnya yang memang sudah terluka parah, kini menjadi semakin menyedihkan.Bagaikan nyala lilin yang redup, nyawa Bahran bisa mati setiap saat. Pada saat bersamaan, Formasi Perenggut Nyawa yang melekat padanya juga sudah hancur dengan serangan Luther."Terima kasih, Tuan Penyelamat!" Wajah Ghufran langsung menjadi pucat karena saking ketakutan. Dia buru-buru memeriksa kondisi Barhan. Setelah memastikan Bahran masih bernapas, dia baru merasa lega."Luther! Sudah kubilang jangan memaksakan diri, kenapa kamu nggak dengar? Apa kamu tahu, kamu hampir saja membahayakan nyawanya tadi?!" maki Ghufran.Luther terduduk lemas di kursi dengan napas terengah-engah. Sekujur tubuhnya basah kuyup karena keringat. Dia langsung merasa lesu. Setelah menenangkan diri, Luther baru berkata den
Ekspresi Luther berubah menjadi serius. "Kalau mau dibilang menyelamatkan nyawanya, ini masih terlalu dini. Meskipun aku sudah berhasil menetralkan energi sejati di dalam tubuh Paman Bahran, fungsi tubuh dan Delapan Meridian Luar Biasa sudah rusak parah. Sekarang, dia ini nggak berbeda dengan mayat hidup. Untuk membuatnya sadar kembali, kita harus membangun ulang meridiannya dan mengubah seluruh tubuhnya."Mendengar perkataan itu, Ghufran langsung mengernyitkan alisnya. "Membangun ulang meridian? Mengubah seluruh tubuhnya? Hanya Pil Pemurni Sumsum yang terkenal yang bisa melakukan hal ini, tapi pil itu telah lama hilang. Mau cari di mana pil itu dalam waktu sesingkat ini?"Pil Pemurni Sumsum adalah obat suci yang tercatat dalam teks kuno. Dengan memakan pil itu bisa membersihkan sumsum dan mengubah seluruh tubuh, seperti terlahir kembali. Pil itu bisa menyembuhkan meridian yang putus ataupun cacat bawaan. Satu-satunya masalah adalah pil itu terlalu langka, sehingga Ghufran hanya pernah
Pertanyaan Ghufran itu malah membuat Luther merasa kesulitan. Dia berpikir apa yang tidak dia kuasai. Sepertinya, dia sudah memahami tentang ilmu bela diri, ilmu kedokteran, pembuatan pil dan obat, ilmu gaib, filosof Taoisme, ilmu sihir, dan berbagai macam keterampilan yang aneh dan langka. Sangat sedikit hal-hal yang tidak dia kuasai."Eh .... Aku membaca berbagai jenis buku, jadi aku memahami sedikit tentang banyak hal," kata Luther dengan rendah hati."Memahami sedikit?"Ghufran terlihat sedikit bergetar dan tatapannya menjadi makin aneh. Dia berpikir Luther begitu muda saja sudah bisa mengeluarkan energi internalnya, Luther ini setidaknya adalah seorang pesilat tingkat sejati yang langka.Dia sudah kesulitan dengan energi internal yang tersisa di tubuh Bahran selama sepuluh tahun ini, tetapi Luther mampu menghancurkannya hanya dengan satu jari. Luther juga memiliki resep pil terbaik dan bahkan mampu membuat Pil Pemurni Sumsum, setara dengan master alkimia yang terbaik di Negara Dra
Sarisha benar-benar tidak mengerti mengapa kakeknya memberi tahu rahasia ini kepada seorang pemuda yang baru dikenalnya?"Ini ...." Ekspresi Ghufran terlihat kaku dan merasa canggung. Dia tidak bisa menjawab Sarisha bahwa Luther yang telah menyusup masuk."Bahran adalah pamanku. Kedatanganku kali ini adalah untuk menjenguknya," jelas Luther."Benar. Luther ini adalah keponakan Bahran, jadi wajar saja kalau dia menjenguk pamannya," kata Ghufran dengan serius.Sarisha menatap Luther dari atas ke bawah sebentar, jelas terlihat curiga. "Keponakan? Paman? Kakek, kamu nggak membohongiku, 'kan? Paman Bahran sudah koma di sini selama sepuluh tahun, tapi tiba-tiba muncul seorang keponakan. Menurutmu, apa ini mungkin?""Sarisha, kamu terlalu khawatir. Aku percaya dengan kepribadian Luther ini," kata Ghufran dengan ekspresi serius."Tapi ...."Sarisha masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Ghufran mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Sudahlah, kita bahas lagi nanti. Tadi kamu bilang ada masa
"Pak Draig, beberapa hari nggak bertemu saja, kenapa emosimu begitu besar? Apa perlu aku memberikan obat herbal untuk menenangkan emosimu?" Mendengar kehebohan itu, Ghufran bersama dengan Luther dan Sarisha perlahan-lahan turun ke lantai bawah. Melihat kekacauan di klinik, dia mengernyitkan alisnya, tetapi ekspresinya itu segera kembali normal."Hei! Dokter Ghufran, kamu akhirnya keluar juga. Aku pikir kamu ini pengecut!" kata Draig sambil menyilangkan kedua kakinya dan tersenyum sinis."Pak Draig, aku nggak pernah menyinggungmu, tapi kamu terus datang ke sini dan membuat masalah. Apa tindakanmu ini sesuai peraturan?" kata Ghufran dengan tenang."Dokter Ghufran, kenapa kamu bicara seperti ini> Aku datang ke Klinik Svarga kalian tentu saja untuk berobat. Kenapa? Apa kamu nggak menyambutku sebagai pasien?" kata Draig sambil menyindir."Kalau Pak Draig datang untuk berobat, aku sangat menyambutmu. Tapi, aku khawatir niat Pak Draig bukan seperti itu," kata Ghufran dengan makna mendalam."J
"Draig, kalau kamu berani bertindak sembarangan, hati-hati aku melaporkanmu ke pihak berwenang untuk menangkapmu!" kata Sarisha dengan nada yang tegas."Melapor ke pihak berwenang? Hahaha ...." Mendengar perkataan itu, Draig tertawa terbahak-bahak. Sekelompok anak buah di belakangnya juga ikut tertawa dan tatapan mereka terlihat meremehkan. Mereka tentu saja memiliki latar belakang yang kuat, sehingga bisa bertindak sewenang-wenang di Kota Narata ini.Draig mendekat sambil makan apelnya dan tersenyum. "Nona Sarisha, kamu ini benar-benar sangat lucu. Aku makin menyukaimu. Coba kamu katakan, kamu berencana bagaimana melaporkanku ke pihak berwenang? Sekarang aku ini adalah korban, dokter di Klinik Svarga kalian yang mencelakaiku dan memperparah lukaku. Menurutmu, petugas patroli itu akan menangkapku yang menjadi korban ini atau orang di Klinik Svarga kalian?""Kamu ...." Sarisha langsung tidak bisa berkata apa-apa. Dia tahu Draig ini sengaja membuat kekacauan, tetapi mereka berada di piha
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag