"Apa?" Begitu melihat jarum baja hitam itu, semua orang bertatapan dengan terkejut dan curiga. Mereka melihat jelas bahwa jarum itu keluar dari kepala Kaze, bahkan ada darah di atasnya. Ini cukup untuk membuktikan bahwa Osiris memang telah melakukan sesuatu."Serius? Bocah ini nggak bohong?" Setelah tertegun, tatapan semua orang tertuju pada Osiris untuk menunggu penjelasan darinya."Bukti sudah terpampang jelas, kamu mau bilang apa lagi?" tanya Luther sambil menjentikkan jarum itu ke samping kaki Osiris."Apa maksudmu? Kamu mencurigaiku?" Osiris mengangkat alisnya dan meneruskan, "Aku nggak tahu siapa yang melakukan itu, tapi sudah pasti bukan aku. Aku bersumpah nggak pernah berniat untuk mencelakai Lufita.""Ya, lanjutkan sandiwaramu. Adikmu saja sudah mengaku hanya kamu yang menyentuh Kaze. Siapa lagi kalau bukan kamu?" tanya Luther dengan ekspresi dingin."Aku memang menyentuh Kaze, tapi bukan berarti aku yang melakukannya. Mungkin, sudah ada yang menancapkan jarum itu sebelum kita
"Kenapa kamu keras kepala sekali sih!" Osiris mengembuskan napas panjang, berpura-pura tidak berdaya."Karena kalian nggak bisa mencapai kesepakatan, sebaiknya kita ulang pertandingan ini. Siapa pun yang menang berhak untuk membuat keputusan. Gimana?" usul Gretel."Aku nggak masalah, tapi Lufita entah masih berani atau nggak." Cynthia tidak menolak, melainkan menatap Lufita dengan sorot mata menantang."Lufita baru terluka, mana bisa menunggang kuda. Ini sama saja dengan menyulitkannya," ujar Osiris yang berpura-pura memasang ekspresi murung."Kalau Lufita nggak bisa, ganti orang saja. Dia punya banyak teman, siapa pun boleh maju." Sesudah itu, Cynthia mengangkat kepalanya dan melirik teman-teman Lufita sambil berkata, "Hei! Siapa yang berani maju? Kalau menang, kalian boleh bawa Kaze. Kalau kalah, bayar 20 miliar."Begitu ucapan ini dilontarkan, Nowy dan lainnya pun bertatapan. Dua puluh miliar? Jumlah ini cukup besar. Apalagi, keterampilan menunggang kuda mereka kalah dari Cynthia da
"Aku nggak salah lihat, 'kan? Pria ini ingin bertanding dengan kuda poni?""Masa dia ingin melawan Ryu dengan kuda poni ini?""Ya ampun! Apa otaknya bermasalah? Pria ini pasti sudah gila!"Ketika melihat kuda poni yang dibawa Luther keluar, semua orang sungguh tercengang. Kuda itu biasanya digunakan oleh anak kecil atau orang tua. Tingginya bahkan tidak sampai 1 meter, keempat kakinya juga begitu pendek, bagaimana bisa melawan Ryu?Di sisi lain, Ryu justru memiliki tinggi 1,5 meter. Keempat kaki dan tubuhnya pun begitu kekar. Ketika berlari, kecepatannya jelas begitu tinggi. Kuda poni seperti ini tidak akan sanggup melawannya!Ketika kedua ekor kuda itu berdiri berdampingan, mereka pun terlihat layaknya seorang pria kekar dengan seorang anak kecil berusia 3 tahun. Sungguh tidak bisa dibandingkan! Hanya dengan melihat penampilan ini saja, seseorang sudah tahu siapa pemenangnya!"Hei, kamu mau melawak, ya? Kamu ingin menggunakan kuda ini untuk melawanku?" sindir Cynthia yang tidak bisa m
Perkataan ini seketika menarik perhatian semua orang. Bagaimanapun, wanita cantik ini jarang berbicara sejak memasuki arena pacuan kuda. Dia terus memasang ekspresi dingin sehingga semua orang tidak berani mendekatinya. Orang-orang tentu terkejut karena dia membantu Luther berbicara."Kak Ariana, untuk apa kamu membantunya?" tanya Gretel dengan ekspresi heran. Tindakan seperti ini jelas aneh untuk seseorang yang selalu bersikap dingin."Aku hanya penasaran, dari mana kepercayaan dirinya untuk memenangkan kompetisi," balas Ariana dengan nada datar.Meskipun berbicara begitu, Ariana justru merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Faktanya, dia melontarkan kalimat tadi secara spontan. Entah mengapa, dia merasa ingin melindungi pria asing ini. Benar-benar aneh."Karena Bu Ariana begitu berminat, kita biarkan saja dia bertanding," ujar Osiris sembari tersenyum sopan."Aku akan memberimu kesempatan demi Bu Ariana. Oke, kita mulai pertandingannya!" seru Cynthia sambil melompat ke atas kudanya
"Ayo, cepat, kejar aku!""Cepat, cepatlah sedikit!"Cynthia terus menunggang kudanya dan berhenti untuk mentertawakan Luther. Dia sama sekali tidak menjaga harga diri Luther dan terus mempermalukannya.Saking senangnya, Cynthia bahkan menunggang Ryu untuk mengitari kuda poni itu. Perbedaan ras ini pun membuat kuda poni itu ketakutan hingga gemetaran sehingga kecepatannya menjadi makin lambat."Hahaha ... ini nggak seperti balapan kuda! Bocah itu seperti sedang membawa anjing jalan-jalan!""Benar! Dia dipermainkan oleh Cynthia, tapi nggak bisa marah sedikit pun. Memalukan banget!"Semua teman Cynthia mulai mengolok-olok Luther tanpa ragu sedikit pun."Bukan hanya nggak punya kuda hebat, dia juga nggak punya keterampilan menunggang kuda! Tapi, dia masih berani menantang Cynthia? Benar-benar nggak tahu diri!" hina Irish."Hais, dia nggak ada bedanya dengan badut. Kalau pecundang seperti ini menang, aku bakal makan kotoran!" ejek Nowy."Seorang pria dewasa malah dipermainkan seperti ini ol
Sungguh kejadian yang aneh."Kenapa bisa begini? Kuda poni menang dari kuda Ferghana?""Situasi macam apa ini? Kenapa dia bisa menang?""Apa yang dilakukan Cynthia? Kenapa nggak menyerbu? Untuk apa dia menunda-nunda?"Setelah Luther memenangkan pertandingan ini, semua orang sontak gempar. Semua orang menatap arena dengan terkejut dan tidak bisa menerima kenyataan ini.Sejak awal pertandingan, mereka sangat yakin bahwa Cynthia yang akan menang. Faktanya, Ryu pun melampaui kuda poni itu selama pertandingan.Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Ryu tiba-tiba menjadi aneh dan menolak untuk berlari di akhir pertandingan. Kenapa bisa seperti itu? Apakah Ryu merajuk?"Menang! Kak Luther menang!" Setelah tertegun sesaat, Lufita sontak berseru kegirangan. Wajahnya tampak berseri-seri. Dia tidak menyangka Luther yang memilih kuda poni akan menang. Benar-benar ajaib!"Bocah ini beruntung sekali, malah dia yang memenangkan pertandingan ini," ujar Irish dengan kesal."Gila! Gimana mungkin? Gimana
"Waduh!" Ketika melihat Cynthia yang ditendang sampai terhempas begitu jauh, ekspresi semua orang sontak berubah drastis. Tidak ada yang menduga bahwa Ryu akan tiba-tiba menendang wanita ini. Dari kejauhan, mereka bahkan bisa mendengar suara retakan tulang."Cynthia!" seru Osiris dengan kaget. Dia segera berlari ke hadapan Cynthia. Begitu memeriksa kondisi Cynthia, dia sungguh terperanjat.Seluruh wajah adiknya sampai tidak bisa dikenali lagi karena tendangan yang begitu kuat. Siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Meskipun menguasai sedikit keterampilan medis, Osiris hanya bisa menyembuhkan dislokasi tulang. Dia tidak bisa mengobati cedera seperti ini."Cepat panggilkan dokter!" seru Osiris dengan panik setelah tersadar kembali. Begitu mendengarnya, semua orang pun seperti terbangun dari mimpi. Mereka mulai menyibukkan diri.Dalam sekejap, Cynthia akhirnya dibawa pergi. Osiris dan lainnya pun bergegas meninggalkan arena. Hanya saja, sebelum pergi, Osiris tidak lupa untuk
“Terima kasih atas tawaran Bu Ariana, tapi nggak perlu.” Luther menggeleng. Dia tidak mengambil kartu nama tersebut.“Emm?” Ariana mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa sangat terkejut. “Apa kamu yakin nggak mau mempertimbangkannya?”Jarang ada yang menolak Ariana, apalagi dengan seyakin ini. “Nggak usah dipertimbangkan lagi. Aku merasa cukup bagus untuk menjadi sales asuransi. Aku malah nggak terbiasa untuk bekerja di perusahaan besar.” Luther kembali menolak dengan halus.“Hei! Apa kamu tahu ada berapa banyak orang yang ingin bekerja di perusahaannya Kak Ariana? Sekarang Kak Ariana sudah memberimu kesempatan. Jangan nggak tahu diri, ya!” ucap Gretel dengan ketus.Ariana adalah putri angkatnya Ernest. Bahkan, keluarga bangsawan di Midyar juga mesti bersikap hormat kepadanya. Sekarang seorang lelaki penjual asuransi malah berani menolak? Sungguh tidak tahu diri!“Kalau begitu, aku berikan kesempatan itu kepadamu. Aku nggak butuh.” Luther melirik dengan dingin.“Kamu ….”Gretel ingin m
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk