Sekujur tubuh Bintara berkeringat dingin. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Luther ternyata adalah Putra Kirin dari Keluarga Bennett, Raja masa depan Atlandia. Kali ini, Keluarga Sunaryo sudah pasti akan berakhir!"Mampus, mampus ... tamatlah kita semua!" gumam Juno dengan wajah pucat. Dia terduduk lemas tidak berdaya di tempatnya.Para tetua Keluarga Caonata di belakangnya juga terlihat sangat putus asa dan menyesal. Terbongkarnya identitas asli Luther membuat semua orang terguncang ketakutan.Pengaruh dan koneksi Keluarga Sunaryo memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, mereka bahkan bisa mengundang Mahesa dan para pejabat lainnya dari Midyar. Di seantero Jiman, Keluarga Sunaryo memang tanpa tandingan.Hanya saja, sekuat dan sekaya apa pun Keluarga Sunaryo, itu tidak berarti di hadapan Keluarga Kerajaan Atlandia. Mereka sama sekali tidak berdaya melawan. Sebab, jurang perbedaan di antara kedua belah pihak terlalu jauh. Sebagai Pangeran Atlandia, Luther
Bintara yang ditampar terhuyung. Dia hampir terjatuh dan bekas tamparan di wajahnya terlihat jelas. Namun, Bintara tidak berani melawan. Dia segera berbalik, lalu berteriak kepada Juno dan lainnya, "Ini semua gara-gara kalian! Kenapa kalian diam saja? Cepat lepaskan mereka!"Sudah jelas Bintara bermaksud melemparkan tanggung jawab kepada Keluarga Caonata. Juno dan lainnya saling berpandangan, mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka memang tahu bahwa Bianca diculik, tetapi mereka tidak tahu Bianca dikurung di mana. Jadi, mereka hanya bisa memohon kepada Zeona."Di ... di ... ruang rahasia," ujar Zeona dengan gugup sambil menunduk."Cepat pergi ke ruang rahasia untuk selamatkan mereka!" seru Mahesa. Dia segera membawa sekelompok pejabat ke ruang rahasia Keluarga Sunaryo. Sekarang adalah kesempatan bagus untuk menebus kesalahan mereka, jadi mereka harus menunjukkan performa yang bagus."Aku harap Bianca baik-baik saja. Kalau nggak, kalian harus menanggung akibatnya," ancam Luther semb
Namun, yang merencanakan semua ini adalah Keluarga Caonata. Mereka menculik Bianca dan membunuh Kevin. Luther tidak bisa menerima perbuatan mereka yang kejam ini!Zeona segera memohon, "Luther, kami memang salah. Kami pasti nggak akan mengulanginya lagi. Tolong ampuni kami. Luther, kami jamin kelak kami nggak akan melawan Bianca lagi."Luther menimpali dengan dingin, "Apa gunanya kamu bicara seperti ini sekarang? Kalian melancarkan trik jahat berulang kali untuk merebut kekuasaan. Dulu kalian memang keterlaluan, tapi setidaknya kalian masih tahu batasan. Sekarang, perbuatan kalian sudah di luar batas kemanusiaan. Atas dasar apa kalian memintaku untuk mengampuni kalian?""Bagaimanapun, kami ini keluarga Bianca. Kalau terjadi sesuatu kepada kami, Bianca pasti akan merasa sedih. Luther, kamu sangat menyukai Bianca. Kamu pasti nggak tega melihat Bianca sedih, 'kan?" ucap Zeona.Luther mendengus, lalu membalas sembari menunjuk jasad Kevin, "Keluarga? Kalian memang nggak tahu diri! Kalian li
Zeona yang disalahkan oleh semua anggota Keluarga Caonata pun berang. Dia membentak, "Hei, kalian jangan bicara sembarangan! Aku nggak melakukan apa pun, ini nggak ada hubungannya denganku! Aku peringatkan kalian, kalau kalian berani memfitnahku, aku akan menghabisi kalian!"Dalam situasi genting seperti ini, Zeona tentu tidak akan mengakui perbuatannya. Jika tidak, dia pasti akan mati. Sementara itu, anggota Keluarga Caonata makin kesal sehingga mereka terus menyudutkan Zeona."Zeona, kamu nggak usah menyangkal lagi! Kalau kamu nggak mengaku, kami semua akan mati!""Benar! Jelas-jelas ini memang perbuatanmu! Kenapa kamu mau mencelakai kami?"Mereka tidak menyangka ternyata Zeona sangat tidak tahu malu, bisa-bisanya Zeona berbohong! Semua orang tahu bahwa sekarang keputusan sudah ditetapkan. Pelaku utamanya tidak mungkin bisa kabur lagi.Jika Zeona mengaku, seluruh anggota Keluarga Caonata bisa diselamatkan. Namun, Zeona tidak mengakui kesalahannya. Dia malah berniat mencelakai seluruh
Tindakan Zeona ini memang sangat keterlaluan dan memalukan. Namun, Zeona tidak memedulikan apa pun lagi. Dia hanya ingin hidup. Sekarang, Zeona sedang bertaruh apakah Juno rela mati demi menyelamatkannya atau tidak. Kemudian, semua anggota Keluarga Caonata mulai mengkritik Zeona."Zeona, kamu ini memang orang yang berperasaan! Bisa-bisanya kamu memfitnah ayahmu demi melepaskan diri dari tanggung jawab! Benar-benar kejam!""Iya! Ayahmu sudah membesarkanmu dengan susah payah. Kamu bukannya berterima kasih kepadanya, tapi malah mencelakainya! Kamu ini memang anak yang nggak tahu diuntung!""Dasar anak durhaka!"Mereka semua sangat geram melihat Zeona yang tidak berbakti kepada Juno. Jelas-jelas, Zeona yang membuat masalah, tetapi dia malah menyuruh Juno yang bertanggung jawab. Zeona memang tidak punya hati nurani."Diam kalian!" bentak Zeona. Kemudian, dia menatap Juno seraya memohon, "Ayah, selama ini kamu sangat menyayangiku. Kamu pasti nggak tega melihatku mati, 'kan? Ayah, kamu sudah
Saat pisau menggores leher Juno, darahnya pun menyembur. Jasad Juno tergeletak di lantai, dia bahkan tampak tersenyum."Ayah?" panggil Zeona yang terdiam di tempat. Darah Juno juga menyembur di wajahnya. Ekspresi Zeona terlihat sangat mengerikan.Sementara itu, para anggota Keluarga Caonata yang merasa sedih dan juga marah memanggil Juno."Pak Juno!""Kak Juno!"Mereka adalah orang kepercayaan Juno yang telah mendampinginya sejak lama. Sekarang, Juno mati karena bunuh diri. Ke depannya, Keluarga Caonata pasti terpuruk.Zeona yang tadinya masih terdiam akhirnya merasa lega. Dia berteriak, "Pelakunya sudah mati! Luther, kamu sudah lihat, 'kan? Ayahku sudah mati! Pelaku utamanya sudah menebus kesalahannya! Ini berarti masalahnya sudah selesai, 'kan?"Zeona memang merasa sedih atas kematian ayahnya, tetapi dia merasa senang karena bisa selamat. Menurut Zeona, asalkan Juno yang menggantikannya untuk menanggung kesalahan, dia pasti aman."Masalahnya selesai? Mana mungkin semudah itu?" sahut
"Yang Mulia, ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami nggak melakukan apa-apa!" Para anggota Keluarga Caonata terlihat panik. Mereka berlutut untuk memohon belas kasihan.Namun, Luther malah berkata dengan nada dingin, "Pada saat terjadi longsor salju, nggak ada sekeping salju pun yang nggak bersalah. Kalian sudah berkhianat, bekerja sama dengan musuh, dan menyebabkan Keluarga Caonata terpuruk. Beraninya kalian masih bilang nggak melakukan apa pun?""Ini ...." Para anggota Keluarga Caonata terdiam seketika. Sebelumnya, Keluarga Caonata adalah salah satu keluarga terkemuka di ibu kota provinsi, tetapi sekarang telah hancur.Orang-orang ini tentu tidak bisa lepas dari tanggung jawab. Jika pada awalnya, mereka tidak ikut campur dalam perang kekuasaan Keluarga Caonata, juga tidak memicu perselisihan internal dalam keluarga, mungkin mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, penyesalan tidak ada gunanya."Aku nggak peduli dengan kesalahan kalian. Setelah Bianca bangun, di
Luther berkata, "Itu memang rencana yang bagus, tapi kenapa aku harus taruhan denganmu? Nyawamu ada di tanganku sekarang. Apa kamu berhak taruhan denganku?"Mendengar itu, Harry tampak menggigit bibirnya. Dia akhirnya berucap dengan serius, "Aku punya peta harta karun. Ini adalah hasil pencarianku selama bertahun-tahun. Aku bersedia pakai itu untuk taruhan denganmu!"Kalau bukan karena keputusasaan, Harry tidak akan pernah mengungkapkan rahasia ini. Secara keseluruhan, peta harta karun Keluarga Caonata dibagi menjadi tiga bagian. Dia mendapatkan salah satunya secara kebetulan.Harry bahkan mengetahui beberapa rahasia di antaranya. Justru karena hal inilah, dia diam-diam membuat rencana dan jebakan untuk merebut peta harta karun yang dimiliki oleh Keluarga Caonata. Tidak disangka, sebelum peta harta karun kedua didapatkannya, Harry sudah tertimpa masalah seperti ini. Kini, dia hanya bisa bertaruh dengan peta yang dimilikinya."Ternyata kamu juga punya peta harta karun, pantas saja nggak
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras