"Ergh ...!" Julia langsung duduk tegak dan mengeluarkan suara desahan yang mirip dengan sesak napas. Kemudian, dia mulai menghirup udara dengan cepat, seolah-olah mendapatkan kehidupan baru. Wajahnya yang semula ungu kebiruan, kini perlahan memerah."Hah?" Perubahan mendadak ini membuat semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Julia yang barusan seperti mayat, bisa hidup kembali secara tiba-tiba."Dia ... dia bangun? Jangan-jangan dia pura-pura mati?""Buset! Mayat pun bisa diselamatkan? Ini sungguhan?""Dokter sakti! Dia benar-benar dokter sakti!"Sekelompok orang-orang tua yang terkejut saling menatap. Ekspresi mereka penuh dengan kekaguman. Mereka memang berpengalaman dan tahu tentang banyak gosip, tetapi belum pernah mengalami situasi seperti ini.Padahal, Julia sudah mati dan napasnya terhenti. Namun, dengan tiga tusukan jarum dari Luther, dia bisa-bisanya hidup kembali? Metode pengobatan yang ajaib ini benar-benar belum pernah didengar oleh mereka. Dalam sekejap, semu
"Anak muda ini sungguh beruntung. Dia bisa-bisanya menyelamatkan Nona Julia dan mendapatkan uang sebanyak itu."Saat melihat cek 2 miliar itu, orang-orang tua di sana sungguh iri. Uang itu cukup untuk membiayai pensiun mereka."Sialan!" maki Omar. Dia terlihat menggertakkan gigi sambil mengepalkan tinjunya erat-erat. Uang Ini seharusnya menjadi miliknya, tetapi tidak disangka malah dirampas Luther. Peluangnya untuk mencapai pansos telah dihancurkan oleh bocah itu."Terima kasih," ucap Luther. Dia sama sekali tidak bersikap sungkan dan langsung menerima cek tersebut. Meskipun tidak menyelamatkan orang demi uang, Luther tetap tidak bisa menolak jika orang lain memberinya uang."Tuan Luther, aku masih ada urusan, sampai jumpa lain waktu. Jangan lupa, kalau ada masalah, silakan mencariku di rumah Keluarga Ghanim," ucap Julia. Kemudian, wanita itu segera pergi. Berhubung baru saja diselamatkan dari sungai, penampilannya sangat buruk. Dia harus segera membersihkan diri.Boris tiba-tiba menat
"Dokter Ghufran? Dokter Ghufran datang?" Melihat Ghufran, semua orang langsung mengerumuninya dan meninggalkan Luther. Meski penampilan Luther tadi sangat mengesankan, jika dibandingkan dengan Ghufran, pastinya akan jauh berbeda. Bagaimanapun, reputasi Ghufran sudah sangat terkenal dan terpatri dalam hati orang banyak. Posisinya tak tergoyahkan." Dokter Ghufran! Akhirnya Anda datang juga! Klinik Svarga hampir saja celaka tadi!""Benar! Hampir saja muncul korban jiwa. Untungnya ada seorang dokter sakti yang menolong, sehingga mempertahankan reputasi Klinik Svarga!""Dokter Ghufran, jangan-jangan dokter sakti itu murid barumu?"Semua orang saling bersahutan, menunjukkan kemampuan mereka bergosip. Keributan itu membuat Ghufran yang baru saja masuk termangu. Seketika, dia mematung di tempat dan tidak tahu harus bagaimana merespons."Semuanya, tenang dulu .... Jangan berisik ...," kata Ghufran seraya mengangkat tangannya. Setelah semua orang tenang, dia baru bertanya, "Apa yang terjadi seb
"Kakek, kenapa kamu bawa orang asing lagi?" pungkas Sharisa sambil mengernyit. Dia terkesan tidak senang."Sharisa, jangan tidak sopan!" Wajah Ghufran langsung menjadi muram. "Tadi dia menolong Klinik Svarga, dia ini orang yang berjasa pada kita. Tentu saja aku harus mengundangnya untuk minum teh.""Memangnya dia bisa bantu kita apa?" Sharisa melihat penampilan Luther dari atas ke bawah dengan ragu-ragu."Tadi ada sedikit kecelakaan medis di klinik, anak muda ini yang membantu kita. Kalau tidak, reputasi kita pasti sudah hancur," kata Ghufran dengan serius. Jika Nona Keluarga Ghanim benar-benar meninggal di Klinik Svarga, konsekuensinya sudah pasti bukan hanya reputasi klinik yang hancur."Kakek, jangan bercanda. Ada banyak sekali dokter di klinik kita, penyakit apa yang tidak bisa disembuhkan? Apa masih butuh bantuan orang lain?" Sharisa sama sekali tidak percaya. Reputasi Klinik Sharisa terkenal dengan keahliannya. Ada banyak sekali pasien yang tidak bisa sembuh di rumah sakit besar,
Ghufran menutup pintu lantai dua, lalu mondar-mandir sejenak sebelum akhirnya naik ke lantai tiga. Pintu lantai tiga telah tertutup rapat. Di dalamnya ada berbagai jenis pengaman. Dimulai dari pintu besi, baja, anti maling, sampai CCTV, semuanya sangat lengkap. Saking ketatnya penjagaannya, tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke sini.Setelah melalui berbagai kesulitan, Ghufran akhirnya masuk ke lantai tiga. Suasana di sini sangat gelap. Sebagian besar ruangan ini dipenuhi dengan barang bekas yang digunakan untuk mengelabui orang. Hanya ada sebuah kamar di dalamnya yang sangat bersih, hangat, dan nyaman.Namun saat ini, di atas ranjang itu berbaring seorang pria paruh baya yang kurus dan pucat. Pria itu dalam keadaan koma, napasnya sangat lemah dan panjang. Napasnya bahkan hampir tidak terlihat, bagaikan orang yang sudah meninggal.Ghufran berjalan ke sisi ranjang pria itu, lalu memeriksa denyut nadinya seraya menghela napas panjang. "Haeh ... sudah 10 tahun. Entah kapan kamu bisa ba
Ghufran menatap Luther dengan intens, seolah-olah ingin mencari petunjuk dari wajah Luther. Namun sayangnya, dia tidak bisa menemukan celah apa pun dari ekspresi Luther. Kemudian, dia bertanya dengan waswas, "Kenapa aku harus percaya padamu?""Dokter Ghufran, kalau aku datang untuk balas dendam, mudah sekali bagiku untuk membunuh kalian berdua." Sambil berbicara, Luther menjentikkan jarinya. Muncul energi internal yang memelesat dari jarinya. Detik berikutnya, vas bunga di jendela langsung meledak dan hancur berkeping-keping."Hah?" Ekspresi Ghufran langsung menjadi muram. Jika pria ini bisa menghancurkan vas dari jarak jauh, jelas sekali dia adalah seorang ahli bela diri. Kalau pemuda ini memang berniat untuk membunuhnya, Ghufran juga tidak bisa menghalanginya. Oleh karena itu, Ghufran tak punya pilihan lain."Dokter Ghufran, mohon maaf kalau ada yang menyinggungmu," balas Luther sambil memberi hormat."Baiklah! Aku akan percaya kamu datang untuk balas budi sementara ini. Sayangnya, k
"Meski merepotkan, aku memang bisa menyembuhkannya." Luther mengangguk dengan serius, lalu menimpali, "Tapi, aku butuh bantuan Dokter Ghufran.""Nak, kalau kamu bisa menyembuhkan penyakitnya, bahkan harus menjual Klinik Svarga sekalipun aku rela!" Sambil berkata demikian, Ghufran mengubah topiknya, "Tapi masalahnya, bagaimana kamu membuktikan kalau kamu punya kemampuan seperti itu?"Ini menyangkut masalah nyawa, tentu saja Ghufran tidak akan mengambil risiko, apalagi mempertaruhkan nyawa penyelamatnya kepada seorang pemuda."Tadi kamu bilang, tubuh Paman masih ada energi internal yang tersisa. Kalau aku bisa menghilangkannya, apa ini cukup untuk membuktikannya?" tanya Luther kembali."Hm?" Ghufran memusatkan perhatian, lalu berkata dengan serius, "Nak, energi internal ini sangat kuat. Nggak bisa dihilangkan hanya dengan keterampilan medis. Kamu jangan membual." Jika semudah itu menghilangkan energi internalnya, mana mungkin akan ditunda sampai sekarang?"Keterampilan medis biasa tentu
Pada saat bersamaan, tenaga dalam yang murni di tubuhnya mulai bersatu dan mengalir perlahan-lahan melalui meridian Bahran."Duk, duk, duk ...." Suara detak jantung Bahran mulai berdegup kencang. Selanjutnya, energi internal yang mendominasi dalam tubuh Bahran mulai meluap dan menyerbu tenaga dalam Luther dengan kecepatan tinggi.Saat kedua energi itu berbenturan, tubuh Bahran bergetar sejenak, seolah-olah tersengat listrik. Luther mengerutkan alisnya, lalu mulai menggerakkan tenaga dalamnya untuk berpacu dengan energi internal tersebut.Energi internal dari Formasi Perenggut Nyawa itu sangat dahsyat. Bagaikan binatang buas, ia akan melahap semua energi yang menyusup ke tubuh tersebut. Demi keselamatan Bahran, Luther tidak berani berbentrokan langsung dengan energi internal itu. Dia terpaksa menggunakan cara Taichi, yakni menghadapi kekerasan dengan kelembutan.Melalui tenaga dalam yang disalurkannya secara terus-menerus, Luther mulai perlahan-lahan mengikis energi internal dari Formas