Namun, yang merencanakan semua ini adalah Keluarga Caonata. Mereka menculik Bianca dan membunuh Kevin. Luther tidak bisa menerima perbuatan mereka yang kejam ini!Zeona segera memohon, "Luther, kami memang salah. Kami pasti nggak akan mengulanginya lagi. Tolong ampuni kami. Luther, kami jamin kelak kami nggak akan melawan Bianca lagi."Luther menimpali dengan dingin, "Apa gunanya kamu bicara seperti ini sekarang? Kalian melancarkan trik jahat berulang kali untuk merebut kekuasaan. Dulu kalian memang keterlaluan, tapi setidaknya kalian masih tahu batasan. Sekarang, perbuatan kalian sudah di luar batas kemanusiaan. Atas dasar apa kalian memintaku untuk mengampuni kalian?""Bagaimanapun, kami ini keluarga Bianca. Kalau terjadi sesuatu kepada kami, Bianca pasti akan merasa sedih. Luther, kamu sangat menyukai Bianca. Kamu pasti nggak tega melihat Bianca sedih, 'kan?" ucap Zeona.Luther mendengus, lalu membalas sembari menunjuk jasad Kevin, "Keluarga? Kalian memang nggak tahu diri! Kalian li
Zeona yang disalahkan oleh semua anggota Keluarga Caonata pun berang. Dia membentak, "Hei, kalian jangan bicara sembarangan! Aku nggak melakukan apa pun, ini nggak ada hubungannya denganku! Aku peringatkan kalian, kalau kalian berani memfitnahku, aku akan menghabisi kalian!"Dalam situasi genting seperti ini, Zeona tentu tidak akan mengakui perbuatannya. Jika tidak, dia pasti akan mati. Sementara itu, anggota Keluarga Caonata makin kesal sehingga mereka terus menyudutkan Zeona."Zeona, kamu nggak usah menyangkal lagi! Kalau kamu nggak mengaku, kami semua akan mati!""Benar! Jelas-jelas ini memang perbuatanmu! Kenapa kamu mau mencelakai kami?"Mereka tidak menyangka ternyata Zeona sangat tidak tahu malu, bisa-bisanya Zeona berbohong! Semua orang tahu bahwa sekarang keputusan sudah ditetapkan. Pelaku utamanya tidak mungkin bisa kabur lagi.Jika Zeona mengaku, seluruh anggota Keluarga Caonata bisa diselamatkan. Namun, Zeona tidak mengakui kesalahannya. Dia malah berniat mencelakai seluruh
Tindakan Zeona ini memang sangat keterlaluan dan memalukan. Namun, Zeona tidak memedulikan apa pun lagi. Dia hanya ingin hidup. Sekarang, Zeona sedang bertaruh apakah Juno rela mati demi menyelamatkannya atau tidak. Kemudian, semua anggota Keluarga Caonata mulai mengkritik Zeona."Zeona, kamu ini memang orang yang berperasaan! Bisa-bisanya kamu memfitnah ayahmu demi melepaskan diri dari tanggung jawab! Benar-benar kejam!""Iya! Ayahmu sudah membesarkanmu dengan susah payah. Kamu bukannya berterima kasih kepadanya, tapi malah mencelakainya! Kamu ini memang anak yang nggak tahu diuntung!""Dasar anak durhaka!"Mereka semua sangat geram melihat Zeona yang tidak berbakti kepada Juno. Jelas-jelas, Zeona yang membuat masalah, tetapi dia malah menyuruh Juno yang bertanggung jawab. Zeona memang tidak punya hati nurani."Diam kalian!" bentak Zeona. Kemudian, dia menatap Juno seraya memohon, "Ayah, selama ini kamu sangat menyayangiku. Kamu pasti nggak tega melihatku mati, 'kan? Ayah, kamu sudah
Saat pisau menggores leher Juno, darahnya pun menyembur. Jasad Juno tergeletak di lantai, dia bahkan tampak tersenyum."Ayah?" panggil Zeona yang terdiam di tempat. Darah Juno juga menyembur di wajahnya. Ekspresi Zeona terlihat sangat mengerikan.Sementara itu, para anggota Keluarga Caonata yang merasa sedih dan juga marah memanggil Juno."Pak Juno!""Kak Juno!"Mereka adalah orang kepercayaan Juno yang telah mendampinginya sejak lama. Sekarang, Juno mati karena bunuh diri. Ke depannya, Keluarga Caonata pasti terpuruk.Zeona yang tadinya masih terdiam akhirnya merasa lega. Dia berteriak, "Pelakunya sudah mati! Luther, kamu sudah lihat, 'kan? Ayahku sudah mati! Pelaku utamanya sudah menebus kesalahannya! Ini berarti masalahnya sudah selesai, 'kan?"Zeona memang merasa sedih atas kematian ayahnya, tetapi dia merasa senang karena bisa selamat. Menurut Zeona, asalkan Juno yang menggantikannya untuk menanggung kesalahan, dia pasti aman."Masalahnya selesai? Mana mungkin semudah itu?" sahut
"Yang Mulia, ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami nggak melakukan apa-apa!" Para anggota Keluarga Caonata terlihat panik. Mereka berlutut untuk memohon belas kasihan.Namun, Luther malah berkata dengan nada dingin, "Pada saat terjadi longsor salju, nggak ada sekeping salju pun yang nggak bersalah. Kalian sudah berkhianat, bekerja sama dengan musuh, dan menyebabkan Keluarga Caonata terpuruk. Beraninya kalian masih bilang nggak melakukan apa pun?""Ini ...." Para anggota Keluarga Caonata terdiam seketika. Sebelumnya, Keluarga Caonata adalah salah satu keluarga terkemuka di ibu kota provinsi, tetapi sekarang telah hancur.Orang-orang ini tentu tidak bisa lepas dari tanggung jawab. Jika pada awalnya, mereka tidak ikut campur dalam perang kekuasaan Keluarga Caonata, juga tidak memicu perselisihan internal dalam keluarga, mungkin mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, penyesalan tidak ada gunanya."Aku nggak peduli dengan kesalahan kalian. Setelah Bianca bangun, di
Luther berkata, "Itu memang rencana yang bagus, tapi kenapa aku harus taruhan denganmu? Nyawamu ada di tanganku sekarang. Apa kamu berhak taruhan denganku?"Mendengar itu, Harry tampak menggigit bibirnya. Dia akhirnya berucap dengan serius, "Aku punya peta harta karun. Ini adalah hasil pencarianku selama bertahun-tahun. Aku bersedia pakai itu untuk taruhan denganmu!"Kalau bukan karena keputusasaan, Harry tidak akan pernah mengungkapkan rahasia ini. Secara keseluruhan, peta harta karun Keluarga Caonata dibagi menjadi tiga bagian. Dia mendapatkan salah satunya secara kebetulan.Harry bahkan mengetahui beberapa rahasia di antaranya. Justru karena hal inilah, dia diam-diam membuat rencana dan jebakan untuk merebut peta harta karun yang dimiliki oleh Keluarga Caonata. Tidak disangka, sebelum peta harta karun kedua didapatkannya, Harry sudah tertimpa masalah seperti ini. Kini, dia hanya bisa bertaruh dengan peta yang dimilikinya."Ternyata kamu juga punya peta harta karun, pantas saja nggak
"Bagus. Kamu yang bilang sendiri!" ucap Harry yang terlihat bersemangat. Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi keluarganya untuk membalikkan keadaan, jadi tentu tidak boleh terlewatkan."Ayo, minggir. Semuanya, tolong menjauh. Duel akan segera dimulai, kalian jangan mengganggu," seru Huston dengan lugas. Dia meminta semua orang di sekitar menjauh. Meskipun sudah lama tidak bertemu, dia tetap percaya pada Luther. Julukan Putra Kirin milik kakaknya itu bukanlah pajangan, tetapi telah dibuktikan dengan aksi nyata.Sepuluh tahun yang lalu, banyak genius berbakat yang bermunculan sehingga persaingan di Midyar sangat sengit. Para jagoan saling beradu satu sama lain. Alhasil, Luther yang luar biasa tiba-tiba muncul. Dengan kekuatannya sendiri saja, dia bisa menaklukkan para jagoan dan membuat mereka kabur tergesa-gesa.Di seluruh Midyar, hampir tidak ada yang setara dengannya. Sejak saat itu, nama Luther telah menjadi mimpi buruk bagi para genius, serta membuat mereka ketakutan. Bahkan, par
Pedang Harry terlihat cepat dan ganas. Begitu digerakkan, itu bagaikan pelangi yang menembus langit. Angin kencang berembus di semua tempat yang dilaluinya. Debu terlihat beterbangan, bahkan udara pun terkoyak. Pemandangan itu sangat menakutkan."Pedangnya cepat sekali. Aura pedangnya sangat menakutkan. Dia memang pantas menjadi master bela diri!""Dengan serangan pedang seperti itu, bahkan dewa dan iblis akan mundur. Aku yakin Luther nggak akan bisa menghadapinya!""Aku punya firasat, Harry bisa meraih kemenangan dengan satu serangan ini!"Saat melihat ayunan pedang yang menakjubkan dari Harry, anggota Keluarga Sunaryo tampak sangat bersemangat. Mereka seolah-olah yakin bahwa Harry sudah pasti akan menang. Bahkan, Bintara yang sebelumnya masih cemas, kini juga tampak lega. Barusan, dia khawatir bahwa cucunya tidak benar-benar mencapai tingkat master bela diri. Namun, kini semua kekhawatirannya telah sirna.Harry bahkan terlihat lebih kuat daripada kebanyakan master bela diri. Dengan b